Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkah dan
karunianya. Buku Pedoman Praktis Program Imunisasi Puskesmas dapat selesai
disusun. Buku ini ditujukan sebagai acuan bagi program imunisasi puskesmas dalam
melaksanakan manajemen proram imunisasi yang berkualitas. Selain itu, buku ini juga
diharapkan menjadi pedoman bagi supervisor dalam melakukan bimbingan teknis
kepada pengelola program imunisasi di Puskesmas.
Pengelola program imunisasi di Puskesmas memegang peran penting sebagai
pelaksana utama program imunisasi. Hasil analisa situasi program imunisasi rutin
menunjukkan masih adanya disparitas cakupan imunisasi di tingkat kabupaten,
kecamatan dan desa/kelurahan, dimana jumlah anak-anak yang belum atau tidak
lengkap status imunisasinya masih banyak. Untuk itu, keterampilan pengelolah program
Imunisasi dalam merencanakan, melaksanakan dan memonitor kegiatan-kegiatan
imunisasi untuk memastikan anak-anak di wilayah kerjanya mendapatkan imunisasi
lengkap sesuai usia yang dianjurkan perlu terus ditingkatkan.
Saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak atas
dedikasi dan pengabdiannya dalam berupaya memperkuat imunisasi rutin sehingga
dapat tercapai cakupan yang tinggi dan merata dan herd immunity pun dapat terwujud.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa menaungi langkah kita untuk dapat
bersama-sama berkontribusi optimal dalam menyehatkan anak Indonesia.
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945 melalui.Pembangunan Nasional yang berkesinambungan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil
dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan
terpa du yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara
penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak
mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.
Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu,
maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu
daerah a tau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat
dan dengan hasil yang efektif. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009, “Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara
lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit
menular adalah upaya pengebalan (imunisasi).
Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
paling cost efective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956.
Dengan program ini, Indonesia dinyatakan bebas cacar sejak tahun 1974, selain
itu dengan telah diperluasnya program imunisasi menjadi Program
Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian
akibat PD3I sudah dapat ditekan.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat
population immunity ( kekebalan masyarakat ) yang tinggi sehingga PD3I dapat
dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan efisien.
Upaya penyelenggaran imunisasi dapat dilakukan di seluruh wilayah
Indonesia. Penyelengara kegiatan imunisasi disetiap daerah dilakukan oleh
Puskesmas dimasing-masing daerah yang ada.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan di masyarakat
menyelenggarkan program imunisasi, yang dilakukan untuk bayi 0 sd 12 bulan,
balita, calon pengantin dan ibu hamil serta anak sekolah dasar. Agar
penyelenggaran progam imunisasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan
bermutu maka diperlukan pedoman imunisasi yang digunakan oleh petugas
dalam menjalankan pelayanan imunisasi.
C. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Khusus
Sebagai dasar dan acuan dalam penyelenggaran progam imunisasi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Benteng
Tujuan Umum
1. Terpantaunya pelayanan imunisasi pada bayi, balita , wus dan anak usia
sekolah
2. Pelaksanaan imunisasi sesuai standar
3. Terpantaunya KIPI
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 12 Tahun 2017 tntang Pedoman dan
Penyelenggaraan Imunisasi
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
E. SASARAN PEDOMAN
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat
4. Petugas Chold chain
F. BATASAN OPERASIONAL
Terselenggaranya imunisasi dasar/ wajib, tambahan dan lanjutan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Benteng baik didalam gedung maupun luar gedung
(Kelurahan Benteng, Benteng Utara, Benteng Selatan, Putabangun dan Desa
Bontolebang).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga pelayanan progam imunisasi terdiri dari :
1. Puskesmas Induk
1 orang tenaga teknis
1 orang atau lebih pelaksana
2. Puskesmas Pembantu
1 orang pelaksana
3. Posyandu
1 orang pelaksana Posyandu
C. JADWAL KEGIATAN
DESA / KELURAHAN TANGGAL
1. KELURAHAN BENTENG
- ANGGREK 5
- TSUWAIBAH 11
- HALIMATUSSADIAH 14
- KITA 21
- CEMPAKA 22
- TERATAI 23
- FLAMBOYAN 26
2. KELURAHAN BENTENG
UTARA
- FATMAWATI I 25
- FATMAWATI II 13
- FATMAWATI III 2
- FATMAWATI IV 4
- FATMAWATI V 3
- MATAHARI 15
3. KELURAHAN BENTENG
SELATAN
- MAWAR I 8
- MAWAR II 9
- MAWAR III 10
- MAWAR IV 24
- MAWAR V 12
- MAWAR VI 17
- POLRES 9
4. KELURAHAN
PUTABANGUN
- BAHAGIA I 7
- BAHAGIA II 6
- BAHAGIA III 6
- BAHAGIA IV 24
5. DESA BONTOLEBANG
- MEGAWATI I 19
- MEGAWATI II 19
- MEGAWATI III 19
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
Standar Sarana
1. Ruangan Imunisasi bergabung dengan Gizi
2. Penempatan vaksin dalam chold chain berada terpisah dengan ruangan
imunisasi. (Ruangan Chold Chain berada di ruangan tersendiri).
Lingkup ini ruangan Imunisasi adalah:
1. Ruangan Imunisasi berukuran 5 X 4 meter persegi, bagian konsultasi
dan bagian tindakan bergabung
2. Langit langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Dinding berwarna terang, berbahan tembok, tidak berpori pori, tidak
kedap air, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia
( keramik).
4. Lantai terbuat dari bahan yang licin, tidak berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan.
Lingkup ruangan chold chain adalah:
1. Jarak lemari es dengan dinding belakang adalah 10 cm, atau
sampai pintu lemari es dapat dibuka
2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup
3. Lemari es tidak terkena sinar matahari secara langsung
4. Lemari es menggunakan satu stop kontak
5. Ada alat pemantau suhu lemari es terdiri dari : 1 buah termometer
dalam lemari es, 1 buah freeztag, buku grafik dan lembar
pencatatan suhu
3. Tempat pelayanan
Tempat pelayanan dalam gedung
a. Puskesmas induk terdiri dari 1 ruang poli kesehatan ibu dan anak
b. Puskesmas pembantu terdiri dari 1 ruang untuk pemeriksaan kesehatan
ibu dan anak
c. Poskeskel terdiri dari 1 ruang untuk pemeriksaan kesehatan ibu dan
anak
Tempat pelayanan luar gedung
a. Posyandu
1 meja pelayanan di Posyandu (meja ke-5)
b. Sekolah
Ruangan UKS
Standar Fasilitas
1. Peralatan
Peralatan Imunisasi terdiri dari sejumlah alat medis yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan imunisasi:
a. Kit imunisasi
1. Pinset 2 buah
2. Vaksin cariier 7 buah
3. Lemari es vaksin 2 buah
4. Temometer muller 0 buah
5. Freeze tag 1 buah
6. Logtag 2 buah
b. Peralatan surveillans
Laptop 1 buah
c. Meja belaiar
1. Meja kerja 3 buah
2. Kursi kerja 10 buah
d. Penunjang
1. Tempat sampah medis 1 buah
2. Tempat sampah non medis 1 buah
e. Bahan habis pakai
1. ADS 0,05 ml, o,5 ml, 5 ml, 3 ml Sesuai kebutuhan
2. Kapas Sesuai kebutuhan
3. Vaksin (Hb, BCG.polio, DPT-HB-hib, IPV, PCV Sesuai kebutuhan
dan campak)
4. Safety box Sesuai kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari:
1. Perencanaan
a. Perencanaan sasaran
b. Perencanaan target cakupan
c. Perencanaan kebutuhan vaksin
2. Pelaksanaan
a. Persiapan petugas
b. Persiapan masyarakat
c. Pemberian layanan imunisasi
a) Pelayanan imunisasi dasar dan lanjutan (imunisasi TT) di dalam
gedung
b) Pelayanan imunisasi dasar dan tambahan luar gedung backlog
fighting/ crash progam ( 27 Posyandu)
c) Pelayanan imunisasi dasar lanjutan anak sekolah (TK, SD,SMPN)
d) Kegiatan imunisasi masal untuk antigen tertentu dalam waktu tertentu
dan dalam wilayah tertentu (PIN, Sub Pin).
d. Koordinasi
3. Pengelolaan rantai vaksin
4. Pengelolaan limbah
5. Pencatatan dan pelaporan
B. METODE
Pemberian Imunisasi dalam dan luar gedung
C. LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan imunisasi:
1. Perencanaan
Perencanaan sasaran dilakukan di setiap tahun kegiatan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di luar gedung sesuai jadwal yang telah
ditentukan
3. Monitoring
Dilakukan monitoring setiap 3 bulan
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen Resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan Dan Analisis Insiden
4. Kemampuan Belajar Dari Insiden Dan Tindak Lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah.