NIM : 2210702003
INFORMASI DIGITAL
Informasi adalah elemen penting yang sangat menentukan dan berpengaruh di dalam
setiap aspek kehidupan manusia. Dalam alur komunikasi, pesan atau informasi menjadi
materi yang dikirimkan oleh komunikator dan akan diterima oleh komunikan (penerima
pesan). Alur umum komunikasi yang melibatkan komunikator, informasi/pesan, dan
komunikanini terjadi dalam berbagai bidang. Informasi/pesan juga terkandung di dalam surat
kabar yang diterbitkan di dalam sebuah majalah yang dibaca oleh sejumlah orang. Pesan atau
informasi memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai proses komunikasi.
A. Komunikasi manual
Komunikasi manual berlangsung sederhana karena masih lebih banyak mengandalkan
aktivitas fisik manusia dan belum menggunakan teknologi yang kompleks. Komunikasi
manual juga bersifat terbatas karena belum bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Kalaupun bisa ditransmisikan dalam jarak jauh, pesan akan sampai ke tujuan dalam waktu
yang sangat lama. Selain itu, informasi yang disampaikan tidak bisa bertahan dalam kurun
waktu yang lama. Dari sekian banyak contoh yang tersedia, ciri utama dari komunikasi
manual adalah informasi terbentuk dengan menggunakan teknologi yang relatif sederhana
dan masih banyak memerlukan aktivitas fisik manusia. Informasi tersebut juga tidak bisa
bertahan lama dan memerlukan waktu yang lama untuk ditransmisikan, apalagi dalam jarak
yang jauh.
Berbagai definisi itu bermuara pada pemahaman bahwa media sosial adalah platform
berbasis website atau aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk membuat dan
menyebarkan konten di internet, dan terhubung dalam jejaring sosial. Setiap orang berpotensi
menjadi produsen konten dan menyebarkannya melalui media sosial. Oleh karena itu, di sisi
lainnya, setiap orang akan menjadi konsumen untuk berbagai konten yang ada di sana. Tanpa
seleksi yang baik, maka setiap orang akan terpapar oleh berbagai konten yang baik ataupun
buruk di media sosial. Selain itu, tanpa literasi yang mencukupi, setiap orang akan berjejaring
dengan berbagai sumber atau pembuat konten, tanpa melihat kualitas dari sumber tersebut.
UNESCO menyatakan, salah satu indikator seseorang memiliki literasi informasi adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi kualitas konten dari aspek otoritas dan kredibilitas
sumber informasi. Namun, sayangnya, sumber informasi di media sosial sangat beragam.
Sumber informasi ini bisa orang yang memiliki akun di satu atau sejumlah media sosial.
Orang yang dimaksud bisa merupakan orang pada umumnya, maupun orang dengan ciri-ciri
khusus, misalnya pesohor, politikus, dan orang-orang yang memiliki ciri ketokohan. Orang-
orang ini akan akan memberi nama akun media sosial sesuai keinginan mereka, bisa nama
atau identitas sebenarnya maupun yang bukan sebenarnya.
A. Verification Badge
Informasi atau konten yang diunggah oleh orang biasa dan figur publik tentu memiliki
nilai yang berbeda. Informasi atau konten yang diunggah oleh figur publik, misalnya
politikus atau tokoh bangsa, tentu memiliki arti serta dampak yang lebih besar bila
dibandingkan dengan konten yang diunggah oleh orang biasa. Karakteristik media sosial
yang membebaskan setiap penggunanya untuk memberi nama atau identitas akun secara
bebas menjadikan situasi ini semakin rumit. Dalam kondisi itu, seseorang sangat mungkin
memberikan identitas akunnya dengan menggunakan nama tokoh tertentu. Hal ini tentu
berpotensi mengecoh publik. Tanpa literasi yang baik, publik akan kesulitan untuk
membedakan apakah sebuah konten benar-benar berasal dari seorang tokoh tertentu, atau dari
oknum tertentu yang dengan sengaja "memalsukan identitas" di media sosial.
Setiap platform media sosial memiliki strategi untuk mengatasi duplikasi identitas sumber
tersebut. Platform-platform media sosial mengeluarkan fitur yang bernama verification badge.
Lencana verifikasi ini biasanya berupa tanda centang.
Beberapa platform media sosial membuat kombinasi warna putih untuk tanda centang
dengan latar belakang berwarna biru, seperti gambar berikut ini. Lencana verifikasi ini
biasanya terletak di sebelah nama akun di sebuah media sosial.
Meskipun tujuan umum dari lencana verifikasi ini relatif sama, namun setiap platform
media sosial memberlakukan kebijakan yang bervariasi. Google menegaskan jika sebuah
akun telah mendapat lencana verifikasi, maka akun itu adalah akun asli dari sebuah
perusahaan, seniman, atau tokoh publik lainnya.
Penutup
Internet adalah lokasi "kerumunan" baru. Sebagian besar orang, termasuk masyarakat
Indonesia, bisa mengakses dan sangat membutuhkan internet. Sebagian besar dari mereka
mengakses internet dengan menggunakan perangkat yang sangat personal, yaitu telepon
seluler, serta mengandalkan paket data internet yang disediakan oleh sejumlah operator
seluler. Mengakses internet dengan membeli paket data dari operator seluler bukanlah sebuah
beban karena harga per 1 GB paket data kurang dari 1 persen rata-rata pendapatan bulanan
orang Indonesia. Kerumunan yang tinggi di internet itu berkorelasi dengan penambahan dan
distribusi konten digital. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari penyebab utamanya, yaitu
sebagian besar orang Indonesia berada di internet untuk mengakses media sosial dan berbagi
pesan dengan orang lain. Kedua alasan hal itu jelas-jelas terkait dengan potensi pembuatan
dan penyebarluasan konten di antara pengguna internet. Tidak ada yang salah dengan
membuat, mengonsumsi, dan menyebarluaskan konten di internet selama diimbangi dengan
tingkat literasi yang baik. Sayangnya, kondisi di Indonesia perlu untuk diwaspadai. Hal itu
karena ada kecenderungan orang berkumpul di internet tanpa disertai fondasi literasi yang
baik. Salah satu penyebabnya adalah akses dan kepercayaan terhadap berita atau sumber
informasi yang relatif rendah. Indonesia hanya mencatatkan angka 39 persen untuk tingkat
kepercayaan terhadap berita. Salah satu indikator kepercayaan terhadap berita/informasi
adalah kemauan untuk menyebarkannya melalui media sosial, fitur layanan percakapan, dan
email. Masyarakat perlu untuk meningkatkan literasi. UNESCO mengidentifikasi dua tipe
literasi, yaitu iterasi media dan literasi informasi. Literasi informasi adalah situasi dimana
seseorang "berinteraksi" dengan informasi, dan oleh karenanya menjadi sosok yang
terinformasi. Hal ini berkaitan juga dengan bagaimana seseorang membuat keputusan dan
tindakan yang etis berbekal informasi yang dia miliki atau dapatkan. Sementara itu, literasi
media memberikan penekanan tambahan yang berbeda. Literasi media memberikan perhatian
tambahan kepada kemampuan seseorang yang terinformasi untuk mengetahui peran media
atau pembuat informasi dalam memperbaiki kualitas kehidupan dan demokrasi. Seseorang
yang memiliki literasi informasi dan literasi media yang baik akan mampu menyerap dan
menyimpan informasi yang mereka dapatkan, sekaligus mampu memberikan penilaian dan
perbaikan terhadap peran media/pembuat/penyebar informasi untuk perbaikan kehidupan
sosial dan demokrasi.