Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DALAM TINJAUAN

AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH


Muhammad Firdaus*
Fitriana Rusyai Ali*

muhammad.firdaus@umt.ac.id*, fitriana@umt.ac.id**

*Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang


*Dosen Magister Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang

ABSTRACT

The flow of globalization is rolling along with the times. Islamic education has the
responsibility of equipping people. Through Islamic education, humans can be directed to
good morals, and are open to receive good influence from outside, as well as self-
development from within with a foundation of faith and piety to Allah SWT, however, if a
negative influence cannot be avoided. Then there will be circles of Muslims who understand
Islamic teachings imperfectly, both from the methods and values of education in Islam, which
in turn they are oriented to the teachings, methods, values of thought that contrary to Islamic
teachings. Therefore, a discussion that explains the characteristics of education in the review
of the Qur'an and Sunnah is needed. It is to face the problems faced by Muslims in
implementing Islamic education. Which it is by the teachings of Islam comprehensively
sourced from the Qur'an, As-Sunnah, and the thought of Islamic scholars. This method has
been applied for centuries before Western methods and thought, an education that maintains
the originality of Islamic teachings.

Keywords: Characteristics, Education, Al-Qur'an and As-Sunnah

A. PENDAHULUAN hamba yang beriman, karena ia meyakini


bahwa semua itu bersumber dari sisi Allah
Islam adalah agama yang sangat subhãnahu wata’ãlã, hamba yang mampu
memperhatikan pendidikan. Tujuan syariat mengambil setiap pelajaran dari padanya.
Islam itu sendiri adalah untuk menjunjung Pendidikan dalam Islam sangat
tinggi nilai-nilai kemanusian, menjaga berkaitan dengan akidah dan akhlak.
serta memuliakan harkat dan martabat Pendidikan merupakan proses
manusia sebagai makhuk yang berakal, penyempurnaan nilai-nilai penghambaan
untuk itu tidak ada suatu pedoman yang seseorang kepada tuhannya, menanamkan
lebih baik dalam mewujudkan itu semua pemahaman antara hak dan kewajiban
kecuali apa yang telah Allah subhãnahu dalam interaksi sosial dan memperbaiki
wata’ãlã gambarkan dalam Al-Qur’an dan moral. Maka, pendidikan adalah suatu
realisasinya dalam kehidupan nyata aktivitas yang mengukuhkan nilai-nila
sebagaimana di contohkan oleh Nabi akidah, ibadah dan ketetapan terhadap
Muhammad Shallãhu a’lahi wasallam baik perbuatan mukallaf (orang yang di bebani
berupa pernyataan, perkataan dan syariat).
perbuatannya. As-Sunnah merupakan pondasi
Al-Qur’an adalah pedoman dan dalam pendidikan, ianya merupakan
petunjuk bagi manusia, yang mana disetiap sumber wahyu ke dua, bersumber dari
perintah dan larangan yang terdapat pada setiap perkataan, perbuatan dan ketetapan
ayat-ayatnya mampu membentuk Rasũlullãh Shallãhu ‘alaihi wasallam,
kepribadian manusia yang luhur dan mulia, sebagaimana difirmankan dalam Al-
ayat-ayatnya terpatri kuat dalam hati setiap Qur’an :

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (183)
pada proses pendidikan, lalu menyikapinya
ٌ ‫ إِ ْن ه َُو إِ اَّل َو‬. ‫ق ع َِن ا ْله ََوى‬
‫حْي‬ ُ ‫) َو َما يَ ْن ِط‬ dengan sikap terbaik yang ia miliki sesuai
( ‫يُوحَى‬ dengan arahan dan bimbingan yang
bersesuaian dangan syariat Islam yang
“Dan tidaklah yang di ucapkannya mampu mempertajam kesadaran peserta
itu menurut kemauan hawa didik dalam memahami setiap kebenaran
nafsunya.Ucapannya itu ialah wahyu yang dan kekeliruan yang terjadi di tengah-
di wahyukan kepadanya”. (QS. An-Najm : tengah masyarakat, baik dalam bentuk
3 – 4). kepercayaan/keyakinan maupun prilaku
penyimpangan. (Nandhrot An-Na’ĩm fĩ
Dan Allah subhãnahu wata’ãlã, makãrim akhlãq Ar-Rosũl Al-Karĩm. 1/
menegaskan bahwasanya Rasũlullãh 162). Pernyataan ini sesuai dengan yang
Shallãhu ‘alaihi wasallam memiliki budi tertulis di dalam Al-Qur’an :
perkerti yang luhur. ‫اب َوا ْل ُح ْك َم‬ ‫) َما كَانَ لِبَش ٍَر أ َ ْن يُ ْؤتِيَهُ ا‬
َ َ ‫َّللاُ ا ْل ِكت‬
ٍ ُ‫) َو ِإناكَ لَعَلَى ُخل‬
( ‫ق ع َِظ ٍيم‬ ِ ‫اس كُونُوا ِعبَادًا ِلي ِم ْن د‬
‫ُون‬ ِ ‫َوالنُّبُ اوةَ ث ُ ام يَقُو َل ِللنا‬
“ Dan sesungguhnya kamu benar- َ َ ‫َّللا َولَ ِك ْن كُونُوا َرباانِيِينَ بِ َما كُنْت ُ ْم تُعَ ِل ُمونَ ا ْل ِكت‬
‫اب‬ ِ‫ا‬
benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. ْ
( َ‫َوبِ َما كُنت ُ ْم تَد ُْرسُون‬
Al-Qolam : 4).
“Tidak mungkin bagi seseorang
( ٌ‫سنَة‬َ ‫س َوةٌ َح‬ْ ُ ‫َّللا أ‬
ِ ‫لَقَ ْد كَانَ لَكُ ْم فِي َرسُو ِل ا‬ yang telah di beri kitab oleh Allah, serta
ً ِ‫َّللا َكث‬
‫يرا‬ َ َ ْ ‫َّللا َوا ْليَ ْو َم‬
َ ‫اْل ِخ َر َوذك ََر ا‬ َ ‫ِل َم ْن كَانَ يَ ْر ُجو ا‬ hikmah dan kenabian, kemudian dia
) berkata kepada manusia “jadilah kamu
“Sesunggunya telah ada pada diri penyembahku, bukan penyembah Allah”,
Rasũlullãh Shallãhu ‘alaihi wasallam itu tetapi ia berkata “jadilah kamu pengabdi-
suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan
orang-orang yang mengharapkan rahmat kitab dan karena kamu
Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia mempelajarinya”.(QS. Ali ‘Imran : 79).
banyak menyebut Allah”.(QS. Al-Ahzab :
Dalam hal ini, ada beberapa hal
21).
yang perlu diperhatikan oleh seorang
mu’alim/guru, yaitu :
B. PEMBAHASAN
a. Menyadari betapa
1. Pengertian Mu’allim pentingnya fungsi guru dalam
Unsur pertama dalam sebuah sistem pengembangan nilai-nilai akhlak Al-
pendidikan adalah guru atau pembimbing, Islamiyah.
istilah dalam Islam ialah al-mu’allim yaitu b. Memahami arahan Al-
yang memberikan tanda, seperti rambu- Qur’an dan As-Sunnah dalam
rambu di setiap jalan atau pembatas. (Ibn pendidikan.
Mandzũr. lisãn al-‘arab. 12/ 416). c. Memahami dan menguasai
Seorangal-mu’allim dalam tema-tema yang akan ia ajarkan dan
pendidikan Islam bukan sekedar mengembangkannya demi
pembimbing/al-musyrif atau al-muwajjih terbentuknya individu-individu yang
yaitu seseorang yang memiliki kemampuan berkualitas dari segi keilmuan dan
untuk membuat perbedaan dalam proses kepribadian.
pendidikan di sekolah dengan d. Mampu berkomitmen
menggunakan wewenang yang diberikan dengan nilai-nilai yang ia ajarkan dan
kepadanya. (Abduh Faliyyah, Farũq. Abd mampu menjadi contoh dalam setiap
Al-Fattãh, Ahmad, Mu’jam Mushthalahãt kondisi dan situasi yang di hadapi
At-Tarbiyah lafdzan wa ishtilãhan. 242). peserta didik, berpandu kepada
Melainkan Seseorang yang mampu akhlak Rosũlullãh Shallãhu ‘alaihi
melihat setiap kondisi, situasi dan keadaan wasallam.

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (184)
e. Mampu menjadi seorang “Sesungguhnya ia (Mujahid) tidak
pengajar yang mahir dalam suatu menyukai seorang anak tiri menikahi ibu
bidang keilmuan dengan asuhnya (istri tuannya/majikannya)”. (Al-
mengedepankan metode yang sesuai Harwiy Abu U’baid Al-Qōsim bin Salãm.
dalam mengembangkan nilai-nilai Gharĩb Al-Hadĩts. Jilid 4.Hal 420).Arti
akhlak melalui pengajaran suatu dasar kedua:menjelaskan kebutuhan suatu
bidang spesialisasi atau disiplin hal yang memiliki sifat tetap dan
keilmuan tertentu. (Ibid. Jilid 1. Hal berangsur-angsur dalam penerapanya.
178) (Mufradãt Al-Rãghib Al-
Ashbahaniy.Hal. 184)
2 Pengertian Tarbiyah Arti kalimat al-rabbu (‫ )الرب‬dalam
tarbiyah Islamiyah ialah suatu proses
Pendidikan dalam Islam disebut terhadap tahap pertumbuhan dan
dengan at-tarbiyah (‫)التربية‬, maka secara kelengkapan.(Ibn Fãris Abu Al-Husain
terminologi kata at-tarbiyah memiliki tiga Ahmad.Mu’jam Maqōyĩs Al-Lughah.2/
makna yaitu :) ‫ رب‬- ‫ ربى‬- ‫( ربا‬. 313)
Pada kata pertama ‫ ربا – يربو‬memiliki Menurut Abû al-A’lâ al-Maudûdî,
makna ‫ ينمو‬yang artiya mengayomi. kalimat al-rabbu (‫ )الرب‬mengandung
Sedangkan pada kata yang ke dua – ‫ربى‬ beberapa arti diantaranya : (1) mendidik,
‫ يربى‬memiliki makna tumbuh dan memelihara, dan meningkatkan, (2)
berkembang. Sedangkan pada kata yang ke menghimpun,dan mempersiapkan, (3)
tiga ‫ رب – يرب‬memiliki makna tanggung jawab, perbaikan, dan
memperbaiki, bertanggung jawab dan pengasuhan, (4) keagungan,
memelihara. Ibn Mandzur berkata: ‫( ربا‬ kepemimpinan, dan wewenang, (5)
) ‫الشيء يربو ورب ّوا ورباء‬: bertambah sesuatu, pemilik.(Samsul Nizar dan Zainal Efendi
tumbuh dan berkembang, bertanggung Hasibuan, Hadis Tarbawi: Membangun
jawab dan memelihara. (Ibn Mandzũr.lisãn Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif
al-‘arab.Jilid 14. Hal.304). Sebagaimana Rasulullah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011/
disebutkan dalam Al-Qur’an : 112.)
(‫) َويُ ْر ِبي ال اص َدقَا ِت‬ Sedangkan makna dasar pada
kalimat al-rabbu (‫ )الرب‬adalah at-tarbiyah
“Dan Allah SWT menyuburkan
sedekah”.(QS. Al-Baqoroh : 276), yaitu : (‫)التربية‬ yang berarti menjelaskan
kesempurnaan sesuatu secara bertahap,
memperbanyak, menumbuhkan dan
memeliharanya. (Ibn Katsir. tafsir al- kemudian ianya di deskripsikan kepada
Allah subhãnahu wata’ãlã sebagai sesuatu
quran al-adzĩm.Jilid 1.Hal 714).
Berkata Al-Jauhariy :pada ayat diatas yang agung dan mulia. (. Al-Badhãwiy.An-
Wãru At-Tanzĩl wa Asrōru At-Ta’wĩl. 1/
bermakna menumbuhkan, seperti halnya
memelihara anak/keturunan, perkebunan 42).
Maka, dapat di simpulkan maknaat-
dll. (Al-Jauhariy.Al-Shahhãh fĩ Al-
Lughah.Jilid 6.Hal. 200) tarbiyah (‫ )التربية‬ialah kalimat serapan dari
(‫ )ربا‬jika ianya bertambah, juga (‫ )نما‬yaitu
Dijelaskan oleh Ibn Fãris
bahwasanya kalimat Rabbun memiliki dua sesuatu yang terikat dengan memelihara
sesuatu untuk meningkatkan,
arti dasar, pertama yaitu:memberikan
mashlahat dan melakukan perbaikan. Ianya mengembangkan, memperkuat serta
membawanya pada jalan kedewasaan dan
juga berarti raja, pencipta,
pendamping,majikan, bapak angkat/asuh, kesempurnaan dengan menyesuaikan alam
dan karakter kepribadiannya. (Muhammad
mengasuh. Seperti di ungkapkan dalam
sebuah atsar arab mengenai Mujahid : Abd.Allah Darrãz. 1953.kalimãt fĩ mabãdi
‘ilm al-akhlãq. 40).
‫يتزوج الرجل امرأة رابّه‬
َّ ‫أنه كان يكره أن‬

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (185)
3. Unsur-unsur yang mesti terpenuhi proses di bangun diatas satu sama
dalam tarbiyah Islamiyah lain, yang masing-masing tahapan
didasarkan pada apa yang
Ada beberapa unsur yang perlu mendahuluinya. Begitupun halnya
diperhatikan dalam tarbiyah Islamiyah, aktivitas pendidikan, berlangsung
diantaranya ialah : dengan aturan terorganisir dan
terstruktur yang ianya senantiasa
1. Menjaga kemurnian fitrah peserta meningkat bersamaan dengan
didik dan peduli terhadap komitmen meningkatnya tahap kebutuhan
mereka dalam pendidikan dengan peserta didik di setiap fasenya,
cara membersamai mereka pada bersesuaian dengan pertumbuhan
setiap tahapan-tahapannya. dan kebutuhannya.
2. Mengembangkan setiap bakat 5. Selanjutnya aktivitas pendidik
peserta didik dangan mengikuti perkembangan
mempersiapkan prasarana yang pertumbuhan manusia, sebagaimana
beragam dan memadai. ianya mengikuti setiap ketetapan
3. Menuntun ide dan bakat peserta hukum syariat Allah subhãnahu
didik dengan memperbaiki dan wata’ãlã. (Abd. Rahman Al-
menyempurnakannya dengan cara Bãniy.1983.madkhal ilã at-tarbiyah
berfikir yang mandiri. fĩ dhau al-islam.Al-Maktab Al-
4. Bertahap dan berangsur dalam Islamiy. 13)
menerapkan unsur-unsur yang telah
di sebutkan, sebagaimana di 4. Karakteristik Pendidikan Dalam
jelaskan oleh Al-Rãghib Al- Tinjauan Al-Quran dan As-Sunnah
Ashbahaniy dan Al-Baidhãwiy.
Tarbiyah ialah ilmu yang tertuju
Hasil analisis dalam bidang at- kepada manusia beserta aspek-aspek
tarbiyah sebagaimana di jelaskan oleh kehidupannya, yang mana ianya adalah
Abd. Rahman Al-Bãniy antara lain ialah : pedoaman guna menghantarkan manusia
secara perlahan menuju kesempurnaan
1. Pendidik sesungguhnya ialah Allah
dalam mengabdikan dirinya kepada Allah
subhãnahu wata’ãlã, karena
subhãnahu wata’ãlã dan mempersiapkan
sesungguhnya Ialah pencipta alam
meraka untuk menjalani kehidupan yang
semesta, menciptakan fitrah manusia
bahagia dalam naungan syariat yang telah
dan mengembangkannya, menuntun
Allah subhãnahu wata’ãlã tetapkan untuk
pertumbuhan dan tahapan-
mereka.
tahapannya dengan memperhatikan
Berkenaan dengan hal ini Imâm
setiap apa yang di butuhkan
Fakhruddîn ar-Râzi dalam tafsirnya di
hambaNya.
surah al-Jumu’ah/62: 2; menyatakan
2. Sesungguhnya pendidikan praktis
bahwa: Kesempurnaan manusia diperoleh
mestilah dituntun dengan aturan
dengan mengetahui kebenaran serta
yang bersumber dari pada Allah
kebajikan dan mengamalkan kebenaran
subhãnahu wata’ãlã dan
dan kebajikan itu.
berpanduan kepada ketentuan
Maka, merujuk pada pernyatan di
hukumnya.
atas bahwasanya terdapat tujuan dalam
3. Pendidikan praktis bertujuan kepada
tarbiyah menurut perspektif Al-Qur’an dan
pengenalan hamba kepada
As-Sunnah, yaitu mengantarkan manusia
Penciptanya -Allah subhãnahu
kepada derajat sempurna dan mulia. Dan
wata’ãlã- begitupun sasarannya.
seorang muslim secara intuitif menyadari
4. Sesungguhnya tarbiyah
bahwasanya tidak ada kesempurnaan
membutuhkan langkah perencanaan
kecuali dalam beribadah kepada Allah
teratur dan terikat antara satu
subhãnahu wata’ãlã dan berpegang teguh
dengan yang lainnya, antara setiap

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (186)
terhadap syariat Allah subhãnahu kurikulum lainnya, yang mana
wata’ãlã. keistimewaannya ialah ianya
Sehingga, pengertian inilah yang memperlakukan manusia dari berbagai
lebih tepat, karena ianya mencakup seluruh aspeknya, baik jiwa, akal mau pun ruhnya,
sarana dan prasarana yang ianya tidak mengabaikan salah satu dari
menghubungkan setiap tujuan manusia tiga aspek tersebut dan tidak
sampai titik akhir yang di harapkannya mengorbankan sisi yang lainnya, atau pun
yaitu mencapai hakikat penghambaan yang mengutamakan salah satu sisi dari sisi
sebenarnya kepadaAllah subhãnahu yang lainnya.(Ibn Qoyyim Al-Jauziyah.
wata’ãlã dan menjadi generasi yang 1971.Tuhfah Al-Mudũd bi Ahkãm Al-
terbaik dalam menjalankan estafeta Maulũd.. 240-244)
kepemimpinan di atas muka bumi dengan Dan apabila terlintas pemahaman
menjadi hamba yang taat dan patuh yang mengatakan bahwasanya tujuan
kepadaNya. pendidikan dalam Al-Qur’an dan As-
Dan pada sisi inilah yang di abaikan Sunnah ialah hanya terbatas hubungan
oleh pemikir barat dalam memahami makhluk dengan khaliknya melalui
tarbiyah –pendidikan- sehingga rutinitas ibadah tertentu tanpa
membuatnya gagal dalam setiap upaya memperhatikan sisi kehidupan yang
yang mereka lakukan terhadap pendidikan, lainnya, maka ini merupakan pemahaman
di karenakan keterbatasan dan kurangnya yang keliru, karena ianya tidak akan
pemahaman terhadap hakikat sebenarnya sampai pada kehidupan yang baik dan
tentang realitas manusia, juga tujuan layak sebagaimana yang di inginkan oleh
keberadaannya dan akhir dari sejarah syariat. Yang mana pemahaman ini terlahir
kehidupan manusia itu sendiri. dari ketidak fahaman terhadap Islam itu
Ada sebagian masyarakat memahami sendiri, juga tidak memahami cara dan
bahwasanya pendidikan itu hanya terbatas karekteristik pendidikan dalam pandangan
pendidikan jasmani, sebagian yang lain Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bagaimana
hanya memahami dari sisi mentalitas, mungkin Islam mengabaikan kehidupan
sebagian yang lain hanya memahami yang baik dan layak, padahal ianya
pendidikan pada kebebasan dan manfaat memerintahkan manusia untuk berusaha,
individu yang tidak di batasi aturan dan berpenghasilan dan menganjurkannya.
kontrol apa pun, dan sebagian lain Sesungguhnya tabiat Islam itu
menganggap manusia hanyalah sebagai menganjurkan masyarakatnya untuk terus
alat bagi kebutuhan sebagian komunitas berusaha dan berdikari, karena dalam
yang tidak memiliki kebebasan, pendapat pergerakan terdapat kehidupan dan
dan esensi apa pun. kekuatan, sedangkan berdiam diri
Pendidikan Islam berbeda dengan menggambarkan kelemahan dan
pendidikan barat pada cakupan penekanan ketidakberdayaan.
terhadap prinsip-prinsip agama yang abadi, Islam mencintai masyarakatnya
aturan dan hukum yang memperkuat untuk hidup dengan segenap kemampauan
moralitas,perbedaan pemahaman tentang yang mereka miliki, berjuang dengan
kebenaran, penolakan terhadap otonomi segala upaya dan kesungguhannya,
moral,dan penekanan pahala di akhirat memiliki usaha dan pekerjaan yang mereka
sebagai motivasi perilaku bermoral. Dan tekuni dengan sungguh-sungguh, hingga
inti dari perbedaan-perbedaan ini adalah tercapai kedaulatan yang mereka raih
keberadaan wahyu Ilahi sebagai sumber dengan segenap prestasi, mengibarkan
dan rambu-rambu pendidikan karakter kepemimpinan sejati dan mampu berdiri
dalam Islam.(Abdul Majid dan Dian tegak penuh harga diri.
Andayani, Pendidikan karakter, h.58 ) Maka, tujuan hidup menurut
Maka dari pemahaman ini telah pandangan Islam ialah menghantarkan jiwa
menggambarkan bahwasanya kurikulum manusia pada amal perbuatan yang baik,
pendidikan Islam itu sangat berbeda dari meluruskan bakat, mewujudkan karya-

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (187)
karya yang profesional dan menghadirkan ‫ عن رسول َّللاَّ صلَّى هللا عليه‬،‫َّللا عنه‬ َّ ‫عن المقدام رضي‬
manusia yang handal dalam menjalani ْ
‫ َخي ًْرا ِمنْ أنْ يَأكُ َل‬،‫ « َما أ َ َك َل أ َح ٌد طعَا ًما قط‬:‫ قال‬،‫وسلَّم‬
َ ُّ َ َ َ
kehidupan. ‫ كَا َن َيأ ْكُ ُل‬،‫سًلَ ُم‬
‫علَ ْي ِه ال ا‬ َ ‫َاو َد‬ ِ ‫ َو ِإ ان نَبِ اي ا‬،ِ‫ع َم ِل َي ِده‬
ُ ‫َّللا د‬ َ ْ‫مِ ن‬
Adapun ayat-ayat terkait ialah firman »‫ع َم ِل يَ ِد ِه‬َ ْ‫مِ ن‬
Allah subhãnahu wata’ãlã :
Diriwayatkan dari Miqdam
ٍ‫ش ْيء‬ َ ‫علَى ك ُِل‬ َ ‫اركَ الاذِي بِيَ ِد ِه ا ْل ُم ْلكُ َوهُ َو‬َ َ‫) تَب‬ radhiyallãhu ‘anhu, dari Nabi Muhammad
‫ الاذِي َخلَقَ ا ْل َم ْوتَ َوا ْل َحيَاةَ ِليَ ْبلُ َوكُ ْم‬. ‫ِير‬ ٌ ‫قَد‬ Shallãhu a’lahi wasallambersabda :“Tiada
( ‫ور‬ُ ُ‫يز ا ْلغَف‬ ُ ‫ع َم ًًل َوه َُو ا ْلعَ ِز‬
َ ُ‫سن‬ َ ْ‫أَيُّكُ ْم أَح‬
sesuap pun makanan yang lebih baik dari
makanan hasil jerih payahnya sendiri.
“Maha Suci Allah Yang di tangan-
Sungguh, Nabi Daud AS itu makan dari
Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha
hasil keringatnya sendiri”(HR. Bukhari)
Kuasa atas segala sesuatu”.Yang
Dapat di fahami dari uraian ayat-ayat
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
Al-Qur’an dan hadits di atas, bahwasanya
menguji kamu, siapa di antara kamu yang
tarbiyah Islamiyah tidak mengabaikan
lebih baik amalnya.Dan Dia Maha
perkara dalam mencapai kehidupan yang
Perkasa lagi Maha Pengampun”.(QS. Al-
baik dan layak bagi manusia, karena
Mulk 1 – 2)
sesungguhnya agama Islam itu
menganjurkan masyarakatnya untuk selalu
‫ض ِزينَةً لَ َها لِنَ ْبلُ َوهُ ْم‬
ِ ‫علَى ْاْل َ ْر‬
َ ‫) ِإناا َج َع ْلنَا َما‬ berusaha dan bekerja, bahkan pendidikan
‫) َو ِإناا لَجَا ِعلُونَ َما‬7( ‫ع َم ًًل‬ َ ُ‫سن‬ َ ْ‫أ َ ُّي ُه ْم أَح‬ dalam Islam merupakan sebuah prinsip,
( ‫ص ِعيدًا ُج ُر ًزا‬َ ‫علَ ْيهَا‬ َ dimana bagi seorang muslim akan
diberikan ganjaran kebaikan apabila ia
“Sesungguhnya Kami telah melaksanakannya dengan penuh tanggung
menjadikan apa yang ada di bumisebagai jawab, dan sebaliknya akan mendapatkan
perhiasan baginya, untuk Kami menguji hukuman jika ia melalaikannya.
mereka, siapakah di antaranya yang Sebagaiman tertera dalam firman
terbaik perbuatannya.Dan Kami benar- Allah subhãnahu wata’ãlã :
benar akan menjadikan (pula) apa yang di
atasnya menjadi tanah yang tandus lagi ‫ َو َم ْن يَ ْع َم ْل‬. ُ‫)فَ َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ ار ٍة َخي ًْرا يَ َره‬
kering”. (QS. Al-Kahfi 7 – 8) ( ُ‫ِمثْقَا َل ذَ ار ٍة ش ًَّرا يَ َره‬

ْ ‫) َوأ َ ِن ا‬
‫ست َ ْغ ِف ُروا َرباكُ ْم ث ُ ام ت ُوبُوا إِلَ ْي ِه يُ َمتِ ْعكُ ْم َمت َاعًا‬ “Maka barang siapa mengerjakan
‫ض ٍل‬ْ َ‫ت كُ ال ِذي ف‬ ِ ‫س ًّمى َويُ ْؤ‬ َ ‫سنًا إِلَى أ َ َج ٍل ُم‬ َ ‫َح‬ kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
‫اب‬ َ
َ ‫عذ‬ َ ‫علَ ْيكُ ْم‬ َ ‫ف‬ َ َ
ُ ‫ضلَهُ َوإِ ْن ت َ َولا ْوا ف ِإنِي أ َخا‬ ْ َ‫ف‬ melihat (balasan)nya. Dan barang siapa
( ‫يَ ْو ٍم َك ِب ٍير‬ mengerjakan kejahatan sebesar zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya”.
(QS. Al-Zalzalah 7 – 8)
Dan hendaklah kamu meminta
Dan bahwasanya kedudukan seorang
ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
hamba di hadapan Allah subhãnahu
kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan
wata’ãlã di ukur dari sejauh mana amal
yang demikian), niscaya Dia akan
kebaikan yang ia lakukan. Sebagaiman
memberi kenikmatan yang baik (terus
firman Allah subhãnahu wata’ãlã
menerus) kepadamu sampai kepada waktu
ْ َ ‫) َو ِلك ٍُل د ََرجَاتٌ ِم اما ع َِملُوا َو ِليُ َوفِيَ ُه ْم أ‬
yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang ‫ع َمالَ ُه ْم‬
mempunyai keutamaan (balasan) ( َ‫َوهُ ْم ََّل يُ ْظلَ ُمون‬
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya aku takut kamu akan “Dan bagi masing-masing mereka derajat
ditimpa siksa hari kiamat”. (QS. Hud 3) menurut apa yang telah mereka kerjakan
dan agar Allah mencukupkan bagi mereka
(balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (188)
sedang mereka tiada dirugikan”. (QS. Al- Dan Pendidikan Islam adalah
Ahqof 19) pendidikan yang kontinyu, tidak dikenal
istilah “selesai belajar”. Setiap muslim
Sehingga secara menyeluruh baik laki-laki maupun perempuan wajib
pendidikan Islam dalam hal ini memiliki belajar sepanjang hayat (long- life
karakteristik yang unggul dan dinamis. education). Bahkan tidak ada batasan
Pendidikan Islam mengandung nilai yang waktu untuk terus mempelajari ilmu yang
sacral dan suci, mempelajari segala hal manfaat dunia dan akhirat. Bahkan
untuk lebih mengenal sang pencipta Allah Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
subhãnahu wata’ãlã.Manusia merupakan seimbang. Dalam ajaran Islam, umatnya
khalifatullah fil ardl yang berfungsi untuk dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan
beramal di dunia dan akan memperoleh berbagai potensi akal, ruh dan jasad secara
hasilnya di akhirat. seimbang. Dan segala sesuatu yang
Selain itu, Pendidikan Islam dilakukan dapat bermakna secara duniawi
merupakan pendidikan yang komprehensif dan ukhrawi. Oleh karena itu, Pendidikan
dan integral. Ajaran Islam yang dipahami Islam adalah pendidikan yang tumbuh
bersama sebagaimana ianya dipahami oleh berkembang. Ilmu Pengetahuan yang telah
para ulama salafuna sholih dijadikan dimiliki harus dapat dikembangkan dan
sebagai landasan berpikir serta bergerak memberikan manfaat untuk orang lain.
dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam Dan bahwa pendidikan Islam yang
tidak dibatasi pedoman dalam segala bersumber dari Al Quran dan Hadist
dimensi gerak,ruang dan waktu. Agama menjadi tanggungjawab umatnya untuk
Islam merupakan rahmat bagi seluruh dikembangkan dan diterapkan dalam
alam. Ianya penyempurna daripada agama- berbagai bidang ilmu sesuai kebutuhan
agama sebelumnya, ajarannya senantiasa manusia dan berlandaskan pada kaidah
relevan dan sesuai hingga akhir zaman. ajaran Islam.
Ajarannya mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, ekonomi, sosial, C. KESIMPULAN
budaya,politik, ilmu pengetahuan dan lain-
lainnya. Dalam kajian ini penulis telah
Pendidikan Islam adalah pendidikan merangkum beberapa kesimpulan penting
yang dinamis. Ianya berjalan seiring di antaranya ialah :
dengan perkembangan yang ada dalam 1. Tujuan pendidikan dalam Al-Qur’an
pola kehidupan masyarakat,dengan tetap dan As-Sunnah ialah mengantarkan
menjaga nilai-nilai dan norma-norma manusia kepada kesempurnaan, dan
keislaman sebagai pedomannya. bahwasanya manusia tidak akan
Pendidikan Islam tidak antipati terhadap sampai pada kesempurnaan kecuali
perkembangan yang ada ditengah denganpenghambaannya kepada Allah
masyarakat, begitupun dengan adanya subhãnahu wata’ãlãdan berpegang
perkembangan sains dan tekhnologi yang teguh pada syariatNya.
semakin canggih, hanya saja ianya sentiasa 2. Pendidikan dalam Al-Qur’an dan As-
memberikan aturan dan batasan untuk Sunnah tidak sebatas hanya hubungan
membentengi diri dari hal-hal yang makhluk dengan khaliknya melalui
bertentangan dengan syariat agama. rutinitas ibadah tertentu tanpa
Sejalan dengan hal ini, maka Pendidikan memperhatikan sisi kehidupan yang
Islam adalah pendidikan yang universal, baik dan layak, melainkan ianya
sesuai pada setiap masa, zaman dan mencakup semua aspek kehidupan
keadaan, dan dapat diterima oleh seluruh manusia, karena sesungguhnya Islam
manusia. Ajaran Islam yang terkandung di adalah kehidupan dan kekuatan. Maka,
dalam Al Quran memberikan segala yang selayaknya bagi masyarakat
dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang muslimuntuk selalu berusaha,
zaman, dimanapun dan kapanpun. berpenghasilan dan berdikari, karena
Islam telah
Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (189)
menggambarkanbahwasanya dalam Abdul Majid, Dian Andayani, 2012,
pergerakan terdapat kehidupan dan Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
kekuatan, sedangkan berdiam diri Bandung: PT Remaja Rosdakarya .
menggambarkan kelemahan dan Abũ Al-FidãIsmã’ĩl Ibn Katsĩr Al-Qorosy
ketidakberdayaan. Al-Dimasyqiy.(thn2000/1420H). Tafsir
3. Sesunggungnya Islam adalah perumus al-quran al-adzĩm. Sãmĩ Muhammad
pertama ilmu pendidikan, berbasis dari salãmah (peneliti).Percetakan Dãr Al-
terbentuknya keluarga muslim yang Thoyyibah-KSA.Cet 2.
baik yang mana orang tua adalah Al-Badhãwiy. An-Wãru At-Tanzĩl wa
madrasah pertama bagi anak-anak Asrōru At-Ta’wĩl. Tnp thn&cet.
sebelum mereka melangkah pada Al-Harwiy Abu U’baid Al-Qōsim bin
lingkup sekolah dan masyarakatnya. Salãm.(1396H). Gharĩb Al-Hadĩts.
Maka, keluarga bertanggung jawab Muhammad Abd Al-Mu’ĩd Khãn
atas penyimpanganmoral dan sosial (peneliti).Dãr Al-Kutub Al-Arabi.Cet
anak-anak, karena ianya adalah 1.
sentuhan pertama bagi anak-anak Al-Jauhariy. Al-Shahhãh fĩ Al-Lughah. Dãr
dalam menerima prinsip-prinsip moral Shadir. Bairut. Tnp thn&cet.
dan dasar-dasar pendidikan. Al-Rãghib Al-Ashbahaniy. Mufradãt Al-
Sebagaimana pesan baginda Rãghib Al-Ashbahaniy. Cetakan
Muhammad Shallãhu a’lahi wasallam: Mushtafa Al-Babiy Al-Halbiy-Kiaro,
Mesir. Tnp thn&cet.
‫ي صلَّى هللا‬ ُّ ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال النَّب‬ Ibn Fãris Abu Al-Husain
،‫ «ما من مولو ٍد إ َّّل يولد على الفطرة‬:‫عليه وسلَّم‬ Ahmad.(1423H/2002M).Mu’jam
‫ كما تنتج‬،‫ أو يم ّجسانه‬،‫صرانه‬ ّ ‫فأبواه يه ّودانه أو ين‬ Maqoyĩs Al-Lughah. Abdul Salam
،»‫ هل تحسُّون فيها من جدعاء‬،‫البهيمة بهيمةً جمعاء‬ Muhammad Harun (peneliti). Ittihãd
ِ ‫ { ِف ْط َرةَ ا‬:‫َّللا عنه‬
‫َّللا الا ِتي‬
Al-Kutub Al-Arab.Tnp thn&cet.
َّ ‫ث َّم يقول أبو هريرة رضي‬
َ َ‫ف‬ Ibn Mandzũr, Muhammad ibn Mukrom Al-
‫] اآلية‬30 :‫علَ ْيهَا} [الروم‬ َ ‫ط َر النا‬
َ ‫اس‬ Afrĩqĩy Al-Mashriy. Lisãn Al-
‘Arab.Percetakan Dār Shãdir-
“Tiada bayi lahir yang lahir di atas Bairut.Cet 1. Tnp thn.
fitrah. Lalu kedua orang tuanya lah yang Ibn Qoyyim Al-Jauziyah.(1971). Tuhfah
menjadikannya orang Yahudi, atau Majusi Al-Mudũd bi Ahkãm Al-Maulũd.Abd.
atau Nasrani; seperti binatang yang Al-Qōdir Al-Al-Arnauth (peneliti). Dãr
melahirkan. Adakah kamu menemukan Al-Bayãn-Damskus. Cet. 2.
ada kecacatan? ” Kemudian Abu Muhammad Abd Allah Darrãz.(1953).
Hurairah radhiyaallaahu 'anhu membaca Kalimãt fĩMabãdi ‘Ilm Al-Akhlãq. Cet.
firman Allah: Tetaplah pada fitrah Allah Al-‘ãlamiyah. Tnp thn&cet.
yang telah menciptakan manusia menurut Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan,
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada Hadis Tarbawi: Membangun
fitrah Allah. Itulah agama yang lurus.(QS. KerangkaPendidikan Ideal Perspektif
Ar-Ruum 30) (HR. Al-Bukhari) Rasulullah, (Jakarta: Kalam Mulia,
2011)
DAFTAR PUSTAKA Shãlih Abdul Allah humaid.Nandhrot An-
Na’ĩm fĩ makãrim akhlãq Ar-Rosũl Al-
Abd. Rahman Al-Bãniy.(1983). Madkhal
Karĩm.Percetakan Dãr Al-W hal
ilã at-tarbiyah fĩ dhau al-islam. Al-
ashĩlah.Jeddah-Saudi Arabiya. Cet 4.
Maktab Al-Islamiy. Cet. 2. Tnp tmpt
Tnp thn.
Abduh Faliyyah, Farũq. Abd Al-Fattãh,
Ahmad.(Thn 2004). Mu’jam
Mushthalahãt At-Tarbiyah lafdzan wa
ishtilãhan. Percet Dãr Al-Wafã.Al-
Iskamdariyya-Mesir. Tnp cet.

Tadarus Tarbawy. Vol. 2 No. 1 Jan – Jun 2020. ISSN. 2657-1285 e-ISSN. 2656-8756 (190)

Anda mungkin juga menyukai