TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling
banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi
2. Etiologi
berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. struktur
kuman ini terdiri atas lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan
terhadap asam, serta dari berbagai gangguan kimia dan fisik. Kuman ini
juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam
lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali
menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman ini juga bersifat aerob.
63
64
3. Manifestasi klinis
penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang
- kadang asimtomatik.
Menurut Andra Saferi W dan Yessie Mariza P, 2013 gejala dibagi menjadi
kerusakan jaringan.
65
sudah luas atau karena ada hal - hal yang menyertai seperti efusi
pleura terkena.
b. Gejala sistematik:
pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan
4. Klasifikasi
66
riwayat/kontak negatif.
Riwayat/
Terpapar Terinfeksi Tes TB Radiologi
Kontak
1 2 3 4 5 6
Kategori I + - - - -
Kategori II - + - + -
Kategori III + + + + +
Keterangan :
a. Tuberkulosis Paru
perlu dicantumkan:
a) Status bakteorologi
5. Patofisiologi
Menurut Arif Muttaqin (2014), Ketika klien TB paru batuk atau berbicara,
maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuclei dan jatuh ke tanah, lantai,
atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang
Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi
dengan istilah air bone infection. Bakteri yang terisap akan melewati
diri (multiplaying). Bakteri dari fokus ini disebut fokus primer atau lesi
primer atau fokus ghon. Reaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional
Dalam waktu 3-6 minggu, inang yang baru terkena infeksi akan menjadi
granuloma merupakan penumukan basil yang masih hidup dan sudah mati
diubah menjadi jaringan fibrosa bagian sentral dari fibrosa ini disebut
pleuritis lokal. Jika terjadi nekrosis perkejuan yang berat, bagian tengah
menjadi penyebab batuk darah, dan juga peningkatan produksi sekret akan
6. Pathway
Invasi bakteri
Penyebaran bakteri secara
tuberkulosis via inhalasi
bronkogen, limfogen, dan
hematogen Sembuh
Infeksi Primer
Sembuh
Sembuh dengan fokus Ghon dengan
fibrotik
Infeksi pasca-
Bakteri dorman
primer
Reaksi Membentuk
Merusak parenim paru
infeksi/inflam kavitas
Batuk produktif
Batuk darah
Sesak napas
Penurunan kemampuan batuk
Keterangan :
: Fokus Keperawatan
7. Penatalaksanaan
siswi pesantren.
utama ialah bayi yang menyusun pada ibunya dengan BTA positif,
meningitis.
menular.
terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2 - 3 bulan) dan fase lanjutan
4 - 7 bulan.
Panduan obat yang digunakan terdiri dari panduan obat utama dan
tambahan.
73
Kusuma, 2016).
(1) Rifampicin
BB > 60 kg : 600 mg
BB 40 - 60 kg : 450 mg
BB < 40 kg : 3000 mg
(3) Pirazinamid
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40 – 60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
(4) Streptomisin
BB > 60 kg : 1000 mg
BB 40 - 60 kg : 750 mg
74
(5) Etambutol
atau
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40 - 60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Huda, Hardhi Kusuma, 2016) kombinasi dosis tetap ini terdiri dari:
pengobatan.
75
a) Kanamisin
b) Kuinolon
Asam Klavunalat.
atau berat, bila efek samping ringan dapat diatasi dengan obat
1. Definisi
p.387)
a. Lingkungan
1) Perokok pasif
2) Menghisap asap
3) Merokok
c. Fisiologis
2) Asma
5) Infeksi
77
2016, p.387) :
e. Sianosis
h. Dipsnea
k. Orthopneu
l. Gelisah
Paru
1. Inhalasi Oksigen
adalah :
a. Nasal Kanul
78
dengan ekspirasi.
2. Fisioterapi Dada
a. Perkusi
b. Vibrasi
Vibrasi adalah gerakan kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan
c. Postural Drainage
gravitasi.
Napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan
1. Pengkajian
Untuk mendapatkan diagnosa yang tepat, harus diperoleh data yang tepat
a. Identitas pasien
80
Identitas pasien berupa nama, tempat tanggal lahir, usia, alamat, suku
bangsa, agama, status, nomor rekam medik, dan tanggal masuk RS.
b. Keluhan utama
f. Pemeriksaan fisik
menurun.
berat badan.
konjungtiva anemis.
7) Thoraks
Paru-paru
wheezing).
pneumonia.
82
2) Pola Nutrisi/Metabolik
3) Pola Eliminasi
5) Pola Istirahat-Tidur
bernapas.
6) Pola Kognitif-Persepsi
terhadap aktivitas.
8) Pola Peran-Hubungan
9) Seksualitas
h. Pemeriksaan penunjang
laboratorium meliputi :
1) Darah
2) Sputum BTA
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah diagnosa pada Tuberkulosis paru yang penulis angkat pada karya
1) Definisi
2) Penyebab
a) Subjektif: -
3. Intervensi Keperawatan
trakheal/faringeal.
2) Kriteria hasil :
normal.
3) Intervensi
Rasionalisasi :
Rasionalisasi :
Rasionalisasi :
tidak diindikasikan.
Rasionalisasi :
Rasionalisasi :
Rasionalisasi :
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat
4. Impementasi keperawatan
sebagian tugas akan di delegasikan kepada perawat jaga yang lain untuk
5. Evaluasi
maka tindakan dihentikan, dan jika tidak maka perawat harus melakukan
pengkajian ulang.