Nim : P17324123467 Prodi : D4-Kebidanan/RPL Jurusan : Kebidanan Bandung
Komponen Reflektif Uraian
Deskripsi Saat dinas malam, saya menolong persalinan seorang klien. (Gambaran situasi pada Klien datang dengan mengeluh mules, lalu setelah kasus) diperiksa, didapati hasil pemeriksaan bahwa TTV Normal, keadaan janin baik, dan pembukaan sudah menunjukan fase aktif. Saya melakukan observasi sesuai dengan SOP, saya periksa denyut jantung dan his setiap ½ jam, kemudian TD ibu dan Periksa dalam setiap 4 jam kecuali kalau ada indikasi PD (seperti pecah ketuban, sudah ada tanda2 kala 2 persalinan). Kala 1 berjalan lancar. Kemudian kala 2 juga berjalan dengan lancar, bayi lahir spontan langsung menangis, tidak lupa memeriksa janin kedua lalu menyuntikan oksitosin IM pada 1/3 paha atas bagian distal lateral. Pada persalinan kala 3, timbul lah masalah yaitu plasenta belum lahir dalam 15 menit pertama dan belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta, lalu saya memberitahukan kondisi tersebut pada ibu dan suami bahwa karena plasenta belum lahir maka ibu harus diberikan suntikan oksitosin kedua agar merangsang kontraksi Rahim sehingga bisa memicu pelepasan plasenta, ibu dan suami setuju kemudian saya berikan oksitosin injek kedua, sambil memantau tanda-tanda pelepasan plasenta. Akan tetapi setelah mendekati 30 menit, plasenta belum juga lahir, tapi tanda pelepasan sudah ada, yakni uterus globular, adanya semburan darah dan tali pusat memanjang, setelah di coba MAK3 yaitu peregangan talipusat terkendali PTT) plasenta sudah terlepas tapi baru Sebagian, sedangkan Sebagian lain masih menempel lengket di Rahim ibu, akhirnya saya memutuskan untuk memberi informed consent pada ibu dan suami, bahwa plasenta masih belum juga lahir, maka akan ada Tindakan untuk mengeluarkan plasenta yakni pemasangan infus dan Tindakan manual plasenta, sampai pada 30 menit setelah bayi lahir masih belum juga lahir, maka harus dilakukan Tindakan tersebut, akhirnya klien dan suami setuju untuk Tindakan tersebut, lalu saya lakukan prosedur tersebut, yakni memasang infus lalu melakukan Tindakan manual plasenta, dengan menjelaskan prosedurnya terlebih dahulu bahwa tangan saya akan masuk kedalam Rahim ibu untuk mengambil plasenta keluar, sebab bila dibiarkan akan berpotensi terjadi perdarahan dan akan sangat berbahaya, akhirnya saya melakukan prosedur manual plasenta dengan menggunakan sarung Panjang steril dengan hati- hati.akhirnya plasenta keluar tetapi masih terasa ada Sebagian kecil sisa kotiledon dan selaput yang sulit dijangkau dan lengket,saya merasa sudah tidak sanggup untuk melanjutkan tindakan manual plasenta, dan saya merasa khawatir dan takut kalau tindakan tersebut tidak bersih dan belum tuntas yang akan menyebabkan sisa plasenta. Akhirnya saya meminta bantuan rekan saya untuk melanjutkan Tindakan tesebut, akhirnya rekan saya membantu dan berhasil mengeluarkan sisa plasenta yang tidak bisa saya jangkau sebesar kepalan tangan, yaitu kotiledon, selaput, dan stosel. Alhamdulillah saya merasa sangat lega dan terbantu, karena rekan saya membantu tidakan tersebut dan akhirnya ibu dan bayi bisa selamat dan sehat. Perasaan Persaaan saya pada saat itu,saya merasa khawatir dan (Gambaran pikiran dan takut Ketika tindakan manual plasenta dirasa masih ada perasaan pada saat sisa kotiledon dan selaput di dalam Rahim ibu, saya menghadapi kasus) khawatir akan ada sisa plasenta yang akan menyebabkan perdarahan postpartum sehingga menyebabkan ibu harus menjalani Tindakan kuretase. Tetapi setelah rekan saya membantu melanjutkan Tindakan saya merasa lega dan senang, bahwa akhirnya ibu dan bayi selamat dan sehat. Evaluasi Pada kasus tersebut, hal-hal yang sudah baik yang sudah (Hal-hal yang sudah baik saya lakukan adalah melakukan tindakan sesuai prosedur, dan masih perlu perbaikan dan informed consent pun sudah dilakukan. Observasi dari pada situasi kasus) kala 1- sampai kala 3 pun dilakukan dengan benar. Akan tetapi saya ada kendala saat melakukan Tindakan manual plasenta, belum selesai Tindakan tapi saya sudah kelelahan, akhirnya meminta bantuan rekan untuk melanjutkan Tindakan tersebut. Hal yang perlu diperbaiki adalah mempelajari Kembali Teknik manual plasenta, sehingga saya bisa lebih kompeten dalam melakukan Tindakan tersebut, dan menjaga Kesehatan dan stamina, sehingga pada saat menolong dan menghadapi kasus apapun tidak kehabisan energi karena observasi pasien semalaman. Analisis Setelah menganalisa kasus tersebut didapati bahwa, (Apa arti dari situasi yang seorang bidan pelaksana harus siap menghadapi berbagai terjadi pada kasus) kasus baik itu secara fisik dan psikis, dan harus kompeten. Kemudian menjaga stamina dan Kesehatan bagi seorang bidan itu penting untuk menjaga kualitas pelayanan kepada klien agar selalu dalam kondisi prima dan pelayanan yang optimal. Kesimpulan Kesimpulan dari analisa kasus tersebut bahwa seorang (Apa hal lain yang harus bidan dalam menghadapi kasus apapun harus siap dan dilakukan) siaga. Maka dari itu meningkatkan skill dan kompetensi dengan cara belajar lagi, mengikuti pelatihan klinis, melakukan pembelajaran Tindakan pada pantom menggunakan daftar tilik, atau melihat video mengenai prosedur manual plasenta, juga menelaah jurnal2 terbaru bagaimana cara melakukan Tindakan manual plasenta. Kemudian menjaga stamina dan Kesehatan juga penting. Yaitu dengan cara tidak memakan makanan tidak sehat, berolahraga dan juga istirahat yang cukup diperlukan untuk menjaga stamina tubuh. Sehingga seorang bidan bisa sehat lahir batin dan memberikan pelayanan yang optimal kepada klien. Rencana Tindakan Dengan melakukan balajar Kembali untuk meningkatkan (Jika hal tersebut terjadi skill dan kompetensi juga menerapkan pola hidup sehat lagi, apa yang akan supaya menjaga stamina, sehingga apabila ditemui kasus dilakukan) serupa dikemudian hari, bisa dilakukan Tindakan dengan baik dan tuntas.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu