Anda di halaman 1dari 2

Runtuhnya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Runtuhnya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), juga dikenal sebagai Perusahaan Hindia Timur
Belanda, terjadi pada akhir abad ke-18. VOC adalah perusahaan dagang Belanda yang didirikan pada
tahun 1602 dan beroperasi di Asia, termasuk Indonesia.
Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya VOC antara lain:

Tidak Sukses di Bidang Kesuksesan VOC di bidang niaga tidak berbanding lurus dengan
Militer kesuksesan di bidang militer terhadap bangsa lain.
Pasal 34 dan 35 hak oktroi menyatakan bahwa siapa pun kecuali
VOC dilarang melayari lautan antara Tanjung Harapan sampai Selat
Magellan. Tetapi kenyataannya, kapal-kapal Inggris, Portugis, dan
Spanyol masih leluasa berlayar di perairan tanpa kontak senjata
berarti.
Kesuksesan militer VOC menghadapi bangsa Eropa pesaing di
antaranya hanya terjadi saat mengusir orang Portugis dari Maluku
pada 1605. Tetapi keberhasilan ini sebagian besar dipengaruhi
kekuatan pribumi di sana.
Korupsi, Kolusi, dan Praktik korupsi jamak dilakukan pejabat rendah bergaji sekitar 16-
Nepotisme 24 gulden hingga pejabat puncak seperti gubernur jenderal yang
bergaji sekitar 700 gulden. Sebagian besar gubernur jenderal
menjadi orang kaya setelah berhenti dari VOC.
Contoh, Gubernur Jenderal Van Hoorn melakukan praktik
nepotisme dengan menggantikan mertuanya, mantan Gubernur
Jenderal Willem van Outhoorn pada 1794. Ia kembali ke Belanda
sebagai jutawan dengan membawa lebih dari 10 juta gulden, kendati
bergaji resmi sebagai gubernur jenderal 700 gulden per bulan.
Gubernur Kepulauan Ambon Alexander Cornabe juga melakukan
praktik korupsi saat menjabat pada 1780-1793. Ia dinyatakan
bersalah di Batavia atas ketekoran di pemeriksaan kas daerah. Saat
menyerahkan kekuasaan kepada Inggris pada 1796, Cornabe juga
mengambil uang pemerintahan sebesar 25.000 gulden.
Praktik korupsi di VOC juga mencakup penyelundupan barang
ekspor, mark up nota pembelian, sogokan penerimaan pegawai, dan
pembuatan laporan keuangan palsu. Praktik ini memicu istilah
keruntuhan VOC sebagai Veergan Onder Coruptie (VOC), yang
artinya "rontok karena korupsi"
Persaingan Dagang VOC juga kesulitan mempertahankan hegemoni dengan
bertambahnya saingan dagang di Asia. Dua bangsa pesaing terbesar
VOC saat itu adalah Inggris dengan East Indian Company dan
Prancis.
Perubahan Politik di Belanda Sistem monopoli yang dijalankan VOC sudah tidak sesuai dengan
keadaan Hindia Belanda pada masa itu. Perubahan politik di
Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf (1795) yang demokratis
dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Kerugian VOC dari usaha dagang juga diperparah dengan praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme di kalangan pejabatnya. Contoh,
residen-residen Belanda memaksa rakyat untuk menyerahkan hasil
produksi dengan harga rendah dan dijual pada VOC dengan harga
tinggi. Kerugian yang dialami menyebabkan VOC tidak dapat lagi
menyetor ke kas negeri Belanda.
Pemerintah kerajaan di bawah King William V kelak menilai VOC
tidak perlu dipertahankan lagi. Berdasarkan Grondwet (UUD
Republik Bataaf) pasal 249, tanggal 17 Maret 1799, dibentuk Dewan
Penyantun Hak Milik Belanda di Asia untuk mengambil alih semua
tanggung jawab dan utang VOC. Pengambilalihan VOC oleh
kerajaan Belanda diumumkan secara resmi di Batavia, 8 Agustus
1799.
Pada 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan,
serta hak miliknya berada di bawah penguasaan kerajaan Belanda di
Nederland. VOC bangkrut dengan utang 136,7 juta Gulden dan
kekayaan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, serta
daerah kekuasaan di Indonesia.

Apa yang Terjadi di Indonesia Setelah VOC Dibubarkan?


Setelah VOC dibubarkan dan semua asetnya diambil alih oleh Pemerintah Belanda yang baru,
yakni Republik Bataaf, tanah jajahan diurus oleh suatu badan yang disebut Aziatisce Raad
(Dewan Asia). Antara 1801-1804, kekuasaan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia dipegang
oleh Gubernur Jenderal Johannes Siberg, yang menggantikan Gubernur Jenderal VOC yang
terakhir, Pieter Gerardus van Overstraten (1796-1801).

BAHAN DISKUSI KELOMPOK:

Setelah runtuhnya VOC, beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan dagang
Belanda (VOC) menjadi jajahan langsung dari pemerintah Belanda. Berbagai bentuk penjajahan
model baru segera diterapkan. Diskusikan tentang bentuk-bentuk panjajahan model baru yang
diterapkan oleh pemerintah Belanda di Indonesia.

Hasil diskusi dikumpulkan melalui ketua kelas. Tugas diserahkan seebelum pertemuan minggu
depan.

Anda mungkin juga menyukai