Anda di halaman 1dari 72

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM


MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI SMAN 6 KOTA
KUPANG

OLEH
THERESIA NGGADAS
PO.5303201201060

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES KUPANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
KUPANG

20
PROPOSAL
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM
MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI SMAN 6 KOTA
KUPANG

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

Theresia Nggadas
PO.5303201201060

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES KUPANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
KUPANG

20
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM


MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI SMAN 6 KOTA
KUPANG

Disusun Oleh :

Theresia Nggadas

PO5303201201060

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :

Kupang, April 2023

Menyetujui,

Pembimbing

MARIANA ONI BETAN

NIP. 197307101997032003

Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D III Keperawatan

1
Dr. Florentianus Tat, SKp.,M.Kes Meyeriance Kapitan, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 196911281993031005 NIP. 1979043020001122002

2
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM


MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI SMAN 6 KOTA
KUPANG

Disusun oleh :

THERESIA NGGADAS

PO5303201201060

Telah Dipertahankan di depan dewan penguji Pada

Tanggal : 12 juni 2023

Mengesahkan,

Pembimbing Penguji

Mariana Oni Betan, S.Kep., Ns.,MPH Maria Sambriong, SST,


NIP. 197307101997032003 MPH NIP.
196808311989032001

Mengesahkan Mengetahui

3
Ketua Jurusan Ketua Program Studi

4
Dr. Florentianus Tat, SKp.,M.Kes Meyeriance Kapitan, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 196911281993031005 NIP. 1979043020001122002

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penilitian dengan judul
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja putri dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di
SMAN 6 Kota Kupang. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini tanpa bantuan dan
dukungan berbagai pihak sejak awal hingga akhir penyusunannya, sangat sulit bagi penulis
dalam menyelsaikannya karena banyaknya tantangan, baik dari segi kemampuan penulis, bahasa,
literatur maupun waktu yang tersedia. Akan tetapi berkat petunjuk dan arah dari pembimbing
serta pihak -pihak yang mendukung penulis dalam bentuk materi maupun moral maka proposal
ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Mariana Oni Betan, S.Kep., Ns., MPH selaku pembimbing yang telah membimbing
dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah membantu penulis dengan segala
totalitasnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan degan baik

2. Ibu Maria Sambriong, SST, MPH selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu
untuk menguji dan memberikan masukan demi menyelesaikan proposal ini.

3. Ibu Meiyeriance Kapitan, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Keperawatan Kupang, yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis
untuk menyelesaikan penelitian

4. Bapak Dr. Florentianus Tat, S.Kp., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Kupang
yang telah mendukung dan membimbing selama perkuliahan di Program Studi
Keperawatan Kupang.

5. Bapak Irfan, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
6. Seluruh dosen pengajar di Jurusan Keperawatan Politeknik Kemenkes Kupang yang telah
membagikan ilmu kepeda peneliti.

7. Kepada orang tua yang saya cintai. Bapak Itay Yermias Nggadas dan mama Yuliana

6
Loisa Giri. Yang selalu mendukung dan mendoakan setiap perjuangan dan perjalanan
hidup saya selama kuliah.

7
8. Kepada kaka saya : ka Dering Feoh, M.Pd., dan Istri ka drh.Fransiska Hutagalung, yang
selalu mendukung dan memotivasi dalam perjuangan saya selama kuliah.Terimakasih
atas segala dukungan, baik secara material maupun moril dalam menyusun proposal
penelitian ini.

9. Teman – teman seperjuangan Angkatan 29 tingkat 3 reguler A, yang setia memberikan


saran, dukungan dan semangat untuk penulis dalam menyelesiakan proposal penelitian
ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dengan tulus dalam menyusun Proposal Penelitian ini.

Penulis menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan Proposal Penelitian ini. Besar
harapan penulis akan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap
agar Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca sekalian.

Kupang,April 2023

Theresia Nggadas

8
9
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin dalam darah yang kurang dari
normal. Batas kadar hemoglobin normal dalam darah seorang remaja putri sebesar 12 mg/dl.
Tanda seseorang mengalami anemia yaitu 5 L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai). Remaja
putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal
ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa
pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak (Kemenkes RI dalam
Aulia, 2021).

Anemia sering diderita pada wanita usia subur. Remaja putri menjadi golongan yang
rawan mengalami anemia karena mereka mudah dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan,
termasuk dalam pemelihan makanan, presepsi remaja putri yang salah mengenai bentuk tubuh
sehingga membatasi asupan makanan, konsumsi sumber protein hewani yang kurang, serta
mereka kehilangan zat besi lebih banyak akibat menstruasi stiap bulannya, selain itu strategi
penanggulangan anemia pada ibu hamil juga akan lebih efektif jika dilakukan sejak remaja
(Kemenkes RI, 2020).

World Health Organization ( WHO ) Menyebutkan 30% penduduk di dunia mengalami


anemia dan banyak di derita oleh ibu hamil dan renaja putri, cakupan anemia dikalangan remaja
masi cukup tinggi yaitu sebesar 29% (WHO, 2018). WHO pada 2017 menyatakan prevalensi
kejadian anemia remaja putri di Asia mencapai 191 juta orang dan Indonesia menempati urutan
ke-8 dari 11 negara di Asia setelah Sri Lanka dengan prevalensi anemia remaja putri sebanyak
7,5 juta orang pada usia 10-19 tahun. Prevalensi anemia pada remaja putri usia (10-18 tahun)
mencapai 41,5% di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang,
dengan prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia menurut WHO sebesar 37% lebih
tinggi dari prevalensi anemia di dunia (WHO, 2017).

1
Riskesdas Nasional, menyatakan pada tahun 2013 proporsi anemia pada perempuan
(23,9%). Proporsi anemia pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4% tahun 2013.
Riskesdas 2018 menyatakan bahwa proporsi anemia pada perempuan (27,2%). Riskesdas 2013
menyatakan anemia pada remaja putri dari 37,1% yang justru mengalami peningkatan menjadi
48,9% pada Riskesdas 2018. Data tersebut menunjukan bahwa anemia pada remaja putri masih
tinggi.

Jumlah anemmia di Kota Kupang tahun 2013 sebesar 37,1% mmengalami peningkatan
di tahun 2018 menjadi 48 ,9%. Pada kelompok umur 15-24 tahun (84,6%), pada kelompok
umur 25-34 tahun (33,7%), pada kelompok umur 35-44 tahun (33,6%) dan pada kelompok umur
45-54 tahun (24%). Kesehatan Indonesia 2017, menyatakan prevalensi anemia remaja usia 13-18
yaitu 23%. Prevalensi data yang di peroleh dari Puskesmas Sikumana Kota Kupang presentase
anemia pada remaja putri sebanyak 31 orang di tahun 2022 dan data anemia selama Januari –
Februari 2023 sebanyak 81 orang. Proporsi anemia ini terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun
selama bulan Maret 2019. Dan terdapat 447 ibu hamil yang mengalami anemia selama bulan
Januari – Desember 2022. Dilihat dari frekuensi konsumsi tablet tambah darah 1,4% remaja putri
mengonsumsi lebih dari 52 dua kapsul tablet tambah darah setiap minggu atau dalm setahun,
sedangkan 98,6% remaja putri mengonsumsi < 52 kapsul pertahun. Hal ini mencerminkan
bahwa remaja putri dalam konsumsi tablet tambah darah masi kurang baik. (Daniela L.A. Boeky,
2022)

Dampak anemia bagi remaja putri adalah menurunkan daya tahan tubuh, yang membuat
pasien anemia rentan terhadap infeksi, mengurangi kebugaran dan ketangkasan mental akibat
dari kekurangan oksigen ke sel otot dan sel otak serta menurunkan prestasi akademik dan
efisiensi kerja. Efek anemia pada remaja putri dan wanita usia subur akan terus berlanjut pada
ibu hamil dengan anemia, yang akan menyebabkan keterlambatan perkembangan janin,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah dan gangguan perkembangan masa kanak-kanak
termasuk keterlambatan perkembangan dan gangguan pada fungsi mental, perdarahan sebelum
dan selama persalinan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Kandungan Fe yang
rendah pada bayi akan menyebabkan bayi menderita anemia, sehingga memiliki peluang besar
terjadinya morbiditas dan kematian neonatal dan bayi.

1
Upaya pemerintah Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi anemia pada remaja
putri dan Wanita Usia Subur (WUS) lebih diutamakan pemberian suplemen Fe melalui lembaga
sekolah.. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI 2015-2019 bertujuan untuk mendorong
peningkatan indikator gizi masyarakat. Salah satunya adalah pemberian tablet Fe Satu tablet besi
diberikan kepada remaja wanita dan wanita usia subur (WUS) setiap minggu. Diharapkan
cakupan pemberian tablet Fe ini mengalami peningkatan secara bertahap dari 10% pada tahun
2015 menjadi 30% pada tahun 2019. Dalam mengonsumsi suplemen Fe sebaiknya dikonsumsi
dengan buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, jambu biji, mangga, dan lain-lain) dan
sumber protein hewani (hati, ikan, unggas dan daging) agar proses penyerapan Fe di dalam tubuh
dapat berjalan dengan baik.

Cakupan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri Indonesia pada tahun 2018
adalah 48,52%. Hal ini sudah memenuhi target renstra tahun 2018 yaitu 25%. Provinsi dengan
presentase tertinggi cakupan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri yaitu Bali
(92,61%) sedangkan privinsi Bengkulu berada diurutan ke 14 dengan presentase 47,05% (Profil
Kesehatan Indonesia, 2018).

Berdasarkan riskesdas tahun 2018, tablet tambah darah yang diterima remaja putri
sebesar 76,2%. Dari jumlah ini sebanyak 80,9% tablet tambah darah didapat di sekolah.
Berdasarkan angka 80,9% tersebut konsumsi tablet tambah darah remaja putri ≥52 butir hanya
1,4%, sedangkan <52 butir sebanyak 98,6%. Berarti masih rendahnya kesadaran remaja putri
akan pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah sebagai langkah pencegahan anemia. (
Amir, dkk, 2019)

Data dari Dinas Kesehatan Kota Kupang dari jumlah remaja yang mendapatkan tablet
tambah darah dalam 12 bulan terakhir di perkotaan sebanyak 100% dan tempat tinggal
perdesaan sebanyak 99,31% didapat dengan target sasaran 418 orang yang di dapat presentase
sebanyak 100% target capaian remaja putri mendapatkan tablet tambah darah (Dinkes
Kesehatan Kota Kupang, 2018)

Data yang di peroleh dari SMAN 6 Kota Kupang di wilayah kerja Puskesmas Sikumana
didapatkan presentase konsumsi tablet tambah darah yaitu (61,38%) berdasarkan wawancara
dengan penanggung jawab usaha kesehatan sekolah (UKS) menyatakan bahwa sebagian siswi
tidak mau mengonsumsi tablet tambah darah karena ada efek samping yang membuat siswi mual

1
dan muntah.

Dampak kekurangan tablet tambah darah secara berkelanjutan dapat menimbulkan


penyakit anemia gizi atau yang di kenal dengan penyakit kurang darah. Tanda tandanya antara
lain: pucat, lemah, lesu, pusing dan penglihatan sering berkunang kunang. Anemia gizi besi
banyak diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur. Pada umumnya karena
fungsi kodrati, peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui yang
menyebabkan kebutuhan zat besi relatif tinggi dari pada kelompok lain (Djaeni, 2019).

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang diambil ialah: Bagaimana
gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
di SMAN 6 Kota Kupang.

1,3 Tujuan Penelitian

1.3.2 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah di SMAN 6 Kota Kupang.

1.3.3 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gambaran gengetahuan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet


tambah darah di SMAN 6 Kota Kupang

2. Mengidentifikasi sikap remaja putri terhadap konsumsi tablet tambah darah di SMAN
6 Kota Kupang

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan sikap khususnya ilmu pengetahuan remaja
tentang konsumsi tablet tambah darah

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalamaman dalam melakukan penelitian


khususnya tentang gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah di SMA Negeri 6 Kota Kupang

2. Bagi Institusi

Dapat digunakan untuk sumber informasi bagi mahasiswa/I Poltekkes Kemenkes Kupang
untuk penelitian selanjutnya

1
3. Bagi tempat peneliti

Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi remaja perempuan
terhadap pentingnya tablet tambah darah di SMA Negeri 6 Kota Kupang

1
1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat oleh setiap orang
setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau diajarkan semenjak dilahirkan sampai
menginjak dewasa khususnya setelah di berikan pendidikan baik melalui pendidikan formal
maupun non formal dan diharapkan dapat mengevaluasi terhadap suatu materi atau objek tertentu
untuk melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari hari (Notoadmojo,2010).

Menurut kamus besar Indonesia atau KBBI (2016), pengetahuan adalah sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan suatu hal. Sedangkan menurut Notoadmojo (2011), Pengetahuan
adalah hasil “tahu”dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar.
Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak jaman dahulu telah berusaha mengumpulkan
pengetahuan.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoadmojo (2011), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu(know)
Diartikan sebagai mengingat kembali materi yang telah dipelajari
2. Memahami
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

3. Aplikasi(application)
1
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi yang real (sebenanya).

1
4. Analisis(Analisis)
Suatu kemampuan menjabarkan materi kedalam komponen komponen tetapi masih
dalam struktur organisasi dan saling kait mengait.

2.1.3 Sumber Pengetahuan


Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupunmelalui penyuluhan baik individu maupun
kelompok. Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses
kegiatan pada umumnya sebagai aktifitas kognitif. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku di
dalam diri terjadi suatu proses yang berurutan, terdiri dari:

a) Kesadaran (awareness)
Individu menyadari adanya stimulus.
b) Tertarik (Interest)
Individu mulai tertarik pada stimulus.
c) Menilai (Evaluation)
Individu mulai menilai baik dan tidaknya stimulus tersebut terhadap dirinya. Pada proses
ini individu sudah me miliki sifat yang lebih baik lagi.

d) Mencoba (Trial)
Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.
e) Menerima (Adoption)
Individu telah berperilaku sesuai pengetahuan, sikap dan kesadarannya terhadap stimulus
(Notoadmojo, 2010).

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Notoadmojo (2007); Notoadmojo (2011) mengemukakan bahwa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a) Pendidikan
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan dimana diharapakan seseorang
dengan pendidikan tinggi akan semakin luas pengetahuannya, namun tidak berarti
bahwa sesorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.

b) Informasi/media massa

1
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,menyiapk an, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan

2
tertentu. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam macam media masa
yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

c) Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini akan terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

d) Pengalaman
Pengalaman dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan
keterampilan professional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam
bidang kerjanya.

e) Usia
Semakin bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
(Notoadmojo, 2010).

Menurut Riwidikdo (2010), ada 3 pengukuran pengetahuan :

a) Baik, bila nilai yang diperoleh (×)> 𝑚𝑒𝑎𝑛 + 1 SD


b) Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ × ≤ mean + 1 SD
c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (×) < mean – 1SD

2
2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap


Sikap yang dapat mengarahkan pada penyelesaian yang baik, terutama dalam
mengonsumsi tablet Fe, sikap remaja terhadap konsumsi tablet Fe juga merupakan hasil belajar.
Jika seseorang merasa bahwa output dari penampilan sebuah perilaku adalah positif yang
mengarah pada penampilan perilaku tersebut. Sikap adalah pandangan atau perasaan disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang di tuju. Sikap adalah respon tertutup
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju- tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya) (Notoadmojo, 2011).

Adapun ciri ciri sikap:

a) Terbentuk sesuai yang dipelajari dan bukan dibawa sejak lahir.


b) Sikap bisa dibentuk karna hasil dari belajar
c) Sikap tidak berhubungan sendiri tapi berhubungan dengan objek tertentu.
d) Sikap mempunyai segi motivasi dan segi perasaan.

2.2.2 Tingkatan Sikap


Menurut Notoadmojo (2011) sikap mempunyai tingkat berdasarkan intesivitasnya :

a) Menerima (receiving)
Diartikan bahwa seseorang mau menerima stimulus yang diberikan (objek).
b) Menanggapi (responding)
Diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang di
hadapi

c) Menghargai (valuing)
Diartikan seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus dan
membahasnya dengan orang lain bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain.
2
d) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah
diyakininya.

2
2.2.3 Pembentukan Sikap
Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan perkembangan individu atau dengan kata
lain sikap merupakan hasil belajar individu dengan interaksi sosial. Hal ini berarti bahwa sikap
dapat dibentuk dan diubah melalui pendidikan. Sikap positif dapat berubah menjadi negatif jika
tidak mendapatkan pembinaan dan sebaliknya sikap negatif dapat berubah menjadi positif jika
mendapatkan pembinaan yang baik, disinilah letak peranan pendidikan dalam membina sikap
seseorang.

Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu,
melalui kontak sosial yang terus menerus antara individu dengan yang lain disekitarnya.

2.2.4 Perubahan Sikap

Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan sikap, yaitu :

a) Adanya informasi baru mengenai suatu hal yang memberikan landasan kognitif baru
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut (Azwar, 2010), dengan kata lain informasi yang
baru akan mengakibatkan perubahan komponen efektif dan konatif.

b) Perubahan sikap dapat terjadi karena pengalaman langsung individu.


c) Hukum Undang Undang yang membersanksi atau hukuman.
Sikap yang dapat mengarahkan pada penyelesaian yang baik, terutama dalam
mengonsumsi tablet Fe, sikap remaja terhadap konsumsi tablet Fe juga merupakan hasil
belajar. Jika seseorang merasa bahwa output dari penampilan sebuah perilaku adalah
positif yang mengarah pada penampilan perilaku tersebut.

2.3 Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan.
Untuk pria, anemia di defenisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan
pada wanita hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati, 2011).

Anemia adalah gejala dan kondisi yang mendasar,seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang di butuhkan untuk pembentukan sel darah merah
2
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah/hemoglobin yang levelnya
kurang dari 11,5 gr/dl (Merlin klau, 2020)

2
2.3.1 Tanda dan Gejala Anemia
a) Anemia Ringan

Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen
ke setiap jaringan dalam tubuh.

Gejala anemia yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:


 Kelelahan
 Penurunan energy
 Lelah
 Sesak napas
 Pucat
b) Anemia Berat

Berikut beberapa tanda yang menunjukan anemia berat pada seseorang adalah;

 Perubahan warna tinja, termasuk tinja berwarna hitam dan lengket dan berbau busuk,
warna merah marun atau tampak berdarah karena kehilangan darah melalui saluran
pencernaan.

 Denyut jantung cepat


 Tekanan darah rendah
 Frekuensi pernapasan cepat
 Pucat
 Kulit berwarna kuning karena kerusakan sel darah merah
 Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu
 Nyeri dada
 Sering pusing dan sakit di bagian kepala
 Sering lelah

2
2.3.2 Penyebab Anemia
Menurut Depkes (2012), penyebab anemia pada remaja putri dan wanita adalah :

a) Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wanita tinggi, dibanding
makanan hewani sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi.

2
b) Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing dan mempertahankan
berat badan.

c) Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yang membutuhkan 3 kali
lebih banyak dibanding laki-laki.

2.4 Tablet Zat Besi

2.4.1 Pengertian zat besi

Tablet zat besi (Fe) merupakan tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi yang
mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0, 25 mg asam folat
(Jordan, 2004).

Tablet besi terdiri dari tiga komponen yaitu:

a) Sulfat Ferosus /Fero Sulfat (kering), kandungan zat besi 30%


b) Fero Fumarat, kandungan zat besi 33% dan memberikan efek samping yang lebih sedikit.
c) Feo Glukonas, kandungan zat besi hanya sedikit yaitu 11,5 % dan akibatnya lebih sedikit
menimbulkan efek gastrointestinal.

d) Efek samping yang di timbulkan gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut
terasa tidak enak, mual, susah BAB dan tinja berwarna hitam

e) Untuk mengurangi efek samping, minum tablet tambah darah setelah makan malam
menjelang tidur, akan tetapi bila setelah minum tablet tambah darah di sertai makan buah
buahan.

f) Simpan tablet tambah darah di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari
langsung, jauh dari jangkauan anak dan setelah di buka harus di tutup kembali dengan
rapat tablet Tambah darah yang sudah berubah warna sebaiknya tidak di minum (warna
asli: merah darah).

g) Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kelebihan darah.

2
2.4.2 Manfaat Tablet Zat Besi

Menurut Depkes RI dalam Lestari (2012) manfaat Tablet Fe sebagai berikut :


a) Pengganti zat besi yang hilang bersama darah pada wanita dan remaja
putri saat haid.

b) Wanita hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi

2
yang perlu disediakan sedini mungkin semenjak remaja
c) Mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia

d) Meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan kualitas


sumber daya manusia seta generasi penerus.

e) Meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja putri.

2.5 Pengertian Remaja


Masa remaja (adolescence) di kenal sebagai periode transisi perkembangan antara masa
kanak kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan perubahan biologis, kognitif dan
sosio emosional (Santtrock, 2007) Menurut WHO (2012) remaja adalah suatu masa di mana
individu berkembang dari saat ia pertama kali menunjukan tanda seksual sekundemnya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual, individu akan mengalami perkembangan psikologi dan
pola identifikasi dari anak anak menjadi dewasa serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
dan ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri Berawal dari definisi
tersebut WHO menetapkan usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.

2.5.1 Fase-Fase Remaja


Dikarenakan masa remaja berlangsung sangat panjang maka beberapa ahli membagi
masa remaja menjadi 3 fase yaitu, masa remaja awal usia 11-14 tahun), masa remaja pertengahan
(usia 15-17 tahun) dan masa remaja akhir (18-20 tahun) (Wong 2009) Begitu juga WHO
membagi masa remaja menjadi 3 fase tetapi dengan rentang usia yang berbeda yaitu, remaja
awal (unia 10-12 tahun), remaja pertengahan (usia 13-15 tahun), dan remaja akhir (usia 16-19
tahun), sedangkan menurut Kozier, Erb, Berman dan Snyder (2010) remaja awal berlangsung
dari usia 12-13 tahun, remaja menengah dari usia 14-16 tahun dan remaja akhir dan usia 17-18
atau 20 tahun

2.5.2 Karakteristik remaja berdasarkan rentang usia


Menurut Kusmiran, Eni, (2012), Poltekkes Jakarta 1 (2010) pada pertumbuhan dan
perkembangan masa remaja memiliki karakteristik berdasarkan rentang usia, yaitu:

1. Masa remaja awal (usia 10-12 tahun)

3
a. Tampak lebih dekat dengan teman sebaya
b. Tampak merasa ingin bebas

3
c. Tampak lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang
khayal (abstrak)

d. Mulai menunjukan cara berpikir logis


e. Mulai menggunakan istila sendiri
f. Memilih kelompok bergaul
g. Mengenal cara untuk berpenampilan menarik
2. Masa remaja tengah (usia 13-15
tahun)
a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
b. Mulai tertarik pada lawan
jenis
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) semakin berkembang
e. Berkhayal mengenai hal hal yang berkaitan dengan seksual
f. Peningkatan interaksi dengan kelompok
g. Mulai mempertimbangkan masa depan, tujuan, dan membuat rencana sendiri
3. Masa remaja akir (usia 16-19 tahun)
a. Menampakkan pengungkapan kebebasan sendiri
b. Mencari teman sebaya lebih selektif
c. Memiliki citra terhadap
dirinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak
f. Lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan
g. Proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri

2.5.3 Perkembangan Remaja


Terdapat tiga area perubahan vital yang terjadi pada masa remaja, yaitu perubahan dalam
bentuk fisik menyangkut pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi, perubahan
bersosialisasi dan perubahan kematangan kepribadian

3
1. Perubahan fisiologis
Perkembangan atau reproduksi pada manusia di tandai oleh beberapa tahapan

3
tahapan spesifik, dimulai dari tahap immaturitas atau masa bayi dan anak anak, tahap
pubertas yaitu masa sekolah dan pra- remaja, tahap maturitas atau masa remaja, dewasa
muda dan dewasa tahap menopause atau masa baya, tahap kekuatan dan berakhir dengan

3
kematian. Pada wanita, mulai berfungsi sistem reproduksi ditandai dengan datangnya
haid pertama yang sering di sebut”menarche”umumnya terjadi di usia 10-14 tahun.

2. Proses sosialisasi
Manusia adalah makluk hidup yang terikat dengan manusia sekitarnya.
Perkembangan proses bersosialiasi pada masa remaja dan pemuda ditandai dengan mulai
terjadinya hubungan antar jenis. Pada masa mulai menaruh perhatian pada lawan jenis.
Pengaruh hormone dan pertumbuhan bentuk fisik yang mulai memberi ciri wanita dan
pria yang menyebabkan para remaja mulai mengalihkan perhatiannya kepada lawan jenis
(Widyastuti,2011).

2.5.4 Penanganan masalah yang terjadi pada remaja


Beberapa upaya untuk mencegah meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja yaitu

1. Peran Orang tua


a. Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
b. Membekali anak dengan dasar moral dan agama
c. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara remaja
d. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
e. Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal
menjaga lingkungan yang sehat

f. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak


g. Hindarkan anak dari NAPZA
2. Peran Guru
Yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalam hal fisik, Bersahabat dengan
siswa

a. Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman


b. Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan
ekstrakurikuler

c. Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga

3
d. Menciptakan kondisi sekolah mental, spiritual, dan social
e. Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA

3
3. Peran pemerintah dan masyarakat
a. Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
b. Menegakan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
c. Memberikan keteladanan
d. Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan

2.5.5 Gizi Pada Remaja


Remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai
sejumlah perubahan biologis, kognitif, dan emosional. Perubahan biologis yaitu pertambahan
konflik dengan orang tua dan keinginan untuk meluangkan waktu bersama teman sebaya. Oleh
karena itu, masa remaja adalah masa yang lebih banyak membutuhkan zat gizi. Remaja
membutuhkan asupan zat gizi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan usia remaja dibagi menjadi tiga periode yaitu remaja awal pada usia 10-13 tahun,
remaja pertengahan pada usia 14-16 tahun, dan remaja akhir pada usia 17-20 tahun. Puncak
pertumbuhan remaja putri terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan remaja putra terjadi pada usia 14
tahun.

Masalah gizi yang biasa dialami pada masa remaja salah satunya adalah anemia. Anemia
adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah hemoglobin berada
dibawah batas normal. Gejala yang sering dialami antara lain lesu, lemah, pusing, mata
berkunang- kunang, dan wajah pucat Anemia dapat menimbulkan berbagai dampak pada remaja
antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, menurunnya
aktivitas dan prestasi belajar karena kurangnya konsentrasi.

2.5.6 Anemia Pada Remaja


Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering terjadi pada remaja, karena
kebutuhan yang tinggi untuk pertumbuhan. Anemia kurang zat besi lebih banyak terjadi pada
remaja putri dibanding remaja putra. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri usia (10-18 tahun) 57,1%. Remaja
putri cenderung melakukan diet sehingga dapat menyebabkan asupan zat gizi berkurang
termasuk zat besi. Selain itu adanya siklus menstruasi setiap bulan merupakan salah satu faktor
penyebab remaja putri mudah terkena anemia defisiensi besi. Anemia kurang besi dapat

3
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kurangnya mengkonsumsi sumber makanan hewani

3
sebagai salah satu sumber zat besi yang mudah diserap (heme iron), sedangkan bahan makanan
nabati (non-heme iron) merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap sehingga
dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya. Bisa juga
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang berperan dalampenyerapan zat besi seperti, protein
dan vitamin C. Konsumsi makanan tinggi serat, tannin dan phytat dapat menghambat penyerapan
zat besi.3 Berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi besi, antara lain pola
haid, pengetahuan tentang anemia, dan status gizi. Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat juga
sering terjadi pada remaja karena kurangnya pemenuhan zat gizi tersebut.

2.5.7 Penyebab Anemia


Menurut Depkes (2012), penyebab anemia pada remaja putri dan wanita adalah :
1. Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wanita tinggi, dibanding
makanan hewani sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi.

2. Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing dan mempertahankan
berat badan.

3. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yang membutuhkan 3 kali
lebih banyak dibanding laki-laki.

3
4
2.6 Kerangka Teori

Faktor yangmempengaruhi pengetahuan :


Pendidikan

Informasi /media massa

-Baik

-Cukup
3. Sosial,budaya, dan Pengetahuan
ekonomi -Kurang

4. Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi


sikap :

Pengalaman pribadi
Positif
Pengaruh orang lain
Sikap Negatif
Pengaruh kebudayaan

Media massa

5. Lembaga pendidikan

4
Gamba 1. Kerangka Teori (Notoadmojo, 2007)

4
2.7 Kerangka Konsep

Variable Bebas Variabel Terikat

Pengetahuanremaja putritentang
konsumsitablet
tambah darah

Remaja putri mengkonsumsitablet tambah darah


Konsumsi
Tidak konsumsi

Sikaremaput terhadap konsumsi


tablettambah darah

-Positif

Gambar 2. Kerangka Konsep

4
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini.
Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari
pada penyimpulan (Nursalam, 2020).Pada penelitian ini mendeskripsikan tentang gambaran
pengetahuan dan sikap remaja putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di SMA Negeri 6
Kota Kupang.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif adalah seluruh remaja putri
kelas 10 dan kelas 11 di SMA Negeri 6 Kota Kupang.

3.2.1 Populasi
Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti
yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang
akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas 10 dan 11 di SMA
Negeri 6 Kota Kupang, yang bersedia menjadi responden dan jumlah populasi dalam penelitian
ini berjumlah 423 orang

3.2.2 Sampel
Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah Teknik Propotional Random Sampling. Random sampling setiap kelas
memiliki kesempatan untuk menjadi sampel sebanyak 81 siswi. Untuk perhitungan besaran
sampel.

4
a. Besar sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin menurut Sugiyono(2011),yaitu :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒2)

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar

Populasi

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 5%

Dalam rumus Slovin ada dua ketentuan sebagai berikut :

1) Nilai e = 0,05 (5%) untuk populasi dalam jumlah besar

2) Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jumlah populasi yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 423 orang dan nilai e = 0,1 (10%),
maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒2)

423

4
=
1 + 423(0,12)

4
423
=
1 + 423 (0,01)

423
=
1 + 4,23

423
=
5,23

= 80,87atau 81 Responden

4
3.2.3 Fokus Studi
Fokus studi penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di SMA Negeri 6 Kota Kupang.

3.3 Definisi Operasional dan Fokus Studi


Definsi operasional gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah di SMA Negeri 6 Kota Kupang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel.1.1.Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Kategori Alat Ukur Skala


Pengetahuan Pengetahuan adalah segala 2 : Baik Kuesioner Ordinal
segala sesuatu yang di
1 : Cukup
ketahui oleh responden
sehubungan dengan tablet 0 : Kurang
tambah darah sebagai
upaya untuk mencegah
anemia di katakan baik,
jika presentase jawaban
benar (76%-100%)
dikatakan cukup, jika
presentase jawaban (56%-
75%)
Sikap Sikap adalah bentuk bentuk 1 : Positif Kuesioner Nominal
remaja putri menerima dan
0 : Negatif
merespon dengan
menyatakan dengan
nantinya akan minum tablet
tambah darah 1 tablet
seminggu sekali di hari
yang sama atau tidak
minum sama sekali,baik
respon dikatakan positif
jika skor ≥60%maupun
respon dikatakan negatife
jika skor ≤60% untuk
mencegah stunting

4
3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu pertanyaan
tentang pengetahuan dan sikap dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden,
adalah arti laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui. Kuesioner pada penelitian ini
di sajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup artinya semua jawaban sudah disediakan dan
responden tinggal memilih jawaban yang ada benar atau salah (Notoatmodjo,2003)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan selama penelitian meliputi data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah berasal dari responden, dengan cara peneliti membagikan
lembar kuesioner tentang pengetahuan dan sikap remaja dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
(Setiawan, 2013)

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini bersumber dari pihak sekolah berupa data jumlah remaja putri
(Setiawan,2013).

3.6 Tempat Dan Waktu

a) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Kota Kupang.

b) Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal Juni 2023.

4
5
3.7. Pengelolaan dan Analisis Data
1) Pengelolaan Data
Tahap Pengelolaan data dilakukan sebagai berikut;
a. Seleksi Data (Editing)
Dimana peneliti akan melakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh agar tidak
terdapat kekeliruan.

b. Pemberian kode (coding)


Setelah dilakukan editing, peneliti memberikan kode tertentu pada tiaptiap data sehingga
memudahkan dalam melakukan analisis data.

c. Skoring
Skoring merupakan proses scoring data dari hasil penelitian dengan responden
menggunakan kuesioner dengan cara pemberian skor pada jumlah jawaban “benar” pada
kuesioner.

d. Tabulating

Tabulating adalah menyusun data dalam betuk table distribusi, frekuensi setelah
dilakukan perhitungan data secara manual

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin penelitiann dari jurusan keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kupang dan meminta persetujuan dari para putri untuk menjadi
responden. Lembar pesetujuan diberikan kepada responden untuk menandatangani bila
setuju jadi responden serta memberikan penjelasan tentang maksud tujuan serta manfaat
penelitian yang akan dilakukan.

5
5
DAFTAR PUSTAKA

Apinda Deviani.2017. “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Perempuan terhadap


Konsumsi Tablet Zatbesi (Fe) di sma negeri 10 kotabogor”. KTI. Diploma III Program
Studi Keperawatan Bogor, Poltekes Kemenkes Bandung.

Depkes R.I. 2005. Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk wanita usia subur.

Jakarta: Departemen Kesehatan

Djaeni, A. 2004. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat

Dito, A.2007. Menstruasi pada remaja. (Netsains.net/author/dittoanurog/2007/05/02/


menstruasi-dan-remaja/).10 November 2012

Krummer, Debra L, Kris Etherton, 2006. Nutrition in women health, an Aspen


Lisna. 2018.“Darah (Fe) Pada Remaja Putri Madrasa Aliyah Swasta Al-

Irsyad Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Minum Tablet Tambah Wilayah
Kerja Puskesmas Lalonggasumemeeto Kabupaten Konawe Tahun 2018”. Skripsi.
Program Studi D-IV Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kendari

Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku ajar Fondamental Keperawatan Konsep, proses &
praktik, Volume : 1 , Edisi 7,EGC : Jakart

Kusmiran, Eni. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: SalembaMedika
Notoadmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar . Jakarta : PT.

Rineka Cipta Notoadmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta

:Rineka Cipta Atikah.2011. Anemia dan Anemia Kehamilan . Yogyakarta : NuhaMedika

RiskesdaS 2013. Riset Kesehatan Dasar riskesdas http://belajarwordpressplk.files.wo rdperess.


com/2011/09/laporanriskesdas 2013.pdf./09/laporanriskesdas 2013.pdf. (diaskes 22
oktober 2016).

World Health Organization (WHO). 2014. Commission on Ending Childhood Obesity Geneva,

World Health Organization, Departement of Noncommunicable disease survei llance.

Publications . Aspen Publisher Inc. Gaitherburtg Maryland

5
World Health Organization (WHO). 2012. Angka Kematian Bayi. Amerika: WHO.
Widyastuti Y. 2011.Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

5
Lampiran 1

5
Lampiran 2

5
Lampiran 3

Lembar penjelasan penelitian

Nama : Theresia Nggadas

Nim : PO5303201201060

Alamat : Oebelo

Judul penelitian : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi
Tablet Tambah Darah Di SMA Negeri 6 Kota Kupang

Penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Kupang. Saudara telah diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden dalam
penelitian ini adalah secara sukarela. Saudara berhak menolak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah. Segala informasi yang saudara
berikan akan digunakan sepenuhnya hanya dalam penelitian ini. Peneliti sepenuhnya akan
menjaga kerahasiaan identitas saudara dan tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada
yang belum jelas, saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika saudara sudah memahami
penjelasan ini dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, silahkan saudara menandatangani
lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

5
Peneliti

Theresia Nggadas

5
Lampiran 4

5
35
Lampiran 5

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

KUPANG

Direktorat : Jln. Piet A. Tallo – Kupang, Telp : (0380) 881880 ; 880880

Fax (0380) 8553418 ; email : poltekkeskupang@yahoo.com

Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang di lakukan oleh:

Nama : Theresia Nggadas

Nim : PO5303201201060

Alamat : Oebelo

Judul penelitian : Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam


3
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di SMA Negeri 6 Kota Kupang

3
Saya akan bersedia untuk dilakukan pengukuran dan pemeriksaan demi kepentingan
penelitian. Dengan ketentuan, hasil pemeriksaan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Demikian surat peryataan ini saya sampaikan, agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kupang 2023

(…………………….)

3
Lampiran 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENKES KUPANG

Direktorat : Jln. Piet A. Tallo – Kupang, Telp : (0380) 881880 ; 880880

Fax (0380) 8553418 ; email : poltekkeskupang@yahoo.com

KUESIONER

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah Di SMA Negeri 6 Kota Kupang

Identitas responden

Hari/Tanggal :

Nama :

Umur :

Kelas :

Alamat :
3
Petunjuk:

1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan dan tanyakan kepada peneliti apabila ada
yang kurang dimengerti.

2. Isilah pertanyaan dengan mengisi pada kolom yang tersedia.


3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
4. Bila ingin memperbaiki jawaban beri tanda silang (X) pada jawaban yang salah,
kemudian beri tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban
anda

4
A. Pengetahuan tentang tablet tambah darah

No Pernyataan Benar Salah


1 Tablet Fe adalah tablet tambah darah yang berwarna merah
2 Fungsi zat besi adalah sebagai vitamin
3 Konumsi tsblet tambah darah Fe dapat memperbaiki
pembentukan haemoglobin (Hb) dalam waktu
relative
4 Akibat yang bisa ditimbulkan apabila tidak mengonsumsi tablet
tambah darah adalah daya tahan tubuh menurun
5 Yang harus di perhatikan pada saat mengkonsumsi suplemen
tablet tambah darah minum tablet dengan air, the, atau kopi
6 Tablet Fe sebaiknya diminum pada malam hari
7 Tablet Fe sebaiknya diminum sebutir sekali
8 Mengkonsumsi tablet zat besi dalam keadaan perut kosong
9 Efek samping saat mengkonsumsi tablet Fe adalah mual.
10 Mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dapat
menyebabkan anemia
11 Kehilangan darah saat menstruasi sangat baik untuk kesehatan
12 Tablet Fe diminum sebutir sehari selama haid dan sebutir dalam
seminggu saat tidak haid
13 Anak usia sekolah, ibu hamil/menyusui, remaja putri perlu
mendapat tablet Fe
14. Manfaat dari tablet tambah darah adalah tablet untuk
menaikan berat badan
15 Tablet tambah darah adalah obat pelangsing badan

4
B. Sikap Diri dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah

Pilihlah jawaban dibawah ini dengan memberikan tanda (√ ) pada jawaban pilihan anda

Keterangan:

- Ss : Sangat Setuju
- S : Setuju
- Rr : Ragu-ragu
- Ts : Tidak Setuju
- Sts : Sangat tidak setuju

No Pernyataan Ss S Rr Ts Sts
1 Saya harus minum tablet Fe dengan
teratur tanpa diingatkan oleh
keluarga
2 Saya tidak menghentikan minum tablet
Fe sebelum waktunya
3 Saya minum Tablet Fe sebagai salah
satu perbaikan gizi apabila
diminum sesuai aturan
4 Saya harus menghabiskan tablet tambah
darah yang diberikan oleh petugas
5 Saya harus makan makanan
yang mengandung vitamin c
6 Saya tidak bisa menghabiskan
tablet tambah darah
7 Saya perlu mengetahui
pentingnya tablet tambah darah

4
8 Setiap saya minum tablet tambah
darah saya merasa mual
9 Saya minum tablet tambah darah
agar tidak terkena penyakit anemia
10 Saya merasa sehat setelah minum tablet
tambah darah

Anda mungkin juga menyukai