(Sistem
Pendengaran)
Skenario 3
Anggota Kelompok A7
LO
01 Jelaskan anatomi dan histologi
organ terkait kasus di atas!
A. Jelaskan anatomi organ terkait kasus
di atas!
AURIS
EXTERNA
AURICULA
MEATUS ACUSTICUS
EXTERNUS
MEMBRAN
TYMPHANI
AURIS
MEDIA
STRUKTUR AURIS MEDIA
1.1.Cavum Tympani
2.2.Ossicula Auditiva
3.3.Tuba Auditiva Eustachii
1. CAVUM TIMPANI
1. CAVUM TIMPANI -
Neurovaskularisasi
VASKULARISASI
1. A. tympanica anterior cabang A. maxillaris interna
2. R. stylomastoideus A. auricularis posterior
3. A. tympanica inferior cabang A. pharyngea ascendens
4. R. petrosus A. meningea media
5. A. tympanica superior cabang A. meningea media
6. A. caroticotympanica cabang A. carotis interna
INERVASI
1. Plexus tympanicus
2. N. musculi tensoris tympani et N. Stapedius
2. OSSICULA AUDITIVA
2. OSSICULA AUDITIVA - Musculi
3. TUBA AUDITIVA EUSTACHII
3. TUBA AUDITIVA EUSTACHII - Neurovaskularisasi
Vaskularisasi:
- A. Tympanica superior, cab. Dari A. Meningea media
- A. Tympanica anterior, cab. Dari A. Maxillaris
- A. Tympanica inferior, cab. Dari A. Pharyngea
ascendens
- A. Tympanica posterior, cab. Dari A.
Stylomastoidea, cab. Dari A. Auricularis posterior
- R. Caroticotympanicus
Vena : vv. Tympanicaeà vv. ArticularesàV. Facialis
Innervasi:
- N. Tympanicus cab. N. IX
- N. Auriculotemporalis cab. N. V
- R. Auricularis N. X
- N. Caroticotympanici cab. plexus
caroticus internus
- R. Tubarius cab N. Tympanicus
AURIS
INTERNA
STRUKTUR AURIS INTERNA
1. Labyrinthus osseus (cangkangnya)
2. Labyrinthus membranaceus (bagian
yang mengisi cangkangnya)
1. LABYRINTHUS OSSEUS
2. LABYRINTHUS
MEMBRANACEUS
DUCTUS SEMISRKULARIS VS
DUCTUC COCHLEARIS
NEUROVASKULARISASI
B. Jelaskan histologi organ terkait
kasus di atas!
ORGAN SENSORIUM
PENDENGARAN
TELINGA
Ruang Telinga Tengah (Ruang
Timpani)
A B C
D
02 Bagaimana fisiologis organ
terkait kasus di atas?
A. Bagaimana proses penjalaran
bunyi pada organ terkait kasus di
atas?
B. Bagaimana proses penjalaran
bunyi dengan frekuensi yang
berbeda?
bunyi berfrekuensi rendah menyebabkan aktivasi maksimal pada membran basilar di
dekat apeks koklea, dan bunyi berfrekuensi tinggi mengaktivasi membran basilar di
dekat basis koklea. Bunyi dengan frekuensi di antaranya akan mengaktivasi
membran pada jarak di antara kedua keadaan yang ekstrem ini. Selanjutnya, terdapat
pengaturan spasial pada serat saraf di jaras koklearis, dari koklea sampai korteks
serebri. Perekaman sinyal di traktus auditorius batang otak dan di area penerima
pendengaran korteks serebri mem- perlihatkan neuron-neuron otak yang spesifik
diaktivasi oleh frekuensi bunyi tententu. Oleh karena itu, metode utama yang
digunakan oleh sistem saraf untuk mendeteksi perbedaan frekuensi bunyi adalah
dengan menentukan posisi di sepanjang membran basilar yang paling terangsang. ini
diseebut sebagai prinsip menentukan frekuensi bunyi.
C. Bagaimana proses stimulasi
saraf akibat rangsang bunyi?
Peran stereosilia dalam transduksi
suara
D. Bagaimanakah jalur persarafan
untuk pemrosesan bunyi?
Jalur Persarafan
03
Bagaimana hubungan
rupturnya membran timphani
dengan keluhan pendengaran
yang berkurang?
Hubungan ruptur membran timpani
dengan pendengaran berkurang
Untuk menggetarkan cairan di telinga diperlukan tekanan yang besar. Ada 2 mekanisme yang bisa
membesarkan tekanan getaran gelombang suara, salah satunya adalah membran timpani. Membran
timpani dapat membesarkan tekanan karena ukurannya lebih besar dari jendela oval, ketika membran
timpani ruptur maka luasnya akan berkurang, sehingga fungsinya kurang maksimal. Hal ini akan
menyebabkan tekanan kurang kuat menggetarkan cairan di koklea sehingga fungsi pendengaran
berkurang.
Mengapa pendengaran telinga
kanan Jamil yang terganggu
Neuron yang dekat dengan salah satu tepi nukleus akan berespons secara
maksimum terhadap jeda waktu yang singkat. Sedangkan yang dekat dengan
tepi yang berlawanan akan berespons terhadap jeda waktu yang sangat
panjang. Neuron yang berada di antara keduanya, akan berespons terhadap
jeda waktu sedang.
Daftar Pustaka