Anda di halaman 1dari 53

Aspek Manajerial

Apotek

OLEH : INDRIYATI HADI SULISTYANINGRUM, M.SC


PRODI APOTEKER FAK. KEDOKTERAN UNISSULA
2020
outline

Aspek organisasi apotek

Aspek managerial

Apotek farmakoekonomi
Izin praktek apoteker

Apotek adalah sarana pelayanan Surat izin kerja bagi


kefarmasian tempat dilakukan praktek SIPA apoteker di fasilitas
pelayanan
kefarmasian oleh Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang


telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
STR
Pendahuluan A
Berlaku 5 tahun

(Perpres, 2009).
SIK SIKA untuk apoteker
di fasilitas produksi
A /distribusi

(permenkes RI no 889 tahun 2011 tentang registrasi, izin praktik,


dan izin tenaga kefarmasian)
Manajemen organisasi

 Berdasarkan KBI (Kamus Besar Indonesia) pengertian organisasi adalah kesatuan


(susunan) yang terdiri atas bagian-bagian orang dalam perkumpulan untuk mencapai
tujuan bersama. Organisasi merupakan tempat atau wadah dimana orang- orang
berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin, dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan) sarana dan prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber Daya Manusia (SDM) di Apotek

1. Staffing
Menetapkan komposisi SDM apotek anatara lain : Apoteker/ farmasis, tenaga teknis
kefarmasian ( TTK ) staf pendukung (juru resep, petugas penjualan bebas, kasir, petugas
gudang)
2. Pengembangan
Pelatihan sangat penting bagi keberhasilan pegawai dan apotek karena, seseorang yang tidak
mempersiapkan dengan baik pekerjaannya akan memberikan hasil yang tidak memuaskan.
Hasil kerja pegawai yang tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan pelanggan
yang kecewa akan beralih ke apotek lain.
3. Komposisi
 Komposisi yang ditawarkan biasanya mempunyai dampak yang cukup signifikan pada
jumlah dan kualitas pegawai yang mau bekerja dan bertahan di apotek. Kompensasi yang
terlalu rendah akan membuat pegawai yang baik meninggalkan perusahaan, sementara
kompensasi yang terlalu tinggi akan menguras laba perusahaan
Pengelolaan SDM

1. Perencanaan SDM
a. Kualitas / mutu tenaga kerja yang diinginkan sesuai persyaratan jabatan yang ada (analisis
jabatan) melingkupi gambaran umum unsur jabatan, syarat untuk masing-masing jabatan,
tanggung jawab dari masing-masing jabatan.
b. Jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban kerja, sesuai dengan jenis
pelayanan, pengaturan jam kerja (jam buka), pengaturan shift
Peranan Apoteker dan apoteker pengelola apotek

 Apoteker berperan untuk mengelola perbekalan farmasi di apotek.


1. Pembuatan pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, dan
penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi tentang :
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan baik kepada dokter
dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.
b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya suatu obat dan
perbekalan farmasi lainnya, pelayanan informasi tersebut diatas wajib didasarkan kepada
kepentingan masyarakat.
Peranan apoteker di apotek yang berkaitan langsung dengan
pasien :

1. Peranan apoteker sebagai profesioal


 Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian
yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di apotek.
Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melalui surat keputusan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004.
 Tujuan dari standar pelayanan ini adalah :
a. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional
b. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar
c. Pedoman dalam pengawasan praktek apoteker
d. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek.
Fungsi dan wewenang APA sebagai seorang profesional:
a. Meningkatkan pelayanan di apotek.
b. Melihat keabsahan resep.
c. Memberikan informasi obat kepada dokter, tenaga teknis
kefarmasian (TTK) maupun pasien yang meliputi cara pemakaian, interaksi obat, efek samping obat.
d. Menandatangani copy resep.
e. Melakukan konseling.
f. Melakukan ketersediaan obat di apotek sehingga dapat menjamin agar obat selalu tersedia.
g. Membuat laporan narkotika dan psikotropika.
h. Mampu memberikan solusi dan memberikan pilihan obat yang tepat dalam swamedikasi.
i. Bertanggung jawab atas kesalahan pemberian obat karena kesalahan pembacaan resep atau faktor lain.
Peranan apoteker sebagai Manajer

Manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan


pengendalian, terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
adalah untuk :
a. Mencapai tujuan
b. Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan
c. Mencapai efisiensi dan efektivitas
. Fungsi dan wewenang APA sebagai manager:
a. Membuat strategi, tujuan,sasaran dan program kerja.
b. Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap fungsi diapotek.
c. Melakukan pengawasan terhadap SOP atau seluruh kegiatan setiap fungsi di apotek.
d. Melakukan penyeleksian penerimaan karyawan, termasuk menentukan pekerjaan dan tanggung jawab sampai dengan menentukan gaji
karyawan tersebut.
e. Sebagai pengambil keputusan dalam masalah-masalah yang terjadi di apotek serta mampu memberikan solusi atas masalah yang terjadi.
f. Melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan di apotek.
g. Membuat laporan keuangan ataupun laporan pajak.
h. Menentukan desain apotek.
i. Menentukan harga obat.
j. Merencanakan pembelian dan menentukan distributor.
k. Melakukan kerja sama antara dokter, PBF atau supplayer
Peranan apoteker sebagai retailer

3. Merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian, apotek adalah salah satu model badan
usaha retail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya. Apotek sebagai
badan usaha retail, untuk menjual komoditinya dalam hal ini obat dan alat kesehatan,
sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit, dan kepuasaan pelanggan.
 1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai fungsi dan peranan, baik secara profesional
maupun secara managerial. APA sebagai pimpinan Apotek harus mampu menciptakan
suasana yang nyaman dan juga harus mampu memotivasi semua karyawan apotek dalam
melakukan semua pekerjaan dan tanggung jawab yang telah diberikan. Dalam hal ini minimal
seorang APA harus dapat menciptakan hubungan yang baik dengan semua karyawan seperti
menciptakan hubungan kekeluargaan agar semua karyawan memiliki rasa loyalitas yang
tinggi terhadap semua pekerjaan dan tanggungjawab yang telah diberikan
Tanggung jawab APA:

1. Bidang keuangan: penggunaan secara efisien, pengamanan dan kelancaran.


2. Bidang persediaan barang: pengadaan yang sehat, ketertiban penyimpanan dan kelancaran.
3. Bidang inventaris: penggunaan yang efisien serta pemeliharaan dan pengamanan.
4. Bidang administrasi: bahwa seorang apoteker bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan administrasi
di apotek yang meliputi administrasi umum dan administrasi pelayanan
5. Bidang personalia : apoteker harus mempunyai kemampuan mengelola SDM.
6. Bidang teknik kefarmasian: mengawasi pelayanan resep yang masuk di apotek agar berkualitas.
7. Bidang komersial/bisnis: meningkatkan keuntungan, pertumbuhan dan pengembangan apotek.
8. Bertanggung jawab kepada PSA.
9. Bertanggung jawab kepada Kementrian Kesehatan RI
Tenaga Teknis Kefarmasian ( TTK )

2. a. Tugas dan Kewajiban


Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai tenaga teknis kefarmasian ( TTK ), yaitu :
Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien sampai menyerahkan obat yang
diperlukan).

- Mendata kebutuhan barang.


- Melakukan penjualan sesuai dengan harga yang ditetapkan.
- Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat narkotika dan psikotropika.
- Memeriksa atau mengontrol kadaluarsa obat
 Tenaga teknis kefarmasian (TTK) juga harus mampu berkomunikasi dengan baik terhadap
konsumen terutama dalam memberikan informasi mengenai obat dan cara pemakaiannya.
 Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal, setelah itu dibundel dan
kemudian disimpan.
 Memelihara kebersihn ruang peracikan, lemari obat.
 Menyusun obat-obat dan mencatat serta memeriksa keluar masuknya obat dengan adanya
kartu dengan rapi.
 kartu stok rapi serta mengontrolnya.
Contoh struktur organisasi APA sebagai PSA
Farmakoekonomi

  Farmakoekonomik (pharmacoeconomics) adalah suatu metoda baru untuk


mendapatkan pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin
tetapi efektif dalam merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik yang baik
(cost effective with best clinical outcome)

 Bagi tenaga kesehatan, farmakoekonomi berperan untuk membantu pengambilan


keputusan klinik dalam penggunaan obat yang rasional, karena penggunaan obat yang
rasional tidak hanya mempertimbangkan dimensi aman-berkhasiat-bermutu saja, tetapi
juga harus mempertimbangkan nilai ekonominya.
 Evaluasi farmakoekonomik menggunakan tolak ukur input (cost ) dan output
(benefit) selama penggunaan suatu jenis obat, dimana keduanya diharapkan
berada dalam posisi seimbang.
Analisis keuangan Apotek
Analisis BEP
 Tujuan Mencari Titik Impas :

Mencari tingkat aktivitas dimana


Pendapatan = biaya Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan
menimal yang harus diraih oleh perusahaan
Mengawasi kebijakan penentuan harga
Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi
dekat / jauh dari titik impas ?
Manfaat Break-Even Point

1. Menentukan posisi laba-rugi perusahaan


2. Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan
tidak mengalami kerugian
3. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh
keuntungan tertentu
4. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian
Asumsi-asumsi Dasar Analisa Break Even
Point

 Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap.
 Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume
produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
 Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya
perubahan volume kegiatan.
 Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.
 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dan satu
macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau
“sales mix”-nya adalah tetap konstan.
Biaya yg terkait dengan BEP
1. Variabel Cost (Biaya Variabel) yakni jenis biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari
volume penjualannya/ produksinya.
Jika produksi yg direncanakan meningkat maka variabel cost jg meningkat.
Contoh : biaya bahan baku, biaya listrik, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota
penjualan dll

2.      Fixed Cost (Biaya Tetap) Yakni jenis biaya yang selalu  tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time) sehingga
jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.
Contoh biaya sewa, bunga, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan
Gedung.
“Berproduksi atau tidaknya perusahaanBiaya ini tetap dikeluarkan”
 3. Semi Veriable Cost (Biaya Semi Variabel) Yakni jenis biaya yg meningkat
atau menurun sesuai dgn peningkatan atau penurunan akifitas ttp tdk scr
proporsional.
 Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi
salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap per range atau volume
tertentu, biaya pemeliharaan gedung

 4. Seelling Price Harga jual per unit barang / jasa yg telah diproduksi
 Makna BEP dlm suatu perusahaan yakni :

 Keuntungan : Penjualan > Biaya Tetap dan Biaya Variabel

 Kerugian : Penjualan Cukup untuk menutup Biaya Variabel dan sebagian


Biaya Tetap
Gambar Break-Even Point
Rumus BEP

1. BEP= FC/1(1-(VC/p)

2. BE unit dalam unit = FC


P – VC

FC = Fixed Cost
P = pendapatan/ total penjualan
VC = Variable Cost per unit
Analisis Payback Period
Perhitungan Laba Rugi APOTEK SEVEN STAR
Untuk tahun yang berakhir
Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
Total Penjualan Rp 907.745.000 100
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Pembelian bersih………... Rp 632.377.500
Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
H.P.P Rp 612.045.000 67,42
Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96
APOTEK SEVEN STAR
Neraca per 31 Desember

Aktiva (Rp) % dari aktiva


Kas/Bank Rp 10.500.000 4,46
Piutang Rp 34.423.500 14,63
Persediaan Obat Rp 131.990.000 56,09
Peralatan (inventaris) apotek Rp 45.770.000 19,45
Inventaris kendaraan Rp 12.650.000 5,37
Rp 235.333.500 100

Kewajiban
Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36
Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42
Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54
Rp 137.257.500 58,32
Ekuitas
Pemilik Rp 50.000.000 21,25
Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43
Rp 98.076.000 41,68

Total Kewajiban + Ekuitas Rp 235.333.500 100


Contoh perhitungan BEP dan PBP

 Fixe cost (F)= gaji+biaya sewa kantor+biaya asuransi+biaya bunga+biaya pemeliharaan


Gedung dan peralatan+biaya penyusutan
=RP144.817.500+ 17.187.500+ 9.290.000+5.930.000+8.895.000+7.822.500
=Rp193.942.500

Variabel cost (v)=HPP+biaya pemakaian suplay kantor/apoteker+biaya iklan+ biaya


pemasaran+biaya pemakaian air+listrik dan telepon+biaya serba serbi
= Rp612.045.000+7.150.000+4.197.500+15.245.000+2.712.500+27.390.000
=RP668.740.000
Lanjutan

  𝐸𝑃 = 193.942 .500  Rp


𝐵
668.740 .000
1− ( ) Rp 61.383.072,41/bulan
907.745 .000

  𝐸
  193.942.500
𝐵 𝐸𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐵 𝐸𝑢𝑛𝑖𝑡= .907.745.000−668.740.000
𝑝. 𝑣
𝐵𝐸𝑢𝑛𝑖𝑡=0.81𝑢𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢81%
 
Pay back periode

 
PBP

  PBP
 = 5,22 tahun
Contoh soal

Apoteker mendirikan suatu apotek dengan modal awal 450 juta, tiap 1. 1 bulan Modal awal = 450 juta
bulan apotek tersebut mendapatkan laba kotor sebanyak 350 juta,
2. 2 bulan Laba bersih = laba kotor-beban apotek
dengan beban apotek 200 juta. Berapa lama pay back periode (PBP)
yang diperoleh apotek tersebut ? 3. 3 bulan = 350 juta – 200 juta
4. 4 bulan
= 150 juta
5. 5 bulan
PBP =  modal awal : laba bersih

=  450 : 150

= 3 bulan
TOR

 TOR adalah perputaran persediaan adalah ukuran kecepatan persediaan dibeli, dijual,kemudian
digantikan lagi. perputaran persediaan apotek minimal 4 kali pertahun. Perputaran hingga 12 kali
masih dapat diterima.

 Efisiensi persediaan diukur dengan besaran nilai Turn Over Ratio(TOR) yaitu besarnya perputaran
dana untuk tiap-tiap jenis obat dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk
menilai efisiensi operasional, yangmemperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan Adapun rumus perhitungan TOR adalah sebagai berikut:
contoh

 Sebuah apotek memiliki data laporan laba rugi dan neraca seperti dibawah ini:
Perhitungan Laba Rugi APOTEK SEVEN STAR
Untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2018
Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
Total Penjualan Rp 907.745.000 100
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Pembelian bersih………... Rp 632.377.500
Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
H.P.P Rp 612.045.000 67,42
Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96
APOTEK SEVEN STAR
Neraca per 31 Desember 2018

Aktiva (Rp) % dari aktiva


Kas/Bank Rp 10.500.000 4,46
Piutang Rp 34.423.500 14,63
Persediaan Obat Rp 131.990.000 56,09
Peralatan (inventaris) apotek Rp 45.770.000 19,45
Inventaris kendaraan Rp 12.650.000 5,37
Rp 235.333.500 100

Kewajiban
Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36
Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42
Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54
Rp 137.257.500 58,32
Ekuitas
Pemilik Rp 50.000.000 21,25
Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43
Rp 98.076.000 41,68

Total Kewajiban + Ekuitas Rp 235.333.500 100


Indikator kinerja dari perspektif keuangan :
 Berapa nilai ROE?
 Berapakah nilai TOR?
Perspektif Keuangan

Indikator kinerja dari perspektif keuangan :


 ROE: perolehan atas modal sendiri
  𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖h
𝑅 𝑂𝐸= × 100 %
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘
  45.062 .000
𝑅 𝑂𝐸=
98.076 .000 𝑅 𝑂𝐸=46,95%
× 100  %
Perspektif Keuangan

Indikator kinerja dari perspektif keuangan :


 Inventory turn over ratio (TOR)

  h arg 𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑇𝑂𝑅=
𝑟𝑎𝑡𝑎− 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
  harg 𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑂𝑅=
( 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛𝑎𝑤𝑎𝑙+ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑖𝑎𝑎𝑛𝑎𝑘h𝑖𝑟)/2
  612.045.000  
𝑇𝑂𝑅=
𝑇𝑂𝑅=5 𝑘𝑎𝑙𝑖
(111.657 .500+131.990 .000)/2
MENGHITUNG TOR
Tahun 2011 2012
Pembelian (PB) 8,313,895,000 8,144,690,800

Persediaan awal (PA) 849,500,000 2,400,000,000

Persediaan akhir (PAK) 2,400,000,000 2,400,000,000

Harga pokok penjualan (PA+PB-PAK) 6,763,395,000 Tugas mahasiswa

Rata-rata persediaan (PA+PAK) / 2 1,624,750,000 Tugas mahasiswa

Turn Over Ratio (x) 4,1 Tugas mahasiswa

Brapa x/th TOR yg dikatakan efisien???


Jawaban turor
Tahun 2011 2012
Pembelian (PB) 8,313,895,000 8,144,690,800

Persediaan awal (PA) 849,500,000 2,400,000,000

Persediaan akhir (PAK) 2,400,000,000 2,400,000,000

Harga pokok penjualan (PA+PB-PAK) 6,763,395,000 8,144,690,800

Rata-rata persediaan (PA+PAK) / 2 1,624,750,000 2,400,000,000


Turn Over Ratio (x) 4,1 3,39
Penurunan - 0,76

Brapa x/th TOR yg dikatakan efisien??? Minimal 4x


Reorder Point (ROP)

 Reorder Point (ROP) adalah penentuan waktu pemesanan kembali agar tidak mengganggu
kontinuitas pelayan. Reorder pointmasing-masing item obat penting diketahui supaya
ketersediaan obat terjamin, sehingga pemesanan obat dilakukan pada saat yang tepat yaitu
saat stok obat tidak berlebih dan tidak kosong.
 Perhitungan reorder point ini ditentukan oleh lamanya lead time, pemakaian rata-rata obat dan safety stock.Adapun rumus
perhitungan ROP adalah sebagai berikut:
 Perhitungan ROP digunakan untuk mengetahui jumlah minimum dalam melakukan pemesanan kembali obat. Langkah
langkah perhitungan ROP adalah sebagai berikut :
1) Perhtungan target pencapaian
Berdasarkan Biro Perencanaan dan Anggaran Sekjen Kemenker RI dalam Noviani dkk (2017), target pencapaian ketersediaan
obat rumah sakit adalah 95% begitu pula dengan apotek XYZ. Berdasarkan luas daerah dibawah kurva normal ( Z ≥ 0)
diperoleh nilai sebesar 1,65. Nilai ini adalah sebagai service level.
2) Perhitungan Safety Stock
Perhitungan Safety Stock pada ke 5 jenis obat berdasarkan data tersebut dalam di lihat didalam lampiran 4 . berikut contoh
perhitungan untuk obat Supertetra :
 Lead Time = 2,
artinya waktu antar pemesanan sampai kedatangan obat adalah 2 hari
Service Level ( Z ) = 1,65
Contoh perhitungan ROP

Jadi, ROP untuk obat Supertetra adalah sebanyak 122 strip atau 6,1 box ≈7 box.
Artinya, ketika obat tersisa 7 box maka akan dilakukan pemesanan sebanyak 16
box.
Hasil dan pembahasan setelah dilakukan pengolahan data untuk obat Supertetra,
Glibenclamide, Simvastatin, Planotab, dan kalmethasone. Untuk hasil simulasi persediaan
dan permintaan dengan simulasi monte carlo adalah sebagai berikut :
Strategi Pengembangan Apotek Era 4.0

 Para ahli meyakini era ini merupakan era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan terdapat
banyak inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan
3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan
mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.
DAFTAR PUSTAKA

1. kemenkes, peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 9,


2017, Tentang apotek : Jakarta
2. Kepmenkes, peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 73
tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek : jakarta

Anda mungkin juga menyukai