Anda di halaman 1dari 16

I.

Jump 1: Klarifikasi Istilah


1. vena varikosa: kondisi ketika vena superfisial melebar dan menonjol,
berlikuk-likuk (salva), kondisi ini biasanya jinak (sasha)
2. hiperpigmentas: bercak gelap pada kulit, melanosit memproduksi
banyak melanin, warnanya lebih gelap dibanding kulit sekitarnya
(syafani)
3. uji brodie-trendelenburg: pemeriksaan fisik untuk … katup jantung,
positif kalau varises vena (amel)
4. menggaung: kayak menggali lubang/ceruk, lukanya seperti berlubang
(sasha)
5. jaringan granulasi: jaringan ketika … (rosa)
6. ulkus: nama lain ulser/luka, terdapat kerusakan jaringan epitel berbatas
tegas (sarah), kondisi terputusnya kontinyunitas jaringan rusak fungsi
perlindungannya (bila), ulkus bisa disertai nekrosis, pus.. (sam)

II. Jump 2: Merumuskan Masalah


1. mengapa bisa terjadi ulkus pada pasien? (sarah)
2. mengapa luka pasien tidak sembuh-sembuh? (rosa)
3. kenapa kaki pasien terasa sakit ketika menggantung posisinya?
(sasha)
4. apa saja macam-macam ulkus pada kulit terutama di kaki? (sufa)
5. apakah ada hubungan pada pasien dengan benjolan yang berkelok-
kelok di tungkai dengan keluhan yang dialami? (silvi)
6. apa penyebab terjadi vena varikosa pada pasien? (sam)
7. apakah ada hubungan antara riwayat diabetes, kolesterol dengan
keluhan pasien? (amel)
8. kenapa dilakukan uji brodie-trendelenburg dan interpretasinya?
(syafani)
9. faktor risiko yang diderita pasien apa saja? (bila)
10. apa hubungan pasien sering memakai hak tinggi dengan keluhan
pasien? (sita)
11. apa edukasi dan tatalaksana yang bisa diberikan? (salva)

III. Jump 3: Menganalisis Masalah


1. mengapa bisa terjadi ulkus pada pasien? (sarah)
(sasha) pasien tidak memiliki diabetes berarti bukan ulkus diabtes, ….
ada kerusakan endotelium, ada varises ada insufisiensi vena, …
tekanan tinggi terus terjadi dilatasi, akan ada peningkatan vena terjadi
aktivasi leukosit keluar enzim … , cairan .. keluar merusak jaringan
sekitar, selama pelepasannya mengeluarkan aktivasi makrofag, mast
cell, .. terjadi inflamasi dan menyebabkan terjadinya luka
(sam) vena punya sistem katup yang harusnya darah tidak … katupnya
insufisiensi menyebabkan disfungsi pembuluh darah, ..
(salva) insufisiensi bisa juga disebabkan inkompetensi vena,
keseharian jarang bergerak .. menyebabkan vena kronis, memicu
kerusakan kapiler

2. mengapa luka pasien tidak sembuh-sembuh? (rosa)


(salva) proses penyembuhan luka ada 4, 1) hemostasi, .. gumpalan
mengandung fibrin, 2) inflamasi, akan adazat kimia yang menyebabkan
peradangan, terlihat bengkak/kemerahan, sel darah putih menuju ke
area luka, melawan bakter, 3) proliferasi, sel darah merah
mengandung oksigen membangun jaringan baru/parut, memproduksi
kolagen untuk memperbaiki jaringan, awalnya merah lama2 mudar, 4)
maturasi, bekas lukanya melebar, jaringan kulit …, bisa berhari-hari,
bahkan setahun,.. faktor2 yang menghambat, sel mati, infeksi,
kekurangan nutrisi, pola tidur ngga baik, merokok, anemia, varises,
penyakit jantung, oksigen kurang menurunkan upaya … peningkatan
proliferasi berkurang. stres juga berpengaruh
awalnya ada tekanan … ekstra.. ada proses dimana vena kapiler
melebar dan terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. karena adanya
hipoksia berakhir dengan fibrosis, kulitnya rusak ngga intack
(sasha) leukosit yang teraktivasi … berkontribusi terhadap perdarahan

(sarah) diganggu dari dalam maupun luar, bisa karena bakteri, suplai
darah pada ekstremitas bawah sedikit. apabila porses terganggu …
(rosa) saat sirkulasi tidak lancar, disebabkan penyakit diabtes, .. perifer

3. kenapa kaki pasien terasa sakit ketika menggantung posisinya?


(sasha)
(fani) bisa 2 kemungkinan, … bisa karena vena kronis yaitu insufisiensi
vena
sistem vena ditungkai komponen, superfisialis, profunda. katup vena
struktur paling penting, .. dari superfisial ke profunda. vena punya
katup yang mengarahkan dari superfisial ke profunda, jika gagal, maka
ada .. varises mudah terbentuk. vena profunda di betis melanjutkan
vena .. membentuk .. selama ada kontraksi otot, vena menutup, waktu
relaksasi, vena profunda mengalami .. sehingga tekanan negatif,
penderita insufisiensi mengalir dari vena profunda ke vena superfisial.
jadi kalau sering berdiri, vena terpengaruh gravitasi, kalau tidak
didampingi pergerakan bisa menumpuk darah, bisa menyebabkan
venanya berdilatasi, pasien bisa merasakan gejala ..
(silvi) rasa sakit dibawah kaki karena kurang aliran darah, rasa
sakitnya bisa menyebabkan orang lemah, saat jalan sakit, hilangnya
saat istirahat, sebagian tungkai terasa berat, penyebabnya karena
kurang pasokan oksigen ke kaki. kebutuhan oksigen otot meningkat
saat dibuat jalan/bergerak
(sufa) kalau vena profunda dibantu dengan kontraksi otot, ketika
digantungkan yang lebih tinggi lebih enakan
(sarah) ketika duduk atau berdiri terlalu lama menggangu venous
rhytim, posisi kaki lebih tinggi daripada bada, menaikkan kaki
membantu aliran balik dari tubuh bawah ke jantung, bisa mengurangi
pengumpulan darah dibawah

4. apa saja macam-macam ulkus pada kulit terutama di kaki? (sufa)


(sam) ada 5, di kaki biasanya kronik, paling sering di kaki itu vena,
adanya defen trombosis, bisa juga karena kehamilan, vena ulser ..
abdomen, menyebabkan peningkatan tekanan abdomen, ekstremitas
inferior dan medial. vena ulser, adanya eksudat, ada pus dan bau,
ulkusnya lembek dan jaringan granulasi, dangkal atau .. ulkus yang
satu-satunya menyebabkan edema, hiperpigmentas, kaki menebal dan
ada fibrosis. penyebab cvi dan …
kondisi yang bisa menyebabkan merokok, karakteristik terlihat seperti
pukulan, ada nekrosis, eksudat dikit sekali
neuropatik diabetik, ada calus/peninggian berwarna putih karena ada
iritasi, kulitnya kering bahkan terlihat retak
presurre ulser, massa otot hilang, kulit jadi atrofi
ada gangguan di arteri dan vena, ada ulkus karena kronik

5. apakah ada hubungan pada pasien dengan benjolan yang berkelok-


kelok di tungkai dengan keluhan yang dialami? (silvi)
(amel) terjadi varises, varises yang di vena tungkai bawah, dimana
vena mengalami dilatasi, berkelok-kelok yang paling sering karena
inkompetensi katup. darah dikumpulin di vena kapiler, superfisialis
kemudian vena … pada beberapa orang yang mengalami varises,
karena adanya tekanan …, ada trauma langsung, atau insufisiensi
vena. tekanan tinggi di pembluh darah, .. pada pasien ada keluhan
ulkus, stasis aliran darah vena membentuk … terlihat seperti ulkus

6. apa penyebab terjadi vena varikosa pada pasien? (sam)


(sita) Vena varikosa adalah pembuluh darah yang abnormal atau
pelebaran dari vena superfisial yang menonjol dan tampak berkelok-
kelok yang terlihat hanya dibawah permukaan kulit. Hal itu tampak
secara umum terjadi ditungkai bawah, tetapi dapat juga mengenai
bagian lain pada tubuh.
Vena varikosa adalah rusaknya fungsi katup-katup vena akibat
peregangan berlebihan oleh karena meningkatnya tekanan vena dalam
jangka waktu lama yang ditandai dengan penonjolan vena yang besar
dan tampak dibawah kulit seluruh tungkai terutama tungkai bawah.
Penyebabnya adalah gangguan fungsi dan struktur katup pada
pembuluh vena, kelemahan dinding vena bagian dalam, atau tekanan
tinggi pada pembuluh vena. Berdasarkan penyebabnya ada 2 jenis:
- vena varikosa primer, muncul di vena dekat permukaan kulit,
merupakan akibat dari kelemahan dinding pembuluh vena dan
ketidaksempurnaan fungsi katup vena. Kasus ini lebih sering
terjadi karena faktor genetik
- vena varikosa sekunder: muncul di vena yang terletak di dalam,
terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah yang menghambat
aliran darah. Hal ini menyebabkan perubahan aliran darah
sehingga menyebabkan pembesaran pembuluh darah di
permukaan kulit.
Penyebab terbanyak dari vena varikosa adalah oleh karena peningkatan
tekanan vena superfisialis, namun pada beberapa penderita pembentukan
vena varikosa ini sudah terjadi saat lahir, dimana sudah terjadi kelemahan
pada dinding pembuluh darah vena walaupun tidak adanya peningkatan
tekanan vena. Pada pasien ini juga didapatkan distensi abnormal vena di
lengan dan tangan.

Keadaan tertentu seperti berdiri terlalu lama dapat memicu terjadinya


peningkatan tekanan hidrostatik dalam vena hal ini menyebakan distensi
vena kronis dan inkompetensi katup vena sekunder dalam sistem vena
superfisialis. Jika katup penghubung vena dalam dengan vena
superfisialis di bagian proksimal menjadi inkompeten, maka terjadi
perpindahan tekanan tinggi dalam vena dalam ke sistem vena superfisialis
dan kondisi ini secara progresif menjadi irreversibel dalam waktu singkat.
Pemakaian sepatu hak tinggi yang sering dapat memperberat keadaan
dimana tonus otot melemah sehingga pembuluh darah vena meregang,
menyebabkan vena kehilangan kelenturannya. Sehingga Vena akan
meregang dan menjadi lebih panjang dan lebih lebar.

(sarah) benjolan berkelok-kelok, membengkak dan membesar, katup


vena tidak bekerja dengan baik, apabila katup melemah, maka aliran
darah menumpuk di tungkai bawah. jenis kelamin, faktor genetik,
seperti usia
(amel) faktor risiko varises, ada jenis kelamin terutama perempuan,
berdiri lama dan duduk lama, merokok (kerusakan endothelial vena),
kehamilan (hipertensi vena, tinggi estrogen)

7. apakah ada hubungan antara riwayat diabetes, kolesterol dengan


keluhan pasien? (amel)
(silvi) salah satu cara untuk mencari faktor risiko dan diagnosis
banding
hipertensi: pada vena menyebabkan kerusakan katup, pembuluh darah
menyebabkan inflamasi, membentuk sumbatan fibrin, tekanan darah
yang tinggi ..
diabetes: bisa menyingkirkan diagnosis banding ulkus diabetes, kadar
glukosa tinggi menyebabkan mengurangi kadar oksida nitrat yang
merupakan vasodilator pembuluh darah kuat, normalnya fosforilasi
menghasilkan oksidan nitrat, pada DM ada protein tinggi bisa
menghambat. kekurangan vasodilator ini menyebabkan risiko tekanan
darah tinggi sehingga pembuluh darah sempit

8. kenapa dilakukan uji brodie-trendelenburg dan interpretasinya?


(syafani)
(sarah) uji salah satu pemeriksaan fisik yang mengalami varises,
tujuannya untuk menilai kompetensi vena komunikan, tungkai memiliki
banyak pembuluh darah balik yang fungsi utamanya mengembalikan
darah dari tungkai ke jantung, dalam vena terdapat katup satu arah
yang mengarahkan darah agar mengalir ke atrium dan mencegah
darah kembali ke arah proksimal. darah mengalir dari kapiler ke
superfisial dan profunda, superfisial ke profunda melaluv vena
komunikans. membentuk vena magna bermuara ke vena femoralis.
bila terjadi inkompetensi katup vena, darah akan mengalir ke daeah
proksimal yang menyebabkan distensi vena sehingga menyebabkan
varises. dengan melakukan pembendungan vena magna bia
menetukan katup vena mana yang inkompeten.
prosedur: pasien dalam posisi terlentang, tungkai yang diperiksa
diangkat 45-90 derajat untuk mengkosongi darah di vena, pasan
tornikuet tepat dibawah vena yang proksimal, tekanan tornikuet harus
bisa menyumbat vena, namun ngga menutup pembuluh darah yang
lebih dalam, kalau sudah dipasang, meminta pasien berdiri,
diperhatikan pengisian vena ditungkainya. normalnya terisi dari bawah
membutuhkan waktu kurang lebih 35 detik
setelah berdiri selama 20 detik, lepaskan tornikuetnya dan diperhatikan
ada pengisian vena tiba2, normalnya tidak ada
vena yang kompeten dapat mencegah aliran balik darah, pengisian
vena terjadi lambat, bila kedua hasil normal maka ditulis negatif-negatif
kalau terjadi inkompetensi katup vena komnikans, itu terjadi apabila
hasil positif-negatif, yaitu terjadi pengisian cepat vena perifer saat vean
terbendung
darah dari vena profunda kembali ke superfisial melalu katup vena
komunikans yang inkompeten
kalau misal terjadi inkompetensi katup vena kalau hasil negatif-positif,
artinya terjadi pengisian lambat vena perifer saat vena saphena
terbendung, tapi pas tornikuet dilepas, darah kembali vena sapehna
melaui vena yang inkompeten

9. faktor risiko yang diderita pasien apa saja? (bila)


(sufa) mengarah insufisiensi vena kronis
faktor risik
- adanya varises
- obesitas
- wanita hamil, karena meningkatkan hipertensi vena
- usia, karena akan meningkat seiring usia terutama diatas 50
tahun
- jenis kelamin, wanita lebih sering dibanding pria, yaitu 3:1
- otot kaki yang lemah atau pernah mengalami cedera kaki
- gaya hidup tidak aktif, duduk atai berdiri yang lama tanpa
banyak bergerak bisa meningkatkan risiko
- penyakit kongenital, yaitu ketiadaan katup vena bawaan
(sasha) obesitas, riwayat fraktur kaki, fungsi pompa otot yang buruk,
insufisiensi vena kronis, varises vena, trombosis vena dalam, dan
fistula arteri vena
(salva) gaya hidup perlu diketahui, karena adanya imobilitas, bisa
sangkupatukan dengan pekerjaan, pekerjaan sebagai pegawai bank
juga bisa mempengaruhi, bisa ditanyakan kebiasaan olahraga dan juga
IMT/BMI nya
(fani) perbandingan antara perempuan dan laki2, bisa jadi karena
faktor hormonal, estrogen dominan, meningkatkan distensi vena,
progesteron bisa menyebabkan tonus vena, hal ini disebabkan adanya
hambatan di dindng vena

10. apa hubungan pasien sering memakai hak tinggi dengan keluhan
pasien? (sita)
(rosa) keluhan disini adanya benjolan berkelok-kelok di tungkai bawah
mengarah ke varises, varises ini sering nampak pada tungkai bawah,
disebabkan berdiri terlalu lama apalagi menggunakan hak sepatu
tinggi, menggunaka hak ini bisa menyebabkan tekanan di metatarsal
kaki atau disekitar jari akibat tungkai menjijit terus menyebabkan postur
tubuh semakin tegak. pada keadaan menjijit menyebabkan
peningkatana tekanan darah daro ekstremitas bawah, yang mana
berdiri secara fisiologis sudah meningktakan tekanan, dengan hak
tinggi membuat otot betis jadi tegang, semakin berkontraksi untuk
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi. tekanan darah yang
meningkat menyebabkan kegagalan katup vena
(sarah) dengan penggunaan hak tinggi, sudut kaki menjadi lebih besar
akibatnya kemampuan dan kontraksi otot yang diperlukan lebih besar.
faktor lain bisa juga kelelahan saat bekerja, posisi berdiri yang terlalu
lama

11. apa edukasi dan tatalaksana yang bisa diberikan? (salva)

IV. Jump 4: Topic Tree


V. Jump 5: Merumuskan LO
1. menjelaskan anatomi dan tipe klasifikasi vena dalam tubuh
2. menjelaskan fisiologi sistem venosa
3. menjelaskan patofisiologi dan disfungsi vena perifer
4. menjelaskan etiologi dan klasfikasi insufisiensi vena kronis
5. menjelaskan faktor-faktor risiko insufisiensi vena kronis
6. menjelaskan prosedur klinik penegakan diagnosis insufisiensi vena
kronis
7. menjelaskan pemeriksaan penunjang insufisiensi vena kronis (duplek
sonografi vena)
8. menjelaskan perbedaan ulkus yang disebabkan disfungsi vena dan
penyakit arteri perifer (ulkus vena, arteri, ulkus neuropati contohnya
diabetikum)
9. menjelaskan tatalaksana, pencegahan, dan edukasi insufisiensi vena
kronis
10. menjelaskan prognosis dan komplikasi insufisiensi vena kronis

VI. Jump 6: Mengumpulkan Informasi dengan Belajar Mandiri

VII. Jump 7: Melaporkan Informasi


1. menjelaskan anatomi dan tipe klasifikasi vena dalam tubuh
(silvi) dalam tubuh vena terbagi jadi sesuai letak, superfisial, profunda,
perforans. vena superfisial, kelompok vena diameter besar, tebal, sifat
muskular, torpografis dibawah kulit, yg termasuk vena saphena magna,
vena saphena varfa. ven profunda vena berdinding tipis, sifat kurang
muskuler, vena ini berjala bersama arteri, luas 3x lipat arteri yang
sama, diantara otot skelet ada vena besar, berdinding tipis biasa
disebut sebagai sinusoid, merupakan bagian dari pompa otot. vena
perforans, vena yang menghubungkan vena superfisial dan profunda,
salah satu struktur terpenting, katub bikuspid, buat membuka satu arah
mencegah refluks, pada vena perforans membuka vena profunda
kecuali pada kaki katub membuka ke arah superfisial.
berdasarkan ukuran, venulae, vena sedang, vena besar. venulae,
tunika intima yang terdiri lapisan sel otot polos, lapisan paling tebal,
kaya serabut kolagen
vena sedang, tunika intimanya sel endotel yang tipis, tunika medianya
terdiri dari berkas2 otot polos yang bercampur dengan serabut kecil
kolagen
vena besar, tunika intimanya berkembang dengan baik, tunika
medianya jauh lebih kecil, sedikit sel otot polos, tunika adventisianya
paling tebal, pembuluh paling besar mengandung berkas2 sel
longitudinal otot polos

2. menjelaskan fisiologi sistem venosa


(rosa) vena fungsinya mengembalikan darah ke jantung dari semua
organ tubuh. vena punya katub, vena dibantu katub sama otot. setiap
katub terdiri dari 2 tutup, dengan tepi yang bertemu, darah dari jantung
akan. katub akan mencegah aliran balik, katub akan menutup. vena
superfisial di bawah kulit, vena profunda di otot, vena profunda
berperan penting dalam mendorong darah balik. otot betis akan
menekan paksa vena profunda di setiap langkah, akan membawa 90%
darah kembali ke jantung. darah di vena superfisial tidak dipaksa…
katub di vena perforata, memungkinkan aliran balik dari superfisial ke
profunda. memompa vena menahan tekanan pada 20 mmHg.
kelainan pada vena, kalau katub vena rusak, ketika merenggang dalam
jangka waktu yang lama, saat berdiri terlalu lama bisa menyebabkan
varises.
(sufa) selain ada kontraksi dari otot rangka dan stelet, bisa ada aksi
dari pompa thoraks, bisa mengarahkan vena ke jantung
(sarah) otot di betis, ketika jalan berkontraksi. selain itu juga, vena
punya katub yang membantu mencegah refluks darah

3. menjelaskan patofisiologi dan disfungsi vena perifer


(fani) disfungsi vena perifer dideskripsikan sebagai suatu kondisi
ketidakmampuan vena yang berefek pada sistem aliran vena
ekstremitas inferior keadaan yang sering terjadi pembengkakan kronis,
perubahan kkulit seperti hiperpigmentasi dan ulkus
keadaan patofisiologi, muncul ketika terjadi peningkatan tekanan vena
dan aliran balik akibat beberapa mekanisme. gangguan pada vena
bisa disebabkan oleh inkompetensi vena superfisila maupun profunda.
katu perfora yang inkompeten
faktor2 tersebut diperparah adanya disfungsi pada otot di ekstremitas
bawah. mekanisme ini yang menyebabkan hipertensi vena saat
berjalan maupun berdiri. hipertensi vena yang tidak dikoreksi akan
membuat perubahan pada warna kulit menjadi hiperpigmentasi, ulkus.
terdapat beberapa mekanisme yang berkaitan pada kegagaln katub
sperfisial, yg paling sering karena kelainan kongenital, pelemahan
dinding katub vena yang berdilatasi sehingga menyebabkan tekanan
rendah dan terjadi gagal katub sekunder. kelainan kongenital pada
katub bisa menyebabkan inkompeten katub meski dalam tekanan
darah yang rendah. vena yang normal dan katub yang normal bisa
membengkak akibat hormon seperti pada kehamilan. tekanan darah
vena yang meningkat akan menyebabkan sindrom insufisiensi vena.
pada keadaan normal ada 2 mekanisme, yang mencegah terjadi
hipertensi vena, (1) katup trikuspid vena mencegah aliran balik dan
perlekatan vena, deep vein thrombosis sering kali menghambat katub
dan akan menyebabkan kerusakan irreversible pada katub, (2) dalam
keadaam ambulasi yang normal, otot betis menurunka otot vena
sebesar 70% pada ekstremitas bawah, pada keadaan istirahat tekanan
kembali normal setelah 30 detik, sedangkan pada penyakit vena
bergerak, tekanan vena hanya menurun sebesar 20%, ketika ambulasi
berhenti tekanan pada lumen vena menurun secara perlahan dan
kembali normal pada beberapa menit. vena profunda pada betis
membentuk jaringan luas dengan kompartemen, dimana darah dibantu
mnegalir ke atas melawan gravitasi oleh otot, selama kontraksi katub2
pada vena menutup sehingga darah akan mengalir ke arah proksimal
melalu sistem vena prfofunda. pada waktu ralksasi, vena profunda
mengalmi tekanan negatif. pada penderita dengan insufisiensi vena,
darah akan mengalir dari vena profunda ke superfisialis. pada keadaan
normal, katub2 mencegah kejadian ini.

4. menjelaskan etiologi dan klasfikasi insufisiensi vena kronis


(sam) etiologi
dibagi menjadi primer dan sekunder (DVT)
primer: mengacu pada gejala tapi tidak ada pencetus, bisa karena
kongenital dan perubahan kimia. banyak karena primer dibandingkan
sekunder.
sekunder: respon terhadap deep vein thrombosis, memicu inflamasi.
dari jurnal, bisa juga menyebabkan hipertensi vena
yang tidak bisa domodifikasi: usia, jenis kelamin.
kelemahan dinding vena

klasifikasi: lebih ke arah tumor atau kanker (tmor, nodul)


C itu clinical dibagi menjadi 6, C0 berarti tidak ada gejala secara
inspeksi dan palpasi, C1 ada teleangtasis, keliatan vena di muka atau
kulit, C2 itu vena varikosa, diameter venanya lebih dari 3, C3 itu
edema, C4 dibagi C4a karena ada pigmentasi, C4b ada lipodermato
(kulit berminyak), C5 pasien memiliki ulkus yang sudah sembuh, C6
ulkus vena tapi ulkus masih aktif
E etiologi bisa kongenital, EP (primer), ES (sekunder), EN (bukan
primer atau sekunder)
A anatomical dibagi jadi 4, (1) Vena superfisial, (2) AP terkena di
perforan, (3) AD terkena di profunda, (4) AN tidak diketahui dari vena
yang mana
P dibagi menjadi 4, (1) ada refluks, (2), PO atau obstruksi di vena, (3)
gabungan dari refluks dan obstruksi, (4) PN tidak bisa diidentifikasi
patofisiologinya dari mana
gunanya ini untuk mengetahui spesifik CVI
(amel) etiologi: penyakit CVI utamanya ada darah menumpuk yang
menyebabkan hipertensi, bisa disebabkan imobilitas. bisa karena
adanya kontraksi otot betis yang tidak efektif karena lemah otot,
arthritis, atau trauma sebelumnya.
(salva) etiologi: peningkatan tekanan di dalam lumen disebabkan
adanya inkompetensi vena, penignkatan vena ini bisa bersifat kronis
atau disebabkan adanya obstruksi aliran darah vena, penyebab
obstruksi ini adanya trombosis intravaskular atau adanya penekanan
luar pembuluh darah

5. menjelaskan faktor-faktor risiko insufisiensi vena kronis


(sita) faktor risiko antara lain: usia, obesitas, jenis kelamin, faktor
hormonal, pekerjaan yang berdiri lama, gaya hidup seperti kurang
konsumsi makanan berserat dan kebiasaan merokok, mneginsumsi
alkohol, gaya hidup sedentari, trauma pada tungkai bawah, pernah
menderita DVT, riwayat insufisiensi vena kronis pada keluarga.
(salva) bisa juga kehamilan, ada hubungan dengan hormon estrogen
dan progesteron, padah kehamilan bisa terjadi penekanan vana cava
inferior akibat uterus yang semakin membesar, penekanan ini
menyebabkan hipertensi vena dan juga distensi vena tungkai sekunder
(sarah) ada sindrom kongenital

6. menjelaskan prosedur klinik penegakan diagnosis insufisiensi vena


kronis
(bila) diagnosis CVI perlu dipikirkan dengan edema dan perubahan
warna kulit seperti hiperpigmentasi, eksema, atrofi, lipodermato
sklerosis, hingga ulkus venosus terutama pada tungkai bawah
anamnesis: yg perlu digali gejalanya, biasanya nyeri, bengkak, ulkus,
dan perubahan warna kulit pada ekstremitas bawah, tanyakan riwayat
DVT, phlebitis, dan riwayat trauma. gali faktor risiko seperti usia, jenis
kelamin, aktivitas fisik, apakah ada keterbatasan anggita gerak, dan
apakah menjalani hidup sedentari, apakah ada kehamilan multiple,
obesitas, diabetes, hipertensi, dan juga menanyakan riwayat keluarga
px fisik: melakukan inspeksi dan palpasi. inspeksi: tungkai bawah
dalam posisi berdiri, dilakukan untuk menilai adanya dilatasi vena
superfisial, telengtasis, varises, serta edema umumnya pitting. inspeksi
kulit untuk menilai adanya hiperpigmentasi, dermatitis tasis, atrofi
blunch (penyembuhan luka pada scar karena kurangnya suplai darah),
lipodermato sklerosis. jika ada ulkus dideskripsikan (ukuran, lokasi,
karakteristik, banyaknya, dan tipe eksudat, serta nyeri dan dasar
ulkus). palpasi: (1) konsistensi otot betis dan pengukuran diameter,
dibandingkan sisi normal. (2) nyeri tekan sepanjang vena yang dilatasi.
px spesifik: (1) tes trendelenburg, untuk menilai inkompetensi atau
refluks vena terjadi di superfisial atau dalam. (2) pengukuran brachial
index, untuk menyingkirkan ulkus akibat arteri.

7. menjelaskan pemeriksaan penunjang insufisiensi vena kronis (duplek


sonografi vena)
(sarah) USG dupleks pilihan pertama, bisa membantu menilai aliran
darah sehingga sensitif dan spesifik. tergantung pada kemampuan
operator. arah aliran penting dinilai karena menjadi patokan refluks.
durasi yang lebih lama derajat yang lebih dalam.
phlebography, untuk mengevaluasi vena.
venous spletis, untuk menilai gangguan otot. ada 3 metode
CT atau MRV, dilakukan bila hasil dupleks inklonkusif. unggul untuk
area yang sulit.
AVP monitoring, menilai derajat insufisiensi vena. AVP mulai
ditinggalkan karena invasif.
(amel) ada beberapa pemeriksaan sederhana, seperti uji brodie-
trendelenburg tetapi seringkali kurang akurat, makanya dilakukan
pemeriksaan penunjang yg gold standard yaitu dupleks sonografi vena.

8. menjelaskan perbedaan ulkus yang disebabkan disfungsi vena dan


penyakit arteri perifer (ulkus vena, arteri, ulkus neuropati contohnya
diabetikum)
(sasha) penyebab ulkus vena, arteri, neuropati.
ulkus vena: dibagi menjadi 2, yaitu berasal dari kelainan trombosis,
atau kelainan katub vena, atau dari luar pembuluh darah, bendungan
di tungkai bawah biasanya karena hamil, berdiri. kalau bendungan di
proksimal atau inkomtensi katub vena di tungkai bawah, maka tekanan
vena akan naik, lalu akan timbul edema disekitar pergelangan kaki.
tekanan vena naik otomatis tekanan kapiler naik akan menyebabkan
ekstravasasi atau keluarnya cairan dari pembuluh darah, seperti
leukosit, eritrosit, akibatnya akan ada pendarahan yang awalnya
bintik2 merah menjadi hitam, vena superfisialis akan melebar dan
berkelok-kelok seperti cacing/varises, biasanya akan lebih jelas saat
pasien berdiri. kalau sudah lama gangguan stasis vena akan
menyebabkan penumpukan darah akan memicu proses inflamasi,
leukosit akan menyebabkan kerusakan endothelia kapiler, agragasi
platelet, dan intraselular edema yang akan menyebabkan iskemi
jaringan dan membuat terbentuk ulkus dan proses yang tidak
sembuh2.
ulkus arteriosum: penyebab sering arteroma, yang terjadi di pembuluh
darah abdominal dan tungkai, bisa karena merokok, obesitas,
hiperlipidemia, hipertensi, dan diabetes. kalau cowok di atas 45 tahun,
cewek diatas 50 tahun. karena suplai darah arteri berkurang, jadi
pasien akan merasakan sakit saat jalan atau jalan nanjak, pembuluh
darah akan hipoksia jadi sering kram dan nyeri. karena hipoksia tidak
diobati akan terjadi kematian jaringan di area yg dimakani arteri,
gangguannya dapat diabgi menajdi 3 kelompok, (1) ekstramural, yaitu
aliran darah arteri terganggu karena arteriola terjepit oleh fibrosis, (2)
mural, karena kelainan pembuluh darah, (3) intramural, karena
sumbatan pembuluh darah
ulkus neuropati: kenapa bisa diabetes karena kerusakan saraf akan
menghilangkan nyeri, jadi misalkan pasien menginjak benda tajam
tidak akan terasa, karena ini banyak luka yang tidak diketahui pasien.
pasien diabetes kan hipeglikemi, akan menyebabkan stres oksidatif
pada sel saraf dan disfungsi saraf tambahan karena gliko sel saraf
yang akan menyebabkan iskemi (jaringan tidak mendapatkan oksigen)
sehingga membentuk ulkus.
(salva) perbedaanya penting banget untuk menentukan manajemen
yang efektif, harus menelusuri etiologi, perlu membedakan ulkus vena,
arteri, neuropati. kondisi umum pasien pada insufisiensi vena biasanya
ada imobilitas. insufisiensi arteri biasanya ada penyakit koroner,
penggunaan tembakau, diabetes. neuropati berikatan dengan
diabetikum, maka perlu ditanyakan riwayat diabetes. keluhan ulkus
muncul pada usia yang lebih tua, maka penting juga ditanyakan
riwayat oenyakit atau komorbidnya. inntensitas nyeri atau jenis nyeri
bisa beda2, kalau ulkus vena lebih berat dan lebih sakit saat posisi
menggangtung, kalau ulkus arteri itu kram atau berdenyut, dan
aktivitas banyak, untuk ulkus neuropati cenderung rasa sakit seperti
tertusuk atau tersengat, lebih buruk ketika malam hari, biasanya
membutuhkan tatalaksana farmakologi.
penilaian luka, ulkus vena biasanya memiliki eksudat sedang sampai
berat terutama kondisi edema, area luka terbuka biasanya dangkal,
bentuk tidak beraturan, luka biasanya merah tanpa pengelupasan.
ulkus arteri biasanya di jari kaki, kaki depan atau tumit, bisa
bermanifestasi luka traumatis, biasanya jadi irreversible kalau misalkan
kurangnya lairan darah ke ekstremitas untuk penyembuhan, lukanya
terbuak bentuknya bulat atau lubang dengan batas yang jelas. ulkus
neuropati biasanya letak di plantar kaki, metatarsal jempol kaki,
drainase sedang sampai berat tapi tergantung etiologinya, dasar luka
berwarna merah muda kecuali ada iskemi.

9. menjelaskan tatalaksana, pencegahan, dan edukasi insufisiensi vena


kronis
(sufa) stocking kompresi, untuk membantu kontraksi vena, dimulai dari
15-40 mmHg untuk tekanannya. untuk obat nya yang pertama dengan
antibiotik untuk infeksi luka yang terbuka, (2) obat anti koagulan,
contohnya porfarin untuk mencegah keluarnya darah, (3) obat diuretik,
contohnya furosenide untuk mengurangi penumpukan cairan di dalam
tubuh, (4) obat untuk melancarkan aliran darah, contohnya entocivilin
ada 3 metode yang bisa dilakukan, (1) skleroterapi, caranya dengan
menyuntikkan obat khusus ke vena yang bermasalah, (2) laser ablasi,
caranya vena dipanasi dengan sinar laser, (3) radiofrekuensi ablasi,
venanya juga dipanasi dengan gelombang radio frekuensi tinggi.
penyakit CVI sudah parah akan dilakukan pembedahan, dengan
mengangkat vena yang terserang atau cangkok pada vena.
pencegahan: dari faktor risiko yang dimodifikasi, berhenti merokok,
makanan sehat dan bergizi, olahraga yang rajin, tidak memakai
pakaian yang ketat
edukasi: dengan life style modifikasi, dianjurkan untuk beristirahat dan
hindari untuk berdiri lama, kalau berdiri lama usahakan untuk jalan,
dan menggunakan stocking kompresi.

10. menjelaskan prognosis dan komplikasi insufisiensi vena kronis


(amel) prognosis
Prognosis ulkus vena secara keseluruhan buruk ada 2 penyebab
prognosis buruk biasanya dikarenakan sering terlambat penyembuhan
luka ulkusdan terjadi kekambuhan ulkus. Lebih dari 50% ulkus vena
memerlukan terapi hingga lebih dari 1 tahun.
Ulkus vena dapat menyebabkan hilangnya jam kerja produktif,
diperkirakan 2 juta hari kerja/tahun.
komplikasi: bisa dermatitis kontak, lipodermato sklerosis, atrofi
blanche. komplikasi jarang terjadi, malignansi tetapi penting dari
penyakit vena karena tumor yang berkembang dalam keadaan ulkus
cenderung lebih agresif. Nyeri adalah ciri penyakit vena yang sering
diabaikan dan umumnya tidak diobat.

Anda mungkin juga menyukai