Anda di halaman 1dari 4

SOP TERINTEGRASI POSYANDU LANSIA,POSBINDU

DAN PTM

OLEH :
I WAYAN WIRATMA,S.KM.,M.SI
NIP. 197001241997031005

DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

2023
SOP TERINTEGRASI POSYANDU LANSIA,
POSBINDU DAN PTM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 1/1

STANDAR Tanggal terbit 1 Maret 2023


PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
Posbindu PTM merupakan salah satu UKBM yang berorientasi kepada upaya promotif
dan preventif dalam pengendalian PTM melalui pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM,
konseling, tindak lanjut dini dan rujukan bila diperlukan.

TUJUAN Agar pelaksanaan Posyandu Lansia dan Posbindu PTM dapat lebih optimal, efisien dan
efektif
INDIKASI Terselenggaranya kegiatan Posyandu Lansia dan Posbindu PTM yang terintegrasi

KEBIJAKAN 1. Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut


2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu
PERSIAPAN ALAT a. Posbindu PTM disarankan diselenggarakan pada tempat yang mudah di
jangkau dan memiliki lingkungan yang bersih.
b. Sarana Pendukung Kegiatan/Posbindu Kit: Kelengkapan paling kurang
tersedia :
1) alat pengukuran tekanan darah (tensimeter).
2) alat pegukuran gula darah/ glukometer.
3) alat pengukur berat badan/ timbangan.
4) alat pengukur tinggi badan.
5) alat ukur lingkar perut/ pita meteran.
6) buku pemantauan peserta / buku monitoring.
7) buku pencatatan/ register.
c. Bagi Posbindu PTM yang memiliki tenaga yang kompeten, sarana dan
prasarana yang memadai dapat menambahkan: :
1) Pemeriksaan kolesterol
2) Pemeriksaan tajam penglihatan.
3) Pemeriksaan tajam pendengaran.

d. Bahan habis pakai


1. Sarung tangan
2. Strip tes gula darah .
3. kapas alkohol.
4) jarum khusus / lancet untuk pengukuran gula darah atau kolesterol.
5) kotak limbah benda tajam/safety box.
TAHAP KERJA
1. Langkah I :
Pengisian Nomor Induk Kependudukan (NIK) Pengisi data peserta (12).
Pengisian hasil layanan
2. Langkah 2 :
Wawancara FR PTM
3. Langkah 3:
Pengukuran tinggi badan
4. Langkah 4
Pengukuran berat badan menggunakan timbangan
Menghitung IMT

 Hitung indeks massa tubuh (IMT) dengan menggunakan rumus berikut:


IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

 Bandingkan hasil perhitungan IMT dengan ukuran IMT yang


terdapat pada tabel dibawah ini
 Kemudian tetapkan apakah peserta masuk kategori obesitas atau tidak
 Catat hasil IMT dan kategori obesitas pada buku pemantauan/ monitoring

Langkah IV :
 Pengukuran tekanan darah (tensimeter)
 Pemeriksaan gula darah/ glukometer
Langkah V :
 Identifikasi faktor risiko PTM
 Edukasi faktor risiko PTM
 Tindak lanjut dini faktor risiko PTM

Hasil 1. Terdeteksinya/terskriningnya faktor risiko PTM secara dini, yaitu :


 Merokok,
 Konsumsi sayur dan buah,konsumsi GGL
 Aktivitas Fisik,
 Konsumsi minuman beralkohol,
 IMT dan lingkar perut,
 Gula Darah
 Kolesterol
 Tajam penglihatan
 Tajam pendengaran
2. Terlaksananya intervensi berupa edukasi untuk perubahan gaya hidup
3. Termonitoringnya faktor risiko PTM
4. Dilakukan rujukan jika diperlukan
Hal Hal Yang 1. Sistem pelaksanaan dengan 5 Meja
diperhatikan 2. tempat yang mudah di jangkau dan memiliki lingkungan yang bersih.

Mengetahui Yang Membuat


Kepala Seksi Kesehatan Kesga dan Gizi

I Made Suarjaya,S.KM.,M.Si. I Wayan Wiratma,S.KM.,M.Si.


NIP.196912291993031006 NIP. 1997001241997031005

Anda mungkin juga menyukai