Anda di halaman 1dari 6

Laporan Design Notes

DED Pembangunan Embung di Kecamatan Cepogo

BAB 2
KRITERIA PERENCANAAN

2.1. Umum

Dalam pembuatan DED pembangunan embung di kecamatan Cepogo, di desa


Kembang Kuning Kabupaten Boyolali ini konsultan dalam perencanaannya
mempertimbangkan dari usulan direksi dan usulan dari masyarakat serta perangkat
Desa Kembang Kuning, kondisi lokasi rencana embung dengan tetap memperhatikan
standart perencanaan serta pedoman dan criteria desain yang dikeluarkan oleh
lembaga / instansi berwenag yaitu SNI dan KP.

2.2. Analisis Ketersediaan Air

Embung di Desa Kembang Kuning airnya berasal dari air hujan yang ditampung serta
ada masukan dari drainase hulu lokasi embung.

Analisis ketersediaan air diambil dari data hujan darin pos pengamatan stasiun hujan
Cepogo. Ketersediaan air dihitung dengan menghitung jumlah curah hujan dalam satu
tahun.

2.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk Kebutuhan Air

Berdasarkan data penduduk pada tahun-tahun yang alu maka dapat dihitung laju
pertambahan penduduknya pertahun berdasarkan rumus sebagai berikut :
P(t2) = P(t1)*(1+r)(t2-t1)
dimana :
P(t1) = Jumlah penduduk pada tahun t1
P(t2) = Jumlah penduduk pada tahun t2
r = laju pertambahan penduduk pertahun
Total kebutuhan air perkotaan, domestik dan industri (DMI) diestimasi dengan
mengalihkan populasi hasil proyeksi dengan laju konsumsi air per kapita, sebagaimana
ditunjukkan dalam rumus berikut :

II - 1
Laporan Design Notes
DED Pembangunan Embung di Kecamatan Cepogo

Q (DMI) = 365 hari x q(u) x P(u) + q(r) xP(r )

1000 1000

dengan :

Q (DMI) = Kebutuhan air domestik (m3/tahun)

q(u) = Konsumsi air untuk daerah perkotaan (lit/kapita/hari)

q(r) = Konsumsi air untuk daerah pedesaan (lit/kapita/hari)

P(u) = Popularisasi perkotaan

P(r ) = Populasi pedesaan

2.4. Perencanaan Teknis Embung

Embung di desa Kembang Kuning dengan memperhatikan kondisi tanah di lokasi


rencana embung yang berupa kepasiran maka direncanakan embung dari tanah
timbunan yang dilapisi dengan geomembran dengan tebal 1 mm. Kemiringan tubuh
embung 1:1.

Embung tersebut dilengkapi dengan bangunan pelimpah dengan lebar pelimpah 2.00
m.

2.5. Tampungan Embung

a. Kapasitas Tampung yang Diperlukan


Kapasitas tampung embung yang dibutuhkan harus dapat memenuhi kebutuhan
pada saat musim kemarau. Di samping itu, juga harus mempertimbangkan
kehilangan air oleh penguapan di kolam dan resapan di dasar dinding embung,
serta menyediakan yang diperlukan adalah :
Vn = Vu+Ve+Vs
dengan :
Vn = Kapasitas tampung total yang diperlukan suatu desa (m3)
Vu = Volume hidup untuk melayani berbagai kebutuhan (m3)
Ve = Jumlah penguapan dari embung (m3)

II - 2
Laporan Design Notes
DED Pembangunan Embung di Kecamatan Cepogo

Vs = Jumlah resapan melalui dasar, dinding, dan tubuh embung (m3)


Vi = Ruangan yang disediakan untuk ruang sedimen (m3)
b. Ketersediaan Air
Air yang akan masuk ke embung terdiri dari 2 (dua) kelompok :
1) air permukaan dari seluruh daerah tadah hujan,
2) curah hujan efektif yang jatuh langsung di atas permukaan kolam.
Jumlah air yang masuk ke dalam embung dinyatakan dalam persamaan berikut :
Vh =ΣVj+10Akt.ΣRj
dengan :
Vh = Volume air yang mengisi kolam embung (m3)
Vj = Aliran setengah bulanan pada setengah bulan j (m3/bulan)
ΣVj = Jumlah aliran total pada setengah bulan (m3)
Rj = Curah hujan setengah bulanan pada setengah bulan j (mm/bulan)
Akt = Luas permukaan kolam embung (ha)
Volume air Vh merupakan jumlah air maksimum yang dapat mengisi embung.
c. Kebutuhan Air
Kebutuhan air untuk tampungan hidup (Vu)
Vu = (Jh x Jkk x Qu)/1000 + Qir
dengan :
Vu = Kebutuhan air total untuk tampungan hidup (m3)
Jh = Jumlah hari selama musim kemarau (hari)
Jkk = Jumlah KK per desa
Qu = Kebutuhan air untuk penduduk, ternak dan kebun (lt/hari/kk)
Qir = kebutuhan air irigasi (m3)
d. Jumlah Penguapan (Ve)
Jumlah penguapan selama periode musim kemarau paerlu diperhitungkan dalam
penentuan kapasitas/tinggi embung.
Penguapan dipermukaan embung dapat dirumuskan :
Ve = 10AktΣEkj
II - 3
Laporan Design Notes
DED Pembangunan Embung di Kecamatan Cepogo

dengan :
Ve = jumlah evaporasi (penguapan) embung (m3)
Akt = Luas permukaan embung pada setengah tinggi (ha)
ΣEkj = jumlah penguapan setengah bulanan pada setengah bulan ke j
(mm/setengah bulan)

e. Menentukan Kapasitas Tampung Desain (Vd)


Untuk menentukan/memilih kapasitas tampung desain suatu embung (Vd) harus
membandingkan ketiga hal, yaitu :
1) Volume tampungan yang diperlukan (Vn) untuk menyediakan :
- Kebutuhan penduduk, hewan, dan kebun (Vu) di suatu desa,
- Volume cadangan untuk kehilangan air karena penguapan (Ve), dan
resapan (Vi),
- Ruangan untuk menampung sedimen (Vs)
2) Volume air yang tersedia (potensi) selama musim hujan (Vh), yang
merupakan jumlah air maksimum yang dapat mengisi kolam embung
3) Daya tampung (potensi) topografi untuk menampung air (Vp), yaitu volume
maksimum kolam embung yang terbentuk karena dibangunnya suatu
embung.
Dari ketiga besaran tersebut dipilih yang terkecil sebagai kapasitas tempung
desain suatu embung (Vd). Bilamana Vh atau Vp yang menentukan, maka
kemampuan embung melayani penduduk akan berkurang yaitu tidak sebesar
yang diperlukan (Vn).

2.6. Perencanaan Jaringan Pipa

1. Fungsi
Mengangkut air dari kolam ke tempat pemakaian dengan pipa tertutup bertekanan.
2. Komponen
a) Alat Sadap Terapung

II - 4
Laporan Design Notes
DED Pembangunan Embung di Kecamatan Cepogo

Dibuat dengan cara ujung pipa utama dilubangi (perforated) sepanjang 1,50 m
dan dibungkus dengan filter geotekstil, kemudian digantungkan pada
pelampung (misal : bola plastik).
b) Pipa Utama
Menggunakan pipa PVC yaitu digunakan untuk mengalirkan air dari embung
ke tempat bak penampungan di tempat pelayanan umum.
c) Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk menaikkan air dari embung ke tempat bak
penampungan
d) Bak Air
Bak air ini ada 1 (satu) jenis, yaitu :
1) Bak air bersih untuk penduduk dibuat di tempat pelayanan umum,
berukuran : lebar 1,00 m, panjang 1,50 m dan tinggi 150 m

2.7. Analisis Stabilitas lereng Embung

Analisis stabilitas lereng embung akan ditentukan dengan metode “ slip circle slice”
atau dikenal dengan swedish method. Untuk analisis ini akan digunakan metode
Bishop dan Fellenius.
Prinsip dasar metode ini adalah sebagai berikut

Dengan :
Fs = Faktor aman
c = Nilai kohesi dari material pada permukaan bidang gelincir tiap-tiap pias
f = Nilai sudut geser dari material pada permukaan bidang gelincir tiap-tiap pias
l = Panjang permukaan bidang gelincir pada tiap-tiap pias
(b/cosα)
b = Lebar pias
N = Gaya normal pada permukaan bidang gelincir pada tiap-tiap pias
T = Gaya tangensial pada permukaan bidang gelincir pada tiap-tiap pias

II - 5
Laporan Design Notes
DED Pembangunan Embung di Kecamatan Cepogo

Te = Gaya tangensial akibat gempa pada permukaan bidang gelincir pada tiap-tiap
pias
Ne = Gaya normal akibat gempa pada permukaan bidang gelincir pada tiap-tiap
pias
U = Tekanan air pori yang bekerja pada permukaan bidang gelincir pada tiap-tiap
pias

Gambar 2.1 Analisis Stabilitas Lereng Metode Slip Circle Slice

II - 6

Anda mungkin juga menyukai