Apotek
Aspek managerial
Apotek farmakoekonomi
Izin praktek apoteker
(Perpres, 2009).
SIK SIKA untuk apoteker
di fasilitas produksi
A /distribusi
1. Staffing
Menetapkan komposisi SDM apotek anatara lain : Apoteker/ farmasis, tenaga teknis
kefarmasian ( TTK ) staf pendukung (juru resep, petugas penjualan bebas, kasir, petugas
gudang)
2. Pengembangan
Pelatihan sangat penting bagi keberhasilan pegawai dan apotek karena, seseorang yang tidak
mempersiapkan dengan baik pekerjaannya akan memberikan hasil yang tidak memuaskan.
Hasil kerja pegawai yang tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan pelanggan
yang kecewa akan beralih ke apotek lain.
3. Komposisi
Komposisi yang ditawarkan biasanya mempunyai dampak yang cukup signifikan pada
jumlah dan kualitas pegawai yang mau bekerja dan bertahan di apotek. Kompensasi yang
terlalu rendah akan membuat pegawai yang baik meninggalkan perusahaan, sementara
kompensasi yang terlalu tinggi akan menguras laba perusahaan
Pengelolaan SDM
1. Perencanaan SDM
a. Kualitas / mutu tenaga kerja yang diinginkan sesuai persyaratan jabatan yang ada (analisis
jabatan) melingkupi gambaran umum unsur jabatan, syarat untuk masing-masing jabatan,
tanggung jawab dari masing-masing jabatan.
b. Jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban kerja, sesuai dengan jenis
pelayanan, pengaturan jam kerja (jam buka), pengaturan shift
Peranan Apoteker dan apoteker pengelola apotek
3. Merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian, apotek adalah salah satu model badan
usaha retail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya. Apotek sebagai
badan usaha retail, untuk menjual komoditinya dalam hal ini obat dan alat kesehatan,
sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit, dan kepuasaan pelanggan.
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai fungsi dan peranan, baik secara profesional
maupun secara managerial. APA sebagai pimpinan Apotek harus mampu menciptakan
suasana yang nyaman dan juga harus mampu memotivasi semua karyawan apotek dalam
melakukan semua pekerjaan dan tanggung jawab yang telah diberikan. Dalam hal ini minimal
seorang APA harus dapat menciptakan hubungan yang baik dengan semua karyawan seperti
menciptakan hubungan kekeluargaan agar semua karyawan memiliki rasa loyalitas yang
tinggi terhadap semua pekerjaan dan tanggungjawab yang telah diberikan
Tanggung jawab APA:
Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap.
Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume
produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya
perubahan volume kegiatan.
Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.
Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dan satu
macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau
“sales mix”-nya adalah tetap konstan.
Biaya yg terkait dengan BEP
1. Variabel Cost (Biaya Variabel) yakni jenis biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari
volume penjualannya/ produksinya.
Jika produksi yg direncanakan meningkat maka variabel cost jg meningkat.
Contoh : biaya bahan baku, biaya listrik, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota
penjualan dll
2. Fixed Cost (Biaya Tetap) Yakni jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time) sehingga
jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.
Contoh biaya sewa, bunga, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan
Gedung.
“Berproduksi atau tidaknya perusahaanBiaya ini tetap dikeluarkan”
3. Semi Veriable Cost (Biaya Semi Variabel) Yakni jenis biaya yg meningkat
atau menurun sesuai dgn peningkatan atau penurunan akifitas ttp tdk scr
proporsional.
Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi
salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap per range atau volume
tertentu, biaya pemeliharaan gedung
4. Seelling Price Harga jual per unit barang / jasa yg telah diproduksi
Makna BEP dlm suatu perusahaan yakni :
1. BEP= FC/1(1-(VC/p)
FC = Fixed Cost
P = pendapatan/ total penjualan
VC = Variable Cost per unit
Analisis Payback Period
Perhitungan Laba Rugi APOTEK SEVEN STAR
Untuk tahun yang berakhir
Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
Total Penjualan Rp 907.745.000 100
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Pembelian bersih………... Rp 632.377.500
Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
H.P.P Rp 612.045.000 67,42
Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96
APOTEK SEVEN STAR
Neraca per 31 Desember
Kewajiban
Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36
Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42
Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54
Rp 137.257.500 58,32
Ekuitas
Pemilik Rp 50.000.000 21,25
Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43
Rp 98.076.000 41,68
𝐸
193.942.500
𝐵 𝐸𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐵 𝐸𝑢𝑛𝑖𝑡= .907.745.000−668.740.000
𝑝. 𝑣
𝐵𝐸𝑢𝑛𝑖𝑡=0.81𝑢𝑛𝑖𝑡𝑎𝑡𝑎𝑢81%
Pay back periode
PBP
PBP
= 5,22 tahun
Contoh soal
Apoteker mendirikan suatu apotek dengan modal awal 450 juta, tiap 1. 1 bulan Modal awal = 450 juta
bulan apotek tersebut mendapatkan laba kotor sebanyak 350 juta,
2. 2 bulan Laba bersih = laba kotor-beban apotek
dengan beban apotek 200 juta. Berapa lama pay back periode (PBP)
yang diperoleh apotek tersebut ? 3. 3 bulan = 350 juta – 200 juta
4. 4 bulan
= 150 juta
5. 5 bulan
PBP = modal awal : laba bersih
= 450 : 150
= 3 bulan
TOR
TOR adalah perputaran persediaan adalah ukuran kecepatan persediaan dibeli, dijual,kemudian
digantikan lagi. perputaran persediaan apotek minimal 4 kali pertahun. Perputaran hingga 12 kali
masih dapat diterima.
Efisiensi persediaan diukur dengan besaran nilai Turn Over Ratio(TOR) yaitu besarnya perputaran
dana untuk tiap-tiap jenis obat dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk
menilai efisiensi operasional, yangmemperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan Adapun rumus perhitungan TOR adalah sebagai berikut:
contoh
Sebuah apotek memiliki data laporan laba rugi dan neraca seperti dibawah ini:
Perhitungan Laba Rugi APOTEK SEVEN STAR
Untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2018
Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
Total Penjualan Rp 907.745.000 100
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Pembelian bersih………... Rp 632.377.500
Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
H.P.P Rp 612.045.000 67,42
Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96
APOTEK SEVEN STAR
Neraca per 31 Desember 2018
Kewajiban
Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36
Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42
Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54
Rp 137.257.500 58,32
Ekuitas
Pemilik Rp 50.000.000 21,25
Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43
Rp 98.076.000 41,68
Reorder Point (ROP) adalah penentuan waktu pemesanan kembali agar tidak mengganggu
kontinuitas pelayan. Reorder pointmasing-masing item obat penting diketahui supaya
ketersediaan obat terjamin, sehingga pemesanan obat dilakukan pada saat yang tepat yaitu
saat stok obat tidak berlebih dan tidak kosong.
Perhitungan reorder point ini ditentukan oleh lamanya lead time, pemakaian rata-rata obat dan safety stock.Adapun rumus
perhitungan ROP adalah sebagai berikut:
Perhitungan ROP digunakan untuk mengetahui jumlah minimum dalam melakukan pemesanan kembali obat. Langkah
langkah perhitungan ROP adalah sebagai berikut :
1) Perhtungan target pencapaian
Berdasarkan Biro Perencanaan dan Anggaran Sekjen Kemenker RI dalam Noviani dkk (2017), target pencapaian ketersediaan
obat rumah sakit adalah 95% begitu pula dengan apotek XYZ. Berdasarkan luas daerah dibawah kurva normal ( Z ≥ 0)
diperoleh nilai sebesar 1,65. Nilai ini adalah sebagai service level.
2) Perhitungan Safety Stock
Perhitungan Safety Stock pada ke 5 jenis obat berdasarkan data tersebut dalam di lihat didalam lampiran 4 . berikut contoh
perhitungan untuk obat Supertetra :
Lead Time = 2,
artinya waktu antar pemesanan sampai kedatangan obat adalah 2 hari
Service Level ( Z ) = 1,65
Contoh perhitungan ROP
Jadi, ROP untuk obat Supertetra adalah sebanyak 122 strip atau 6,1 box ≈7 box.
Artinya, ketika obat tersisa 7 box maka akan dilakukan pemesanan sebanyak 16
box.
Hasil dan pembahasan setelah dilakukan pengolahan data untuk obat Supertetra,
Glibenclamide, Simvastatin, Planotab, dan kalmethasone. Untuk hasil simulasi persediaan
dan permintaan dengan simulasi monte carlo adalah sebagai berikut :
Strategi Pengembangan Apotek Era 4.0
Para ahli meyakini era ini merupakan era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan terdapat
banyak inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan
3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan
mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.
DAFTAR PUSTAKA