Anda di halaman 1dari 2

TENAGA KEFARAMSIAN

A. Tenaga Kefaramsian

Tenaga Kefarmasian merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang mengacu pada undang
undang RI Nomer 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan. Pada tanggal 17 Oktober 2014,
pemerintahan telah menetapkan UURI No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan yang salah satu dasar
pertimbangannya bahwa ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih tersebar dalam berbagai
peraturan perundang – undangan dan belum menampung kebutuhan hukum Masyarakat sehingga
perlu dibentuk undang – undang tersendiri yang mengatur tenaga kesehatan secara komprehensif.

Secara singkat Tenaga kefaramsian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang
terdiri dari apoteker dan Tenaga teknis kefaramsian.

1. Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker ( Permenkes RI 17 ). Persyaratan administrasi menurut (Permenkes RI, 2016) untuk
apotekerdalam melakukan pelayanan kefarmasian meliputi :

Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi.


Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).
Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku.
Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA).

Adapun Peran dari Apoteker adalah melakukan pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) yang
merupakan pelayanan dan tanggung jawab langsung sebagai profesi Apoteker dalam pekerjaan
kefarmasian demi meningkatkan kualitas hidup pasien (Depkes RI, 2004).

Apoteker juga harus memiliki kemampuan dalam menyediakan dan memberikan pelayanan yang
baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi, menetapkan diri
sebagai pemimpin dalam situasi multidisipliner, kemampuan dalam mengelolah sumber daya
(manusia, fisik, dan anggaran) secara efektif (Depkes, 2004).

Tugas Apoteker adalah memimpin seluruh kegiatan apotek, mengatur, melaksanakan dan
mengawasi administrasi (administrasi kefarmasian, administrasi keuangan, administrasi penjualan,
administrasi personalia, dan administrasi bidang umum) (Anif, 2006).

B. Tenaga teknis kefarmasian

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga teknis
Kefaramsian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefaramsian
yang meliputi :

Terdiri dari lulusan Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga
Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)
Memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
Dapat mendirikan Toko Obat (sesuai dengan ketentuan perundangan berlaku).
Organisasi tenaga kefarmasian membentuk organisasi kemasyarakatan yang disebut
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia).

Adapun Tugas Tenaga teknis kefaramsian yaitu Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar
profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
Memberi Informasi: Yang berkaitan dengan penggunaan/ pemakaian obat yang diserahkan kepada pasien .

Anda mungkin juga menyukai