Anda di halaman 1dari 3

Gantung

Semua ini ku mulai, saat usia ku masih menginjak masa remaja, kala itu. Tingkah, senyum, apapun
yang kamu miliki, aku suka. Cara kamu menghargai akupun, aku suka akan hal itu. Tapi apakah kamu
juga merasakan hal yang sama, seperti yang aku rasakan?. Beberapa kalimat itu, sudah ku nantikan.
Namun tak ada balas apapun darimu. Kamu masih yang sama atau bukan, aku tak tau. Memang,
aku sadar jika aku bukan prioritas-mu. Rindu yang tiap harinya aku rasakan, membuat hatiku
terenyuh, merindukan sosok dirimu. Tak pernah ada kata mulai, kata perpisahan pun tak ada.
Harapku padamu, hal itu tak akan bisa terjadi. Manis, serta pahit, aku sudah merasakan saat jatuh
padamu. Kenangan yang tak ingin ku ulang, namun aku bersedia untuk menceritakan kembali,
kisahku denganmu, kala itu.

Semarang, 18 November 2022.

Hari ini, tepatnya hari Jum’at, di sekolahku mengadakan acara kemah di suatu daerah yang jarang aku
dengar nama tempat itu. Aku, dan teman-temanku mempersiapkan diri untuk masuk ke truk brimob,
lalu kami menuju ke lokasi kemah. Kemah blok ini berlangsung selama dua hari satu malam, tak
begitu lama.

Ah, aku lupa memperkenalkan namaku siapa. Naomi Tahira, biasa dipanggil dengan nama Naomi.

Tiba saatnya, aku dan teman-temanku sampai di lokasi kemah. Tempatnya cukup luas, ada banyak
barak para tentara, yang akan kami gunakan untuk tempat tidur, selama kemah berlangsung.

Dari sini, rasa itu muncul. Dan di tempat ini lah hatiku hancur. Yaa, aku melihat secara langsung, adek
kelasku yang cukup dekat denganku, yang seperti aku tau, dia menyukaiku, tapi kenapa dia asyik
dengan teman perempuan-nya itu?

Aku mengecek handphone milikku, ada pesan masuk dari dia. Ayaz, kenapa kamu mengecewakan
ku?. Masa bodoh dengannya, yang terlihat sangat dekat dengan teman perempuannya itu. Tapi,
kenapa harus di depan mataku sendiri?.

Aku tak ambil pusing, mungkin mereka hanya sebatas teman organisasi. Lamunan ku buyar, saat ku
menatap lelaki berpostur tinggi, sekitar-180cm yang mondar-mandir kesana kemari. Dia kakak
pelatihku. Aslinya, dia hanya pelatih pramuka, tapi saat aku bertugas menjadi pasukan 17, dia turut
serta melatih diriku dan teman-temanku.

Peserta kemah diharuskan berkumpul di lapangan. Yah, lagi-lagi aku harus berada di posisi belakang
karena tubuhku yang tinggi ini. Saat aku menunggu arahan, aku mendengar celotehan perempuan
anak kelas sebelah, “ih, kakaknya ganteng” ucapnya sambil menunjuk ke.... Ah, kakak pelatih. Yang ku
perkenalkan tadi, berpostur tinggi, kak Adnan namanya.

Kegiatan kemah, berjalan dengan cukup lancar. Di hari kedua, aku tak melihat kak Adnan, dimanakah
dia?.

Akhir tahun 2022.


Aneh. Kenapa aku bisa jatuh hati pada kak Adnan?. Bertemu pun jarang, karena dia adalah
mahasiswa salah satu universitas terbaik di Indonesia. Mungkin ini hanya kagum? Tapi mana ada,
kagum dengan seseorang yang bisa membuatnya rindu?

Diriku pun.. tak peduli lagi dengan Ayaz, untuk apa aku terus bertahan jika Ayaz memilih yang lain?
Omong kosong atas segala janji manisnya itu.

Awal tahun 2023.

Tahun telah berganti, dan entah kenapa, rasa ini masih ada untuknya. Kak Adnan, kapan kamu bisa
kenal aku?

Yaa, walaupun aku sudah ‘mutualan’ Instagram dengannya, bukan berarti dia kenal aku, kan? paling
hanya sekedar tau jika aku ini adalah salah satu anak paskibra, tak lebih.

Hari ini, tanggal dua puluh dua. Aku sibuk memikirkan cara agar kak Adnan tau jika aku menyukainya,
tapi nyaliku tak sebesar itu, please.

Nah, aku sudah punya ide. Tibalah aku confess, karena nyaliku yang mini ini, aku juga meminta saran
dengan sahabatku. Confess berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Balasannya pun membuatku
merasa sangat dihargai.

Selang beberapa hari setelah aku confess, aku mendapat pesan masuk darinya. Jelas aku terkejut.
Aku merasa, bahwa ini mimpi. Maaf jika aku hiperbola, tapi siapa yang tak terkejut jika mendapat
pesan masuk dari gebetan?

Terima kasih kak Adnan, sudah memulai percakapan malam yang indah ini. Aku senang, kami bisa
menjadi dekat. Dan kak Adnan juga sudah tau rupaku seperti apa. Dia pun memberi hadiah untukku,
waktu itu.

Berjalannya waktu aku menyadari, bahwa dia termasuk mahasiswa yang sangat sibuk, karena aku
mengetahui suatu hal, bahwa dia adalah ketua organisasi di jurusannya itu. Yah, aku berharap apa sih
dengannya?.

Kami memang tak ada hubungan apapun. Ingin kirim pesan duluan, juga gengsi. Dan di hari kelulusan
ku dari sekolah itu, dia me-reply story instagram ku, memberiku kata selamat. Walaupun hanya
berlanjut dengan basa-basi singkat, aku senang bisa berkomunikasi dengannya lagi.

Sikapmu membuatku bingung, kamu sebenarnya menyukaiku, atau tidak?

Lelah rasanya.

Merindukan seseorang yang tak mencintai diriku. Menanti-nya untuk membalas. Tak akan ada
ujungnya jika aku terus-terusan menanti dan terus menanti.

Kini, usia ku telah menginjak kepala dua. Yah, diriku ini sudah menjadi mahasiswi di universitas yang
sama dengan kak Adnan. Tetapi kak Adnan sudah lulus dari sini. Setiap aku melewati fakultas-nya
itu, fakultas teknik, entah kenapa aku selalu teringat dengannya. Rasa ini telah hilang, tapi tak bisa
dipungkiri, aku masih rindu. Aku tak berharap jika bisa bertemu dengannya lagi, karena aku takut,
jika memori yang lama terus teringat. Sampai sekarang, aku hanya bisa menatapnya lewat layar
handphone. Memandang wajahnya diantara teman-temannya itu. Memandang foto-nya yang masih
aku simpan, sampai sekarang. Terima kasih telah mengajarkanku, bahwa... tak selamanya yang kita
mau harus jadi milik kita.

Aku tak lagi menunggu. Sampai jumpa, berbahagia-lah.

Dari N, untuk laut.

The End.

Anda mungkin juga menyukai