Anda di halaman 1dari 81

MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT

YANG PERLU DIWASPADAI


(High-Alert Medications)

Putri Ariani
PERUBAHAN PARADIGMA
AKREDITASI RS
1. Tujuan utama Peningkatan
mutu
2. Standar Akreditasi harus
dinamis
3. Peran direktur  sangat
sentral
4. Pelayanan berfokus pada
pasien
5. Keselamatan Pasien
menjadi standar utama
6. Kesinambungan pelayanan
7. Perbaikan terus menerus
KASUS KESALAHAN OBAT
Dokter menulis rencana pengobatan didalam lembar
visite dokter pada status medis Tn X, Tn X” mendapat
Tx. KCl 25 cc dimasukkan dalam larutan Dex 5% 500
cc dengan kecepatan 16 tts/mnt
“ Perawat A”yang menerima pesan tersebut,
menyuruh perawat lain yang kebetulan perawat baru
di RS tersebut.
Perawat baru “B” tsb segera menyiapkan KCl dalam
spuit injeksi tanpa bertanya dan tidak melihat tulisan
dokter serta tidak mendapat arahan dari perawat A,
perawat B segera menuju ke pasien dan siap
menyuntikan KCl secara bolus (intra vena)
Perawat lain”C” yang sedang melakukan asuhan pada
pasien lain bertanya” mau injeksi obat apa dik?
Segera dicegah pemberian injeksi KCl secara bolus
PEMBAHASAN KASUS
Tipe insiden: KNC
Perawat baru belum
diorientasi tentang SOP
Obat yang Perlu
diwaspadai
Belum disusun kebijakan
tentang pemberian obat
high alert (SPO)
Belum mengetahui tentang
keamanan obat yang perlu
diwaspadai
Belum mengikuti workshop
6 Sasaran Patient safety
Resiko terjadinya

KTD/KNC /KTC/KPC

Selalu melekat dengan proses


Asuhan
keperawatan/Pengobatan
/Tindakan
keperawatan/tindakan medis
kepada Pasien
Pengertian Insiden Keselamatan Pasien
KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan ) : Insiden yang
mengakibatkan pasien cedera
KNC ( Kejadian Nyaris Cedera ) : terjadinya Insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien ( pasien tidak
cedera )
KTC ( Kejadian Tidak Cedera ) : Insiden sudah
terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul cedera
KPC ( Kondisi Potensial Cedera ) = kondisi /situasi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi Insiden.
 Contoh : Alat defibrilator yang standby di IGD, tetapi kmd
diketahui rusak
Masalah Kualitas Pelayanan
Keperawatan
Belum meningkat setiap hari?
FAKTOR - FAKTOR

SDM, Sarana, Metode ?

“ hospital should do the patient no harm”


Rumah Sakit jangan sampai merugikan atau
mencelakakan pasien.
Kontribusi Perawat
PERAWAT

Kontribusi Dalam Yankep di RS

Daya Ungkit

Mutu Pelayanan kesehatan


DASAR HUKUM
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009
Pasal 29 ayat 1 (b)

Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban


memberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, antidiskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit.
Sarana
RS Prosedur
dan alat
aman? aman?
aman?

pengunjung

pasien

staff
PROGRAM PASIEN SAFETY
BIDANG KEPERAWATAN RUMAH
SAKIT

6 SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
Sasaran 3: Peningkatan Keamanan Obat yang
Perlu Diwaspadai
Maksud dan tujuan:
Obat yang perlu diwaspadai :
obat yang sering menyebabkan KTD/
Sentinel
Obat yang perlu diwaspadai:
- NORUM/LASA
- Elektrolit konsentrat
Kesalahan bisa terjadi:
- Secara tidak sengaja
- Bila perawat baru/ mahasiswa perawat/bidan tidak
mendapat orientasi
- Pada keadaan gawat darurat
Elemen Penilaian SKP.III
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar
memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan Obat-obat
yang perlu diwaspadai (elektrolit konsentrat).
Implementasi kebijakan dan prosedur.
Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di unit
pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut
sesuai kebijakan.
Elektrolit konsentrat yang disimpan di/pada unit
pelayanan pasien harus diberi label yang jelas,
dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted).
TELUSUR SKP III:
SKP 3 Prwt/dr 1. Prwt/Dr/Far Diminta menunjukkan
/Farmasis/ daftar obat NORUM dan daftar
ass aptk elektrolit konsentrat
2. Prwt/Dr/Far Diminta menjelaskan
prosedur kalau mau menggunakan
elektrolit konsentrat

Wawancara dengan petugas:


TP= Tercapai Penuh, TS= Tercapai Sebagian, TT=Tak Tercapai, TDD Tak Dapat
Diterapkan , Ket= Keterangan ) S= selalu, J=Jarang, T= tidak pernah , Ket=
Keterangan )
Kasus
Dokter ICU yang tidak sedang berada di
ruang rawat meresepkan Norcuron
(Vecuronium) melalui sistem IT untuk Tn.
AB
Secara tidak sengaja nama ruang rawat
yang diinput adalah ruang rawat PD,
padahal yang dimaksud adalah ICU
Kasus (…lanjutan)
Apoteker tidak mendeteksi bahwa
neuromuscular blocking agent (NMBA)
tidak boleh didistribusikan ke ruang rawat
biasa
Asisten Apoteker menyiapkan obat.
dan mengirim ke ruang rawat
Kasus (…lanjutan)
Perawat memberikan obat tsb dengan
sebelumnya memeriksa:
 Identitas pasien
 Obat

Tetapi tidak memeriksa instruksi pengobatan


Saat infus berlangsung, pasien berjalan ke
kamar mandi
Pasien jatuh
Kasus (…lanjutan)
Pasien minta tolong, pertolongan cepat
datang
Perawat bertanya-tanya mungkin obat
yang sedang diberikan ke pasien yang
menyebabkan pasien jatuh.
Dokter memeriksa, ternyata tidak pernah
meresepkan Norcuron. Dokter segera
menghentikan infus.

ISMP Medication Safety Alert! May 31, 2007 Volume 12 Issue 11


What Happened?
Memasukkan data pasien yang salah
Tidak mengenali obat dan aturan
pendistribusian
Tidak memeriksa instruksi pengobatan

Multidisiplin
The ‘Swiss cheese’ model
(adapted from Reason, 1997)
“Swiss Cheese” Model of System Error

Apoteker tidak
menskrining resep
Perawat tidak
Pasien
memeriksa membutuhkan
instruksi obat
pengobatan

Dokter salah
Hasil akhir: menginput nama
Pasien Asisten ruang rawat
mendapatkan Apoteker
obat yang
tidak
salah
mengenali
Lapisan Penghalang
Dokter
Apoteker / AA

Perawat
Pasien

KTD

“Near Miss”
Mengapa obat perlu dikelola
dengan baik?
Peran penting dalam
proses pengobatan
Menyelamatkan jiwa
Meningkatkan
derajat kesehatan
Meningkatkan
kepercayaan
terhadap pelayanan
kesehatan
Proses dalam Sistem Penggunaan
Obat
Seleksi
Perencanaan
Pengadaan
Penyimpanan
Peresepan
Penyalinan
Peracikan
Verifikasi
Distribusi
Pemberian
pengawasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
medication error?
Tulisan tangan yang tidak jelas
Nama obat tidak lengkap
Obat baru, banyak yang tidak
tahu
Kemasan / label yang mirip
(NORUM/LASA)
Kemasan obat, dosis,
frekuensi pemberian sama
Penyimpanan obat
obat yang termasuk sitostatika
Obat-obatan/cairan tidak
berlebel
PENGGOLONGAN MEDICATION ERROR
NO URAIAN KETERANGAN
1 Kesalahan peresepan ( Prescribing Kesalahan pemilihan obat : tahu pasien alergi, penulisan
error) resep yang tidak jelas
2 Omission error Keggagalan memberikan dosis obat kepada pasien
sampai jadwal berikutnya
3 Wrong time error Pemberian obat diluar waktu dari interval waktu yang
telah ditentukan
4 unauthorized Memberikan obat yang tidak diinstruksikan oleh dokter

5 Wrong patient Memberikan obat kepada pasien yang salah


6 Improper dose error Memberikan dosis obat pada pasien lebih besar atau
lebih kecil dari dosis yang diinstruksikan dokter
7 Wrong dosage form error Memberikan obat dengan bentuk sediaan yang tidak
sesuai
8 Wrong drug preparation error Mempersiapkan obat dengan cara yang salah sebelum
diberikan ke pasien
9 Wrong administration technique error Prosedur atau tehnik yang tidak layak atau tidak benar
saat memberikan obat
10 Monitoring error Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi
poblem dari regiment yang direspkan
Strategi Untuk Mengurangi Medication
Error
Membuat standar kebijakan Obat High alert (SPO)

SOSIALISASI

IMPLEMENTASI PROSEDUR

EVALUASI PENERAPAN
Tahapan proses Meningkatan Keamanan obat
“High alert medicaton”

Membuat daftar obat yang tergolong high


alert
Memberi label yang jelas pada obat-obat
yang tergolong high alert
Membatasi akses obat high alert
(restricted)
OBAT/ Elektrolit konsentrat tidak boleh
diletakkan di simpan diunit pelayanan
pasien kecuali jika dibutuhkan secara
klinis.
PROSEDUR PENINGKATAN
KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Referensi
Unit terkait
OBAT HIGH ALERT
Obat yang
memerlukan
kewaspadaan tinggi,
terdaftar dalam
kategori obat
berisiko tinggi, dapat
menyebabkan
cedera serius pada
pasien jika terjadi
kesalahan dalam
penggunaanya
TUJUAN : MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT
DENGAN KEWASPADAAN TINGGI ( HIGH ALERT
MEDICATION )
Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama
obat yang membingungkan ( Look alike and
sound alike drugs ).  LASA/ SALAD.
Mengurangi/ menghilangkan kejadian kesalahan
pemberian elektrolit konsentrat.
Mengurangi resiko medication error akibat obat-
obatan atau cairan lain dalam kontainer yang tidak
berlabel.
Melakukan pemantauan, pengumpulan data
medication error akibat penggunaan dan
pengelolaan ” high alert medication ”, analisa data
dan rencana tindak lanjut dari kecendrungan
kejadian.
PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT
KEPADA PASIEN
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada
pasien, maka perawat lain harus melakukan verifikasi
secara independen (prinsip 7 Benar)
Obat high alert infus harus dipastikan:
- Ketepatan kecepatan infus
- Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat
pada syringe pump dan di setiap ujung jalur selang
Setiap kali pasien pindah ruangan maka perawat
pengantar menjelaskan pada perawat penerima kalau
pasien mendapatkan obat high alert
LABEL NAMA OBAT
PRINSIP 7 (TUJUH) BENAR OBAT
PASIEN
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi
pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar identitas pasien:
 Benar nama pasien
 Benar nomor rekam medis
 Benar tanggal lahir pasien
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus
memiliki daftar obat high alert
Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui
penanganan khusus untuk obat high alert
Obat high alert disimpann di tempat terpisah, diberi
label high alert
Biasakan untuk melakukan pengecekan dengan 2
(dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang akan digunakan
Biasakan mengeja nama obat dg kategori LASA
TIDAK MENYIMPAN OBAT High alert dimeja dekat
pasien
Seluruh obat kemoterapi pencampurannya di instalasi
Farmasi, dg metode Aseptik Handling Cytotoxic
TANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi
Farmasi
Dokter (DPJP)
Kepala ruangan
Perawat penanggung
jawab (perawat
primer)
BEBERAPA ASPEK YANG PERLU
DIPERHATIKAN UNTUK MENJAGA
KEAMANAN OBAT
STAF SDM:
memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan
profesional
TEMPAT PENYIMPANAN
OBAT
Menjaga obat tidak rusak
(cahaya, temperatur)
Luasnya Menjaga obat aman
Perlengkapan memadai
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
I Nama Obat Fungsi Kemasan Nama Dagang
1 Heparin Na Anti koagulan Vial inviciot
2 Natrium Bikarbonat Electrolite flash Meylon vial
balance 8,4% 25 ml
(Otsuka)
3 Obat Kanker Antineoplastik Injeksi/tablet

4 Narkotika golongan Morfin Narkotika Injeksi/tablet

II ELEKTROLIT PEKAT
1 K alium Klorida (KCl) Electrolite Flash KCl 7,46% vial
balance 25 ml,
(OTSUKA)
2 Natrium Klorida (Na Cl) Infus NaCl Infus 3%
500 ml
(OTSUKA)
PENANDAAN DAN
PENYIMPANAN OBAT HIGH
PENANDAAN: ALERT
PENYIMPANAN
Elektrolit konsentrasi tinggi
Penandaan dg STIKER Disimpan di ruang tertentu:
“ high alert double check” IGD, ICU, NICU, IBS, RR,
Pada obat VK Bersalin , HCU, Unit
Stroke
Obat kategori LASA dg
penandaan LASA, pada Obat LASA ditempatkan
tempat penyimpanan obat terpisah, untuk mencegah
kesalahan pengambilan dan
Obat kemoterapi diberi penggunaan obat
tanda stiker warna ungu
Obat kemoterapi hanya
boleh disimpan di instalasi
FARMASI ( depo
FARMASI)
Penyimpanan obat high alert pada
tempat terpisah
METODE TALL MAN
Metode Tall man digunakan untuk membedakan
huruf yang tampaknya sama dengan obat yang
mirip (NORUM: Nama Obat Rupa Mirip)

Dengan memberi huruf kapital, maka petugas


akan lebih berhati-hati dengan obat yang LASA.

Di US, beberapa studi menunjukkan


penggunaan huruf kapital ini terbukti
mengurangi error akibat nama obat yang look-
alike.
LASA (Look Alike Sound Alike)
NORUM (Nama Obat Rupa Mirip)
hidraALAzine hidrOXYzine
ceREBYx ceLEBRex
vinBLSTine vinCRIStine
chlorproPAMIDE chlorproMAZINE
glipiZIde glYBURIde
DAUNOrubicine dOXOrubicine
Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL
Look Alike Sound Alike
LASA (Look Alike Sound Alike)
NORUM (Nama Obat Rupa Mirip)

LAS
A
Look alike

LASA
Penyimpanan Obat High Alert

 Di Gudang dan di satelit: ditempatkan di lokasi terpisah


dan diberi tanda khusus
 Elektrolit pekat: KCl 7,45%, Natrium bikarbonat 8,4%,
Magnesium sulfat 20%, NaCl 3%, tidak boleh ada di
ruang rawat kecuali sangat diperlukan (ICU, IGD)
dengan syarat disimpan di tempat terpisah dengan
akses terbatas dan diberi label yang jelas.
 Penandaan/labeling dibuat untuk tiap obat (nama
generik, nama dagang, ED, penandaan khusus.
 Membatasi variasi konsentrasi stok yang digunakan
ELEKTROLIT KONSENTRAT

Kalium/potasium
klorida = > 2 mEq/ml
Kalium/potasium fosfat
=> 3 mmol/ml
Natrium/sodium klorida
> 0.9%
Magnesium sulfat =>
50% atau lebih pekat
Pengelolaan elektrolit
konsentrat
Resep elektrolit konsentrat ( potassium chloride ) dikirimkan ke
farmasi untuk disiapkan.
Petugas Farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat (potasium
Chloride ) yang sudah dilarutkan dalam cairan infus dengan
volume sesuai resep dokter untuk sekali pakai.
Menerapkan teknik aseptik pada setiap menyiapkan cairan
Beri label nama obat, jumlah, kekuatan, dan waktu kadaluarsa.
Potassium chloride dikirimkan segera ke ruangan untuk
diberikan kepada pasien yang membutuhkan.
Tidak direkomendasikan menyimpan potassium chloride yang
sudah dilarutkan.
Potassium chloride disiapkan hanya untuk sekali pakai.
Sound Alike Look Alike Drugs
Look Alike Obama
Another look alike…
LASA
Look-Alike/Sound-Alike Drugs
Carboplatin Cisplatin

Indop Inotrop

Dexamethason Dextrometorphan

Epinephrine Ephedrine

Lasix Losec

Daunorubicin Doxorubicin
Look-Alike/Sound-Alike Drugs
TALL MAN LETTERING
CARBOplatin CISplatin
ceREBYX ceLEBRex
vinBLASTine vinCRIStine
GlipiZIDE glyBURIDE
DAUNOrubicin DOXOrubicin
OBAT HIGH ALERT

Obat yang berisiko tinggi menyebabkan bahaya


bermakna pada pasien jika obat digunakan
secara salah

Obat High Alert


di RSCM
CONTOH OBAT HIGH ALERT

• Elektrolit pekat:
KCl 7,45%
Natrium bikarbonat 8,4%
Magnesium sulfat 20%
NaCl 3%
• Insulin
• Heparin
• Antineoplastik
ELEMEN PENGUKURAN IPSG.3

• Ada kebijakan dan prosedur tentang identifikasi,


lokasi, penandaan, dan penyimpanan obat high
alert
•Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
•Elektrolit pekat tidak berada di ruang perawatan,
kecuali secara klinik diperlukan, dan ada tindakan
untuk mencegah penggunaan yang tidak
disengaja.
•Elektrolit pekat yang berada di ruang perawatan
harus diberi label yang jelas dan disimpan pada
tempat terpisah dengan akses terbatas.
Dispensing Obat High Alert

 Memverifikasi resep secara seksama

 Petugas kedua memeriksa:

- kebenaran nama obat, dosis, rute, penandaan,

- perhitungan dosis

- kesesuaian dengan instruksi pengobatan (nama


lengkap pasien, nomor rekam medik. tanggal
lahir/umur)

 Setiap petugas menuliskan inisial pada lembar resep


setelah melakukan pemeriksaan
Pemberian Obat High Alert
Sebelum obat diberikan:
 Memeriksa instruksi asli di rekam
medik
 Memeriksa identitas pasien (nama
lengkap pasien, nomor rekam
medik, tanggal lahir/umur)
Pemberian Obat High Alert
Sebelum obat diberikan:
 Perawat kedua memeriksa
kebenaran nama obat, dosis, rute,
kecepatan infus
 Mengkomunikasikan hal-hal yang
meragukan/kurang jelas dengan
tenaga kesehatan lain (dokter,
apoteker)
Pemberian Obat High Alert
Saat memberikan obat:
 Menghindari interupsi/gangguan
Prescribing/ordering

Preparation/Dispensing

Administration

PATIENT
Strategi untuk mengurangi risiko
obat high alert
Membatasi akses terhadap obat high alert
Menstandarkan prosedur peresepan,
penyiapan/dispensing dan pemberian
Membuat panduan penggunaan obat high
alert
Dilakukan independent double checking
pada fase penyiapan dan pemberian
Independent double-check

Bandingkan dengan resep/instruksi dokter:


Identitas pasien sudah benar?
Nama obat sudah benar?
Kekuatan/dosis sudah benar?
Rute sudah benar?
Kecepatan infus sudah benar?
Waktu pemberian sudah benar?
Additional double-check

Indikasi obat sesuai dengan diagnosis?


Formulasi obat sudah benar?
Rute pemberian aman untuk pasien?
Setting syringe pump sudah benar?
Selang infus tersambung dengan benar?
Peresepan Obat High Alert
Mengevaluasi pasien dan obat-obatnya.
Menanyakan riwayat penggunaan obat (alergi, ESO,
kontraindikasi)
Mengenali dengan baik obat yang akan diresepkan.
Menulis resep secara jelas dan lengkap (nama obat,
dosis, rute)
Menggunakan istilah / singkatan yang lazim
Tidak memberikan instruksi verbal, kecuali dalam
keadaan emergensi
Instruksi verbal : read back!
Medication Safety Indicator
Structure :
Ada Kebijakan dan Prosedur tentang :
penanganan obat high alert di RS
pelaporan insiden (near misses dan
KTD)
Analisis prospektif KTD (contoh: FMEA)
Medication Safety Indicator
Outcome :
10 obat tertinggi (top ten medications)
penyebab KTD
Tipe KTD ( Kategori NCC MERP)
Jumlah ADE (Adverse Drug Event) yang
menimbulkan cedera (harm) atau
kematian pasien tiap hari perawatan
Jumlah ADE yang menyebabkan
kematian per tahun
KESIMPULAN
1.Dalama rangka Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai di
ruang rawat:
Perlu disusun suatu kebijakan/prosedur keamanan obat yang tergolong
high alert
Disusun daftar obat / cairan yang perlu diwaspadai
Memberi label / penandaan obat yang tergolong high alert
Penyimpanan pada tempat yang dibatasi dan diawasi (restricted)

2. Implementasi Prosedur secara benar oleh petugas kesehatan


(Farmasis/dokter/perawat)

3. Pelaporan dan dokumentasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) ke


Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS)

4. Evaluasi penerapan SPO keamanan obat yang perlu diwaspadai secara


periodik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai