Anda di halaman 1dari 128

PANDUAN PENGEMBANGAN PROJEK PENGUATAN

Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja


Dokumen Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja dibuat
Bagaimana untuk membantu pimpinan sekolah dan guru dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila di Sekolah
menggunakan Menengah Kejuruan (SMK). Buku ini berisi prinsip-prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
buku ini Budaya Kerja, disusun untuk mendampingi dokumen lain agar saling melengkapi. Untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih menyeluruh, buku ini sebaiknya dipakai bersamaan dengan dokumen Profil
Pelajar Pancasila yang berisi matriks perkembangan profil termasuk elemen dan sub-elemennya serta
pelaksanaannya di sekolah.
“Buku ini berisi
prinsip-prinsip Projek
Penguatan Profil Selanjutnya dijelaskan gambaran mengenai prinsip-prinsip dalam merencanakan, melaksanakan, dan
Pelajar Pancasila dan mengevaluasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Contoh rinci mengenai pemetaan elemen dan
Budaya Kerja dibuat sub-elemen terhadap Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja serta pengembangan
untuk mendampingi pelaksanaan dan asesmen projek dapat ditemukan di dokumen lain, yakni pada dokumen contoh
dokumen lain yang pelaksanaan projek berdasarkan fase pembelajaran dan program keahlian.
mempunyai peran
saling melengkapi.”
Dokumen ini adalah buku edisi pertama yang akan diupayakan untuk terus dikembangkan. Apresiasi dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah turut
berpartisipasi dalam penyusunan. Harapannya buku ini dapat memberikan manfaat bagi guru, sekolah,
masyarakat terutama dunia kerja, dan peserta didik sebagai subjek utama pembelajaran.

2
Memahami Projek Menyiapkan ekosistem Mengoptimalkan Mendesain Projek Mengelola Projek
Penguatan Profil sekolah keterlibatan mitra
Pelajar Pancasila dan Alur perencanaan Projek
Waktu dan durasi
dan Budaya Kerja
Sekolah berbudaya Keterlibatan pelaksanaan tema
Kategori kesiapan sekolah dalam
Sekilas mengenai Profil industri yang narasumber atau Projek
menjalankan Projek Penguatan
Pelajar Pancasila mendukung organisasi eksternal
Tim fasilitator projek
pelaksanaan Projek Penentuan Tema
Perlunya Projek Penguatan
Penguatan Profil Pelajar Pelatihan dan
Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya Kerja Pancasila dan Budaya Sembilan Tema untuk dipilih di pengembangan
kerja SMK kapasitas guru
Gambaran Penerapan Profil
Pelajar Pancasila di sekolah Peran peserta didik, Contoh pengembangan tema di Perayaan Hasil Projek
guru, dan lingkungan setiap fase
Projek Penguatan Profil sekolah terutama dunia
Pelajar Pancasila dan Budaya kerja dalam Projek Contoh alur projek
Kerja
Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan Budaya Implementasi Projek Penguatan
Prinsip-prinsip kunci Projek
Penguatan Profil Pelajar Kerja Profil Pelajar Pancasila dan
Pancasila dan Budaya Kerja Budaya Kerja
Keterlibatan orang tua
Manfaat Projek Penguatan dan warga sekolah
Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya kerja 3
Memfasilitasi Projek Asesmen Projek Evaluasi dan tindak lanjut Glosarium dan Lampiran
Penguatan Prinsip utama asesmen Projek

Mengawali Projek Prinsip evaluasi Glosarium


Asesmen Pra Projek
implementasi projek

Optimalisasi pelaksanaan Jenis asesmen untuk performa: Contoh alat dan metode
Projek sumatif dan formatif evaluasi implementasi
projek
Menutup Projek Penguatan Keseimbangan asesmen sumatif
dan formatif Tindak lanjut dan
keberlanjutan projek
Hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang asesmen performa

Rubrik

Umpan Balik (Feedback)

Portofolio

Prinsip Rancangan Rapor Projek


4
Memahami Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
(Apa itu Profil Pelajar Pancasila? Mengapa diperlukan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja?)

Sekilas mengenai Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Prinsip-prinsip kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

5
Sekilas Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi
pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya
mengenai
(kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya
Profil sistem pendidikan Indonesia?” mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh
Pelajar membutuhkan berkembangnya keenam dimensi
Pancasila “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam
yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dimensi tersebut adalah:
nilai-nilai Pancasila.” 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia.
Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu 2. Berkebinekaan global.
kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang
3. Bergotong-royong.
demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan
produktif di Abad ke-21. Dalam hal ini, Peserta Didik 4. Mandiri.
Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam 5. Bernalar kritis.
pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh 6. Kreatif.
dalam menghadapi berbagai tantangan. Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil
Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan
Naskah ini menyampaikan hasil rumusan yang menjawab kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri
pertanyaan besar tersebut dengan memperhatikan sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi,
dan cita-cita bangsa Indonesia; dan juga faktor eksternal
yang merupakan konteks kehidupan serta tantangan
bangsa Indonesia di Abad ke-21. 6
Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek penguatan yang diimplementasikan di
satuan pendidikan SMK. Tema tersebut dapat berubah setiap tahunnya.
TEMA PROJEK
Untuk tahun ajaran 2021/2022, ada 9 (sembilan) tema – 7 tema dikembangkan berdasarkan isu
PENGUATAN PROFIL
prioritas yang dinyatakan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 dan 2 tema tentang
PELAJAR PANCASILA
kebutuhan dunia kerja berdasarkan diskusi pihak SMK dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
DAN BUDAYA KERJA
dengan dengan para pemangku kepentingan dari Dunia Kerja yang selama ini berhubungan langsung
pihak dengan SMK serta mempertimbangkan pentingnya lulusan SMK memenuhi Sustainable
Development Goals (SDG) nomor 8 yaitu Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.
Tema-tema tersebut disusun agar sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
● TEMA 1 SAMPAI DENGAN 7 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15, “Jenis pendidikan mencakup pendidikan
MERUPAKAN TEMA PILIHAN umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”. Didalam penjelasan pasal
DAN MINIMAL
DILAKSANAKAN 1 TEMA tentang pendidikan kejuruan adalah sebagai berikut: “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
PADA SETIAP TAHUN menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
AJARAN.
Sembilan tema tersebut adalah:
● TEMA KEBEKERJAAN DAN
BUDAYA KERJA 1. Gaya Hidup Berkelanjutan;
MERUPAKAN TEMA WAJIB 2. Kearifan lokal;
YANG HARUS
DILAKSANAKAN PADA
3. Bhinneka Tunggal Ika;
SETIAP TAHUN AJARAN. 4. Bangunlah Jiwa dan Raganya;
5. Suara Demokrasi;
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI;
7. Kewirausahaan;
8. Kebekerjaan; dan
9. Budaya Kerja. 7
Penanaman dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila akan dilakukan melalui projek yang mengacu kepada
tema-tema isu prioritas pada peta jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 dan kebutuhan dunia kerja
Definisi
berdasarkan diskusi pihak SMK, direktorat SMK dan Direktur Jenderal Vokasi dengan dengan para pemangku
Projek kepentingan dari Dunia Kerja yang selama ini berhubungan langsung pihak dengan SMK serta
Penguatan mempertimbangkan pentingnya lulusan SMK memenuhi SDG nomor 8 yaitu Pekerjaan yang layak dan
Profil pertumbuhan ekonomi. Pada lingkup SMK tema-tema tersebut diwadahi dalam sebuah projek yang disebut
Pelajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.

Pancasila Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja akan berupa Projek Penguatan Profil Pelajar
dan Pancasila untuk semua tema yang ada untuk SMK.
Budaya
Kerja Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan
memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar melalui projek. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal,
struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan
lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi.

Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk
dan/atau aksi.

8
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Dunia saat ini semakin modern dengan kemajuan
Kerja memberikan kesempatan kepada peserta didik berkelanjutan yang dicapai melalui berbagai
Perlunya Projek
Penguatan Profil untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses inisiatif kegiatan yang sukses. Kegiatan seperti
Pelajar Pancasila penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk membuat masakan untuk keluarga, merapikan
dan Budaya Kerja belajar dari lingkungan sekitar. Dalam projek ini, halaman rumah, atau mengadakan acara pentas
peserta didik SMK memiliki kesempatan untuk
seni sekolah, adalah contoh kegiatan-kegiatan yang
mempelajari tema-tema atau isu penting seperti
dapat dijalankan sehari-hari.
“... perlulah anak anak [Taman perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental,
Peserta Didik] kita dekatkan budaya, wirausaha, teknologi, kehidupan berdemokrasi, Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
hidupnya kepada kedisiplinan, kebekerjaan dan budaya kerja sehingga menjalankan kegiatan akan menjadi prestasi
peserta didik SMK bisa melakukan aksi nyata dalam tersendiri dibandingkan dengan loyalitas atau lama
perikehidupan rakyat, agar
menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan bekerja dalam satu perusahaan. Memecahkan
supaya mereka tidak hanya
belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga
memiliki ‘pengetahuan’ saja masalah dunia nyata penting bagi orang dewasa,
dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan
tentang hidup rakyatnya, dan juga anak-anak . Agar anak-anak dapat
kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitar.
akan tetapi juga dapat memecahkan masalah dunia nyata, kita harus
Sejak tahun 1990an, pendidik dan praktisi pendidikan mempersiapkan mereka dengan pengalaman
‘mengalaminya’ sendiri , dan
di seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari
kemudian tidak hidup (pengetahuan) dan kompetensi yang sesuai dengan
hal-hal di luar kelas dapat membantu peserta didik
berpisahan dengan tuntutan zaman. Dalam upaya mempersiapkan
mendapatkan pemahaman bahwa yang dipelajari di
rakyatnya.” sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan peserta didik agar mampu mengembangkan
sehari-sehari. Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara kompetensi tersebut, Kementerian Pendidikan dan
Ki Hadjar Dewantara sudah menegaskan pentingnya peserta didik Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
mempelajari hal-hal di luar kelas, namun belum Vokasi mencanangkan Projek Penguatan Profil
dilaksanakan secara optimal. Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.

9
DRAFT - UNTUK INTERNAL
Gambaran Penerapan TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN
Profil Pelajar Pancasila di
SMK Intrakurikuler
Profil Pelajar Pancasila adalah Muatan Pelajaran
karakter dan kemampuan yang Kegiatan/pengalaman
dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap
belajar.
individu pelajar melalui budaya Beriman,
sekolah, pembelajaran bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
intrakurikuler, Projek Penguatan Esa, berakhlak Projek Penguatan Profil
Profil Pelajar Pancasila dan Budaya mulia

Kerja, maupun ekstrakurikuler.


Pelajar Pancasila dan
Mandiri Berkebinekaan
global Budaya Kerja
Pelajar
Indonesia
Projek Lintas Disiplin Ilmu
Sekolah Berbudaya yang kontekstual dan
Kerja Bergotong
berbasis pada kebutuhan
Bernalar kritis
royong dunia kerja dan masyarakat

Iklim sekolah, kebijakan, pola


Kreatif
interaksi dan komunikasi, serta Ekstrakurikuler
norma yang berlaku di sekolah
sesuai dengan standar dunia kerja. Kegiatan untuk
mengembangkan minat dan
bakat.

10
Alokasi waktu mata pelajaran SMK Kelas X-XII
Asumsi 36 minggu/tahun
Kelas X Kelas XI Kelas XII
A. KELOMPOK UMUM Posisi Projek Penguatan Semester 1 & 2 Semester 1 & 2 Semester 1 Semester 2

1.
Profil Pelajar Pancasila
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti*
dan Budaya Kerja dalam
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti*
Struktur Kurikulum SMK
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti*


108 (3) 108 (3) 54 (3) -
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti*

Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha


Esa dan Budi Pekerti*

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 72 (2) 72 (2) 36 (2) -

3. Bahasa Indonesia 144 (4) 108 (3) 54 (3) -


4. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 108 (3) 72 (2) - -

5. Sejarah 72 (2) 72 (2) - -

6. Pilihan minimal 1: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari 72 (2) - - -

Jumlah JP (26%) 576 (16) 432 (12) 144 (8)


Alokasi waktu mata pelajaran SMK Kelas X-XII
Asumsi 36 minggu/tahun
Kelas X Kelas XI Kelas XII
B. KELOMPOK KEJURUAN Semester 1 & 2 Semester 1 & 2 Semester 1 Semester 2

1. Matematika 144 (4) 108 (3) 54 (3) -

2. Bahasa Inggris 72 (2) 108 (3) 54 (3) -


3. Informatika 144 (4) - - -

4. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial ** 216 (6) - - -

5. Kejuruan 216 (6) 540 (15) 306 ( 17) -

6. Proyek Kreatif dan Kewirausahaan - 180 (5) 90 (5) -


7. Praktik Kerja Lapangan - - - 792 (44)
8. Mata Pelajaran Pilihan - 144 (4) 108 (6) -
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 (2) 36 (2) -

Jumlah JP (74%) 792 (16) 1080 (12) 612 (34) 792 (44)

Jumlah A + B 1368 (38) 1512 (42) 756 (42) 792 (44)

C. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya 288 (8) 144 (4) 72 (4) -
Kerja
Prinsip-prinsip kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

HOLISTIK

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan


menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam
konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita
untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah
isu secara mendalam. Oleh karena itu, setiap tema projek
yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik
yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih
kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan
konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu, cara
pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat
koneksi yang bermakna antarkomponen dalam
pelaksanaan projek seperti peserta didik, guru, sekolah,
masyarakat terutama dunia kerja, dan realitas kehidupan
sehari-hari.

13
Prinsip-prinsip kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

KONTEKSTUAL

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan


kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang
dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong guru
dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan
sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan
utama pembelajaran. Oleh karena itu, sekolah sebagai
penyelenggara projek penguatan harus membuka ruang
dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat
mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup sekolah.
Tema-tema projek penguatan yang disajikan sebisa
mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di
daerah masing-masing. Dengan mendasarkan projek
penguatan pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam
keseharian, diharapkan peserta didik dapat memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna sehingga bisa secara
aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. Foto : Istimewa
Guru SMK mengajarkan peserta didik bidang keahlian permesinan peralatan
terbaru yang dipergunakan oleh dunia industry.
14
Prinsip-prinsip kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan


skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri. Guru diharapkan dapat
mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar
mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan
banyak instruksi. Guru sebaiknya menjadi fasilitator
pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi
peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas
dorongannya sendiri. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik
dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan
kreativitas untuk menentukan pilihan dan memecahkan
masalah yang dihadapi.

Foto : SMK N 1 Yogyakarta


Salah seorang staf Kaos C59 Bandung mendamping Siswi SMKN 1
Yogyakarta mempraktekan proses sablon dalam kunjungan industri ke
pabrik baju yang sudah beroperasi sejak tahun 1980an. Para siswa siswi
juga berkesempatan belajar cara pembuatan kaos dari awal pembuatan
sampai proses penjualan. 15
Sumber : Website SMK N 1 Yogyakarta
Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
EKSPLORATIF

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang


yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur
intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan
mata pelajaran. Oleh karena itu projek ini memiliki area eksplorasi
yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan
penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian,
diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaanya, guru tetap dapat
merancang projek penguatan secara sistematis dan terstruktur agar
dapat memudahkan pelaksanaan. Prinsip eksploratif juga diharapkan
dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya Kerja untuk melengkapi dan menguatkan kemampuan yang
sudah didapat oleh peserta didik dalam kegiatan intrakurikuler.

Foto : Istimewa
Seorang pekerja awak kapal niaga sedang memberikan pengarahan pada
peserta didik dari SMKN 1 Mundu tentang dunia kerja diatas kapal ikan
dan kapal niaga.

16
Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
Untuk Peserta Didik
Untuk Sekolah ● Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai
Projek Penguatan Profil ● Menjadikan sekolah sebagai sebuah ekosistem
warga negara unggul yang aktif
yang terbuka untuk partisipasi dan
Pelajar Pancasila dan ● Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai
keterlibatan masyarakat terutama dunia kerja.
Budaya Kerja memberi ● Menjadikan sekolah sebagai organisasi
warga dunia unggul yang aktif.
ruang kepada semua pembelajaran yang berkontribusi kepada
● Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi merencanakan
komunitas sekolah lingkungan dan komunitas terutama dunia pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
kerja. ● Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang
untuk dapat
dibutuhkan untuk mengerjakan projek penguatan pada periode
mempraktikkan dan
Untuk Guru waktu tertentu.
mengamalkan Profil ● Memberi ruang dan waktu bagi guru ● Melatih kemampuan pemecahan masalah secara kreatif dalam
Pelajar Pancasila. mengembangkan kompetensi dan memperkuat beragam situasi belajar.
karakter Profil Pelajar Pancasila. ● Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di
● Merencanakan proses pembelajaran projek sekitar, terutama di dunia kerja.
penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan ● Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian
tujuan akhir yang jelas. yang telah diupayakan secara optimal.
● Mengembangkan kompetensi sebagai guru
● Memperoleh bekal kemampuan untuk membangun peluang
yang memiliki keterbukaan untuk
berusaha.
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran
Untuk Dunia Kerja
lain dan praktisi dari dunia kerja untuk
memperkaya hasil pembelajaran.
● Memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi aktif dan
berkelanjutan dalam pendampingan atau mentorship peserta didik
SMK sebagai calon tenaga kerja.
● Memperoleh calon tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
● Memperkuat pencitraan perusahaan/ organisasi ditengah 17
masyarakat.
Menyiapkan Ekosistem Sekolah
(Bagaimana menyiapkan seluruh pihak yang ada di sekolah untuk
pelaksanaan projek penguatan? Apa saja peran anggota komunitas sekolah?)

Budaya sekolah yang mendukung penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Peran peserta didik, guru, dan lingkungan sekolah dalam pelaksanaan projek penguatan

Keterlibatan orang tua dan warga sekolah

18
BERPIKIRAN TERBUKA

Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima masukan atau
Sekolah menutup wawasan terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya tersebut tidak akan mendukung terselenggaranya Projek
berbudaya Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang efektif dan berdampak. Oleh karena itu sekolah diharapkan dapat menghidupkan budaya
senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke
kerja yang
arah yang lebih baik.
mendukung
pelaksanaan SENANG MEMPELAJARI HAL BARU
Projek
Penguatan Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar akan terhenti jika tidak lagi senang mempelajari hal baru.
Oleh karena itu kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari
Profil Pelajar
budaya yang perlu dihidupkan di lingkungan sekolah. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang merupakan kegiatan
Pancasila dan kokurikuler wajib akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan untuk mempelajari hal baru dan
Budaya Kerja mengembangkan diri secara terus menerus. Harapannya, projek penguatan ini pada akhirnya akan dapat membantu tercapainya
karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat.
KOLABORATIF

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja dilaksanakan secara dinamis yang membutuhkan keterlibatan banyak
pihak. Budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif. Diharapkan budaya
kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama
lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, sekolah,
dan masyarakat) sehingga pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal.

SEKOLAH SEBAGAI REPLIKA DUNIA KERJA


SMK merupakan wahana untuk menyiapkan peserta didik memasuki dunia kerja baik bekerja pada pihak lain maupun berwirausaha. Agar
peserta didik memiliki kesiapan fisik, mental maupun kompetensi untuk menjadi tenaga kerja atau berwirausaha perlu dibekali dengan
karakter dan budaya kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pembiasaan atau internalisasi karakter dan budaya kerja akan efektif
jika sekolah menerapkan budaya kerja sesuai dengan yang ada di dunia kerja. 19
SEKOLAH
Peran peserta 1. Memfasilitasi pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
didik, guru, dan 2. Membangun kolaborasi antara orang tua peserta didik, warga sekolah, dunia kerja dan narasumber.
lingkungan
sekolah GURU
terutama dunia 1. Perencana Projek - Melakukan perencanaan projek , penentuan lini waktu, strategi pelaksanaan dan penilaian.
kerja dalam 2. Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan minat, pilihan cara belajar, dan produk
Projek belajar yang sesuai dengan projek keahlian.
3. Pendamping - Membimbing peserta didik melaksanakan projek, menemukan isu yang relevan, dan mengarahkan peserta
Penguatan
didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
Profil Pelajar
4. Pelatih (Coach) – Melatih dan memberikan arahan tentang keterampilan yang harus dikuasai.
Pancasila dan 5. Narasumber - Menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan projek.
Budaya Kerja 6. Supervisi dan konsultansi - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian tujuan projek. Memberikan saran
dan masukan untuk peserta didik.
7. Moderator - Memandu dan mengantarkan peserta didik dalam diskusi.

PESERTA DIDIK
1. Sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat dan kelebihan yang dimiliki.

LINGKUNGAN SEKOLAH
1. Mendukung kemajuan sekolah .

DUNIA KERJA
1. Mendukung kemajuan sekolah khususnya dalam pengembangan karakter dan budaya kerja.
2. Menjadi narasumber/ guru tamu / instruktur Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. 20
Orang tua dan warga sekolah seringkali merasa perubahan atau inovasi baru dalam pendidikan tidak akan
Keterlibatan berdampak signifikan atau merasa jika perubahan tersebut akan menjadi beban baru untuk anak mereka. Oleh
orang tua dan karena itu, penting bagi sekolah dan guru untuk memberikan penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari
warga sekolah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.

Orang tua khususnya, akan merasa perubahan dalam pendidikan itu penting, apabila perubahan tersebut akan
memberikan dampak positif dan manfaat untuk anak mereka. Sedangkan warga sekolah seperti petugas kantin,
tenaga kebersihan, pustakawan, laboran, tata usaha sekolah dan pejabat pemerintahan setempat, serta elemen
masyarakat lainnya akan menjadi sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik dengan terlibat dalam Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.

Apa yang perlu dilakukan Sekolah dan Guru?

❏ Mulailah dengan menginformasikan keterampilan dan kompetensi Abad 21, apa yang dibutuhkan peserta
didik di jenjang pendidikan lanjutan dan atau di situasi bekerja nantinya. Ajak orang tua untuk berbagi
harapan mereka terhadap anak-anak mereka, lalu diskusikan keterampilan dan kompetensi apa yang
anak-anak perlu miliki untuk mencapai harapan tersebut.
❏ Minta orang tua untuk berbagi pengalaman tentang profesi atau pekerjaan mereka, dan keterampilan yang
harus dimiliki untuk menjalankan pekerjaan/ profesi tersebut. Ajak mereka berefleksi; ketika mereka
dipersiapkan untuk kompeten pada profesi/ pekerjaan tersebut, apa yang berbeda dengan keadaan
sekarang.
❏ Diskusikan bersama manfaat dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk peserta didik dan
bagaimana orang tua serta warga sekolah dapat berkolaborasi untuk membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang dituju.
❏ Tekankan bahwa sumber belajar di luar sekolah, seperti orang tua dan praktisi dari dunia kerja, akan lebih
membantu peserta didik meningkatkan keterampilan dan kompetensi daripada hanya belajar di sekolah.
21
Keterlibatan Bagaimana orang tua dan warga sekolah dapat terlibat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
orang tua dan Budaya Kerja?
warga sekolah
(lanjutan) Dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, peserta didik akan diajak untuk melihat dan
mencari isu atau masalah yang terjadi di sekitar mereka, atau yang berhubungan dengan kebutuhan dunia kerja
sesuai dengan program keahliannya, lalu menginvestigasi atau mencari tahu sebab-akibat dari isu tersebut, dan
berpikir kritis untuk mencari solusi secara kreatif atau penyelesaian yang paling mungkin untuk mereka lakukan.

Orang tua dan dunia kerja dapat membantu menemukan atau mengidentifikasi isu atau masalah yang ada,
memberikan informasi sebagai narasumber atau menyediakan bukti-bukti dari isu tersebut. Tanpa disadari, orang
tua dan warga sekolah khususnya dunia kerja dapat menjadi sumber belajar yang sangat kaya dan bermakna untuk
peserta didik.

Semangat dan antusiasme sekolah dan guru terhadap pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya Kerja akan memberikan dorongan dan semangat bagi orang tua dan warga sekolah khususnya dunia kerja
untuk membantu kesuksesan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

22
Mengoptimalkan Keterlibatan Mitra
Khususnya Dunia Kerja

Pentingnya keterlibatan mitra Khususnya Dunia Kerja


Keterlibatan narasumber atau organisasi eksternal

23
Peningkatan jumlah lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi agar siap bekerja melalui proses pembelajaran bermutu yaitu
mendekatkan keterampilan pada keahlian tertentu yang dibutuhkan oleh industri supaya dapat dirasakan secara langsung,
baik melalui penyesuaian kurikulum pendidikan berbasis industri, proses pemagangan dan teaching factory pada sekolah.
Pentingnya Lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi diharapkan akan memperoleh pekerjaan dan atau mampu menjadi pelaku usaha
Keterlibatan Mitra dengan berwirausaha. Untuk berwirausaha, semestinya peserta didik tersebut perlu mengembangkan potensi bidang
Khususnya Dunia keahliannya dan menciptakan kesiapan kerja baik dalam bentuk pemikiran dan aksinya
Kerja
Untuk mencapai hal ini, diperlukan informasi dari profesional dunia kerja untuk memberikan informasi tentang gambaran
dunia kerja yang dingin dijalani oleh peserta didik ketika nanti mereka menyelesaikan pendidikan di SMK.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa perlunya
keselarasan antara dunia kerja dan SMK, yang tidak hanya tergambar melalui Surat Perjanjian Kerjasama antara kedua
belah pihak tersebut. Untuk itu, kementerian sudah menyiapkan paket Link and Super Match 8+I yang semuanya
berhubungan dengan pentingnya keterlibatan dunia kerja.

24
Bagaimana bentuk
keselarasan
mendalam dan
menyeluruh SMK
dengan dunia
Kerja?
Komitmen dunia kerja terhadap SMK akan dituangkan dalam perjanjian kerja sama, untuk itu sekolah harus dapat
mempromosikan prestasi sekolah kepada dunia kerja calon mitra sekolah yang ingin didekati.
Hal yang harus
diperhatikan Hal utama yang harus menjadi perhatian ketika membangun kerja sama dengan dunia kerja :
untuk 1. Kurikulum yang diselaraskan antara sekolah dengan dunia kerja
Mengoptimalkan
Keterlibatan 2. Instruktur dari dunia kerja mengajar di sekolah minimal 50 JP/semester
Mitra 3. Pembelajaran (di SMK dan dunia kerja, serta di dunia kerja)
Khususnya Dunia 4. Sertifikasi kompetensi oleh dunia kerja dan asosiasi profesi
Kerja
5. Rekrutmen lulusan
6. Dunia kerja membantu menyalurkan lulusan
7. Supervisi dan monitoring tenaga kerja di dunia kerja
8. Evaluasi tenaga kerja dunia kerja

Khusus untuk keterlibatan dunia kerja pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, sekolah harus
menyesuaikan instruktur yang diundang dengan tema yang akan dilaksanakan.

26
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan
sekitarnya khususnya dunia kerja. Lingkungan yang dimaksud adalah perlunya keterlibatan pihak luar sekolah
Keterlibatan khususnya dunia kerja sehingga akan sangat memberi makna yang berarti bagi peserta didik. Pada projek penguatan
sebagai tersebut, peserta didik akan termotivasi untuk memproduksi hasil belajar yang lebih berkualitas saat mengetahui
fasilitator, bahwa ada orang lain, selain gurunya, yang akan melihat atau merasakan hasil belajar mereka.
narasumber,
pembina atau Siapa sajakah orang lain atau masyarakat di luar sekolah yang dapat dijadikan narasumber?
pendamping dari Narasumber atau orang yang ahli/memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang tertentu, dapat datang dari
organisasi berbagai tempat - sekolah sendiri, satu RW, satu desa, kabupaten, kota, provinsi, negara, dan dunia. Narasumber
eksternal tersebut bisa saja pemilik warung atau usaha lokal, petani, pengrajin, tukang kebun, pengajar dari sekolah lain, dunia
khususnya dunia usaha dan industri, dosen universitas terdekat, pimpinan organisasi nirlaba, teman dan keluarga guru, keluarga
kerja peserta didik, dan lain sebagainya. Contohnya, pemetik teh dapat memberikan pengetahuan tentang perbedaan
daun teh yang dikategorikan teh hijau dan teh hitam, petani padi dapat menjadi narasumber proses irigasi, dan lain
sebagainya.
Dunia kerja bisa menghadirkan staf bagian rekrutmen untuk memberikan gambaran proses menjadi pegawai pada
suatu perusahaan. Atau menghadirkan wirausahawan yang sudah memberikan dampak banyak pada masyarakat
umum untuk memotivasi peserta didik agar berani menjadi seorang pengusaha atau wirausahawan.
Diharapkan peserta didik akan terdorong untuk bertanya dan mencari tahu lebih dari yang diharapkan di luar materi
dan hal lain yang telah dijelaskan oleh gurunya. Narasumber dari masyarakat dapat memberikan masukan, kritik dan
umpan balik bagi peserta didik, guru, dan sekolah dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya kerja kedepannya.
Semangat dan antusiasme sekolah dan guru akan memberikan dorongan tersendiri bagi masyarakat untuk
mendukung pembelajaran peserta didik-peserta didik.
27
Mendesain Projek Penguatan
(Bagaimana tahapan pelaksanaan projek? Bagaimana proses pelaksanaannya?)

Tema-tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Perencanaan Projek Penguatan

Penentuan Tema

Contoh alur Projek Penguatan

28
Identifikasi tingkat kesiapan sekolah
1 PERENCANAAN PROJEK PENGUATAN
Sekolah dapat menilai tahap pelaksanaan projek
penguatan berdasarkan tingkat kesiapan sekolah 2 Pemilihan tema umum
Sekolah memilih tema dari beberapa pilihan tema
yang akan dijalankan dalam satu tahun ajaran
Penentuan tema-tema spesifik 3 berdasarkan isu yang relevan di lingkungan
Dari tema besar, sekolah menentukan ruang lingkup isu peserta didik dan dunia kerja.
yang spesifik sebagai projek penguatan
4 Pemilihan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
yang akan menjadi fokus pengembangan bagi
peserta didik di setiap projek penguatan .
Membentuk tim fasilitasi projek penguatan 5
Sekolah menentukan guru-guru yang akan mengelola dan
mendampingi peserta didik dalam melakukan projek 6 Penentuan alokasi waktu
penguatan
Mengatur waktu dan durasi pelaksanaan setiap
tema projek penguatan yang dipilih.
Eksplorasi dan pengembangan 7
Tim guru mengeksplorasi isu dan menentukan alur projek
penguatan. Di tahap ini, tim guru dapat mengidentifikasi
8 Menentukan alur projek dan asesmen
mitra (dunia kerja) untuk bekerja sama
Tim guru membuat alur projek penguatan dan
bentuk asesmen kinerjanya.
Memastikan faktor pendukung projek penguatan sesuai 9
dengan perencanaan
Mengkonfirmasi narasumber atau organisasi mitra,
Perencanaan ini bisa dimodifikasi sesuai dengan
memastikan waktu dan tempat kegiatan
kebutuhan dan kondisi 29
Kategori kesiapan sekolah dalam menjalankan projek penguatan

Tingkat satuan pendidikan melakukan refleksi awal dengan menggunakan bagan identifikasi kesiapan
sekolah untuk menentukan tahapan menjalankan projek.

TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN

● Sekolah belum memiliki sistem dalam ● Sekolah sudah memiliki sistem dalam ● Projek penguatan sudah berjalan
mempersiapkan dan melaksanakan mempersiapkan dan melaksanakan dengan baik dan menjadi kebiasaan
projek penguatan. projek penguatan. sekolah
● Konsep projek penguatan baru ● Konsep projek penguatan sudah ● Konsep projek penguatan sudah
diketahui guru dipahami sebagian guru dipahami semua guru
● Sekolah menjalankan projek ● Sekolah mulai melibatkan pihak di ● Sekolah sudah menjalin kerja sama
penguatan secara internal (tidak luar sekolah untuk membantu salah dengan pihak mitra di luar sekolah,
melibatkan pihak luar) satu aktivitas projek penguatan terutama dunia kerja, agar dampak
projek dapat diperluas dan direplikasi
secara berkelanjutan

30
Identifikasi kesiapan sekolah dalam menjalankan projek penguatan

Tanda
Pernyataan Alternatif Jawaban
Cek

Sekolah belum memiliki sistem


Sekolah memiliki sistem dalam
mempersiapkan dan Sekolah sudah memiliki sistem
melaksanakan projek penguatan
Projek penguatan sudah berjalan dengan baik dan menjadi kebiasaan sekolah
Konsep projek penguatan baru diketahui guru
Konsep projek penguatan Konsep projek penguatan sudah dipahami sebagian guru
diketahui guru
Konsep projek penguatan sudah dipahami semua guru

Sekolah menjalankan projek penguatan secara internal (tidak melibatkan pihak luar)
Sekolah menjalankan projek
Sekolah mulai melibatkan pihak di luar sekolah untuk membantu salah satu aktivitas
penguatan secara internal (tidak
projek penguatan
melibatkan pihak luar) atau
sudah melibatkan pihak luar
Sekolah sudah menjalin kerja sama dengan pihak mitra, khususnya dunia kerja, agar
dampak projek dapat diperluas dan direplikasi secara berkelanjutan
31
Identifikasi tahapan sekolah

Seberapa banyak Apakah projek Apakah projek Apakah sudah ada


Apakah sekolah
guru yang PERNAH penguatan berupa penguatan berupa keterlibatan mitra
memiliki sistem*)
melaksanakan projek sudah projek sudah luar sekolah
yang mendukung
projek penguatan menjadi kebiasaan terjadi lintas khususnya Dunia
projek penguatan ?
berupa projek ? sekolah? disiplin ilmu? Kerja?

Belum
<50% ⋝50% Belum Sudah Belum Sudah Punya Tidak Ya
punya

TAHAP LANJUTAN DAN


TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN DIREKOMENDASIKAN
MENJADI MENTOR UNTUK
SEKOLAH TAHAP
AWAL/BERKEMBANG
*) Sekolah yang memiliki sistem: Sekolah memiliki
evaluasi berkala, pengayaan guru untuk
32
menyelenggarakan projek penguatan yang memberikan
otonomi lebih besar kepada peserta didik.
Penentuan Tema dapat berdasarkan:
● Kebutuhan dunia kerja terhadap karakter lulusan.
Penentuan
● Kesiapan sekolah dan guru dalam menjalankan projek penguatan.
Tema
● Kalender akademik, atau perayaan nasional atau internasional, misalnya Tema’ Gaya Hidup Berkelanjutan’
dilaksanakan menjelang Hari Bumi, atau tema ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dilaksanakan menjelang Hari Kemerdekaan
Catatan: Indonesia.
Sekolah ● Isu atau topik yang sedang hangat terjadi atau menjadi fokus pembahasan atau prioritas sekolah. Dalam hal ini,
menentukan isu atau topik dapat dicari kesesuaian atau keterkaitannya dengan tema-tema yang sudah ditentukan
● Tema yang belum dilakukan di tahun sebelumnya atau dapat mengulang siklus setelah semua tema sudah dipilih.
tema dan
● Tema 1 sampai dengan 7 merupakan tema pilihan dan minimal dilaksanakan 1 tema pada setiap tahun ajaran.
mengembangka ● Tema kebekerjaan dan budaya kerja merupakan tema wajib yang harus dilaksanakan pada setiap tahun ajaran.
nnya untuk Dua tema tentang kebutuhan dunia kerja berdasarkan diskusi pihak SMK dan Direktorat Jenderal Pendidikan
setiap kelas per Vokasi dengan dengan para pemangku kepentingan dari Dunia Kerja yang selama ini berhubungan langsung
program pihak dengan SMK serta mempertimbangkan pentingnya lulusan SMK memenuhi Sustainable Development
Goals (SDG) nomor 8 yaitu Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.
keahlian.
● Tema kebekerjaan akan fokus untuk mempersiapkan peserta didik untuk menuju dunia kerja.
● Tema budaya kerja akan menekankan pada pembangunan kesadaran dan sikap untuk membentuk dan
CONTOH membiasakan diri bersikap disiplin dan memiliki budaya kerja yang sesuai dengan budaya kerja.
HANYA ● Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas per program keahlian.
● Tema yang telah dipilih untuk dilakukan selama satu tahun ajaran, ditetapkan oleh sekolah sebagai bagian dari
SEBAGAI
Program Tahunan (ProTa) sesuai bulan pelaksanaan dari setiap tema. ProTa ini seyogyanya dikembangkan
REFERENSI bersama dengan para guru yang terlibat dalam mengembangkan projek. Ketika sekolah sudah terbiasa dengan
SAJA pelaksanaan projek, peserta didik dapat diundang untuk terlibat dalam penyusunan ProTa.
● Untuk memastikan sekolah menjalankan semua tema, maka perlu ada sistem pendokumentasian dan pencatatan33
portofolio projek yang baik.
Penentuan tema sesuai dengan tahapan sekolah

TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN

SMK menentukan minimal 3 SMK menentukan minimal 3 SMK menentukan minimal 3


Tema pilihan tema, dengan dua tema pilihan tema, dengan dua pilihan wajib tema, dengan dua pilihan wajib
wajib yaitu nomor 8 dan 9 di nomor 8 dan 9 di awal tahun nomor 8 dan 9 di awal tahun
awal tahun pelajaran. pelajaran. pelajaran.

Sekolah menelaah isu yang Sekolah menelaah isu yang Setiap kelas menelaah isu yang
Pemberian opsi tema sama untuk semua kelas. sama untuk setiap 1-2 kelas. berbeda sesuai pilihan peserta
didik.

Penentuan Isu Sekolah yang menentukan Sekolah mempersiapkan Peserta didik mendiskusikan
tema dan isu projek penguatan. beberapa tema dan isu projek tema dan isu projek dengan
untuk dipilih oleh peserta didik. bimbingan guru.

34
Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek penguatan yang
Tema-tema dalam diimplementasikan di satuan pendidikan SMK. Tema tersebut dapat berubah setiap
tahunnya. Untuk tahun ajaran 2021/2022, ada 9 (sembilan) tema yang dikembangkan – tema
Projek Penguatan 1 sampai 7 berdasarkan isu prioritas yang dinyatakan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional
Profil Pelajar 2020-2035 , sedangkan 8 dan 9 berdasarkan kebutuhan dunia kerja setelah pihak SMK dan
Pancasila dan Budaya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi berdiskusi dengan dengan para pemangku
kepentingan dari Dunia Kerja yang selama ini berhubungan langsung pihak dengan SMK serta
Kerja mempertimbangkan pentingnya lulusan SMK memenuhi Sustainable Development Goals (SDG)
nomor 8 yaitu Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.
Catatan : Sembilan tema tersebut adalah:
* SMK dapat mengembangkan 1. Gaya Hidup Berkelanjutan.
tema menjadi topik yang lebih 2. Kearifan lokal.
spesifik, sesuai dengan budaya,
3. Bhinneka Tunggal Ika.
kondisi sekolah, dan kebutuhan
dunia kerja. Sekolah diberikan 4. Bangunlah Jiwa dan Raganya.
kewenangan untuk menentukan 5. Suara Demokrasi.
tema yang diambil untuk 6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI.
dikembangkan, baik untuk setiap 7. Kewirausahaan.
kelas, angkatan, maupun fase. 8. Kebekerjaan
9. Budaya Kerja
* Setiap tema bisa terjadi
pengulangan pada setiap
tingkatan namun harus Catatan :
mengalami peningkatan informasi • 1-7 : Tema Umum; 8 dan 9 : Tema khas SMK
yang diberikan.

35
Sembilan Tema 1. Gaya Hidup Berkelanjutan 2. Kearifan Lokal
untuk dipilih SMK
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
jangka pendek maupun panjang, terhadap melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
Tema 1 s.d. 7 sama sekitarnya. perkembangannya.
dengan SMA
- Peserta didik mengembangkan kemampuan - Peserta didik mempelajari bagaimana dan
(Tema Pilihan) berpikir sistem untuk memahami keterkaitan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang
aktivitas manusia dengan dampak-dampak global seperti yang ada, bagaimana perkembangan
yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim. tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang
Tema 8 s.d 9 - Peserta didik dapat dan membangun kesadaran
lebih besar (nasional dan internasional), serta
memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu
sesuai kebutuhan untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan apa yang tetap sama.
serta mencari jalan keluar untuk masalah - Peserta didik juga mempelajari konsep dan
dunia kerja (Tema lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta
perilaku yang lebih berkelanjutan dalam merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil
Wajib) keseharian. dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
- Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
Sekolah wajib memilih - Peserta didik juga mempelajari potensi krisis salah satu hal yang menarik tentang budaya dan
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya nilai-nilai luhur yang dipelajarinya.
minimal 3 tema per tahun, 2 (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis
diantaranya wajib memilih pangan, krisis air bersih dan lain sebagainya), serta Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja:
tema 8 dan 9. mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan Jawa Barat: Sistem masyarakat di Kampung
memitigasinya. Naga
Sekolah menentukan tema dan Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja: Pentas budaya tradisional
mengembangkannya untuk Jakarta: Situasi banjir
setiap kelas per program Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
keahlian. Jawa Barat: Limbah industri/ pabrik
36
3. Bhinneka Tunggal Ika 4. Bangunlah Jiwa dan Raganya 5. Suara Demokrasi

Mengenal belajar membangun dialog penuh Dalam “negara kecil” bernama sekolah, sistem
Membangun kesadaran dan keterampilan untuk demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan
hormat tentang keberagaman kelompok memelihara kesehatan fisik dan mental, baik
agama dan kepercayaan yang dianut oleh di Indonesia dicoba untuk dipraktekkan,
untuk dirinya maupun orang sekitarnya. termasuk namun tidak terbatas pada proses
masyarakat sekitar dan di Indonesia serta - Peserta didik melakukan penelitian dan
nilai-nilai ajaran yang dianutnya. pemilihan umum dan perumusan kebijakan.
mendiskusikan masalah-masalah terkait - Peserta didik merefleksikan makna
- Peserta didik mempelajari perspektif kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta
berbagai agama dan kepercayaan tentang demokrasi dan memahami implementasi
mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang demokrasi serta tantangannya dalam
fenomena global misalnya masalah terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan
lingkungan, kemiskinan, dsb. konteks yang berbeda, termasuk dalam
fisik maupun dunia maya, serta berupaya organisasi sekolah dan/atau dalam dunia
- Peserta didik secara kritis dan reflektif mencari jalan keluarnya.
menelaah berbagai stereotip negatif yang kerja.
- Peserta didik juga menelaah masalah-masalah - Menggunakan kemampuan berpikir sistem,
biasanya dilekatkan pada suatu kelompok yang berkaitan dengan kesehatan dan
agama, dan dampaknya terhadap peserta didik menjelaskan keterkaitan antara
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu peran individu terhadap kelangsungan
terjadinya konflik dan kekerasan. narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.
- Melalui projek penguatan ini, peserta demokrasi Pancasila.
peserta didik merancang kegiatan dan
didik mengenal dan mempromosikan komitmen untuk senantiasa menjaga
budaya perdamaian dan anti kekerasan. Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia
kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta kerja:
berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia • Sistem musyawarah yang dilakukan
- Peserta didik mengikuti kegiatan kesamaptaan
kerja: atau kesiapsiagaan secara fisik dan mental.
masyarakat adat tertentu untuk memilih
• Menangkap isu-isu atau masalah kepala desa.
keberagaman di lingkungan sekitar dan Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja: • Menyampaikan pendapat dalam kegiatan
mengeksplorasi pemecahannya. • Mencari solusi untuk masalah cyber bullying organisasi intra sekolah
• Tenaga kerja asing yang marak di kalangan remaja lokal.
• Pertukaran peserta didik antar propinsi. • Mencari metodologi yang tepat dan murah
untuk memperkuat fisik dan mental dalam
group atau individu.
37
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI 7. Kewirausahaan

Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut,
berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
-Peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, - Peserta didik merancang strategi untuk meningkatkan
berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan
berteknologi. berkelanjutan.
-Peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa - Melalui projek penguatan ini seperti terlibat dalam
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk
sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya,
bidang rekayasa (engineering). yang diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil
-Peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk kegiatan mereka.
menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, - Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya
para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta
menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui didik juga membuka wawasan tentang peluang masa
inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi
teknologi. problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi
tenaga kerja profesional penuh integritas.
Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja:
•Membuat desain inovatif sederhana penerapan teknologi yang dapat Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja:
menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah. • Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki
•SMK membangun desa daya jual.
•Merancang karya teknologi tepat guna • Kelas Sekolah Pencetak Wirausaha
• Kelompok Start Up bagi peserta didik

38
8. Kebekerjaan (Tema wajib dipilih) 9. Budaya Kerja (Tema wajib dipilih)
Tujuan akhir dari tema ini adalah untuk mempersiapkan peserta Tema ini akan membangun kesadaran sikap dan perilaku
didik untuk menuju dunia kerja. untuk membiasakan diri sebagai budaya kerja positif
Tema ini akan membangun kesadaran dan kesiapan kerja untuk sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja.
meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan profesi atau • Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan
keahliannya dengan mengacu pada kebutuhan dunia kerja masalah-masalah terkait dengan etos kerja dan tata tertib
terkini. yang berlaku di dunia kerja atau industri terkait.
Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan • Peserta didik menempa diri melalui berbagai kegiatan
kerja lulusan agar performanya di dunia kerja optimal untuk menyiapkan fisik dan mental agar memiliki etos
• Peserta didik melakukan kajian dan mendiskusikan kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan dunia kerja.
masalah-masalah terkait profesi yang sesuai keahlian. • Peserta didik memiliki kesadaran sikap, perilaku, etika,
• Peserta didik menelaah masalah-masalah yang berkaitan dan nilai-nilai yang berlaku pada sebuah organisasi
dengan dunia kerja terkait dengan profesi kejuruannya, (transfer of value)
termasuk isu kesempatan kerja, profesi yang paling Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja:
dibutuhkan di masa depan, dan isu terkini lainnya.
• Mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang etos kerja
• Peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk dan tata tertib dunia kerja yang berlaku.
senantiasa menjaga kompetensi diri agar selalu siap
menjawab tantangan dunia kerja terkini. • Mengembangkan diri melalui kegiatan pengembangan sikap
kerja, fisik, mental dan kerja sama tim
Contoh muatan lokal dan kebutuhan dunia kerja:
• Membiasakan diri untuk menjaga lingkungan kerja agar
• Mencari solusi untuk masalah kesempatan kerja di masa pandemi. ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin
• Meningkatkan kompetensi dengan mengikuti kegiatan teaching factory.
• Membekali diri dengan kecakapan abad 21 yang diperlukan untuk
memasuki dunia kerja

39
Contoh pengembangan tema di SMK

Tema SMK
Fase E
Gaya Hidup 1. Mendesain sistem pengelolaan sampah untuk mengatasi permasalahan banjir di
Berkelanjutan lingkungan sekitar sekolah.
2. Pemilihan bahan produksi (sesuai program keahlian) yang ramah lingkungan.
Fokus:
Pengembangan akhlak terhadap alam
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan berkaitan dengan menghargai
lingkungan.

Kearifan lokal 1. Pagelaran seni yang memadukan elemen teknologi dan tradisi yang sudah dipelajari di
sekolah (SMK Seni).
2. Produk yang memanfaatkan potensi dan kearifan lokal (sesuai program keahlian).
Fokus:
Akhlak kepada manusia - Menghargai perbedaan identitas (ras, agama, dll) dan
menampilkan apresiasinya atas perbedaan dalam bentuk aktivitas.
Menggali berbagai warisan budaya terkait seni dan menemukan cara mengenalkannya
secara luas dengan memanfaatkan teknologi. 40
Contoh pengembangan tema di SMK
Tema SMK

Fase E

Bhinneka Tunggal Ika 1. Melaksanakan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah, merespon isu kemanusiaan yang terjadi di
masyarakat terdekat. Kegiatan bakti sosial ini disesuaikan dengan program keahlian. Misalnya:
kompetensi listrik bisa melakukan bakti sosial dengan memperbaiki instalasi listrik masyarakat
sekitar, kompetensi keperawatan dan pekerja sosial bisa membantu masyarakat sekitar berkaitan
dengan peningkatan kesehatan – periksa gigi, cek tensi atau kolesterol masyarakat.
2. SMK membangun desa, kegiatan akan disesuaikan dengan program keahlian. Misalnya jurusan
maritime akan melakukan kegiatan untuk membangun masyarakat pesisir, Jurusan Teknik kendaraan
Ringan melakukan kegiatan perbaikan alat pertanian masyarakat. SMK tata busana dari Bali
membantu Ibu-Ibu PKK membuat lenan rumah tangga di Madura.
Fokus:
Akhlak kepada manusia -
Mengidentifikasi hal yang menjadi permasalahan bersama.
Menawarkan titik temu kolaborasi antar sekolah.
Bangunlah Jiwa dan 1. Koordinasi kegiatan OSIS antar sekolah dalam bentuk kepanitiaan untuk kampanye dan aksi untuk
Raganya menjaga kesehatan fisik dan mental remaja di lingkungan sekolah.
2. Melakukan kunjungan persahabatan antara sekolah sekaligus bertukar ilmu dan pengetahuan
program keahlian. Misalnya jurusan Perhotelan melakukan kunjungan ke Jurusan Seni untuk
peningkatan dunia pariwisata atau seni.
Fokus:
Mengidentifikasi hal yang menjadi permasalahan bersama, menawarkan titik temu kolaborasi dan 41
Contoh pengembangan tema di SMK
Tema SMK
Fase E
Suara Demokrasi 1. Merancang alur pemilihan pengurus OSIS sekolah, membuat rencana kerja tahunan yang bisa melibatkan
peserta didik dari berbagai jenjang, merencanakan program pengayaan untuk para pengurus dan
kaderisasinya, dengan bantuan dewan penasihat OSIS sekolah.

Fokus:
Akhlak kepada manusia
Menunjukkan karakter toleransi pada orang dan kelompok lain serta berupaya mengutamakan kemanusiaan
di atas perbedaan (agama, ras, suku, warna kulit, dll) dan membantu orang lain. Mengapresiasi dan
memberikan kritik yang konstruktif demi kemajuan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Berekayasa dan 1. Merancang projek kebun organik yang berkelanjutan dilengkapi dengan alur kewirausahaan
Berteknologi untuk 2. Menyelenggarakan pameran produk karya peserta didik (sesuai program keahlian)
Membangun NKRI Fokus:
Akhlak kepada Alam
Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup di tempat dia tinggal dan melakukan langkah-langkah konkrit
yang bisa dilakukan untuk menghindari kerusakan dan menjaga keharmonisan ekosistem yang ada di
lingkungannya.

42
Contoh pengembangan tema di SMK
Tema SMK

Fase E

Kewirausahaan 1. Merintis koperasi sederhana di lingkup sekolah


2. Melaksanakan Program Sekolah Pencetak Wirausaha
3. Melaksanakan Pembelajaran Teaching Factory
4. Menyelenggarakan Bazaar produk-produk peserta didik

Fokus:
Akhlak pribadi
Merumuskan nilai-nilai moralnya sendiri, menyadari kekuatan dan keterbatasan dari
nilai-nilai tersebut, sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan kontekstual.

43
Contoh pengembangan tema di SMK
Tema SMK

Fase E

Kebekerjaan 1. Mencari solusi untuk masalah kesempatan kerja di masa pandemi.


2. Meningkatkan kompetensi dengan mengikuti kegiatan teaching factory.
3. Membekali diri dengan kecakapan abad 21 yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja

Fokus: Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; Berkebinekaan
global; Bergotong-royong; Mandiri; Bernalar kritis; Kreatif.
Memperoleh gambaran dunia kerja yang akan ditekuni.
Budaya Kerja 1. Mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang etos kerja dan tata tertib dunia kerja
yang berlaku.
2. Mengembangkan diri melalui kegiatan pengembangan sikap kerja, fisik, mental dan kerja
sama tim
3. Membiasakan diri untuk menjaga lingkungan kerja agar ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin
Fokus:
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; Berkebinekaan global;
Bergotong-royong; Mandiri; Bernalar kritis; Kreatif.
Wawasan dunia kerja
Membangun kesadaran dan sikap untuk membentuk dan memahami budaya kerja industri yang
sesuai. 44
Beberapa contoh alur (sequence) projek penguatan

Contoh 1
1. Pengenalan 2. Kontekstualisasi 3. Aksi 4. Refleksi 5. Tindak lanjut

Mengenali dan membangun Menggali permasalahan di Merumuskan peran yang dapat Menggenapi proses dengan Menyusun langkah strategis.
kesadaran peserta didik lingkungan sekitar yang terkait dilakukan melalui aksi nyata. berbagi karya serta melakukan
terhadap tema yang sedang dengan topik pembahasan. evaluasi dan refleksi.
dipelajari.

Contoh 2
Merumuskan tujuan Tindak lanjut
1. Mengamati 2. Mendefinisikan 3. Menggagas 4. Memilih 5. Merefleksikan
Oh, ternyata itu yang hendak Bagaimana aku bisa menjadi Bagaimana aku bisa Bagaimana supaya ide ini
Apa yang terjadi?
dicapai bagian dari solusi? mewujudkannya tujuan? menjadi lebih baik?
•Mempersiapkan observasi. • Mendefinisikan tujuan •Melontarkan dan •Memilih solusi yang sesuai •Membagi pengetahuan.
•Mengenal dan mendekati dari temuan. mengembangkan gagasan. dengan tujuan. •Meminta masukan.
persoalannya (mencerap). • Membuat kerangka •Membuat alternatif solusi. •Membuat purwarupa. •Mengembangkan ide lebih
•Mencari inspirasi. konteks. lanjut dari masukan.

45
Beberapa contoh alur (sequence) projek penguatan

Contoh 3
1. Temukan 2. Bayangkan 3. Lakukan 4. Bagikan

Mengenali dan membangun Menggali permasalahan di Mewujudkan pelajaran yang mereka Menggenapi proses dengan berbagi
kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitar yang terkait dapat melalui aksi nyata. karya serta melakukan evaluasi dan
isu pengelolaan sampah dan dengan topik pembahasan. refleksi.
implikasinya terhadap perubahan
iklim.

(FIDS atau Find-Imagine-Do-Share digagas oleh Kiran Bir Sethi dalam program I Can!)

46
SMK
Pengelolaan waktu:
Implementasi ● Menggunakan alokasi waktu pengembangan karakter dan budaya kerja dengan jumlah keseluruhan 504 jam
Projek pelajaran, dengan rincian: Kelas X 288 JP, Kelas XI 144 JP dan Kelas XII 72 JP.
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Konteks tema
dan Budaya Penerjemahan tema pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja baik itu dilaksanakan
Kerja melalui projek yang disesuaikan dengan konteks dunia kerja.
Contoh:
● Gaya Hidup Berkelanjutan: Pemilihan bahan produksi (sesuai program keahlian) yang ramah lingkungan.
● Kearifan lokal: Produk yang memanfaatkan potensi dan kearifan lokal (sesuai program keahlian).
● Bhineka Tunggal Ika: SMK membangun desa.
● Bangunlah Jiwa dan Raganya: Melakukan kunjungan persahabatan antar sekolah sekaligus bertukar ilmu
pengetahuan program keahlian.
● Suara Demokrasi : Merancang alur pemilihan pengurus OSIS sekolah, membuat rencana kerja tahunan yang
bisa melibatkan peserta didik dari berbagai jenjang, merencanakan program pengayaan untuk para pengurus
dan kaderisasinya, dengan bantuan dewan penasehat OSIS sekolah
● Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI : Menyelenggarakan pameran produk karya peserta
didik (sesuai program keahlian)
● Kewirausahaan: Sekolah Pencetak Wirausaha
● Kebekerjaan : Orientasi industri yang sesuai dengan program keahlian
● Budaya Kerja : Melakukan kajian tentang masalah-masalah etos kerja dan tata tertib yang berlaku di dunia
kerja (sesuai program keahlian)
47
Mengelola Projek Penguatan
(Bagaimana caranya supaya projek penguatan berjalan lancar? Apa saja kompetensi
yang perlu dikembangkan?)

Waktu dan durasi pelaksanaan tema projek penguatan

Tim fasilitator projek penguatan

Pelatihan dan pengembangan kapasitas guru

48
Pelaksanaan projek penguatan dapat dilakukan dengan blok waktu.
Misalnya 1 minggu untuk kegiatan pengenalan disiplin dunia kerja untuk bidang tertentu, 2 hari untuk
Waktu dan durasi bakti sosial yang dirancang terintegrasi dalam kalender akademik.
pelaksanaan Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap tema yang dipilih, disesuaikan dengan kebutuhan waktu
projek penguatan masing-masing substansi projek.
Di luar durasi blok waktu pelaksanaan projek penguatan, sekolah kembali mengatur jadwal
pembelajaran secara regular.

Ketentuan total waktu projek penguatan di SMK adalah sebagai berikut:


● Kelas X, 288 JP/tahun ajaran.

● Kelas XI, 144 JP/tahun ajaran.

● Kelas XII, 72 JP/tahun ajaran.

Sekolah dapat mengatur jadwal belajar yang membuka ruang untuk kolaborasi mengajar antarguru
dari mata pelajaran yang berbeda dan dengan praktisi dari dunia kerja.

49
1. Sekolah merancang jenis-jenis projek pada tahun yang bersangkutan.
2. Sekolah merinci jumlah waktu yang diperlukan untuk masing-masing projek yang
direncanakan.
3. Sekolah merancang blok-blok waktu kegiatan sesuai dengan rincian yang direncanakan, dan
mengonversi jumlah yang diperlukan jumlah minggu (blok) yang diperlukan untuk
pelaksanaannya.
Langkah
4. Mengatur jumlah waktu masing-masing mata pelajaran dibagi jumlah minggu yang tersisa.
Pembuatan Jadwal
Blok untuk Projek Simulasi :
Penguatan dan • Jumlah minggu efektif pertahun di kelas X = 36 minggu
Pembelajaran • Jumlah JP mata pelajaran Sejarah di kelas X = 72 Jam Pelajaran per tahun
• Jumlah minggu dipakai untuk projek penguatan = 6 minggu
• Jumlah minggu tersisa = 30
• Maka, jadwal tatap muka perminggu untuk mata Pelajaran Sejarah = 72/30 = 2,4 Jam Pelajaran

Keterangan :
• Keterlibatan guru mata pelajaran dalam projek dapat diperhitungkan sebagai jam tatap muka
pada mata pelajaran yang diampu.

50
Berikut disajikan beberapa contoh penjadwalan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya Kerja :
1. Setiap sekolah dapat memilih tema pilihan dan tema wajib minimal 3 tema (satu pilihan dua
wajib)
2. Sekolah dapat merancang penjadwalan berdasarkan kompetensi keahlian dengan jumlah
Alternatif Model
rombongan belajar yang dimiliki
Penjadwalan
3. Jadwal dapat berdasarkan blok mingguan atau blok bulanan
Projek Penguatan
4. Selanjutnya perhatikan contoh-contoh berikut
Profil Pelajar
Pancasila dan
Budaya Kerja

51
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan Budaya Kerja
CONTOH PILIHAN TEMA DALAM SATU TAHUN AJARAN TUNTAS

N TEMA PILIHAN SMK ..A SMK..B SMK.. C Keterangan


O

1. Gaya
. Hidup Berkelanjutan V V
Pemilihan tema sangat bergantung
2 Kearifan lokal V V dengan program keahlian dan
kompetensi keahlian dibuka.
3 Bhinneka Tunggal Ika. V
1. Untuk kelas X 288 jp – dapat
4 Bangunlah Jiwa dan dilakukan dengan sistem blok
2. Untuk kelas XI 144 JP
Raganya.
3. Untuk kls XII 72 JP
5 Suara Demokrasi.
6 Berekayasa dan Berteknologi
untuk Membangun NKRI.

TEMA WAJIB
7 Kewirausahaan. V

8 KEBEKERJAAN V V V
9 BUDAYA KERJA V V V

288
Ilustrasi Menentukan Tema Profil Pelajar Pancasila
Tema Profil Pelajar Pancasila SMK 1 Kota Bunga Bentuk Projek
Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
(5 PK)

Program Keahlian : Keperawatan dan Pekerjaan


Sosial
Gaya Hidup Berkelanjutan. Tidak

Kearifan lokal. Tidak

Bhinneka Tunggal Ika. Tidak

Bangunlah Jiwa dan Raganya. V Desain Kampanye Pola Sehat Menggunakan Gawai

Suara Demokrasi. Tidak

Berekayasa dan Berteknologi untuk Tidak


Membanguan NKRI.
Kewirausahaan. Tidak

Kebekerjaan (WAJIB) V Pengenalan Bidang Kerja Keperawatan dan


Pekerjaan Sosial di Indonesia dan Luar Neger
Budaya Kerja (WAJIB) V Metode Komunikasi Dunia Keperawatan dan
Pekerja Sosial
Ilustrasi Menentukan Tema Profil Pelajar Pancasila
Tema Profil Pelajar Pancasila SMK 5 Kota Pohon Bentuk Projek
Bidang Keahlian :
1. Teknologi Manufaktur dan Rekayasa; 2.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (4 PK)

Program Keahlian : Teknik Otomotif dan Teknik


Komputer dan Jaringan

Gaya Hidup Berkelanjutan. V Kampanye Kendaraan Ramah Lingkungan

Kearifan lokal. Tidak

Bhinneka Tunggal Ika. Tidak

Bangunlah Jiwa dan Raganya. Tidak

Suara Demokrasi. Tidak

Berekayasa dan Berteknologi V Jaringan mudah untuk peserta didik yang kurang mampu
untuk Membanguan NKRI.
Kewirausahaan. V Membuat Bengkel Pop Up ketika hari Libur

Kebekerjaan (WAJIB) V Dunia Otomotif untuk hobi (perawatan kendaraan untuk koleksi) –
Pelatihan

Penguatan Jaringan Nirkabel didunia – Seminar dan pelatihan


Budaya Kerja (WAJIB) V Penguatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri (Sama untuk
kedua bidang Program Keahlian)
Ilustrasi Menentukan Tema Profil Pelajar Pancasila
Tema Profil Pelajar Pancasila SMK 10 Kota Ikan
Bidang Keahlian : 5.
1.Teknologi Konstruksi dan Properti; 2. Teknologi Manufaktur dan Rekayasa; 3. Teknologi Informasi
dan Komunikasi; 4. Energi dan Pertambangan; 5. Bisnis dan Manajemen; 6. Pariwisata dan Fesyen;

Program Keahlian : 1. Teknik Otomotif; 2. Teknik Komputer dan Jaringan; 3. Tekhnik Pengelasan; 4.
Teknik Konstruksi; 5. Teknik Kendaraan Ringan; 6. Teknik Audio Video; 7. Tata Busana; 8. Manajemen
Perkantoran dan Layanan Bisnis;

Gaya Hidup Berkelanjutan. V

Kearifan lokal. V

Bhinneka Tunggal Ika. Tidak

Bangunlah Jiwa dan Raganya. Tidak

Suara Demokrasi. Tidak

Berekayasa dan Berteknologi untuk V


Membanguan NKRI.

Kewirausahaan. Tidak

Kebekerjaan (WAJIB) V

Budaya Kerja (WAJIB) V


Penjelasan Ilustrasi SMK 10 Kota Ikan

● Karena SMK 10 Kota Ikan memiliki enam Bidang Keahlian, Projek Penguatan Profil Pancasila dan Budaya
Kerja dengan Tema Kebekerjaan dan Budaya Kerja Industri bisa berbeda karena dunia kerja yang
menjadi tujuan juga berbeda.
● Berdasarkan analisa, bidang keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti, Teknologi Manufaktur dan
Rekayasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Energi dan Pertambangan akan melakukan projek
yang sama. Sedangkan Bisnis dan Manajemen dan Pariwisata dan Fesyen akan melakukan projek yang
sama.
Alternatif Penjadwalan
No Nama Kelas Minggu 1-9 Minggu 10 Minggu 11-16 Minggu 17

1 Kelas 10 Listrik Pembelajaran Projek PPP dan Pembelajaran Projek PPP dan BK
biasa BK (tema biasa (tema kebekerjaan)
bangunlah jiwa
raganya)

2 Kelas 10 Tata Pembelajaran Projek PPP dan Pembelajaran Projek PPP dan BK
Boga biasa BK (tema Biasa (tema Budaya Kerja)
Kebekerjaan)

3 Kelas 10 Pembelajaran Projek PPP dan Pembelajaran Projek PPP dan BK


Manufaktur biasa BK (tema biasa (tema Suara Demokrasi)
Kebekerjaan)
57
Contoh Alternatif Penjadwalan
No Nama Contoh Kelas 10 Kelas 11 Kelas 12
Penjadwalan (288 JP) (144 JP) (72 JP)

1 Blok Harian Dilaksanakan • Contoh 3 tema • Sistem pemilihan tema dan • Sistem pemilihan tema dan
satu hari (1 pilihan 2 wajib) pembagian waktu sama seperti pembagian waktu sama seperti
setiap minggu kelas 10 kelas 10
(misal setiap 288 JP : 3 tema = 96 JP • Tema pilihan yang diambil • Tema pilihan yang diambil
hari jumat) 96 JP : 8 JP/hari = 12 harus berbeda dengan tema harus berbeda dengan tema
pertemuan pilihan yang sudah diambil di pilihan yang sudah diambil di
1 tema dilaksanakan 12 kali kelas 10 kelas 10
pertemuan (daring/luring) • Untuk tema wajib (kebekerjaan • Untuk tema wajib
dan budaya kerja) tetap (kebekerjaan dan budaya kerja)
• Contoh 4 tema dilaksanakan setiap tahun tetap dilaksanakan setiap
(2 pilihan 2 wajib) tahun
• Khusus untuk kelas 12
288 JP : 4 tema = 72 JP dilaksanakan satu semester
72 JP : 8 JP/hari = 9 pertemuan dan diimplementasikan di
1 tema dilaksanakan 9 kali dunia kerja melalui kegiatan
pertemuan (daring/luring) PKL baik didalam negeri
maupun luar negeri
• Contoh 5 tema
(3 pilihan 2 wajib)

288 JP : 5 tema = 58 JP
58 JP : 8 JP/hari = 7 pertemuan
1 tema dilaksanakan 7 kali 58
pertemuan (daring/luring)
Contoh Alternatif Penjadwalan
No Nama Contoh Kelas 10 Kelas 11 Kelas 12
Penjadwalan (288 JP) (144 JP) (72 JP)

2 Blok Dilaksanakan Contoh 3 tema • Sistem pemilihan tema • Sistem pemilihan tema dan
Mingguan selama (1 pilihan 2 wajib) dan pembagian waktu pembagian waktu sama seperti
seminggu, sama seperti kelas 10 kelas 10
misalnya pada 288 JP : 3 tema = 96 JP • Tema pilihan yang • Tema pilihan yang diambil
bulan Agustus 96 JP : 40 JP/minggu = 12 hari diambil harus berbeda harus berbeda dengan tema
dan minggu pertemuan (2 minggu dan 2 hari) dengan tema pilihan pilihan yang sudah diambil di
berikutnya yang sudah diambil di kelas 10
pada bulan 1 tema dilaksanakan 12 hari kelas 10 • Untuk tema wajib
September (2 minggu dan 2 hari) (daring/luring) • Untuk tema wajib (kebekerjaan dan budaya kerja)
(kebekerjaan dan tetap dilaksanakan setiap
budaya kerja) tetap tahun
dilaksanakan setiap • Khusus untuk kelas 12
tahun dilaksanakan satu semester
dan diimplementasikan di
dunia kerja melalui kegiatan
PKL baik didalam negeri
maupun luar negeri
Cttn :
Pengaturan waktu pelaksanaan kelas 10 s.d. kelas 12:
• Guru Pembina dapat mengatur waktu sesuai dengan capaian dimensi PPP, baik tema wajib maupun tema pilihan
• Jadwal kegiatan secara umum dilaksanakan pada jam tatap muka dan dapat juga dilaksanakan diluar jam tatap muka ( sabtu/minggu malam hari
sesuai dengan kegiatan yang relevan (misal refleksi diri, renungan)
59
Contoh Alternatif Penjadwalan
No Nama Contoh Kelas 10 Kelas 11 Kelas 12
Penjadwalan (288 JP) (144 JP) (72 JP)

3 Blok Dilaksanakan Contoh 3 tema • Sistem pemilihan tema • Sistem pemilihan tema dan
Bulanan selama 2 (1 pilihan 2 wajib) dan pembagian waktu pembagian waktu sama seperti
minggu sama seperti kelas 10 kelas 10
berturut-turut 288 JP : 8 JP = 36 pertemuan untuk 3 • Tema pilihan yang • Tema pilihan yang diambil
pada bulan tema diambil harus berbeda harus berbeda dengan tema
yang sama. dengan tema pilihan pilihan yang sudah diambil di
Misalnya Tema yang dipilih (pilihan dan wajib) yang sudah diambil di kelas 10
bulan dilaksanakan pada bulan yang sama kelas 10 • Untuk tema wajib
September (daring/luring). Untuk beberapa projek • Untuk tema wajib (kebekerjaan dan budaya kerja)
juga dapat dilaksanakan diluar jadwal (kebekerjaan dan tetap dilaksanakan setiap
tatap muka. Misalnya Sabtu/Minggu budaya kerja) tetap tahun
dilaksanakan setiap • Khusus untuk kelas 12
Blok bulanan ini dapat disebut sebagai tahun dilaksanakan satu semester
“Bulan Projek Penguatan Profil dan diimplementasikan di
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja” dunia kerja melalui kegiatan
PKL baik didalam negeri
maupun luar negeri
Cttn :
Pengaturan waktu pelaksanaan kelas 10 s.d. kelas 12:
• Guru Pembina dapat mengatur waktu sesuai dengan capaian dimensi PPP, baik tema wajib maupun tema pilihan
• Jadwal projek secara umum dilaksanakan pada jam tatap muka dan dapat juga dilaksanakan diluar jam tatap muka ( sabtu/minggu malam hari sesuai
dengan kegiatan yang relevan (misal refleksi diri, renungan)
60
Pilihan waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan selama 2 minggu.

pelaksanaan:

MARET2021
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
UPACARA

7 8 9 10 11 12 13
UPACARA Isra Mi'raj CUTI BERSAMA

14 15 UPACARA 16 17 18 19 20
HARI RAYA NYEPI Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan
Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar
Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya
Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja

21 22 UPACARA 23 24 25 26 27
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan
Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar Profil Pelajar
Pancasila – Budaya Pancasila Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya Pancasila – Budaya
Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja

61
28 29 30 31
Tim Fasilitator SEKOLAH
Implementasi 1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek di skala sekolah, termasuk
Projek sistem pendokumentasian projek. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai portofolio sekolah.
2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek: masyarakat,
Penguatan
komunitas, universitas, praktisi dan dunia kerja. Sekolah dapat mengidentifikasi orang tua yang
Pembagian peran dan
tanggung jawab dalam potensial sebagai narasumber praktisi dari daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli.
pengelolaan projek 3. Mengomunikasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila kepada warga sekolah, orang tua
peserta didik, dan mitra (narasumber dan dunia kerja terkait).
4. Melibatkan guru bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses berjalannya projek
Tim Fasilitator Projek dapat dengan memberikan dukungan baik dalam bidang akademis maupun kebutuhan emosional peserta
ditambah, dikurangi atau didik.
ditiadakan sesuai kebutuhan 5. Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan projek
setiap sekolah, dilihat dari: penguatan,
● jumlah peserta didik dalam
satu sekolah, KOORDINATOR PROJEK PENGUATAN
● banyaknya tema yang dipilih 1. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek penguatan di sekolah.
dalam satu tahun ajaran, 2. Mengelola sistem yang dibutuhkan tim guru/fasilitator dan peserta didik untuk menyelesaikan projek
● keterbatasan jumlah penguatan dengan sukses, dengan dukungan dan kolaborasi dari koordinator dan tim kepemimpinan
pengajar sekolah.
● atau pertimbangan lain 3. Memastikan kolaborasi terjadi di antara para guru dari berbagai mata pelajaran serta praktisi dari
sesuai kebutuhan dunia kerja dan pembina dari lembaga terkait .
masing-masing sekolah. 4. Memastikan asesmen yang diberikan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.

62
TIM GURU/FASILITATOR
Pembagian 1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik 6. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri dan
peran dan agar dapat memberikan stimulan atau tantangan yang berbeda pendampingan peserta didik untuk mencari
tanggung (diferensiasi) bagi setiap individu sesuai dengan gaya belajar, daya referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan,
jawab imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema-tema seperti buku, artikel, tulisan pada surat
dalam projek penguatan. kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu
pengelolaa 2. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau dan sumber belajar lainnya.
n projek topik projek penguatan yang kontekstual dengan tema sesuai 7. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
penguatan minat masing-masing. ❏ Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan
(lanjutan) 3. Mengumpulkan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta untuk menghubungi sumber pembelajaran
didik secara proporsional (contoh dalam tahapan belajarnya, ❏ Mencari kontak dan menghubungi narasumber
peserta didik perlu dibantu dalam penyediaan hal sebagai berikut: 7. Membuka diri untuk memberi dan menerima
❏ surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber pembelajaran masukan dan kritik selama projek berjalan dan di
lain yang berhubungan dengan projek penguatan. akhir projek.
❏ narasumber yang memperkaya proses pelaksanaan projek 8. Mendampingi peserta didik untuk merencanakan
penguatan. dan menyelenggarakan setiap tahapan projek
❏ Buku sumber dan fasilitator yang memiliki kapabilitas di penguatan yang menjadi ruang lingkup belajar
bidangnya. peserta didik.
4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak (orang tua, mitra, warga 9. Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat,
sekolah, dunia kerja dll. ) terkait kegiatan dalam pencapaian tujuan membuat pilihan, dan mempresentasikan hasil
dari setiap tema. projek.
5. Melakukan penilaian dengan mengacu pada standar asesmen 10. Mengelola beban kerja mengajar dengan
yang sudah ditentukan dalam memonitor perkembangan karakter seimbang antara intrakurikuler dan kokurikuler.
Profil Pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
63
Sangatlah penting bagi semua guru atau staf sekolah yang terlibat dalam pelaksanaan projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila untuk memiliki pemahaman terhadap tujuan dan manfaat projek. Untuk itu, sekolah
dapat memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas guru sebagai peningkatan kapasitas atas
pemahaman terhadap projek penguatan yang dirancang.
Pelatihan dan
Pelatihan dan pengembangan ini dapat dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah, bekerja sama dengan
pengembangan dunia kerja dan lembaga terkait. Pelatihan ini dapat dibuat berseri atau paket sesuai dengan kebutuhan
kapasitas guru belajar guru.

Keterlibatan Dunia Kerja dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas guru merupakan KEHARUSAN
untuk memastikan projek yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Contoh bentuk pelatihan dan pengembangan kapasitas guru

Pelatihan Dasar Pelatihan Lanjutan

1. Pengertian Projek Penguatan Profil 1. Manajemen Kelas dan Sekolah dalam


Pelajar Pancasila (Perlu melibatkan dunia Pembelajaran Berbasis Projek
kerja agar mereka juga mengetahui 2. Team Teaching atau Mengajar Kolaboratif
tentang Profil Pelajar Pancasila 3. Proses Desain Projek
2. Pengertian Budaya Kerja (Perlu 4. Proses Pelibatan Masyarakat khususnya
melibatkan dunia kerja) Dunia Kerja dalam Pembelajaran
3. Pengertian Pembelajaran Berbasis Projek 5. Budaya Belajar Positif
(perlu melibatkan dunia kerja) 6. Perayaan Belajar
4. Strategi Asesmen dan Penilaian 7. Diferensiasi Belajar
5. Strategi Refleksi 8. Manajemen Dunia Kerja
6. Strategi Bertanya 9. Membangun relasi dengan Dunia Kerja 64
7. Strategi Pendampingan
[Contoh] Pelatihan dan Pembelajaran Berbasis Projek Strategi Asesmen dan Penilaian
pengembangan - Pengertian Pembelajaran Berbasis - Jenis-jenis asesmen dan penilaian.
kapasitas guru Projek. - Pemberian umpan balik yang efektif
- Manfaat Pembelajaran Berbasis Projek. - Portofolio.
- Langkah-langkah pelaksanaan - Asesmen dan penilaian dari Dunia
Pelatihan Dasar
Pembelajaran Berbasis Projek. Kerja
- Contoh Pembelajaran Berbasis Projek di
sekolah lain.
- Manajemen projek

Strategi Bertanya Strategi Pendampingan Strategi Refleksi

- Tipe-tipe pertanyaan. - Cara memfasilitasi belajar peserta didik - Pertanyaan pemantik refleksi.
- Membuat pertanyaan yang mendorong tanpa menggurui. - Berbagai strategi dalam melakukan
proses inkuiri peserta didik. - Mengasah kemampuan peserta didik refleksi (Berpasangan & Berbagi, 3-2-1,
- Strategi bertanya efektif. untuk dapat mengatur waktu dan Tiket Keluar, Tweet, menulis jurnal,
pekerjaan berdiskusi kelompok dan strategi
- Pemberian umpan balik. refleksi lainnya).
- Membangun inisiatif peserta didik . - Refleksi yang diterapkan didunia kerja
- Mendorong peserta didik untuk
mengambil tantangan.

65
[Contoh] Manajemen Kelas Team Teaching atau Mengajar Proses Pelibatan Mitra
Pelatihan dan Kolaboratif Dunia Kerja dalam
pengembangan Ekosistem Belajar
kapasitas guru - Belajar dalam kelompok besar - Manfaat Mengajar - Langkah-langkah melibatkan
dan kecil. Kolaboratif. Dunia Kerja, masyarakat dan
Pelatihan Lanjutan - Tata letak area belajar (di - Tipe-tipe Mengajar lingkungan sekolah.
dalam atau di luar kelas). Kolaboratif. - Peran hubungan masyarakat
- Pembagian jadwal belajar - Karakteristik Mengajar dalam pelibatan dunia kerja
bersama dan mandiri. Kolaboratif. - Administrasi dan
- Metode pelibatan dunia kerja dokumentasi yang
untuk Projek Penguatan Profil dibutuhkan.
Pelajar Pancasila dan Budaya
Kerja

Proses Desain Projek Diferensiasi Belajar Budaya Belajar Positif Perayaan Belajar

- Pengertian Proses Berpikir - Memahami tahap - Nilai-nilai dalam Budaya. - Manfaat perayaan belajar.
Desain. perkembangan belajar peserta - Belajar Positif. - Macam-macam bentuk
- Langkah-langkah Proses didik. - Strategi dalam membangun perayaan belajar.
Berpikir Desain. - Mengidentifikasi preferensi budaya belajar positif.
- Alur Desain. cara belajar dan minat peserta
- Referensi dan Tips. didik. 66
- Pembagian kelompok belajar.
Penyelesaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja merupakan kesempatan untuk
merayakan pencapaian peserta didik serta kontribusi pengajar dan staf sekolah. Acara perayaan juga mengakui
pentingnya projek, nilai layanan, serta keterlibatan warga sekolah dan dunia kerja yang relevan. Sertifikat, plakat,
Perayaan dan penghargaan lainnya diberikan kepada peserta didik, panitia, dunia kerja atau pihak lain yang terlibat.
Hasil Projek
Penguatan Perayaan hasil projek dapat dilakukan dalam bentuk pameran atau presentasi hasil kreasi peserta didik, bazaar,
untuk memberikan pemahaman yang nyata tentang apa yang dipelajari dan dilakukan peserta didik. Acara
perayaan dapat berlangsung dengan mengatur tata letak kelas sebagai area pameran, pembagian pojok-pojok
presentasi individu atau kelompok, dan pengaturan lainnya sesuai kesediaan fasilitas di sekolah.

67
https://artspace.id/2018/02/02/pameran-sekolah-wahana-belajar-berkreasi/
Memfasilitasi Projek Penguatan
(Bagaimana memulai dan menutup sebuah projek?
Bagaimana caranya agar peserta didik tertarik dan terlibat aktif?)

Mengawali projek penguatan

Optimalisasi pelaksanaan projek penguatan

Menutup rangkaian projek penguatan

68
Bagaimana peran peserta didik, Projek penguatan berupa projek akan terlaksana
guru, dan lingkungan sekolah secara optimal apabila peserta didik, guru, lingkungan
sekolah dan dunia kerja sebagai komponen utama
khususnya dunia kerja dalam
pembelajaran dapat saling mengoptimalkan peran
pelaksanaan Projek Penguatan Profil masing-masing. Peserta didik berperan sebagai subjek
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja? pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat aktif
mengikuti seluruh rangkaian projek, guru dan staff
dunia kerja berperan sebagai fasilitator pembelajaran
“Beritahu saya, saya akan lupa. yang diharapkan dapat membantu peserta didik
Tunjukkan saya, saya akan ingat. mengoptimalkan proses belajarnya, sementara sekolah
Libatkan saya, saya akan mengerti.” berperan sebagai pendukung terselenggaranya projek
yang diharapkan dapat mensponsori penyediaan
fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif,
sedangkan dunia kerja berperan sebagai pemberi
kesempatan kepada peserta untuk memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai budaya kerja yang
berlaku.

69
Mengawali Kegiatan Projek

Tujuan: Membuat peserta didik terlibat dalam Strategi: Mulai dengan pertanyaan pemantik
kegiatan belajar sejak awal projek digulirkan.
Pertanyaan pemantik dalam kegiatan projek adalah
Sebagai fasilitator pembelajaran, guru dapat memulai pelaksanaan projek pertanyaan yang dapat memancing ketertarikan dan rasa
dengan mengajak peserta didik melihat situasi nyata yang terjadi di dalam ingin tahu peserta didik. Pertanyaan ini mendorong peserta
kehidupan sehari-hari (menghadirkan situasi nyata di kelas). Mengawali didik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut atau melakukan
kegiatan projek dengan realitas faktual dalam keseharian dapat memancing proses inkuiri untuk menjawabnya. Oleh karenanya
perhatian dan keterlibatan peserta didik sejak pertama kali projek pertanyaan ini harus berjenis pertanyaan terbuka (open-ended
digulirkan. question) yang jawabannya tidak tersedia di dalam buku atau
internet.
Contoh

Tema Projek Topik Pertanyaan Pemantik

Perubahan iklim Pengolahan sampah Apakah kamu tahu, setiap sampah yang kita produksi sehari-hari berakhir di
mana?

Kearifan lokal Pelestarian kearifan lokal Menurutmu, apakah kearifan lokal daerah masih perlu dipertahankan di
tengah perkembangan dunia yang sudah semakin maju dan modern?

Berekayasa dan Energi alternatif Bagaimana memanfaatkan potensi tenaga angin yang tinggi di lingkungan kita
Berteknologi untuk untuk membuat sumber energi alternatif yang ramah lingkungan?
Membangun NKRI 70
Mengawali Kegiatan Projek

Tujuan: Membuat peserta didik terlibat dalam Strategi: Mulai dengan permasalahan autentik
kegiatan belajar sejak awal projek digulirkan.
Permasalahan autentik adalah permasalahan nyata yang
Sebagai fasilitator pembelajaran, guru dapat memulai pelaksanaan projek dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Guru
dengan mengajak peserta didik melihat situasi nyata yang terjadi di dalam dapat menyajikan permasalahan tersebut ke dalam kelas
kehidupan sehari-hari (menghadirkan situasi nyata di kelas). Mengawali melalui paparan informasi dari berbagai media, mengundang
kegiatan projek dengan realitas faktual dalam keseharian dapat memancing narasumber, atau mengajak peserta didik langsung
perhatian dan keterlibatan peserta didik sejak pertama kali projek mengamatinya di lapangan.
digulirkan.
Contoh

Tema Permasalahan Catatan: Guru dapat


menggabungkan strategi
Gaya Hidup Berkelanjutan Kebakaran hutan, polusi kendaraan (Tergantung muatan lokal) pertanyaan pemantik dan
permasalahan autentik di awal
Kearifan Lokal Dampak negatif modernisasi
kegiatan projek untuk membuat
rangsangan belajar yang lebih
Bhinneka Tunggal Ika Radikalisme, toleransi antar umat beragama
provokatif bagi peserta didik.
Bangunlah Jiwa dan Raganya Perundungan, kesehatan mental di tengah pandemi
71
Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Tujuan: Membantu peserta didik Strategi: Mendorong keterlibatan belajar peserta didik
terlibat secara optimal sepanjang
Kunci dari implementasi kegiatan projek adalah keterlibatan belajar peserta didik
kegiatan projek berlangsung.
(student engagement) dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai
fasilitator pembelajaran perlu terus berkreasi untuk meningkatkan partisipasi belajar
seluruh peserta didik dalam serangkaian kegiatan yang sedang dilaksanakan.
Beberapa hal dapat diupayakan guru untuk mendorong partisipasi peserta didik yang
mengarah pada peningkatan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.

Contoh strategi

Membangun ikatan (bonding) dengan peserta didik. Sebagai Memberikan tantangan secara bertahap. Guru diharapkan dapat
fasilitator pembelajaran, guru dapat berposisi sebagai teman belajar memecah tahapan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dan
peserta didik yang memiliki kedekatan secara personal. Kedekatan menyesuaikan tingkat kesulitannya. Hal ini ditujukan agar peserta
hubungan tersebut bertujuan agar guru dapat memahami peserta didik dapat merasakan keberhasilan-keberhasilan kecil sehingga
didik secara lebih mendalam. Semakin guru memahami kemampuan mereka merasa mampu dan percaya diri. Selama prosesnya guru
peserta didiknya, semakin ia dapat menemukan cara yang efektif dapat mendampingi aktivitas yang dilakukan peserta didik secara
untuk meningkatkan partisipasi belajar mereka. Di sisi lain, semakin bertahap dengan memandu dan menyajikan sumber-sumber belajar
peserta didik merasa dipahami, semakin tinggi keterikatan mereka yang diperlukan.
terhadap proses belajar yang sedang dilakukannya.
72
Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Memelihara rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu (curiosity) adalah bahan Melakukan refleksi secara berkala. Kegiatan refleksi adalah
bakar utama untuk menjaga konsistensi keterlibatan peserta didik aktivitas penting yang diperlukan untuk menggenapkan proses
dalam proses pembelajaran. Sebelum mengharapkannya muncul belajar yang sedang dilakukan peserta didik. Guru dapat
dalam diri peserta didik, guru perlu memunculkannya terlebih dahulu mengupayakan kegiatan refleksi secara berkala, baik melalui dialog
di dalam dirinya. Selanjutnya guru dapat secara konsisten mengajak verbal atau tertulis, juga baik dilakukan secara individu atau
peserta didik menyadari tujuan atau arti penting dari sesuatu hal berkelompok. Dalam kegiatan refleksi, guru diharapkan dapat
agar mereka memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. memberikan umpan balik yang cukup agar peserta didik dapat terus
Untuk mengasah kemampuan bertanya, peserta didik bisa diajak meningkatkan upaya belajarnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan
untuk membuat daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin adalah dengan menggali pemahaman peserta didik akan situasi yang
mereka ketahui dari setiap tahapan projek yang dilakukan. sedang dihadapinya, lalu memberikan saran yang konstruktif dari
Kumpulan pertanyaan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai situasinya tersebut. Misalnya saat guru melihat bahwa kemampuan
bahan eksplorasi kegiatan untuk menghidupkan projek, baik dalam manajemen waktu dan pekerjaan peserta didik perlu ditingkatkan,
pelaksanaan proses maupun dalam pengembangan produk yang hal tersebut dapat menjadi topik untuk kegiatan refleksi. Namun,
dihasilkan. guru perlu menggali terlebih dahulu pemahaman peserta didik
mengenai manajemen waktu dan pekerjaan sebelum memberikan
umpan balik mengenai hal-hal apa saja yang bisa mereka tingkatkan.
(Catatan: Hindari membangun kesan jika kegiatan refleksi adalah
cara guru untuk mengevaluasi dan mencari-cari kesalahan peserta
didik)
73
Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Tujuan: Membantu peserta didik Strategi: Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang
terlibat secara optimal sepanjang
Sekolah perlu melihat bahwa setiap upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan projek
kegiatan projek berlangsung.
adalah proses belajar yang memerlukan waktu panjang untuk mencapai keberhasilan.
Dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar peserta didik, guru, dan bahkan sekolah dapat berkembang secara bertahap sesuai
Pancasila, peserta didik, guru, dan sekolah harus dengan tahapan belajarnya. Untuk mengoptimalkan hal tersebut, setiap pihak harus
sama-sama memiliki ruang dan kesempatan yang dapat saling mengomunikasikan pendapatnya dan memberikan umpan balik yang
cukup untuk mengembangkan diri sesuai dengan berkesinambungan dalam sebuah dialog yang reflektif. Dalam konteks tersebut,
semangat merdeka belajar. Hal ini menjadi prasyarat pemberian ruang dan kesempatan harus dilengkapi dengan dukungan agar setiap
bagi upaya pengembangan projek yang individu dapat memberikan suara dan menentukan pilihan bagi setiap tantangan
berkelanjutan. yang dihadapinya.

Contoh
Guru dan peserta didik perlu
bersama-sama menentukan strategi
Melakukan dialog Membiasakan forum refleksi untuk saling memberikan pendapat terkait
dan dukungan yang dibutuhkan untuk
reflektif keberlangsungan kegiatan projek.
mengembangkan keterampilan dan
pemahamannya, sehingga setiap
Memberikan Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat ikut terlibat dalam
individu dapat terus melatih,
suara dan mengembangkan aktivitas projek serta menentukan target dan produk yang mengaplikasikan, dan merefleksikan
menentukan ingin dicapai. pembelajaran yang mereka dapatkan
pilihan
selama pelaksanaan projek. 74
Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Tujuan: Membantu Strategi: Membudayakan nilai kerja yang positif


peserta didik
Budaya yang positif di sekolah mewujud dalam sikap pembelajar pada aktivitas sehari-hari. Ketika misalnya
terlibat secara
terdapat pandangan bahwa melakukan kesalahan yang tidak disengaja bukanlah sesuatu hal yang buruk, maka
optimal sepanjang
peserta didik tentu saja tidak akan segan untuk bisa selalu mencoba.
kegiatan projek
berlangsung. Sebagai bentuk dari sebuah nilai, kemampuan yang diharapkan muncul dalam diri setiap pembelajar tidak
dihadirkan sebagai sebuah instruksi, namun sebagai sebuah pembiasaan yang rutin dilakukan dalam keseharian.
Membudayakan nilai bukanlah sebuah upaya yang bisa dilakukan secara instan, sehingga diperlukan konsistensi
dan komitmen untuk dapat membangunnya secara berkelanjutan.

Contoh nilai kerja yang positif

❏ Pentingnya mengasah kemampuan untuk dapat mengatur waktu dan pekerjaan, mengolah dan menindaklanjuti umpan
balik, membangun inisiatif, memilih tantangan, dan mengevaluasi diri secara berkesinambungan.
❏ Memiliki kebanggaan terhadap hasil kerja yang telah dicapai dengan proses yang optimal.
❏ Memahami jika tidak ada satu cara kerja atau jawaban benar dalam mengerjakan projek dan meyakini jika proses belajar
tidak kalah penting dari produk atau hasil akhir yang mungkin dicapai.
❏ Berani melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. 75
Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Tujuan: Membantu peserta didik Strategi: Memastikan efektivitas kegiatan secara berkesinambungan
terlibat secara optimal sepanjang
Optimalisasi pelaksanaan projek secara teknis berkaitan dengan kemampuan guru dan
kegiatan projek berlangsung.
sekolah untuk dapat mengelola berjalannya rangkaian kegiatan projek secara efektif
dan efisien. Setidaknya kita dapat melihat efektivitas tersebut dalam tiga hal: Alur
kegiatan, alokasi waktu, dan kolaborasi tim pengajar.

Contoh strategi

Poin evaluasi Tindakan

Alur kegiatan dan Memeriksa secara berkala apakah pengembangan aktivitas yang terjadi dalam rangkaian kegiatan masih berada dalam
alokasi waktu koridor alur dan alokasi waktu yang tersedia. Diharapkan pemeriksaan secara berkala ini dapat menghindarkan
terjadinya eksplorasi kegiatan yang terlalu jauh dari ruang lingkup dan kedalaman projek yang direncanakan sehingga
berdampak pada kekurangan alokasi waktu kegiatan pada paruh terakhir pelaksanaan projek.

Kolaborasi tim Melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana guru dapat saling berbagi peran dan melakukan kerja
pengajar sama sesuai perannya satu sama lain. Semakin kuat kolaborasi tim pengajar, semakin tinggi tingkat keberhasilan projek
dalam menghadapi berbagai tantangan pelaksanaan yang dihadapinya.

76
Menutup Rangkaian Kegiatan Projek

Tujuan: Mengakhiri projek dengan Strategi: Merancang perayaan belajar


kegiatan yang optimal.
Perayaan belajar adalah kegiatan di mana peserta didik dapat menampilkan proses
Kegiatan projek yang sudah berjalan melalui atau produk hasil belajarnya dalam sebuah acara yang melibatkan berbagai pihak
berbagai rangkaian aktivitas perlu diakhiri dengan sebagai partisipan. Pihak tersebut dimulai dari orang tua dan keluarga lainnya,
sesuatu yang tidak kalah bermakna. Dalam hal ini guru-guru dan staf sekolah, hingga masyarakat umum atas nama individu, instansi,
setidaknya terdapat dua kegiatan yang dapat atau komunitas tertentu. Perayaan belajar umumnya berupa kegiatan pertunjukan
diupayakan guru sebagai fasilitator pembelajaran atau pameran di mana peserta didik dapat membagikan pengalaman belajarnya
untuk mendorong peserta didik menggenapkan kepada orang lain. Kegiatan ini menjadi ajang apresiasi bagi peserta didik atas upaya
beragam hal yang telah dipelajarinya, yakni yang telah dilakukannya selama melaksanakan projek.
merancang perayaan belajar dan melakukan
refleksi tindak lanjut. Perayaan belajar adalah acara yang dimiliki oleh peserta didik, bukan guru. Dalam hal
ini guru berperan sebagai mentor yang mendampingi peserta didik selama proses
pelaksanaannya. Selain itu guru juga dapat meyakinkan peserta didik jika perayaan
belajar adalah ajang untuk saling mengapresiasi, bukan saling mengevaluasi dan
melakukan penilaian. Oleh karenanya, kegiatan ini sebisa mungkin dapat dilakukan
dengan perasaan sukacita.

77
Penyelesaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kesempatan untuk merayakan pencapaian
peserta didik dan kontribusi pengajar dan staf sekolah. Acara perayaan juga mengakui pentingnya dan nilai layanan
Perayaan Hasil
dan keterlibatan warga dalam masyarakat dan lingkungan sekolah. Sertifikat, plakat, dan penghargaan lainnya
Belajar Projek diberikan kepada peserta didik dan panitia yang terlibat.

Perayaan hasil belajar projek dapat dilakukan dalam bentuk pameran atau presentasi projek peserta didik, untuk
memberikan pemahaman yang nyata tentang apa yang dipelajari dan dilakukan peserta didik. Acara perayaan
dapat berlangsung secara sederhana dengan mengatur tata letak kelas sebagai area pameran, pembagian
pojok-pojok presentasi individu atau kelompok, dan pengaturan lainnya sesuai kesediaan fasilitas di sekolah.

http://mtsn2temanggung.sch.id/ujian-praktek-melalui-bazar-dan-pamera
78
http://mtsn2temanggung.sch.id/ujian-praktek-melalui-bazar-dan-pamera https://artspace.id/2018/02/02/pameran-sekolah-wahana-belajar-berkreasi/
https://artspace.id/2018/02/02/pameran-sekolah-wahana-belajar-berkreasi/
n/ n/
Menutup Rangkaian Projek

Beberapa saran untuk melaksanakan perayaan belajar dengan optimal:

Mendampingi peserta didik dalam Melatih kemampuan berkomunikasi Menjadi pendukung di belakang layar.
perencanaannya. dengan masyarakat umum.
Pada saat pelaksanaan perayaan belajar,
Sebagai mentor, guru dapat memastikan Sebagai persiapan kemampuan, guru dapat guru dapat memposisikan diri di belakang
pemahaman peserta didik terlebih dahulu melatih peserta didik dalam melakukan dan mempersilahkan peserta didik untuk
mengenai pengertian dan tujuan dari presentasi dan berbicara di hadapan umum maju. Di samping itu guru dapat
perayaan belajar. Setelah itu guru dapat (public speaking) dengan penyampaian menyemangati, memberikan bantuan,
memberikan pengarahan mengenai hal apa verbal yang jelas dan sikap yang percaya memastikan setiap peserta didik memiliki
saja yang perlu disiapkan dan bagaimana diri. Kemampuan ini tentu saja tidak baru pengunjung secara merata, dan
mengaturkan teknis kegiatannya. dipelajari menjelang perayaan belajar, mengantisipasi kendala teknis dan fasilitas
namun terintegrasi dalam setiap proses yang mungkin dihadapi oleh peserta didik.
pembelajaran. Persiapan sebelum
perayaan belajar adalah melakukan
simulasi agar peserta didik lebih siap
berhadapan dengan orang lain.

79
Menutup Rangkaian Projek

Tujuan: Memastikan kegiatan projek ditutup Strategi: Melakukan refleksi tindak lanjut
dengan aktivitas yang bermakna.

Kegiatan projek yang sudah berjalan melalui berbagai Pelaksanaan refleksi belajar sebenarnya tidak hanya dilakukan di akhir
rangkaian aktivitas perlu diakhiri dengan sesuatu yang kegiatan projek, namun di tengah pelaksanaan projek secara berkala.
tidak kalah bermakna. Dalam hal ini setidaknya terdapat Dalam hal ini refleksi yang dilakukan adalah refleksi akhir projek untuk
membahas proses berjalannya projek secara keseluruhan. Sebagai
dua kegiatan yang dapat diupayakan guru sebagai
bentuk dari refleksi tindak lanjut, kegiatan refleksi ini juga memiliki
fasilitator pembelajaran untuk mendorong peserta didik
proyeksi ke belakang (apa yang sudah dilakukan) dan ke depan (apa yang
menggenapkan beragam hal yang telah dipelajarinya, yakni akan dilakukan setelah ini). Refleksi dapat dilakukan secara verbal
merancang perayaan belajar dan melakukan refleksi tindak maupun tertulis. Jika dilakukan secara verbal, guru harus memastikan
lanjut. semua peserta didik dapat melakukan refleksi secara merata.

80
Menutup Rangkaian Projek

Kegiatan refleksi yang efektif biasanya distimulasi oleh


pertanyaan-pertanyaan. Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan
stimulan yang dapat digunakan:

● Apakah aku sudah berhasil mencapai tujuan belajar dari projek ini? Apa
bukti-buktinya?
● Bagaimana upaya yang sudah aku lakukan selama melaksanakan aktivitas
projek ini?
● Apa saja tantangan yang aku alami? Apa yang biasanya aku lakukan untuk
menghadapinya?
● Apa yang akan aku lakukan berbeda agar bisa lebih optimal mengikuti
kegiatan projek selanjutnya?
● Apa kemampuan atau keterampilan baru yang berhasil aku kembangkan?
● Apa kemampuan yang ingin aku kembangkan di tema selanjutnya?
● Apa yang harus aku lakukan untuk membuat tindak lanjut atas projek ini?
● Bagaimana cara aku berkomitmen untuk bisa menerapkan hasil projek ini
dalam keseharian?

81
Bagaimana Sebagai fasilitator pembelajaran, guru dapat memulai pelaksanaan projek dengan mengajak peserta didik melihat situasi
nyata yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari (menghadirkan situasi nyata di kelas). Artinya projek penguatan tidak
mengawali diawali dengan paparan materi atau tujuan pembelajaran sebagaimana biasa dilakukan guru dalam mengajarkan mata
pelajaran. Mengawali projek penguatan dengan realitas faktual dalam keseharian dapat memancing perhatian dan
projek keterlibatan peserta didik sejak pertama kali projek tersebut digulirkan dan mendorong peserta didik merumuskan
penguatan? masalah. Dengan berpartisipasi merumuskan masalah, peserta didik dapat menyepakati tujuan projek penguatan,
sementara proses penentuan materi yang perlu dipelajari dan tujuan yang akan dicapai dapat melibatkan peserta didik
sehingga menjadi lebih bermakna.

Menghadirkan situasi nyata di awal projek penguatan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni memberikan pertanyaan
Contoh pertanyaan atau menyajikan permasalahan.
pemantik untuk
mengawali projek Mulai dengan pertanyaan pemantik
penguatan di antaranya Pertanyaan pemantik dalam projek penguatan adalah pertanyaan yang dapat memancing ketertarikan dan rasa ingin tahu
seperti berikut: peserta didik. Pertanyaan ini mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut atau melakukan proses
inkuiri untuk menjawabnya. Oleh karena itu, pertanyaan harus pertanyaan terbuka (open-ended question) yang jawabannya
tidak tersedia di dalam buku atau internet.
Tema Topik Pertanyaan Pemantik

Kearifan lokal Pelestarian kearifan lokal Menurut kamu, apakah kearifan lokal daerah masih perlu dipertahankan di tengah
perkembangan dunia yang sudah semakin maju dan modern?

Kebekerjaan Peluang profesi di masa pandemi Menurut kamu, apa profesi yang justru terbuka dimasa pandemic COVID-19 seperti sekarang
ini?

Budaya Kerja Etos Kerja Menurut kamu, apa yang membuat kamu memiliki motivasi tinggi dalam bekerja sesuai dengan
bidang keahlian yang dipilih? Menurut kamu, etos kerja seperti apa yang di butuhkan untuk
target pekerjaan yang ingin kamu raih? Etos kerja seperti apa yang diperlukan untuk
berwirausaha sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih? 82
Mulai dengan permasalahan autentik

Permasalahan autentik adalah permasalahan nyata yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan
Bagaimana sehari-hari. Guru dapat menyajikan permasalahan tersebut ke dalam kelas melalui paparan informasi
mengawali dari berbagai media, mengundang narasumber, atau mengajak peserta didik langsung mengamatinya
di lapangan.
projek
penguatan? Karena terkait dengan konteks kehidupan peserta didik, guru dapat mengeksplorasi muatan lokal dari
tema yang dipilih sehingga permasalahan yang disajikan bisa jadi berbeda untuk setiap daerah.

Misalnya, tema mengenai Gaya Hidup Berkelanjutan akan menyoroti permasalahan mengenai
kebakaran hutan untuk sebagian peserta didik yang tinggal di daerah Kalimantan atau menyoroti
permasalahan polusi kendaraan untuk peserta didik yang tinggal di daerah DKI Jakarta. Oleh karena
itu guru diharapkan dapat menemukan permasalahan lokal dari tema besar yang tersedia.

Catatan: Guru juga dapat menggabungkan pertanyaan pemantik dan permasalahan autentik di awal projek
penguatan untuk membuat rangsangan belajar yang lebih provokatif bagi peserta didik.

83
Mendorong keterlibatan belajar peserta didik
Bagaimana Kunci dari implementasi projek penguatan adalah keterlibatan belajar peserta didik (student engagement) dalam proses
mengoptimalk pembelajaran. Oleh karena itu, guru atau pihak dunia kerja sebagai fasilitator pembelajaran perlu terus berkreasi untuk
meningkatkan partisipasi belajar seluruh peserta didik dalam serangkaian projek yang sedang dilaksanakan. Beberapa hal
an
dapat diupayakan fasilitator untuk mendorong partisipasi peserta didik yang mengarah pada peningkatan keterlibatan
pelaksanaan mereka dalam proses pembelajaran. Beberapa cara untuk mengupayakan hal tersebut di antaranya:
projek
penguatan? Membangun ikatan (bonding) dengan peserta didik. Sebagai fasilitator pembelajaran, guru atau perwakilan dunia kerja
dapat berposisi sebagai teman belajar peserta didik yang memiliki kedekatan secara personal. Kedekatan hubungan
tersebut bertujuan agar fasilitator dapat memahami peserta didik secara lebih mendalam. Pemahaman terhadap latar
belakang, kebutuhan, minat, bakat, dan potensi peserta didik selanjutnya dapat menjadi dasar pertimbangan fasilitator
dalam dalam menyesuaikan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Semakin fasilitator memahami
kemampuan peserta didiknya, semakin ia dapat menemukan cara yang efektif untuk meningkatkan partisipasi belajar
mereka. Di sisi lain, semakin peserta didik merasa dipahami, semakin tinggi keterikatan mereka terhadap proses belajar
yang sedang dilakukan.

Memelihara rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu (curiosity) adalah bahan bakar utama untuk menjaga konsistensi keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebelum mengharapkannya muncul dalam diri peserta didik, fasilitator perlu
memunculkannya terlebih dahulu di dalam dirinya. Selanjutnya guru dapat secara konsisten mengajak peserta didik
menyadari tujuan atau arti penting dari sesuatu hal agar mereka memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Untuk
mengasah kemampuan bertanya, peserta didik bisa diajak untuk membuat daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin
mereka ketahui dari setiap tahapan projek penguatan yang dilakukan. Kumpulan pertanyaan tersebut selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan eksplorasi untuk menghidupkan projek penguatan, baik dalam pelaksanaan proses maupun
dalam pengembangan produk yang dihasilkan.
84
Memberikan tantangan secara bertahap. Guru atau perwakilan dunia kerja yang menjadi fasilitator
diharapkan dapat memecah tahapan projek yang dilakukan oleh peserta didik dan menyesuaikan
Bagaimana tingkat kesulitannya. Hal ini ditujukan agar peserta didik dapat merasakan
mengoptimalkan keberhasilan-keberhasilan kecil sehingga mereka merasa mampu dan percaya diri. Selama proses
fasilitator dapat mendampingi aktivitas yang dilakukan peserta didik secara bertahap dengan
pelaksanaan
memandu dan menyajikan sumber-sumber belajar yang diperlukan. Dengan stimulan dan dukungan
projek yang memadai, peserta didik dapat membangun pemahaman dan keterampilannya secara bertahap
penguatan? sebelum akhirnya mampu menjadi pembelajar yang berdaya dan mandiri.

Melakukan refleksi secara berkala. Kegiatan refleksi adalah aktivitas penting yang diperlukan untuk
menggenapkan proses belajar yang sedang dilakukan peserta didik. Fasilitator dapat mengupayakan
kegiatan refleksi secara berkala, baik melalui dialog verbal atau tertulis, juga baik dilakukan secara
individu atau berkelompok. Dalam kegiatan refleksi, fasilitator diharapkan dapat memberikan umpan
balik yang cukup agar peserta didik dapat terus meningkatkan upaya belajarnya. Salah satu cara yang
bisa dilakukan adalah dengan menggali pemahaman peserta didik akan situasi yang sedang
dihadapinya, lalu memberikan saran yang konstruktif dari situasinya tersebut. Misalnya saat
fasilitator melihat bahwa kemampuan manajemen waktu dan pekerjaan peserta didik perlu
ditingkatkan, hal tersebut dapat menjadi topik untuk kegiatan refleksi. Namun, fasilitator perlu
menggali terlebih dahulu pemahaman peserta didik mengenai manajemen waktu dan pekerjaan
sebelum memberikan umpan balik mengenai hal-hal apa saja yang bisa mereka tingkatkan. (Catatan:
Hindari membangun kesan jika kegiatan refleksi adalah cara fasilitator untuk mengevaluasi dan
mencari-cari kesalahan peserta didik)
85
Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang

Bagaimana Dalam pelaksanaan projek penguatan, peserta didik, guru, sekolah dan dunia kerja harus
mengoptimalkan sama-sama memiliki ruang dan kesempatan yang cukup untuk mengembangkan diri sesuai
pelaksanaan dengan semangat merdeka belajar. Hal ini menjadi prasyarat bagi upaya pengembangan hasil
projek penguatan yang berkelanjutan. Dalam konteks tersebut, pemberian ruang dan kesempatan
projek penguatan? harus dilengkapi dengan dukungan agar setiap individu dapat memberikan suara dan
menentukan pilihan bagi setiap tantangan yang dihadapinya.

Sekolah perlu melihat bahwa setiap upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan projek penguatan
adalah proses belajar yang memerlukan waktu panjang untuk mencapai keberhasilan. peserta
didik, guru, dan bahkan sekolah dapat berkembang secara bertahap sesuai dengan tahapan
belajarnya. Untuk mengoptimalkan hal tersebut, setiap pihak harus dapat saling
mengomunikasikan pendapatnya dan memberikan umpan balik yang berkesinambungan dalam
sebuah dialog yang reflektif.

Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang dalam konteks pembelajaran juga berarti
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat ikut terlibat dalam mengembangkan
aktivitas projek penguatan serta menentukan target dan produk yang ingin dicapai. Di samping
itu, guru/ fasilitator dari dunia kerja dan peserta didik juga perlu bersama-sama menentukan
strategi dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahamannya, sehingga mereka dapat terus melatih, mengaplikasikan, dan merefleksikan
pembelajaran yang mereka dapatkan selama pelaksanaan projek penguatan. 86
Bagaimana Membudayakan nilai kerja yang positif

mengoptimalkan Budaya yang produktif di sekolah mewujud dalam nilai-nilai sikap pembelajar pada aktivitas sehari-hari. Ketika
pelaksanaan projek misalnya terdapat pandangan bahwa melakukan kesalahan yang tidak disengaja bukanlah sesuatu hal yang
penguatan? buruk, maka peserta didik tentu saja tidak akan segan untuk bisa selalu mencoba. Di sisi lain, ketika semangat
kolaborasi dianggap lebih baik dari semangat kompetisi, maka peserta didik bahkan guru akan merasa berhasil
jika dapat melakukan kerja sama yang efektif dibandingkan mengalahkan atau mengungguli rekan sejawat
lainnya.

Nilai kerja yang positif, oleh karena itu dapat mendukung terselenggaranya projek penguatan yang optimal.
Sekolah dapat membangun nilai-nilai yang selaras dengan tujuan utama menjadikan setiap individu sebagai
pelajar yang mampu mengatur dirinya sendiri (self regulated learner). Dalam upaya mencapai tujuan tersebut,
beragam etika kerja yang mendukung menjadi hal yang perlu diperhatikan, seperti pentingnya mengasah
kemampuan untuk dapat mengatur waktu dan pekerjaan, mengolah dan menindaklanjuti umpan balik,
membangun inisiatif, memilih tantangan, mengevaluasi diri secara berkesinambungan, dan memiliki
kebanggaan terhadap hasil kerja yang telah dicapai dengan proses yang optimal. Dalam prosesnya, peserta
didik perlu memahami jika tidak ada satu cara kerja atau jawaban benar dalam mengerjakan projek penguatan
dan meyakini jika proses belajar tidak kalah penting dari produk atau hasil akhir yang mungkin dicapai. Mereka
diharapkan dapat berani melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut,

Sebagai bentuk dari sebuah nilai, kemampuan yang diharapkan muncul dalam diri setiap pembelajar tidak
dihadirkan sebagai sebuah instruksi, namun sebagai sebuah pembiasaan yang rutin dilakukan dalam
keseharian. Membudayakan nilai bukanlah sebuah upaya yang bisa dilakukan secara instan, sehingga
diperlukan konsistensi dan komitmen untuk dapat membangunnya secara berkelanjutan.
87
Memastikan efektivitas projek secara berkesinambungan
Bagaimana
Optimalisasi pelaksanaan projek secara teknis berkaitan dengan kemampuan guru / fasilitator dari dunia
mengoptimalkan kerja dan sekolah untuk dapat mengelola berjalannya rangkaian projek penguatan secara efektif dan
pelaksanaan efisien. Setidaknya kita dapat melihat efektivitas tersebut dalam tiga hal: Alur projek, alokasi waktu, dan
kolaborasi tim pengajar.
projek penguatan?
Projek penguatan yang dinamis memungkinkan terjadinya pengembangan berbagai aktivitas
pembelajaran dalam pelaksanaannya. Pengembangan aktivitas tersebut berpotensi melebarkan fokus
alur projek dan pengalokasian waktu dari yang sudah disusun dalam perencanaan. Oleh karenanya, guru /
pihak dunia kerja sebagai fasilitator pembelajaran perlu memeriksa secara berkala apakah
pengembangan aktivitas yang terjadi dalam rangkaian kegiatan masih berada dalam koridor alur dan
alokasi waktu yang tersedia. Diharapkan pemeriksaan secara berkala ini dapat menghindarkan terjadinya
eksplorasi kegiatan yang terlalu jauh dari ruang lingkup dan kedalaman projek penguatan yang
direncanakan sehingga berdampak pada kekurangan alokasi waktu kegiatan pada paruh terakhir
pelaksanaan projek penguatan.

Di samping persoalan manajemen alur dan alokasi waktu projek penguatan, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah optimalisasi kinerja dari tim pengajar yang sedang berkolaborasi menangani projek
penguatan tersebut. Guru dan sekolah termasuk dunia kerja perlu melakukan evaluasi secara berkala
untuk melihat sejauh mana guru dapat saling berbagi peran dan melakukan kerja sama sesuai perannya
satu sama lain. Semakin kuat kolaborasi tim pengajar- guru dan dunia kerja, semakin tinggi tingkat
keberhasilan projek penguatan dalam menghadapi berbagai tantangan pelaksanaan yang dihadapinya.
88
Projek penguatan yang sudah berjalan melalui berbagai rangkaian aktivitas perlu diakhiri dengan
Bagaimana sesuatu yang tidak kalah bermakna. Dalam hal ini setidaknya terdapat dua kegiatan yang dapat
menutup diupayakan guru atau perwakilan dunia kerja sebagai fasilitator pembelajaran untuk mendorong
peserta didik menggenapkan beragam hal yang telah dipelajarinya, yakni merancang perayaan
rangkaian projek belajar dan melakukan refleksi tindak lanjut.
penguatan?
Merancang perayaan belajar

Perayaan belajar adalah kegiatan di mana peserta didik dapat menampilkan proses atau produk
hasil belajarnya dalam sebuah acara yang melibatkan berbagai pihak sebagai partisipan. Pihak
tersebut dimulai dari orang tua dan keluarga lainnya, guru-guru dan staf sekolah, hingga
masyarakat umum atas nama individu, instansi, atau komunitas tertentu termasuk dunia kerja
sebagai salah satu komponen penting. Perayaan belajar umumnya berupa kegiatan pertunjukan
atau pameran di mana peserta didik dapat membagikan pengalaman belajarnya kepada orang lain.
Kegiatan ini menjadi ajang apresiasi bagi peserta didik atas upaya yang telah dilakukannya selama
melaksanakan projek penguatan.

Perayaan belajar adalah acara yang dimiliki oleh , bukan guru atau fasilitator. Dalam hal ini guru/
fasilitator berperan sebagai mentor yang mendampingi peserta didik selama proses peserta didik
pelaksanaannya. Selain itu guru atau fasilitator juga dapat meyakinkan peserta didik jika perayaan
belajar adalah ajang untuk saling mengapresiasi, bukan saling mengevaluasi dan melakukan
penilaian. Oleh karenanya, kegiatan ini sebisa mungkin dapat dilakukan dengan perasaan sukacita. 89
Bagaimana Beberapa saran untuk melaksanakan perayaan belajar yang optimal di antaranya adalah:

menutup Mendampingi peserta didik dalam perencanaannya. Sebagai mentor, guru atau fasilitator
rangkaian projek dari dunia kerja dapat memastikan pemahaman peserta didik terleb peserta didik dahulu
mengenai pengertian dan tujuan dari perayaan belajar. Setelah itu guru dapat memberikan
penguatan? pengarahan mengenai hal apa saja yang perlu disiapkan dan bagaimana mengatur teknis
kegiatannya.

Melatih kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat umum. Sebagai persiapan


kemampuan, guru/ tim fasilitator dapat melatih peserta didik dalam melakukan presentasi
dan berbicara di hadapan umum (public speaking) dengan penyampaian verbal yang jelas dan
sikap yang percaya diri. Kemampuan ini tentu saja tidak baru dipelajari menjelang perayaan
belajar, namun terintegrasi dalam setiap proses pembelajaran. Persiapan sebelum perayaan
belajar adalah melakukan simulasi agar peserta didik lebih siap berhadapan dengan orang
lain.

Menjadi pendukung di belakang layar. Pada saat pelaksanaan perayaan belajar, guru/ tim
fasilitator dapat memposisikan diri di belakang dan mempersilahkan peserta didik untuk
maju. Di samping itu guru / tim fasilitator dapat menyemangati, memberikan bantuan,
memastikan setiap peserta didik memiliki pengunjung secara merata, dan mengantisipasi
kendala teknis dan fasilitas yang mungkin dihadapi oleh peserta didik.
90
Melakukan refleksi tindak lanjut
Bagaimana
menutup Pelaksanaan refleksi belajar sebenarnya tidak hanya dilakukan di akhir projek penguatan, namun di
tengah pelaksanaan projek penguatan secara berkala. Dalam hal ini refleksi yang dilakukan adalah
rangkaian
refleksi akhir projek penguatan untuk membahas proses berjalannya projek penguatan secara
projek keseluruhan. Sebagai bentuk dari refleksi tindak lanjut, kegiatan refleksi ini juga memiliki proyeksi ke
penguatan? belakang (apa yang sudah dilakukan) dan ke depan (apa yang akan dilakukan setelah ini). Refleksi dapat
dilakukan secara verbal maupun tertulis. Jika dilakukan secara verbal, guru/ fasilitator harus
memastikan semua peserta didik dapat melakukan refleksi secara merata.

Kegiatan refleksi yang efektif biasanya distimulasi oleh pertanyaan-pertanyaan. Berikut adalah
beberapa contoh pertanyaan stimulan yang dapat digunakan:
● Apakah aku sudah berhasil mencapai tujuan belajar dari projek penguatan ini? Apa bukti-buktinya?
● Bagaimana upaya yang sudah aku lakukan selama melaksanakan aktivitas projek penguatan ini?
● Apa saja tantangan yang aku alami? Apa yang biasanya aku lakukan untuk menghadapinya?
● Apa yang akan aku lakukan berbeda agar bisa lebih optimal mengikuti kegiatan projek penguatan
selanjutnya?
● Apa kemampuan atau keterampilan baru yang berhasil aku kembangkan?
● Apa kemampuan yang ingin aku kembangkan di tema selanjutnya?
● Apa yang harus aku lakukan untuk membuat tindak lanjut atas projek penguatan ini?
● Bagaimana cara aku berkomitmen untuk bisa menerapkan hasil projek penguatan ini dalam
keseharian?
91
Asesmen Projek Penguatan
(Bagaimana melakukan asesmen performa peserta didik dalam
projek?
Apa saja tipe asesmen yang bisa digunakan?)
Asesmen Diagnostik Pra-Kegiatan Projek Penguatan
Jenis Asesmen untuk Performa: Sumatif dan Formatif
Bentuk asesmen sumatif dan formatif
Keseimbangan asesmen sumatif dan formatif
Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang asesmen performa
Rubrik
Umpan Balik (Feedback)
Portofolio

92
Asesmen merupakan bagian penting dari pembelajaran dalam projek. Oleh karena itu dalam merencanakan projek,
Asesmen termasuk dalam menyusun modul projek, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang asesmen projek:
Sebagai ● Pertimbangkan keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode asesmen. Tidak semua jenis asesmen

Bagian dari cocok untuk semua kegiatan dan individu peserta didik. Asesmen yang beragam dapat membantu guru dan peserta
didik merasakan pembelajaran yang berbeda. Gunakan pertanyaan ini untuk memandu pembuatan asesmen:
Desain
❏ Apa dan bagaimana tingkat kemampuan peserta didik? Apakah sesuai dengan fase pencapaian elemen dan
Projek sub-elemen profil?
❏ Berapa jumlah peserta didik yang terlibat dalam projek?
(Diadaptasi dari: ❏ Seberapa besar perbedaan kompetensi peserta didik?
❏ Bagaimana tingkat keberagaman budaya, sosial dan ekonomi, peserta didik? Apakah keberagaman itu bisa
https://www.ucd.ie/teachi
menjadi hambatan pembelajaran peserta didik dalam projek?
ng/resources/assessmentf
eedback/howdoiassess/) ● Pertimbangkan tujuan pencapaian projek dan membuat asesmen yang bukan hanya berfokus pada produk
pembelajaran, tetapi berfokus pada dimensi, elemen, dan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar.
● Pembuatan indikator perkembangan sub-elemen antarfase di awal projek berguna untuk memperjelas tujuan
projek
● Bangun keterkaitan antara asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif. Hasil dari asesmen diagnostik dapat dipakai
untuk memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik sebagai acuan Tim Fasilitasi dalam menentukan indikator
performa peserta didik ketika merancang asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif yang disusun dengan
memperhatikan tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja peserta didik dan memperjelas relevansi tugas
formatif. Misalnya, di projek “Sampahku, Tanggung jawabku”, asesmen akhir berupa kegiatan menarik seperti
pameran poster aksi merupakan puncak dari proses pembelajaran melalui projek. Karena pembuatan poster adalah
kegiatan yang cukup berat, peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya dengan kegiatan formatif dimana peserta
didik mendapatkan umpan balik mengenai poster dan presentasinya.
● Jelaskan tujuan asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, peserta didik dapat memilih
topik yang akan dinilai, metode asesmen (tertulis/tidak tertulis, presentasi/pembuatan poster), dan pengembangan
rubrik. Guru juga dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan rubrik/kriteria penilaian agar peserta didik
merasa terlibat dalam mengelola dan menilai proses pembelajaran mereka sendiri. 93
Peran Asesmen Diagnostik, Formatif, dan Sumatif Dalam Projek

Asesmen Diagnostik Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Waktu ● Pada awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan Berkala, berkelanjutan selama projek ● Biasanya dilakukan pada akhir projek
penggunaan sekolah), jika membuat sendiri modul projek ● Dapat dilakukan di akhir tahap kegiatan
● Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub-elemen, jika diperlukan (terutama di projek
jika menggunakan modul projek sudah ada dengan jangka waktu yang panjang)

Pihak yang Guru Guru, peserta didik secara pribadi Guru


memberikan (self-assessment), sesama peserta didik
asesmen (peer-assessment), mitra sekolah dalam projek
(misalnya: orang tua, narasumber projek)

Contoh bentuk Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai Rubrik, umpan balik (dari guru dan sesama Rubrik, presentasi, poster, diorama, produk
asesmen peserta didik) baik secara lisan maupun tertulis, teknologi atau seni, esai, kolase, drama
observasi, diskusi, presentasi, jurnal, refleksi, esai

Manfaat untuk ● Menciptakan baseline (garis dasar) untuk menilai ● Mengawasi pembelajaran peserta didik • Mengukur apakah peserta didik sudah
tim fasilitasi kemampuan awal peserta didik. Informasi ini dipakai selama projek mengembangkan kompetensi dari
projek untuk merencanakan kegiatan projek yang efektif dan ● Memastikan perkembangan kompetensi sub-elemen dari elemen dan dimensi
bermakna untuk peserta didik, untuk mencapai konsep peserta didik sesuai dengan sub-elemen Profil Profil Pelajar Pancasila sesuai fase yang
learning at the right level. Pelajar Pancasila yang disasar disasar
● Menentukan sub-elemen yang sesuai dengan fasenya ● Mengecek pemahaman peserta didik • Menyusun projek selanjutnya
● Mengetahui perkembangan peserta didik di akhir projek. mengenai isu projek

Manfaat untuk • Memahami performa di awal projek ● Membantu peserta didik memperbaiki dan • Memahami performa di akhir projek
peserta didik mengembangkan diri. • Memahami apakah mereka sudah
● Membantu peserta didik mendapatkan hasil memenuhi capaian projek dan sejauh
belajar yang lebih baik dalam asesmen sumatif mana sudah mencapai fase
di akhir perkembangan sub-elemen dari dimensi
● Mengoptimalkan dampak projek Profil Pelajar Pancasila yang disasar

94
Alur asesmen*
Prasyarat: Guru perlu mempelajari dan memahami kesinambungan alur perkembangan dimensi untuk setiap sub-elemen profil
pelajar pancasila

1. Menentukan tujuan pembelajaran (Sesuai alur perkembangan dimensi)


Contoh: Fase D: “Menjelaskan perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional.
Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa.” → Sub elemen: Mendalami budaya dan identitas budaya → Elemen:
Mengenal dan menghargai budaya → Dimensi: Berkebinekaan Global
2. Merancang indikator (Memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator yang mencakup aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
Contoh: “Mampu menjelaskan perkembangan budaya daerah sebagai bagian dari budaya nusantara” “Mampu menunjukkan sikap
toleran terhadap perbedaan budaya “Mampu merefleksikan identitas diri yang terbentuk dari keragaman budaya di nusantara”
3. Menyusun strategi asesmen
- Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan kemampuan & perilaku yang sesuai (penguasaan tujuan)? (Mengembangkan
bentuk asesmen: Menyajikan informasi/Membuat produk/melakukan sesuatu)
- Dengan cara apa guru bisa mengukur kemampuan peserta didik tersebut? (Mengembangkan instrumen asesmen: Soal tertulis,
kuis (pemahaman), jurnal, lembar ceklis/observasi, rubrik, portofolio (kinerja/keterampilan).
4. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta
didik terhadap tujuan pembelajaran.
- Hasil asesmen bisa didapatkan dari skor tes, isian lembar ceklis/observasi, identifikasi rubrik (contoh rubrik di hal 60-63).
- Bukti pencapaian dapat berupa produk belajar seperti catatan, lembar jawaban, hasil karya, foto/rekaman saat melakukan
pekerjaan, dsb.
5. Menyusun rapor → Menentukan pencapaian peserta didik (berupa pencapaian standar fase: awal berkembang, mulai berkembang,
berkembang sh, sangat berkembang) dan mendeskripsikan catatan prosesnya dalam satu paragraf.
95
*akan diganti menjadi desain infografis
Kanvas Asesmen Projek
Menentukan tujuan pembelajaran Menyusun strategi asesmen Mengolah hasil asesmen
Apa fase alur dimensi yang akan menjadi Bentuk asesmen Bagaimana hasil asesmen yang diperoleh?
tujuan pembelajaran? Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan Apa bukti pencapaiannya?
kemampuannya?

Merancang indikator kemampuan Instrumen asesmen Menyusun pelaporan


Apa saja indikator tujuan yang mencakup Dengan cara apa guru bisa mengukur kemampuan Sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
aspek kognisi, sikap, dan keterampilan? peserta didik tersebut? pembelajaran? Bagaimana catatan
prosesnya?

96
CONTOH

Contoh Pemetaan Alur Asesmen Projek

97
Mengukur
Prinsip perkembangan
pencapaian
Asesmen Bermakna
Bagi guru peserta didik
Objektif
dan peserta
didik

Prinsip Utama Valid (Mengukur


Jelas dan apa yang
Lorem ipsum
Terbuka
Prinsip
Pemberian
Asesmen Lorem ipsum
seharusnya diukur
Asesmen )

Holistik
Berkesinambungan
(Mengukur
(Terencana,
seluruh terus menerus)
kompetensi) Adil (Tidak
membedakan
Lorem ipsum

peserta didik)
98
Asesmen Pra-Kegiatan Projek Penguatan:
Manfaat Asesmen Diagnostik
Diagnostik
Asesmen diagnostik bermanfaat bagi guru dan peserta didik. Pertama, memungkinkan guru
untuk merencanakan pengajaran yang bermakna dan efisien. Ketika seorang guru tahu
persis apa yang peserta didik ketahui atau tidak ketahui tentang suatu topik, dia dapat
Penilaian diagnostik adalah suatu bentuk
memfokuskan pembelajaran pada topik yang masih perlu dipelajari peserta didik daripada
penilaian awal yang memungkinkan
apa yang sudah mereka ketahui. Ini mengurangi tingkat frustasi dan kebosanan peserta
seorang guru untuk menentukan
didik.
kekuatan, kelemahan, pengetahuan, dan
keterampilan individu peserta didik
Kedua, hasil asesmen diagnostik memberikan informasi untuk membuat instruksi yang
sebelum pengajaran. Ini terutama
berpusat pada individu peserta didik, untuk mencapai konsep learning at the right level. Hasil
digunakan untuk mendiagnosis kesulitan
ini juga dapat menunjukkan kepada guru bahwa sekelompok kecil peserta didik
peserta didik dan untuk memandu
membutuhkan petunjuk tambahan pada bagian tertentu dari sebuah unit atau projek
perencanaan pelajaran dan kurikulum.
penelaahan. Guru kemudian dapat memberikan perbaikan kepada peserta didik tersebut
sehingga mereka dapat sepenuhnya terlibat dengan konten baru. Demikian pula, jika
Selain mendiagnosis tingkat kesiapan
seorang guru menemukan bahwa sekelompok peserta didik telah menguasai sebagian besar
peserta didik, tipe asesmen ini juga dapat
unit pembelajaran, guru dapat merancang kegiatan yang memungkinkan kelompok tersebut
dilakukan oleh guru dan kepala sekolah
melampaui kurikulum standar untuk topik itu melalui belajar mandiri atau kelompok kecil.
untuk memetakan kekuatan, kelemahan,
pengetahuan, dan keterampilan guru juga
Akhirnya, hasil dari asesmen ini juga dapat dipakai guru untuk menciptakan baseline (garis
kesiapan sekolah dalam menjalankan
dasar) untuk menilai pembelajaran di masa depan dan mengetahui perkembangan peserta
projek penguatan.
didik. Asesmen ini bisa dipakai untuk menunjukkan kepada guru dan peserta didik apa yang
diketahui sebelum projek penguatan dilakukan.

99
Jenis Asesmen Untuk Performa:
Asesmen Formatif
Sumatif dan Formatif
Asesmen formatif mengacu kepada berbagai metode yang digunakan guru
untuk melakukan evaluasi proses pemahaman peserta didik, kebutuhan
Secara umum ada dua jenis asesmen yang sering
dipakai dalam mengevaluasi proses pembelajaran pembelajaran, dan kemajuan akademik selama pembelajaran. Secara umum,
yang dapat dipakai juga dalam mengevaluasi projek asesmen formatif memantau pembelajaran peserta didik dan memberikan
penguatan, yakni asesmen formatif dan sumatif. umpan balik yang berkala, berkelanjutan selama projek penguatan
Walaupun keduanya mempunyai peran yang berbeda, berlangsung, dan berguna untuk peserta didik, juga guru dan sekolah. Bagi
tetapi keduanya saling terkait dan tidak dapat peserta didik, asesmen formatif digunakan untuk membantu peserta didik
dipisahkan
belajar. Jika dirancang dengan tepat, asesmen formatif dapat membantu
Asesmen Sumatif peserta didik mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu dikembangkan.
Asesmen ini juga dapat meningkatkan keterampilan dan kemandirian peserta
Asesmen sumatif merupakan metode evaluasi yang didik dalam mengatur pendidikan mereka sendiri dengan lebih baik, sehingga
biasanya dilakukan di akhir pembelajaran yang selaras dengan paradigma pendidikan Projek Penguatan Profil Pelajar
memungkinkan guru mengukur pemahaman peserta Pancasila yang berpihak kepada anak. Bagi guru dan sekolah, asesmen formatif
didik, biasanya berdasarkan kriteria standar. Asesmen berfungsi memberikan informasi mengenai tantangan apa saja yang dihadapi
sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena peserta didik dalam proses pelaksanaan projek penguatan sehingga dukungan
berpengaruh terhadap nilai akhir peserta didik sehingga yang memadai dapat diberikan.
sering diprioritaskan peserta didik daripada asesmen
formatif. Namun, umpan balik dari asesmen hasil akhir ini Asesmen formatif dapat diberikan oleh guru, teman, atau diri sendiri. Oleh
(sumatif) dapat digunakan untuk mengukur karena itu, asesmen formatif perlu didukung oleh lingkungan yang efektif
perkembangan peserta didik untuk memandu guru dan dimana peserta didik dapat belajar dan bereksperimen dengan bebas.
sekolah merancang aktivitas mereka untuk projek Asesmen formatif juga memberikan petunjuk yang berguna untuk asesmen
penguatan berikutnya. sumatif, selama umpan balik diberikan. 100
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif Untuk Guru/ Fasilitator Dari Dunia Kerja
Kedua Asesmen: • Mengawasi pembelajaran peserta didik
Untuk Guru/ Fasilitator Dari Dunia Kerja • Merupakan cara
• Mengukur apakah peserta didik sudah • Memastikan perkembangan peserta didik
untuk menilai
memenuhi capaian pembelajaran dan sejauh • Mengecek pemahaman peserta didik
pembelajaran
mana sudah mencapai akhir unit pembelajaran peserta didik
• Meningkatkan pengajaran dan pembelajaran • Merupakan
selanjutnya kesempatan untuk Untuk peserta didik
menerima dan • Mengevaluasi pembelajaran sendiri
Untuk peserta didik memberikan umpan • Membangun pengetahuan
• Memahami performa di akhir unit balik • Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
pembelajaran • Merupakan cara • Meningkatkan kemampuan
• Memahami apakah mereka sudah memenuhi untuk mengevaluasi
capaian pembelajaran dan sejauh mana sudah keefektifan
mencapai akhir unit pembelajaran pengajaran dan
pembelajaran

101
Bentuk Asesmen Sumatif dan Formatif
Beberapa Bentuk Tertulis
Beberapa Bentuk Tidak Tertulis
● Poster dapat mendorong kemampuan untuk mengeksplorasi
● Diskusi kelas dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi topik dan mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan cara
peserta didik di depan publik dan mengemukakan pendapat. semenarik mungkin.
Kegiatan ini juga melatih peserta didik untuk belajar berdemokrasi,
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang mungkin ● Refleksi dapat melatih peserta didik untuk turut berperan aktif
berbeda dengannya, juga merespons pendapat tersebut dengan dalam mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dan
cara yang sopan dan simpatis. memikirkan bagaimana cara mereka dapat memperbaiki diri.
Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat sisi lain
● Membuat diorama, yakni model miniatur 3 dimensi dapat proses pembelajaran peserta didik (contoh refleksi terlampir).
mengembangkan kreativitas peserta didik juga pengertian mereka
mengenai sebuah peristiwa. ● Jurnal dapat melatih kemampuan peserta didik untuk
mengorganisasi dan mengekspresikan ide/pemikiran mereka
● Drama dapat mengembangkan kemampuan seni peran dan dalam bentuk tulisan. Jurnal biasanya ditulis dengan bahasa
berkomunikasi peserta didik. Kegiatan ini juga dapat mendorong yang kurang formal sehingga memberikan peserta didik
peserta didik untuk melihat sebuah masalah dari perspektif yang kebebasan berpikir kreatif. Jurnal bisa menjadi alat untuk
berbeda sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran peserta didik merefleksikan perkembangan mereka secara
kritis peserta didik. berkesinambungan.
● Presentasi dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi ● Esai dapat mengasah keterampilan menulis akademis peserta
peserta didik juga mendorong peserta didik untuk memahami topik didik, seperti mengembangkan argumen, menyajikan bukti,
presentasi dengan mendalam. mencari sumber terpercaya untuk mendukung argumen, dan
menggunakan referensi dengan tepat. Esai juga dapat
● Produk teknologi atau seni: produk digital, perangkat keras atau
mengembangkan cara berpikir kritis dan daya analisis peserta
perangkat lunak, atau sistem terpadu keduanya
didik.
● Tes Lisan, seperti kuis tanya jawab secara lisan
● Tes tertulis, seperti kuis pilihan berganda, kuis pertanyaan 102
Keseimbangan
Asesmen Formatif Dalam praktiknya keseimbangan antara asesmen sumatif dan formatif sulit tercapai dan guru sering
dan Sumatif fokus kepada asesmen sumatif. Salah satu alasannya adalah dikarenakan rendahnya motivasi peserta
didik untuk terlibat penuh dengan tugas yang sifatnya formatif. Hal ini dapat menghambat
pelaksanaan projek penguatan yang seyogyanya memerlukan lebih banyak penilaian yang
Cara guru memberikan asesmen membangun dan yang bertumpu pada motivasi peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam
performa peserta didik dapat menjalankan projek penguatan melalui proses internalisasi nilai secara mandiri.
mempengaruhi cara berpikir
peserta didik mengenai tujuan Berikut beberapa cara membangun keseimbangan antara asesmen formatif dan sumatif:
melakukan projek penguatan.
Dalam paradigma belajar yang
menitikberatkan kepada nilai, ● Jumlah asesmen formatif sebaiknya lebih banyak dari jumlah asesmen sumatif. Jumlah asesmen
ketergantungan yang berlebihan sumatif yang terlalu banyak dapat mempertahankan paradigma dan mental belajar yang
pada asesmen sumatif pada “mengerjakan tugas untuk dapat nilai” dan bukan melihat belajar sebagai aktivitas yang menarik
akhir projek penguatan dengan ● Jelaskan tujuan asesmen formatif kepada peserta didik dengan jelas, bahwa tugas formatif
umpan balik yang sedikit dapat adalah untuk perbaikan dan pengembangan diri. Asesmen formatif dapat membantu mereka
menghambat proses peserta mendapatkan nilai yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir, juga untuk mengoptimalkan
didik untuk “mengalami
dampak projek penguatan.
pengetahuan”. Oleh karena itu,
mencapai keseimbangan antara ● Bangun keterkaitan antara asesmen sumatif dan formatif. Dengan merancang asesmen
asesmen formatif dan sumatif formatif yang berkontribusi pada tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja peserta didik dan
sangatlah penting untuk memperjelas relevansi tugas formatif. Misalnya, di projek “Sampahku, Tanggung jawabku”,
mencapai paradigma baru dari asesmen akhir berupa kegiatan menarik seperti pameran poster aksi merupakan puncak dari
Projek Penguatan Profil Pelajar proses pembelajaran melalui projek penguatan. Karena pembuatan poster adalah kegiatan yang
Pancasila. cukup berat, peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya dengan kegiatan formatif dimana
peserta didik mendapatkan umpan balik mengenai poster dan presentasinya. 103
Untuk dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam aktivitas projek penguatan dan mencapai tujuan,
Hal yang perlu
ada beberapa hal yang dapat diperhatikan guru dalam merancang bentuk asesmen projek penguatan
diperhatikan (Diadaptasi dari: https://www.ucd.ie/teaching/resources/assessmentfeedback/howdoiassess/)
dalam ● Pertimbangkan sistem asesmen peserta didik yang ada. Rundingkan dengan pihak sekolah bentuk asesmen
merancang yang paling tepat untuk projek penguatan dengan memperhatikan sistem asesmen yang ada. Bagi sekolah
asesmen yang baru memulai pembelajaran berbasis projek penguatan, pilih bentuk asesmen sederhana yang tidak
performa terlalu membebani guru dan peserta didik. Ketika sudah terbiasa, bentuk asesmen bisa diperbarui.
● Pertimbangkan keberagaman kondisi peserta didik. Gunakan pertanyaan ini untuk memandu pembuatan
asesmen:
❏ Apa dan bagaimana tingkat kemampuan peserta didik? Apakah sesuai dengan fase pencapaian elemen dan
sub-elemen profil?
❏ Berapa jumlah peserta didik yang terlibat dalam projek penguatan?
❏ Seberapa besar perbedaan kompetensi peserta didik?
❏ Bagaimana tingkat keberagaman budaya, sosial dan ekonomi, peserta didik? Apakah keberagaman itu bisa
menjadi hambatan pembelajaran peserta didik dalam projek penguatan?

● Pertimbangkan tujuan pencapaian projek penguatan dan membuat asesmen yang bukan hanya berfokus
pada produk pembelajaran, tetapi berfokus pada sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar.
● Pemberian rubrik/kriteria penilaian di awal projek penguatan berguna untuk memperjelas tujuan projek
penguatan.
● Gunakan berbagai metode asesmen dan jelaskan dengan jelas semua metode ini kepada peserta didik.
Tidak semua jenis asesmen cocok untuk semua kegiatan dan individu peserta didik. Asesmen yang beragam
dapat membantu guru dan peserta didik merasakan pembelajaran yang berbeda.
● Melibatkan peserta didik dalam proses asesmen. Misalnya, peserta didik dapat memilih topik yang akan
dinilai, metode asesmen (tertulis/tidak tertulis, presentasi/pembuatan poster), dan pengembangan rubrik.
Guru juga dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan rubrik/kriteria penilaian agar peserta didik104
Penilaian dan Alat Mengukur Yang perlu diperhatikan dalam membuat rubrik yang efektif untuk projek
Asesmen Sumatif dan Formatif
RUBRIK ● Jumlah kriteria dan tingkatan kualitas performa. 3-5 tingkatan
kualitas performa dan lebih dari 2 kriteria performa.
Rubrik merupakan kriteria penilaian yang dikembangkan ● Deskripsi yang jelas dan dapat dibedakan antar tingkatan. Memiliki
untuk mengevaluasi kualitas performa peserta didik secara kriteria dan deskripsi rinci akan kualitas performa sesuai dengan
konsisten, membangun, dan objektif. Rubrik biasanya tingkatannya, hal yang membuat peserta didik memenuhi kriteria
“belum berkembang”. “mulai berkembang”, “berkembang sesuai
mendeskripsikan secara rinci tingkatan kualitas performa
harapan”, “sangat berkembang”
peserta didik, misalnya belum berkembang, mulai ● Deskripsi yang mudah untuk diobservasi. Rubrik dibuat untuk
berkembang, berkembang sesuai harapan, dan sangat mempermudah penilaian dan menjaga penilaian tetap objektif. Oleh
berkembang karena itu, penjelasan kriteria tidaklah lagi bersifat analitis tetapi
(contoh rubrik terlampir) deskriptif yang bisa dengan mudah dinilai dari observasi.
● Dokumen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dalam
Mengapa menggunakan rubrik? mengembangkan rubrik untuk projek penguatan, guru dapat
● Bagi Guru. Rubrik yang efektif dapat mengurangi mengacu kepada naskah akademik Profil Pelajar Pancasila untuk
waktu yang dihabiskan guru untuk menilai karena melihat sub-elemen Profil yang bisa dikembangkan melalui projek
sudah ada deskripsi jelas yang menjadi acuan guru. penguatan . Rincian alur perkembangan sub dimensi dari fase A
Deskripsi ini memastikan konsistensi dan objektivitas hingga fase E dapat dipakai sebagai acuan apakah peserta didik
dalam menilai sehingga dapat mengurangi sudah mengembangkan keterampilan di sub-elemen tertentu sesuai
ketidakpastian dan keluhan tentang nilai fasenya.
● Bagi peserta didik. Rubrik yang efektif dapat ● Tipe aktivitas. Selain memperhatikan elemen dan sub-elemen
memberikan peserta didik pemahaman yang jelas projek penguatan, pembuatan rubrik juga harus memperhatikan tipe
mengenai ekspektasi suatu tugas dan keterkaitan aktivitas dan keterampilan yang bisa dikembangkan dari aktivitas
tugas dengan tujuan projek. Oleh karena itu, peserta tersebut. Misalnya, rubrik untuk poster akan berbeda dengan rubrik
didik dapat berlatih mengevaluasi pekerjaan mereka menulis esai argumentatif karena mengasah keterampilan yang
sendiri menggunakan rubrik yang ada. Rubrik juga berbeda. 105
bisa dipakai sebagai acuan pemberian umpan balik.
Penilaian dan Alat Mengukur Umpan Balik Guru (Teacher Feedback) Umpan Balik Teman (Peer Feedback)
Asesmen Sumatif dan Formatif Pertanyaan panduan untuk guru: Pertanyaan panduan untuk peserta didik:
UMPAN BALIK ● Apa saja komponen penting yang perlu ada?
● Dokumen apa yang bisa dipakai guru untuk
● Apa saja komponen penting yang perlu ada?
● Apa yang bisa kamu pakai untuk membantu
(FEEDBACK) menjadi acuan penulisan umpan balik yang kamu memberikan umpan balik yang efektif
efektif dan objektif? dan objektif bagi temanmu?
Umpan balik merupakan kumpulan informasi ● Apakah ada format umpan balik yang ● Apa hal baik yang sudah dilakukan oleh
mengenai bagaimana seseorang melakukan sederhana dan mudah dipahami oleh temanmu?
peserta didik? ● Apa hal yang bisa diperbaiki/ dikembangkan
suatu kegiatan. Umpan balik biasanya berisi
● Seberapa sering umpan balik harus lagi oleh temanmu?
hal baik yang sudah dilakukan, hal yang butuh
diberikan kepada peserta didik? ● Apa yang harus dilakukan oleh temanmu
perbaikan dan hal yang bisa dikembangkan
● Seberapa panjang dan detail penulisan agar karyanya bisa lebih baik lagi di
untuk aktivitas selanjutnya
umpan balik yang efektif? kemudian hari?
● Bagaimana agar peserta didik tertarik untuk ● Informasi apa yang kamu rasa akan
Mengapa menggunakan umpan balik?
membaca umpan balik dan mendapatkan bermanfaat untuk membantu
● Bagi Guru. Umpan balik yang efektif
manfaat yang maksimal? pengembangan diri temanmu?
memberi informasi perkembangan peserta
didik untuk memodifikasi pengajaran dan
pembelajaran di masa depan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat umpan balik yang efektif
● Bagi peserta didik. Umpan balik yang ● Harus memasukkan feed up (mengklarifikasi tujuan dengan peserta didik), feedback
efektif dari guru membantu peserta didik (tanggapan atas pekerjaan peserta didik dan kemajuan mereka) dan feed forward (saran bagi
untuk mengetahui kelebihan dan peserta didik untuk dipakai di masa depan menggunakan data dari feedback).
kekurangan mereka sehingga peserta didik ● Membutuhkan tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dimengerti oleh peserta didik dan
dapat mengatur dan merasa berperan guru. Rubrik serta elemen dan sub-elemen projek penguatan bisa dijadikan acuan
dalam proses pembelajaran mereka. mengkonfirmasi tujuan dan sasaran aktivitas projek penguatan.
Memberikan umpan balik kepada sesama ● Memungkinkan peserta didik untuk mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang
teman juga memberikan kesempatan bagi mereka pahami, di mana mereka membuat kesalahan, di mana mereka memiliki
peserta didik untuk belajar dari satu sama kesalahpahaman dan kapan mereka terlibat / tidak terlibat dalam pembelajaran.
106
lain.
Mudah
Dimengerti
Selektif Bahasa yang dipakai Transferable
sederhana Fokus kepada proses
10 Prinsip Pemberian
Memberikan komentar
pembelajaran yang
yang detail terhadap
mengembangkan
dua atau tiga hal yang
keterampilan yang
Umpan Balik yang Efektif
bisa dikerjakan oleh
lintas pekerjaan dan
peserta didik
konteks kehidupan

Melihat ke

Prinsip ini diterjemahkan dan diadopsi dari


Melihat ke depan
Memberikan masukan
bagaimana
10 Prinsip belakang
Mengacu kepada
kemampuan dan
Model Pemberian Umpan Balik yang dua arah
(dialogical) dari Nicol, D. (2010) From
memperbaiki diri untuk
tugas berikutnya Pemberian pencapaian peserta
didik yang diketahui
dari penilaian
sebelumnya
monologue to dialogue: improving written
feedback processes in mass higher education.
Umpan
Assessment & Evaluation in Higher Education,
35(5), 501-517
Seimbang
Memberikan pujian atas
pencapaian juga
Balik yang Spesifik
Berhubungan langsung

Efektif
dengan aktivitas yang
masukan untuk
dinilai
perbaikan

Lebih dari
Kontekstual penilaian
Dihubungkan dengan Bukan hanya fokus
capaian pembelajaran kepada penilaian
Profil dan kriteria Tepat waktu performa, tetapi juga
penilaian aktivitas kepada pencapaian
Cukup waktu agar bisa target pembelajaran
dipakai untuk Profil
memperbaiki diri di
kegiatan berikutnya

107
Pertanyaan panduan bagi guru
Mendokumentasikan Mengapa guru menggunakan jurnal
Perencanaan:
Proses Belajar Peserta dalam projek? ● Apa saja komponen penting yang perlu
● Jurnal dapat merekam proses pembelajaran
Didik: JURNAL (GURU) projek peserta didik secara berkelanjutan
ada di dalam jurnal?
● Apa saja komponen yang akan
dalam suatu wadah. diobservasi dan dicatat dalam jurnal?
● Jurnal dapat mendorong guru melakukan ● Bagaimana merancang lembar observasi?
Jurnal adalah praktik mendokumentasikan
refleksi kritis terhadap proses pelaksanaan ● Bagaimana pencatatan jurnal agar
kumpulan pemikiran, pemahaman, dan projek sehingga guru dapat memahami mudah dipahami?
penjelasan tentang ide atau konsep secara hal-hal yang perlu ia kembangkan di kegiatan Isi:
tertulis dan biasanya dituangkan dalam projek untuk mengoptimalkan pengalaman ● Apa yang perlu didokumentasikan dalam
sebuah buku. belajar peserta didik. jurnal guru?
● Seberapa sering perlu mengisi dan
Prinsip-prinsip penyusunan jurnal mengulas jurnal?
● Menunjukkan perkembangan. Jurnal berisi ● Bagaimana agar proses
catatan yang menunjukkan perkembangan pendokumentasian bisa dilakukan secara
individu peserta didik efektif?
● Menjadi alat refleksi secara berkala. Jurnal
dapat diperiksa dan dimodifikasi secara
berkala.
● Observasi berkelanjutan. Guru melakukan
observasi perkembangan kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan.

108
Dokumentasi: Prinsip-prinsip penyusunan portofolio Pertanyaan panduan bagi guru
PORTOFOLIO ● Dilakukan oleh peserta didik, bukan terhadap peserta didik.
peserta didik berperan aktif dalam memilih hasil kerja yang
Perencanaan:
● Apa saja komponen penting
Portofolio merupakan kumpulan dokumen akan dimasukkan ke dalam portofolio, dengan panduan yang yang perlu ada?
hasil penilaian, penghargaan, dan karya mendorong peserta didik merefleksikan pembelajarannya. ● Bagaimana pengaturan
● Merupakan hasil kerja yang menunjukkan kemampuan anak portofolio agar mudah
peserta didik dalam bidang tertentu yang
secara jelas. Hasil karya adalah merupakan hasil kerja peserta dipahami?
mencerminkan perkembangan
didik yang menunjukkan tujuan kegiatan (kompetensi yang Isi:
(reflektif-kritis) dalam kurun waktu dituju) dan standar yang diharapkan. ● Hasil karya seperti apa yang
tertentu. Pada akhir periode, portofolio ● Menjadi alat refleksi secara berkala. Portofolio diperiksa, perlu didokumentasikan dalam
menjadi referensi diskusi oleh pendidik diganti dan menjadi bahan diskusi yang dilakukan secara portofolio?
bersama-sama dengan peserta didik dan berkala. ● Seberapa sering perlu
selanjutnya diserahkan kepada pendidik ● Menunjukkan perkembangan. Portofolio berisi hasil karya mengulas dan mengganti isi
pada kelas berikutnya dan dilaporkan yang menunjukkan perkembangan peserta didik. portofolio?
kepada orang tua sebagai bukti autentik ● Dikerjakan dengan bimbingan. Keterampilan untuk membuat ● Bagaimana agar peserta didik
perkembangan peserta didik. sebuah portofolio tidak terjadi dengan sendirinya, guru perlu aktif melibatkan diri dalam
membimbing peserta didik dalam melakukan pemilihan hasil proses penyusunan portofolio?
karya dan melakukan refleksi.
Mengapa menggunakan portofolio?
● Portofolio memberikan rasa kepemilikan
pada proses belajar yang mendorong peserta Pertanyaan panduan untuk peserta didik
didik untuk menjadi pembelajar aktif. ● Pembuka. Informasi penting dan hal unik apa saja yang ingin kamu masukkan untuk
● Portofolio mendorong/mendukung peserta memperkenalkan dirimu?
didik untuk mengenali kekuatan dan ● Hasil karya mana yang paling kamu banggakan? Apa yang membuatmu bangga terhadap hasil karya
kemajuannya, melakukan refleksi kritis itu?
terhadap pembelajarannya sehingga ● Hasil karya mana yang paling kamu sukai? Apa yang membuatmu menyukai hasil karya tersebut?
memahami hal-hal yang perlu ia kembangkan ● Kemajuan apa yang paling kamu rasakan? Apa yang berubah dari tidak bisa menjadi bisa? Hasil karya
mana yang paling menunjukkan kemajuan tersebut? 109
pada dirinya menjadi pembelajar mandiri.
Prinsip Rancangan Rapor informatif dalam menyampaikan
Rapor Projek perkembangan peserta didik namun tidak
Penguatan merepotkan guru dalam pengerjaannya

Menunjukkan keterpaduan Tidak menjadi beban administrasi yang berat Kompetensi utuh
Rapor terdiri dari hasil asesmen Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih apabila Seperti halnya Capaian
terhadap performa peserta didik dalam dibantu teknologi Pembelajaran, penilaian dalam rapor
projek penguatan. Teknologi "Report generator" di mana guru memasukkan judul (baik mata pelajaran maupun projek
Meskipun ada beberapa disiplin ilmu projek penguatan, deskripsi singkat, dan seluruh elemen Profil penguatan) memadukan
terintegrasi dalam projek penguatan, Pelajar Pancasila, dan hanya memberikan asesmen pada pilihan pengetahuan, sikap, dan
namun asesmen fokus pada elemen profil yang berkaitan dengan projek penguatan tanpa harus keterampilan sebagai satu
keterpaduan pembelajaran dan menuliskannya. komponen. Deskripsi juga
perkembangan karakter dan kompetensi Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar fokus pada disampaikan secara utuh tanpa
sesuai Profil Pelajar Pancasila. hal unik dan istimewa yang layak direfleksikan, misalnya situasi di membedakan aspek tersebut.
mana peserta didik mengambil keputusan yang bijak,
perkembangan suatu karakter yang sangat nyata dalam kurun
waktu tertentu, dsb.

110
DISKUSI INTERNAL
Tidak Untuk Disebarluaskan

Rapor Projek Skenario


Dadang adalah peserta didik kelas X SMKN 1 Manokwari, Papua Barat Program Keahlian Teknik Mesin.
Penguatan Dalam setahun, sekolah tersebut menyelenggarakan 3 (tiga) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dan setiap peserta didik wajib mengikutinya.

Projek penguatan 1 | Pemilihan bahan produksi yang ramah lingkungan sesuai program keahlian.
Projek penguatan ini adalah kegiatan yang mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan.
Ada 2 dimensi Profil yang dibangun dalam kegiatan penguatan ini:
● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
● Bernalar kritis
● Berkebhinekaan global
Projek penguatan 2 | Orientasi industri yang sesuai dengan program keahlian
Projek penguatan ini adalah kegiatan yang mengambil tema Kebekerjaan.
Kegiatan ini membangun 3 dimensi Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
● Mandiri
● Kreatif
Projek penguatan 3 | Melakukan kajian tentang masalah etos kerja dan tata tertib (pedoman prilaku) yang berlaku di idunia
kerja (sesuai program keahlian)
Projek penguatan ini adalah kegiatan yang mengambil tema Budaya Kerja Industri.
Kegiatan ini membangun 3 dimensi Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
● Mandiri
● Bergotong royong
Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Nama Sekolah SMKN 1 Manokwari Kelas X
Program Keahlian Teknik Mesin Fase E
Nama Peserta Didik Dadang Fonataba Salosa Tahun ajaran 2020/2021
NISN 12345

Projek penguatan 1 | Pemilihan bahan produksi yang ramah lingkungan sesuai program keahlian.
Kegiatan ini adalah Kegiatan Penguatan pertama di kelas X. Projek penguatan ini diharapkan membangun 3
dimensi Profil Pelajar Pancasila yakni Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia , Bernalar
kritis, dan Berkebhinekaan global. Pada projek penguatan ini, peserta didik belajar tentang bahan-bahan
produksi untuk membuat mesin membantu kegiatan pertanian yang ramah lingkungan. Selain itu, peserta
1. Deskripsi singkat ini secara
didik belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian bertakwa pada Tuhan YME, berpikir otomatis muncul dalam format
kritis tentang material untuk membuat mesin yang ramah lingkungan termasuk pengelolaan limbah. Peserta rapor berdasarkan deskripsi yang
didik diharapkan bisa menerapkan prinsip-prinsip mesin ramah lingkungan ketika mengerjakan tugas-tugas dimasukkan guru pada platform
lainnya di program keahlian Teknik Mesin. saat perencanaan. Deskripsi
singkat ini berisi tentang konteks
Projek penguatan 2 | Orientasi industri yang sesuai dengan program keahlian dan tujuan projek penguatan
Projek ini adalah Projek Penguatan kedua di kelas X. Projek penguatan ini diharapkan membangun 3 dimensi
serta, gambaran umum proses.
Profil Pelajar Pancasila yakni Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia , mandiri, dan
kreatif. Pada projek penguatan ini, peserta didik belajar tentang dunia kerja yang relevan dengan pilihan
program keahlianya. Peserta didik belajar detail tentang profesi-profesi yang bisa dijalani berdasarkan ilmu
yang diperoleh pada program keahlianya. Peserta didik diharapkan mendapatkan inspirasi dari kegiatan ini
untuk kelangsungan karir – bekerja atau berwirausaha setelah lulus nanti.
112
Sistem rapor digital mencantumkan
elemen dan sub-elemen dari Profil Pelajar
Pancasila sesuai dengan fokus capaian
projek penguatan yang diisikan pada saat
perencanaan

2.
Penilaian individual anak. Catatan
3. proses cukup satu paragraf singkat
yang menggambarkan proses yang
paling berkembang dan proses yang
masih perlu mendapat perhatian
Kotak abu adalah dimensi Profil Pelajar yang menjadi
4. fokus projek penguatan, otomatis menjadi abu saat
guru memasukkan elemen yang menjadi fokus
penguatan pada Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.

Dimensi profil lainnya opsional untuk diisi (namun


sebaiknya sama untuk satu kelas),

Bulatan berwarna terisi otomatis berdasarkan


penilaian guru pada langkah ketiga berdasarkan
detail sub-elemen dari lembar penilaian projek
penguatan
CONTOH RAPOR
KEGIATAN
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Projek Penguatan
(Bagaimana mengevaluasi implementasi projek penguatan?
Apa saja tindak lanjut yang bisa dilakukan untuk memperluas
dampak dan manfaat projek penguatan?)

Prinsip evaluasi implementasi projek penguatan


Contoh alat dan metode evaluasi implementasi projek penguatan
Tindak lanjut dan keberlanjutan projek penguatan

117
Hal yang harus diperhatikan dalam evaluasi implementasi projek penguatan:
Prinsip Evaluasi
1. Evaluasi implementasi projek penguatan bersifat menyeluruh. Evaluasi ini bukan hanya terhadap
Implementasi
pembelajaran peserta didik, tetapi juga terhadap proses pembelajaran sekolah, guru dan warga
Projek Penguatan sekolah serta dunia kerja dalam menyiapkan dan menjalankan projek penguatan.
2. Evaluasi implementasi projek penguatan fokus kepada proses dan bukan hasil akhir. Jadi tolak ukur
dari evaluasi adalah perkembangan dan pertumbuhan diri peserta didik, guru, dan sekolah serta
keterlibatan dunia kerja. Misalnya: yang dievaluasi bukanlah berapa banyak peserta didik
mendapatkan nilai akhir yang tinggi atau membuat produk dengan kualitas bagus, tetapi yang
dievaluasi adalah bagaimana dan seberapa jauh peserta didik mengalami pembelajaran dan
berkembang sebagai individu selama kegiatan penguatan. Untuk guru, perkembangan yang bisa
diukur adalah kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan aktivitas. Untuk sekolah,
perkembangan yang bisa diukur adalah tingkat kesiapan sekolah dan kesinambungan pelaksanaan
projek penguatan. Untuk dunia kerja, bisa dinilai dari tingkat keterlibatan dan dampaknya terhadap
perkembangan karakter peserta didik.
3. Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak dan seragam. Setiap sekolah memiliki kesiapan pelaksanaan
projek penguatan yang berbeda, begitu juga dengan kesiapan guru dan peserta didik dalam mengikuti
projek penguatan serta keterlibatan dunia kerja. Oleh karena itu, evaluasi implementasi projek
penguatan seyogyanya dikembangkan dengan menyesuaikan konteks sekolah. Sekolah dan guru yang
sudah terbiasa menjalankan berbagai projek penguatan tentu akan mempunyai sasaran
perkembangan yang berbeda dengan sekolah dan guru yang baru mulai terlibat.
4. Gunakan berbagai bentuk asesmen selama projek penguatan dilaksanakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih menyeluruh. Hindari menggunakan hanya satu jenis asesmen.
5. Melibatkan peserta didik dalam evaluasi. Keterlibatan peserta didik penting agar peserta didik
merasakan rasa kepemilikan terhadap projek penguatan, juga agar evaluasi lebih menyeluruh. 118
Contoh Alat dan Beberapa contoh alat dan metode evaluasi implementasi projek penguatan
Metode Evaluasi ● Refleksi awal dan akhir. Guru/ fasilitator, peserta didik dan sekolah dan dunia kerja
Implementasi dapat mengisi lembar refleksi (contoh di lampiran) di awal dan akhir pelaksanaan projek
Projek penguatan untuk menilai perkembangan pembelajaran dan hasil belajar. Refleksi di akhir
Penguatan Profil projek penguatan juga dapat memberikan gambaran bagi guru, peserta didik, sekolah dan
Pelajar Pancasila dunia kerja tentang hal-hal yang sudah berjalan dengan baik dan yang perlu perbaikan.
● Refleksi dan diskusi dua arah. Guru/ fasilitator dan peserta didik dapat merefleksikan
dan mendiskusikan perkembangan bersama. Bukan hanya guru yang memberikan
penilaian secara sepihak, tetapi guru juga mendengarkan pandangan peserta didik
mengenai perkembangan diri mereka sendiri juga proses pengajaran guru. Pandangan
peserta didik ini dapat membuat mereka merasa “didengarkan” dan guru juga
mendapatkan masukan penyempurnaan pengajaran di projek penguatan berikutnya.
● Refleksi melalui observasi dan pengalaman. Guru/ fasilitator dan peserta didik dapat
melakukan observasi secara berkelanjutan selama projek penguatan berlangsung dan
menuangkan pengalaman mereka dalam bentuk tulisan di jurnal.
● Refleksi menggunakan rubrik. Rubrik yang efektif dapat memandu proses refleksi
menjadi lebih terarah dan objektif.
● Laporan perkembangan peserta didik. Laporan seyogyanya diuraikan secara rinci sesuai
dengan perkembangan diri individual peserta didik sehingga mereka paham dengan jelas
apa yang harus dikembangkan.

119
Contoh Lembar Refleksi peserta didik
Nama : Fasilitator kelompok:

Sangat setuju Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju

Aku terlibat aktif dalam projek ini ☐ ☐ ☐ ☐


Suasana projek membuat saya bersemangat untuk belajar dan tahu lebih
banyak
☐ ☐ ☐ ☐
Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat selama projek ini ☐ ☐ ☐ ☐
Pembelajaran dalam projek ini membekali diriku sebagai warga yang baik ☐ ☐ ☐ ☐
Waktu projek memadai untuk aku memahami isu yang ada di sekitarku ☐ ☐ ☐ ☐
Diskusi di kelompokku berjalan asyik dan membuat pengetahuanku kaya ☐ ☐ ☐ ☐
Fasilitator pada projek ini membantuku dalam belajar dan berproses ☐ ☐ ☐ ☐
Metoda yang digunakan pada projek ini seru dan menyenangkan ☐ ☐ ☐ ☐
Keterampilanku bertambah pada projek ini ☐ ☐ ☐ ☐
Masukan/pendapat lain untuk projek ini:

Berikan tiga kata yang menggambarkan projek ini :


120
Setelah sekolah dan guru selesai dengan satu projek penguatan, sekolah harus melakukan tindak lanjut untuk
menjamin keberlanjutannya. Berikut contoh tindak lanjut yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dampak
projek:
Tindak lanjut dan
Keberlanjutan 1. Menjalin kerjasama dengan pihak mitra khususnya dunia kerja, seperti orang tua, sekolah lain,
komunitas, organisasi, instansi dan dunia kerja terkait. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan
Projek
potensi dampak dari aksi dan praktik baik yang sudah dimulai.
Penguatan 2. Mengajak warga sekolah untuk meneruskan aksi dan praktik baik yang sudah dijalankan. Misalnya:
dalam projek penguatan tentang “Pemilihan bahan produksi yang ramah lingkungan sesuai program
keahlian,” praktek baik dalam memilih bahan produksi yang ramah lingkungan dapat diteruskan
menjadi kebiasaan baik bekerja.
3. Mengintegrasikan berbagai projek penguatan yang ada agar saling mendukung dan bukan
berkompetisi. Misalnya: jika peserta didik program keahlian Teknik Mesin melaksanakan projekn
pemilihan bahan produksi yang ramah lingkungan, sedangkan program keahlian Teknik
Ketenagalistrikan menjalan projek penguatan tentang daur ulang bahan yang telah digunakan dalam
produksi. Kerjasama ini juga dapat membuat kedua projek penguatan mempunyai dampak yang lebih
besar.
4. Mengajak warga sekolah untuk memikirkan cara mengoptimalkan dampak dan manfaat projek
penguatan. Proses ini dapat mendorong warga sekolah, terutama peserta didik untuk menjadi agen
perubahan sosial yang aktif terlibat menyelesaikan masalah sosial yang ada di masyarakat. Sekolah
dalam hal ini dapat memaksimalkan perannya sebagai bagian penting dalam bermasyarakat dan
bernegara. Misalnya, peserta didik dapat diajak untuk menggunakan berbagai media sosial secara
positif dengan mengkampanyekan aksi dan menyebarkan praktek baik yang sudah dimulai.

121
GLOSARIUM

122
Muatan Lokal Konten pengetahuan dari daerah setempat yang dapat digunakan
untuk bahan pembelajaran. Contohnya seperti budaya daerah,
Autentik Nyata, asli, dapat dipercaya.
kondisi geografis, karakteristik masyarakat, dan sebagainya.
Asesmen Metode evaluasi proses pemahaman peserta didik, kebutuhan
formatif pembelajaran, dan kemajuan akademik yang dilakukan secara Multidisiplin Terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
berkala dan berkelanjutan selama pembelajaran. Aktivitas pembelajaran yang dapat berupa kajian, penelitian,
Projek Penguatan
diskusi, bakti sosial, metode penguatan fisik dan mental atau
Asesmen Metode evaluasi yang biasanya dilakukan di akhir pembelajaran berbasis projek untuk menginternalisasi karakter
sumatif pembelajaran yang memungkinkan guru mengukur Profil Pelajar Pancasila.
pemahaman peserta didik, biasanya berdasarkan kriteria
standar Kolaboratif Bersifat kolaborasi - Memiliki ciri-ciri dapat melakukan upaya
saling membantu dan berbagi peran untuk menuntaskan sebuah
Diferensiasi Upaya guru untuk membuat variasi pengajaran berdasarkan
pekerjaan atau mencapai tujuan bersama.
ragam kebutuhan peserta didik (Biasanya pembedaan
dilakukan pada aspek proses, produk, dan konten
Kontekstual Sesuai dengan kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu
pembelajaran)
yang bersifat kontekstual pasti memiliki keterkaitan dengan
Disiplin ilmu Bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu pengalaman yang dapat langsung dirasakan.

Eksploratif Bersifat eksplorasi - Memiliki ciri-ciri dapat melakukan Kontraproduktif Tidak mendukung upaya menghasilkan sesuatu yang baru atau
penyelidikan dan penjelajahan lapangan dengan tujuan perubahan ke arah yang lebih baik.
memperoleh pengetahuan dan kemampuan yang lebih banyak. Performa Penampilan/Kinerja yang dilakukan untuk mengupayakan suatu
hal.
Holistik Kerangka berpikir yang memandang bahwa setiap hal baru
Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya
bisa dimaknai dengan baik jika dilihat secara utuh dan
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
menyeluruh serta saling terhubung antar bagiannya.
perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Implementasi Pelaksanaan di lapangan.
Inquiry-based learning (Pembelajaran berbasis inkuiri). Proses Preferensi Pilihan, prioritas, hal yang disukai.
Inkuiri
pembelajaran di mana anak mencari tahu dengan berbagai Projek (Sebagai Kegiatan pembelajaran berupa pembuatan produk barang atau
pertanyaan, ide, dan analisis lalu memberikan kesempatan model layanan jasa yang digunakan sebagai wahana penguasaan
untuk mendalami topik terkait. pembelajaran) kompetensi.

Rubrik Deskripsi kriteria penilaian. 123


LAMPIRAN

124
Contoh Lembar Refleksi Peserta Didik
Nama : Fasilitator kelompok:

Sangat setuju Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju

Aku terlibat aktif dalam projek penguatan ini ☐ ☐ ☐ ☐


Suasana projek penguatan ini membuat saya bersemangat untuk belajar
dan tahu lebih banyak
☐ ☐ ☐ ☐
Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat selama projek penguatan
ini
☐ ☐ ☐ ☐
Pembelajaran dalam projek penguatan ini membekali diriku sebagai
warga yang baik
☐ ☐ ☐ ☐
Waktu projek penguatan memadai untuk aku memahami isu yang ada di
sekitarku
☐ ☐ ☐ ☐
Diskusi di kelompokku berjalan asyik dan membuat pengetahuanku kaya ☐ ☐ ☐ ☐
Fasilitator pada projek penguatan ini membantuku dalam belajar dan
berproses
☐ ☐ ☐ ☐
Metoda yang digunakan pada projek penguatan ini seru dan
menyenangkan
☐ ☐ ☐ ☐
Keterampilanku bertambah pada projek penguatan ini ☐ ☐ ☐ ☐
Masukkan/pendapat lain untuk projek penguatan ini:

125
Berikan tiga kata yang menggambarkan projek penguatan ini :
[CONTOH] Rubrik evaluasi implementasi aksi projek penguatan
Dapat digunakan oleh guru untuk menilai solusi aksi yang ditawarkan peserta didik dalam
projek penguatan yang diikuti

Sangat Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Mulai Berkembang Belum Berkembang

Perencanaan Perencanaan yang jelas dan matang: Perencanaan yang jelas: tujuan Perencanaan memiliki tujuan Masih berupa curah pendapat
tujuan, tahapan-tahapan penting dan lini masa yang realistis yang jelas dan ide-ide aksi yang belum
(milestones) serta lini masa yang beraturan
realistis

Pelaksanaan Peserta didik mengidentifikasi jalur Peserta didik mengidentifikasi Peserta didik mengidentifikasi Peserta didik melaksanakan
yang berbeda untuk menjalankan satu jalur untuk menjalankan satu jalur untuk menjalankan aktivitas-aktivitas secara
rencana. Mereka dapat melaksanakan rencana. Mereka dapat rencana. Mereka dapat sporadis
rencana dengan proses yang melaksanakan rencana dengan melaksanakan proses runtut dan
terkoordinasi, bervariasi dan bekerja proses yang terkoordinasi meminta bantuan pada
secara adaptif pihak-pihak yang sesuai

Ketepatan Solusi/aksi yang ditawarkan menyasar Solusi/ aksi yang ditawarkan Solusi/aksi yang ditawarkan Masih dalam tahapan identifikasi
sasaran inti permasalahan, realistis dan menyasar faktor-faktor yang berupa ide yang masih di faktor yang menyebabkan
memberikan dampak yang terkait dengan permasalahan permukaan permasalahan permasalahan dan akibat yang
berkesinambungan dan memberikan dampak positif dan/atau kurang realistis ditimbulkan
sementara

126
[CONTOH] Rubrik Kolase Keberagaman Agama di Indonesia
Dapat digunakan oleh guru untuk menilai pembuatan kolase oleh peserta didik dalam projek penguatan k bertemakan
Bhineka Tunggal Ika

Sangat Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Mulai Berkembang Belum Berkembang

Isi Karya menyampaikan ide atau informasi yang Karya menyampaikan ide atau informasi Karya menyampaikan ide dasar yang Karya tidak menyampaikan informasi
relevan terhadap topik yang dibahas pada aktivitas yang relevan terhadap topik yang relevan terhadap topik yang dibahas atau ide yang relevan terhadap topik
ini dan juga menambahkan pengetahuan lain yang dibahas pada aktivitas ini pada aktivitas ini yang dibahas pada aktivitas ini
memperkaya pembahasan

Kejelasan Foto dan/atau kata yang dipakai saling berkaitan Foto dan/atau kata yang dipakai saling Ada sedikit keterkaitan antara foto Foto dan/atau kata-kata yang dipakai
Informasi dan tersusun menghasilkan sebuah kesatuan ide berkaitan dan disusun dengan baik dan/atau kata-kata yang dipakai dipilih secara acak dan tidak ada
yang sangat baik keterkaitan satu sama lain

Estetika Ada usaha yang jelas untuk mengemas presentasi Ada usaha yang jelas untuk mengemas Ada sedikit usaha untuk mengemas Tidak ada usaha untuk mengemas
dengan baik. Tingkat ketelitian dan estetika sangat presentasi dengan baik presentasi dengan baik presentasi dengan baik
tinggi

Kreatifitas Tingkat orisinalitas dan kreativitas sangat tinggi Terlihat jelas orisinalitas dan kreativitas Terlihat sedikit orisinalitas dan Tidak terlihat orisinalitas dan kreativitas
(menghasilkan karya yang unik) karya kreativitas karya karya

Keterkaitan Karya menunjukkan pemahaman yang dalam Ada keterkaitan antara karya dengan Ada sedikit keterkaitan antara karya Tidak ada keterkaitan antara karya
dengan Tema mengenai tema tema degan tema dengan tema

Pemikiran Objektif Solusi/aksi yang ditawarkan menyasar inti peserta didik memperlihatkan peserta didik mulai mengembangkan peserta didik menunjukkan pemahaman
(Anti-Bias) permasalahan, realistis dan memberikan dampak yang pemikiran anti-bias dengan baik pemikiran anti-bias dasar mengenai pemikiran anti-bias
berkesinambungan

127
128

Anda mungkin juga menyukai