Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN MEDICATION SAFETY

RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH CILACAP


JL. Ir. H. Juanda No. 20 Telp (0282) 542396 Fax (0282) 541065
e-mail : rsifc@yahoo.co.id
CILACAP - JAWA TENGAH
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I DEFINISI .............................................................................................................. 1
A. Pengertian ............................................................................................... 1
B. Kebijakan ................................................................................................. 2
BAB II RUANG LINGKUP .............................................................................................. 4
BAB III TATA LAKSANA ................................................................................................
10
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................................ 11

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 ii


Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 1
Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 2
Lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
Nomor : 124-PER/RSIFC/VIII/2022
Tanggal : 17 Muharram 1444 H/15 Agustus 2022 M
Tentang : Panduan Medication Safety Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap

BAB I
DEFINISI

A. Definisi
1. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
2. Medication Error adalah kejadian yang dapat dicegah akibat penggunaan obat,
yang menyebabkan cedera. Peresepan obat yang tidak rasional. Kesalahan
perhitungan dosis pada peracikan. Ketidakpatuhan pasien sehingga terjadi dosis
berlebih.
3. Prescribing error (kesalahan peresepan) adalah Kesalahan pemilihan obat
(berdasarkan indikasi, kontraindikasi, alergi yang telah diketahui, terapi obat
yang sedang berlangsung dan faktor lainnya), dosis, bentuk sediaan obat,
kuantitas, rute, konsentrasi, kecepatan pemberian atau instruksi
untukpenggunaan obat, penulisan resep yang tidak jelas, dan lain-lain yang
menyebabkan terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien.
4. Administration Error adalah kesalahan saat memberikan obat kepada pasien
yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
5. Insiden keselamatan pasien (IKP) dalam setiap insiden yang tidak sengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris
Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
6. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien.

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 1


7. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
8. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
namun tidak timbul cedera.
9. Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS) adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
10. Kejadian sentinel adalah KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius.
11. Pelaporan insiden keselamatan pasien (pelaporan insiden) adalah suatu sistem
untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan
solusi untuk pembelajaran.
12. Kejadian yang tidak diharapkan (Adverse Event) merupakan kejadian cedera
pada pasien selama proses terapi/penatalaksanaan medis. Penatalaksanaan
medis mencakup seluruh aspek pelayanan, termasuk diagnosa, terapi,
kegagalan diagnosa/ terapi, sistem, peralatan untuk pelayanan. Adverse event
dapat dicegah atau tidak dapat dicegah.
13. Reaksi obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Reaction). Kejadian cedera
pada pasien selama proses terapi akibat penggunaan obat. Steven-Johnson
Syndrom : Sulfa, Obat epilepsi dll
14. Kejadian tentang obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Event). Respons
yang tidak diharapkan terhadap terapi obat dan mengganggu atau
menimbulkan cedera pada penggunaan obat dosis normal.

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 2


B. Kebijakan
1. Kesalahan penggunaan obat (medication error) di rumah sakit dilaporkan
sebagai insiden keselamatan pasien sesuai peraturan dan pedoman PMKP
rumah sakit.
2. Laporan insiden di instalasi farmasi meliputi insiden terhadap adanya laporan
adverse effect (reaksi obat yang tidak diharapkan/ ROTD) sebagai KTD dan
laporan medication error
3. Bila ada kejadian reaksi obat tidak diharapkan (ROTD), dicatat pada form Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) dan dilaporkan ke Kepala Instalasi Farmasi untuk
dilakukan grading, selanjutnya dilaporkan ke Komite Mutu tembusan Diektur
Utama Rumah Sakit
4. ROTD merupakan suatu KTD yang tidak dilakukan investigasi sederhana
5. Kasus reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD) yang menimbulkan reaksi serius,
dilakukan analisis sesuai prosedur dan dilaporkan ke KFT
6. Insiden medication error (KNC) di instalasi farmasi dilaporkan kepada Komite
Mutu Rumah Sakit sesuai dengan panduan pelaporan patient safety rumah sakit
7. Pelayanan farmasi berfokus kepada pasien dengan selalu berorientasi pada
mutu dan keselamatan pasien

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 3


BAB II
RUANG LINGKUP
Konsep manajemen pelayanan farmasi saat ini bergerak ke arah manajemen obat
yang aman (medication safety). Medication error didefinisikan sebagai setiap kejadian
yang dapat menyebabkan penggunaan obat tidak layak atau membahayakan pasien
ketika obat berada dalam kontrol petugas kesehatan, pasien atau konsumen.
A. Jenis-jenis Medication Error
Secara umum, medication error terdiri dari prescribing error , dispensing
error dan administration error. Tabel 2. Tipe Medication Error secara umum (ASHP,
NCCMERP)
Tipe Keterangan
Prescribing error Kesalahan pemilihan obat (berdasarkan indikasi,
(kesalahan peresepan) kontraindikasi, (kesalahan alergi yang telah diketahui,
terapi obat yang sedang berlangsung peresepan) dan
faktor lainnya), dosis, bentuk sediaan obat, kuantitas,
rute, konsentrasi, kecepatan pemberian atau instruksi
untuk penggunaan obat, penulisan resep yang tidak
jelas, dan lain-lain yang menyebabkan terjadinya
kesalahan pemberian obat kepada pasien.
Omission error Kegagalan memberikan dosis obat kepada pasien sampai
pada jadwal berikutnya
Wrong time error Memberikan obat di luar waktu dari interval waktu
yang telah ditentukan
Unauthorized drug Memberikan obat yang tidak diinstruksikan oleh dokter
error
Wrong patient Memberikan obat kepada pasien yang salah
Improper dose error Memberikan dosis obat lebih besar atau lebih kecil
daripada error dosis yang diinstruksikan oleh dokter
atau memberikan dosis duplikasi.

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 4


Wrong dosage form Memberikan obat kepada pasien dengan bentuk sediaan
error obat yang berbeda dengan yang diinstruksikan oleh
dokter.
Wrong Mempersiapkan obat dengan cara yang salah sebelum
drug- preparation error diberikan ke pasien
Wrong administration- Prosedur atau teknik yang tidak layak atau tidak benar
technique error saat memberikan obat
Deteriorated drug error Memberikan obat yang telah kedaluwarsa atau yang
telah mengalami penurunan integritas fisik atau kimia
Monitoring error Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi
problem dari regimen yang diresepkan atau kegagalan
untuk menggunakan data klinis atau laboratorium untuk
asesmen respon pasien terhadap terapi obat yang
diresepkan.
Compliance error Sikap pasien yang tidak layak berkaitan dengan ketaatan
penggunaan obat yang diresepkan

1. Prescribing Error (Kesalahan Resep)


Prescribing error (kesalahan peresepan) yang bermakna secara klinis terjadi
bila akibat dari keputusan peresepan atau pada proses penulisan resep terjadi
suatu hal yang signifikan dan tidak dimaksudkan berupa:
a) Pengurangan kemungkinan pengobatan berjalan sesuai waktu dan efektif
b) Meningkatkan resiko bahaya bila dibandingkan dengan praktik umum yang
diterima.
Jenis-jenis prescribing error adalah pemilihan obat yang tidak benar
(berdasarkan indikasi, kontraindikasi, alergi yang telah diketahui, terapi obat
yang telah berjalan dan faktor lainnya), dosis, bentuk sediaan obat, kuantitas,
rute, konsentrasi, kecepatan pemberian atau kesalahan instruksi dari dokter,

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 5


peresepan yang sulit dibaca yang membawa kepada kesalahan yang mencapai
tahap obat diterima pasien.
2. Dispensing Error
Jenis-jenis kesalahan dalam dispensing obat secara spesifik bergantung
pada metode dispensing yang digunakan rumah sakit tersebut. Secara umum,
kesalahan dalam dispensing obat meliputi:
a) Kesalahan seleksi obat : salah obat, salah dosis, salah bentuk sediaan,
salah jumlah, salah kekuatan/konsentrasi
b) Salah teknik persiapan : meracik, rekonstitusi, terkontaminasi partikel,
bakteri, saat persiapan obat injeksi
c) Salah memberikan obat yang rusak dan kedaluwarsa.
d) Lain- lain : keterlambatan dispensing, salah etiket/label (salah nama pasien,
kamar, register, aturan pakai, dll), kesalahan penyerahan
3. Administration Error
Administration error adalah kesalahan saat memberikan obat kepada
pasien yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Tipe Deskripsi
Ommission error Gagal memberikan dosis obat kepada pasien sampai
jadwal berikutnya
Wrong pasien Memberikan obat pada pasien yang salah
Wrong time Error Pemberian obat diluar dari interval waktu yang telah
ditentukan
Anauthorized Error Pemberian obat kepada pasien tanpa instruksi resmi dari
dokter
Improper dose error Memberikan obat kepada pasien dengan dosis lebih besar
atau kecil daripada yang diinstruksikan dokter penulis
resep,bisa karena salah kekuatan/konsentrasi obat atau
aturan pakai yang salah
Wrong dosage form Pemberian obat kepada pasien dengan bentuk sediaan

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 6


error tidak sesuai dengan instruksi penulis resep
Wrong drug Penyiapan obat dengan cara yang salah sebelum obat
preparation Error diberikan
Wrong Prosedur yang tidak layak atau teknik yang tidak benar
administration- dalam memberikan obat ke pasien termasuk:
technique error - salah kecepatan infus
- salah kecepatan injeksi
- salah metode pemberian obat
- salah rute
Deteriorated Memberikan obat yang telah kedaluwarsa atau secara
drug error kimia atau fisika integritasnya telah berkurang

4. Compliance Error
Compliance error adalah kesalahan penggunaan obat berkaitan dengan
ketaatan pasien.
5. Monitoring Error
Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi problem dari regimen
yang diresepkan atau kegagalan untuk menggunakan data klinis, data interaksi
atau laboratorium untuk asesmen respon pasien terhadap terapi obat yang
diresepkan.

B. Prinsip Medication Safety


1. Peran Apoteker Dalam Mewujudkan Keselamatan Pasien
Penggunaan obat rasional merupakan hal utama dari pelayanan
kefarmasian. Dalam mewujudkan pengobatan rasional, keselamatan pasien
menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Di rumah sakit dan sarana pelayanan
kesehatan lainnya, kejadian medication error dapat dicegah jika melibatkan
pelayanan farmasi klinik dari apoteker yang sudah terlatih. Peran Apoteker
Keselamatan Pengobatan (Medication safety Pharmacist) meliputi:

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 7


a) Mengelola laporan medication error
 Membuat kajian terhadap laporan insiden yang masuk
 Mencari akar permasalahan dari error yang terjadi
b) Mengidentifikasi pelaksanaan praktik profesi terbaik untuk menjamin
medication safety
 Menganalisis pelaksanaan praktik yang menyebabkan medication error
 Mengambil langkah proaktif untuk pencegahan
 Memfasilitasi perubahan proses dan sistem untuk menurunkan insiden
yang sering terjadi atau berulangnya insiden sejenis
c) Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk menggalakkan praktik
pengobatan yang aman
 Mengembangkan program pendidikan untuk meningkatkan medication
safety dan kepatuhan terhadap aturan/SOP yang ada
d) Berpartisipasi dalam Komite/tim yang berhubungan dengan medication
safety
 Komite Keselamatan Pasien RS
 Komite terkait lainnya
e) Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan Keselamatan Pasien
yang ada
Peran apoteker dalam mewujudkan keselamatan pasien meliputi dua
aspek yaitu aspek manajemen dan aspek klinik. Aspek manajemen meliputi
pemilihan perbekalan farmasi, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan
distribusi, alur pelayanan, sistem pengendalian. Sedangkan, aspek klinik
meliputi skrining permintaan obat (resep atau bebas), penyiapan obat dan obat
khusus, penyerahan dan pemberian informasi obat, konseling, monitoring dan
evaluasi. Kegiatan farmasi klinik sangat diperlukan terutama pada pasien yang
menerima pengobatan dengan risiko tinggi. Keterlibatan apoteker dalam tim
pelayanan kesehatan perlu didukung mengingat keberadaannya melalui

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 8


kegiatan farmasi klinik terbukti memiliki konstribusi besar dalam menurunkan
insiden/kesalahan.
2. Faktor Kontribusi Medication Error
Faktor-faktor lain yang berkonstribusi pada medication error antara lain
a) Komunikasi (mis-komunikasi, kegagalan dalam berkomunikasi)
b) Kondisi lingkungan
c) Gangguan/interupsi pada saat bekerja
d) Beban kerja
3. 7 Langkah Keselamatan Pasien dalan Medication safety
Apoteker di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya dapat
menerapkan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Pada Pelayanan
Kefarmasian yang mengacu pada buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (Patient Safety) (diterbitkan oleh Depkes tahun 2006):
a) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b) Pimpin dan Dukung Staf Anda
c) Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
d) Kembangkan Sistem Pelaporan
e) Libatkan dan Komunikasi Dengan Pasien
f) Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
g) Cegah KTD, KNC dan Kejadian Sentinel

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 9


BAB III
TATA LAKSANA

A. Jenis kategori untuk kasus Medication Error


1. Keliru Peresepan (lingkup dokter penulis resep)
a. Keliru identitas pasien
b. Keliru obat
c. Keliru dosis
d. Keliru aturan pakai
e. Keliru bentuk sediaan
f. Duplikasi obat
2. Keliru Intepretasi Resep (lingkup unit farmasi, ruang rawat inap dan rawat jalan)
a. Terkait tulisan resep oleh dokter
b. Salah membaca atau mengartikan resep
3. Keliru Dispensing Obat (lingkup unit farmasi)
a. Keliru program obat UDD (unit dose dispensing)
b. Keliru etiket
c. Keliru pengambilan obat
d. Keliru bentuk sediaan
e. Keliru packing obat
4. Keliru Penyerahan/ Pemberian Obat (lingkup dokter, unit farmasi dan unit rawat
inap)
a. Keliru pasien
b. Keliru obat
c. Keliru dosis dan jumlah obat
d. Keliru aturan pakai
e. Keliru rute pemberian obat
5. MESO (Reaksi obat yang tidak diharapkan).

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 10


B. Jenis Insiden Keselamatan Pasien
1. Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS)
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
5. Sentinel
C. Alur Pelapuran Insiden Keselamatan Pasien
1. Apibala terjadi IKP medication error hal yang pertama dilakukan adalah kejadian
ditangani terlebih dahulu
2. Setelah ditangani dilanjut membuat pelaporan IKP oleh yang mengetahui atau
melihat kejadian IKP pertama kali dengan mengisi formulir laporan insiden
internal.
3. Hasil pelaporan IKP selanjutnya dilaporkan kepada pimpinan unit masing-masing
dalam kurun waktu maksimal 2X24 jam.
4. Oleh pimpinan unit dilakukan grading resiko kejadian.
5. Untuk grading biru/ hijau maka dilakukan investigasi sederhana sedangkan
grading kuning/merah maka dilakukan RCA (Root Cause Analysis).
6. Grading biru laporan maksimal 7 hari
7. Grading hijau laporan maksimal 14 hari
8. Grading kuning dan merah laporan maksimal 45 hari
9. Laporkan IKP kepada Komite Mutu Rumah Sakit di Sub Keselamatan Pasien

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 11


BAB IV
DOKUMENTASI

Pelaporan dan dokumentasi yang dilakukan meliputi :


1. Laporan IKP dibuat secara tertulis dengan menggunakan formulir IKP
2. Formulir Investigasi Sederhana
3. Form efek samping obat yang tidak diharapkan (Adverse Effect)
4. SPO pelaporan medication error mengikuti pelaporan IKP yang berlaku di Rumah
Sakit Islam Fatimah Cilacap.

Cilacap, 17 Muharram 1444 H


15 Agustus 2022 M
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
Direktur Utama,

(dr. H. Nono Rasino, Sp. OG (K) FER)

Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 12


Panduan Medication Safety RSIFC Tahun 2022 13

Anda mungkin juga menyukai