Anda di halaman 1dari 15

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents. Visit for more information.

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 5, Nomor 2, 2021 hal. 254-262


P-ISSN: 2549-4856 E-ISSN: 2549-8290
Akses Terbuka: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JET

Kompetensi dari Digital Teknologi: The


Kematangan Tingkat Guru
dan
Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di Indonesia

Melinda Astuti1*, Putu Sudira2, Farid Mutohhari3, Muhammad Nurtanto4


A1,2,3
R Program
T I K L EPascasarjana,
INFO Pendidikan
A BTeknologi
S T R A Kdan Kejuruan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
4
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,
Salah Universitas Sultan
satu kebutuhan Ageng Tirtayasa,
kompetensi Indonesia
dunia kerja di abad 21 dan era revolusi industri
Riwayat artikel: 4.0 adalah kompetensi dalam menggunakan teknologi digital. Kematangan teknologi
Diterima 09 April 2021 digital dalam mendukung pencapaian kompetensi industri 4.0 kurang mendapat
Direvisi 10 April 2021 perhatian serius dari pendidikan vokasi. Guru masih memiliki tingkat kematangan
Diterima 04 Mei 2021
yang rendah dalam menguasai teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk
Tersedia online 25 Mei 2021
menganalisis tingkat kematangan guru dan siswa di pendidikan vokasi dalam
menguasai pembelajaran menggunakan teknologi digital. Penelitian survei
Kata Kunci:
menggunakan desain yang dikembangkan oleh Rea & Parker. Sejumlah 233 siswa
Tingkat Kematangan,
Teknologi Digital sekolah menengah kejuruan dilibatkan sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan
Pendidikan Kejuruan menggunakan teknik kuesioner dengan instrumen angket berskala empat likert. Data
yang terkumpul dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial uji
Kata kunci t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan teknologi digital pada
Tingkat guru dan siswa secara berurutan mulai dari peduli, literasi, kapabilitas, kreativitas,
Kematangan dan kritis menggunakan teknologi digital. Semua tingkat kematangan tersebut masuk
Teknologi Digital dalam kategori rendah. Berbagai pelatihan dan inovasi pembelajaran yang relevan
Pendidikan Kejuruan
dengan keterkaitan kompetensi penguasaan teknologi digital sangat penting untuk
ditingkatkan.
ABSTRACT
Salah satu kebutuhan kompetensi di dunia kerja pada abad 21 dan era revolusi industri 4.0 adalah kompetensi dalam
menggunakan teknologi digital. Kematangan teknologi digital dalam mendukung kompetensi industri 4.0 kurang mendapat
perhatian serius dari pendidikan vokasi. Guru masih memiliki tingkat kematangan yang rendah dalam penguasaan teknologi
digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kematangan guru dan siswa pada pendidikan vokasi dalam
menguasai pembelajaran menggunakan teknologi digital. Penelitian survei ini menggunakan desain yang dikembangkan oleh
Rea & Parker. Sebanyak 233 siswa sekolah menengah kejuruan diikutsertakan sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan
menggunakan teknik kuesioner dengan instrumen kuesioner empat skala Likert. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan
teknologi digital guru dan siswa berurutan mulai dari peduli, melek huruf, mampu, kreatif, dan kritis dalam menggunakan
teknologi digital. Semua tingkat kematangan tersebut termasuk dalam kategori rendah. Berbagai inovasi pelatihan dan
pembelajaran yang relevan dengan kompetensi penguasaan teknologi digital sangat penting untuk ditingkatkan.

Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi


Hak Cipta © 2021 oleh Penulis. Diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Ganesha.

1. PENDAHULUAN
Salah satu perkembangan fenomenal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di abad ke-21 adalah
revolusi industri 4.0 (Hussin, 2018; Miranda et al., 2021; Willya et al., 2019). Digitalisasi di segala bidang
kegiatan dan pekerjaan menjadi ciri utama era ini (Jones, Hutcheson, & Camba, 2021; Lange, Pohl, & Santarius,
2020; Pershina, Soppe, & Thune, 2019). Karakteristik tersebut telah mendisrupsi teknologi konvensional dalam
pekerjaan dan menggantikannya dengan teknologi digital baru (Ivanov, Dolgui, & Sokolov, 2019). Kehadiran
teknologi baru tentu saja membutuhkan kompetensi yang baru pula (Llopis-Albert, Rubio, & Valero, 2021; Xu,
David, & Kim, 2018). Kompetensi dalam menggunakan teknologi digital menjadi kunci penting untuk
menghadapi dunia kerja di era revolusi
4.0. Tenaga kerja harus menguasai teknologi secara menyeluruh untuk dapat bersaing dan memenuhi kebutuhan
kompetensi baru saat ini (Kergroach, 2017; Rotatori, Lee, & Sleeva, 2021). Oleh karena itu, pengembangan
sumber daya manusia berbasis kompetensi sangat penting dilakukan di era revolusi industri 4.0. Sebagai salah
satu institusi pembangunan berkelanjutan, pendidikan vokasi memiliki peran dalam menjawab kebutuhan
kompetensi baru di dunia industri (Akhter, Malik, & Plummer, 2021; Ollikainen & Karhunen, 2021). Peran
pendidikan vokasi dalam mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan lapangan
kerja saat ini menjadi sangat penting (Miller, 2020; Sudana, Apriyani, & Nurmasitah, 2019). Melalui
pembelajaran, pendidikan vokasi harus mengajarkan kompetensi baru, yaitu kompetensi

* Penulis Korespondensi: Melinda Astuti: melinda0054pasca.2020@student.uny.ac.id 254


Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

dalam menggunakan teknologi digital (Devi, Annamalai, & Veeramuthu, 2020). Kompetensi tersebut harus
diajarkan secara intensif agar kemampuan penguasaan teknologi digital yang dimiliki oleh lulusan tinggi dan
sesuai dengan dunia kerja saat ini (Sprenger & Schwaninger, 2021).
Namun, kematangan teknologi digital dalam mendukung pencapaian kompetensi industri 4.0 kurang
mendapat perhatian serius dari pendidikan vokasi (Ronzhina, Kondyurina, Voronina, Igishev, & Loginova, 2021;
Zhao, Llorente, & Gómez, 2021). Fakta pada penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa guru masih
memiliki tingkat kematangan yang rendah dalam menguasai teknologi digital (Mutohhari, Sofyan, & Nurtanto,
2021; Zimmer, McTigue, & Matsuda, 2021). Terlebih lagi, saat ini guru dituntut untuk menggunakan teknologi
di era pembelajaran daring (Amiti, 2020; Cloonan et al., 2020; Garad, Al-Ansi, & Qamari, 2021; Silalahi, 2020).
Pembelajaran daring telah m e n j a d i s e b u a h kewajiban di masa pandemi COVID-19 (Ariebowo, 2021;
Jogezai et al., 2021; Yustina, Syafii, & Vebrianto, 2020). Guru harus mampu merancang pembelajaran daring
yang baik. Selain itu, guru dituntut untuk memfasilitasi siswa dalam pembelajaran daring agar siswa tidak
mengalami kesulitan dalam (Atmojo & Nugroho, 2020; Nugroho, Ilmiani, & Rekha, 2021; Sari, Sinaga, Hernani,
& Solfarina, 2020). Guru harus menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan optimal (Abidah et al., 2020; Dong, Cao, & Li, 2020; Hanik, 2020). Pembelajaran daring
ini juga harus diterapkan pada pendidikan vokasi.
Beberapa faktor penting mempengaruhi keberhasilan pendidikan vokasi dalam mengembangkan
kompetensi berbasis industri 4.0. Sarana dan prasarana teknologi digital berbasis siber menjadi hal yang esensial
bagi institusi pendidikan (Apriansyah, Fransinatra, & Ririen, 2020; Kim et al., 2020). Selain itu, penerapan
model dan metode pembelajaran harus tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat berorientasi pada
pencapaian kompetensi berbasis industri 4.0 (Partovi & Razavi, 2019; Sadeghi & Sadeghi, 2012; Shahroom &
Hussin, 2018). Namun, selain itu, kematangan kompetensi dalam menggunakan teknologi digital untuk
pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi digital juga penting untuk dimiliki oleh guru dan siswa (Adnan
et al., 2020; Bayles et al., 2021; Sert & Boynueğri, 2017). Tingkat kematangan penguasaan teknologi digital
merupakan salah satu aspek yang berperan dalam mendukung transformasi pembelajaran berbasis industri 4.0
(Bergdahl, Nouri, & Fors, 2020; Rizaldi, Nurhayati, & Fatimah, 2020). Guru sebagai fasilitator pembelajaran
harus memiliki penguasaan teknologi digital yang matang (Aina & Tuti, 2020; Bui & Do Van Dung, 2019).
Namun, siswa juga harus memiliki dasar penguasaan yang kuat sebagai pondasi dalam membentuk tingkat
kematangan yang tinggi dalam penguasaan teknologi digital (Hussin, 2018).
Kematangan dalam menggunakan teknologi digital memiliki tingkat kematangan yang disebut dengan
taksonomi kompetensi teknologi. Terdapat lima tingkatan dalam taksonomi kompetensi teknologi, yaitu: (1)
Awareness for technology yang berada pada level pertama atau pada tingkatan paling rendah dengan kondisi
hanya sebatas mengetahui dan peduli terhadap teknologi; (2) Technological literacy berada pada level kedua
yang kondisinya sudah mampu memahami secara mendalam kegunaan dan manfaat teknologi; (3) Technology
capability berada pada level ketiga yang merupakan kompetensi utama dalam mengoperasikan teknologi dengan
baik; (4) Kreativitas teknologi berada pada level keempat yaitu kemampuan untuk menemukan teknologi baru
untuk menyelesaikan masalah, dan; (5) Kritik teknologi berada pada level tertinggi yaitu kemampuan untuk
menilai dan mengambil keputusan yang tepat dan kritis terhadap sebuah pilihan temuan teknologi y a n g a k a n
digunakan (Lindvig & Mathiasen, 2020; Neupokoeva, et al., 2021). Penggunaan teknologi saat ini sangat
dibutuhkan dalam dunia pendidikan (Atmojo & Nugroho, 2020; Chang et al., 2021; Chang et al., 2020). Guru
dan siswa harus menguasai teknologi agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan berfokus pada tingkat kematangan guru dan siswa dalam
menggunakan teknologi digital untuk mendukung tercapainya pembelajaran berbasis industri 4.0. Eksplorasi
tingkat kematangan penguasaan teknologi digital yang dimiliki oleh guru dan siswa perlu dilakukan untuk
menentukan fokus perbaikan dan pelatihan ulang untuk mematangkan kompetensi guru dan siswa dalam
menggunakan teknologi digital (Barragán-Sánchez et al., 2020). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat kematangan guru dan siswa pada pendidikan kejuruan di Indonesia.

2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan desain yang dikembangkan oleh Rea
& Parker (Rea & Parker, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tingkat kematangan yang dimiliki
oleh guru dan siswa dalam menggunakan teknologi digital. Penelitian ini dilakukan di 4 sekolah menengah
kejuruan di kabupaten Sleman, yang terbagi atas sekolah negeri dan swasta. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 326 orang yang terdiri dari guru dan siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
probabilistic random sampling, yang berarti semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
(Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini diperoleh sejumlah 233 orang yang akan menjadi responden.
Berikut adalah distribusi sampel dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Data Responden

Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2
Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-
Nama Pendidikan Vokasi Status Siswa (%) Guru (%)

p-ISSN : 2549-4856, e-ISSN : 2549- 2


Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262
SMK Negeri 1 Cangkringan Sekolah Umum 45 (24.86) 14 (26.92)

Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2
Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-

SMK Negeri 1 Seyegan Sekolah Umum 58 (32.04) 18 (34.62)


SMK Muhammadiyah Prambanan Sekolah 42 (23.20 12 (23.08)
SMK Muhammadiyah Pakem Swasta 36 (19.89) 8 (15.38)
Sekolah
Swasta
Total 181 (100.00) 52 (100.00)

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner yang berisi pernyataan-
pernyataan yang berkaitan dengan kematangan guru atau siswa dalam menggunakan teknologi digital. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dengan desain skala likert dengan menggunakan 4 skala jawaban, yaitu
Sangat Setuju (SA), Setuju (A), Tidak Setuju (D), Sangat Tidak Setuju (SD). Pernyataan dalam instrumen
disusun berdasarkan variabel dan indikator tingkat kematangan dalam menggunakan teknologi yang diadopsi
dari pendapat Pavlova (Pavlova, 2009). Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner tingkat kematangan dalam
menggunakan teknologi digital yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Tingkat Kematangan Indikator Item (Distribusi)
Kesadaran teknologi Mengikuti perkembangan 4 (1 - 4)
Peduli akan eksistensi 3 (5 - 7)
Kesediaan untuk mengamati karakteristik 3 (8 - 10)
Literasi teknologi Pemahaman yang komprehensif 4 (11 - 14)
Kedalaman dalam pembelajaran 2 (15 - 16)
Pengetahuan tentang fungsi dan manfaat 4 (17 - 20)
Kemampuan teknologi Kemampuan teknis 4 (21 - 24)
Kemampuan aksesibilitas 4 (25 - 28)
Kreativitas teknologi Kemampuan penemuan 4 (29 - 32)
Kegunaan penemuan 4 (33 - 36)
Kritik teknologi Kritis dalam operasi 4 (37 - 40)
Kritis dalam memilih teknologi 4 (41 - 44)
Sumber: (Pavlova, 2009; Sudira, 2020)

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial
dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan rata-rata dan persentase
masing-masing tingkat kematangan pada guru dan siswa. Sedangkan analisis inferensial dilakukan dengan
menggunakan uji independent sample t test untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat kematangan antara
guru dan siswa dalam menggunakan teknologi digital. Tingkat kematangan masing-masing level akan ditentukan
berdasarkan kriteria pada kategori yang telah ditentukan dengan mengadopsi pendapat dari (Mardapi, 2012).
Berikut ini adalah kriteria penentuan kategori tingkat kematangan yang ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Kategori Tingkat Kedewasaan


Skor Interval Kategori
𝑀𝑖 + 1,5 𝑆𝐷𝑖 ≤ 𝑀 ≤ 𝑀𝑖 + 3,0 𝑆𝐷𝑖 Sangat Tinggi
𝑀𝑖 + 0 𝑆𝐷𝑖 ≤ 𝑀 ≤ 𝑀𝑖 + 1,5 𝑆𝐷𝑖 Tinggi
𝑀𝑖 - 1,5 𝑆𝐷𝑖 ≤ 𝑀 ≤ 𝑀𝑖 + 0 𝑆𝐷𝑖 Rendah
𝑀𝑖 - 3,0 𝑆𝐷𝑖 ≤ 𝑀 ≤ 𝑀𝑖 - 1,5 𝑆𝐷𝑖 Sangat Rendah
Sumber: (Mardapi, 2012)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data tingkat kematangan kepedulian terhadap teknologi digital guru dan siswa diperoleh dari instrumen
kuesioner dengan 10 pertanyaan. Tingkat kematangan kepedulian terhadap teknologi digital yang dimiliki oleh
guru dan siswa masih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kematangan guru masih dalam
kategori rendah. Nilai persentase tingkat kematangan kepedulian teknologi guru sebesar 59,20%, dengan nilai
rata-rata kematangan sebesar 23,68. Sebaliknya, persentase kematangan yang dimiliki oleh siswa adalah sebesar
55,30%, dengan nilai rata-rata kematangan sebesar 22,12. Hasil tersebut berarti tingkat kematangan dalam
merawat teknologi yang dimiliki oleh guru dan siswa berada pada kategori paling rendah. Setelah mengetahui
besarnya tingkat kematangan, dilakukan uji independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan tingkat
kematangan merawat teknologi yang dimiliki oleh guru dan siswa. Berdasarkan hasil independent sample t-test
di atas, diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 1,456 dengan nilai signifikansi sebesar 0,092. Nilai t-hitung
sebesar 1,756 < 1,9631, dan nilai sig. sebesar 0,092 > 0,050. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak
Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2
Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262
terdapat perbedaan yang signifikan antara

p-ISSN : 2549-4856, e-ISSN : 2549- 2


Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

kematangan guru dan siswa dalam tingkat kepedulian terhadap teknologi. Guru dan siswa memiliki tingkat
kematangan yang dapat dikatakan sama dan tidak berbeda jauh.
Data tingkat kematangan literasi teknologi digital guru dan siswa diperoleh dari instrumen kuesioner
yang berjumlah 10 pertanyaan. Tingkat kematangan literasi teknologi digital yang dimiliki oleh guru dan siswa
masih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kematangan guru masih dalam kategori rendah.
Nilai persentase tingkat kematangan literasi teknologi digital guru sebesar 56,85%, dengan nilai rata-rata
k e m a t a n g a n sebesar 22,74. Sementara itu, persentase kematangan yang dimiliki oleh siswa sebesar
55,20%, dengan nilai rata-rata kesulitan sebesar 22,08. Hasil ini berarti tingkat kematangan literasi teknologi
digital guru dan siswa berada pada kategori paling rendah. Setelah mengetahui besarnya tingkat kematangan,
selanjutnya dilakukan uji independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan tingkat kematangan literasi
teknologi digital yang dimiliki oleh guru dan siswa. Berdasarkan hasil independent sample t-test di atas,
diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 1,056 dengan nilai signifikansi sebesar 0,368. Nilai t-hitung sebesar 1,056
< 1,9631, dan nilai sig. sebesar 0,368 > 0,050. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kematangan guru dan siswa pada tingkat literasi teknologi digital. Guru dan
siswa memiliki tingkat kematangan yang dapat dikatakan sama dan tidak berbeda secara signifikan.
Data tingkat kematangan kapabilitas teknologi digital guru dan siswa diperoleh dari instrumen
kuesioner dengan total 8 pernyataan. Tingkat kematangan kapabilitas teknologi digital yang dimiliki oleh guru
dan siswa masih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kematangan guru masih dalam kategori
rendah. Nilai persentase tingkat kematangan kapabilitas teknologi digital yang dimiliki guru sebesar 49,94%
dengan nilai rata-rata kematangan sebesar 15,98. Sedangkan persentase kematangan yang dimiliki oleh siswa
sebesar 49,25% dengan nilai rata-rata kematangan sebesar 15,76. Hasil tersebut berarti tingkat kematangan
kemampuan teknologi digital guru dan siswa berada pada kategori paling rendah. Setelah mengetahui besarnya
tingkat kematangan, selanjutnya dilakukan uji independent sample t test untuk mengetahui perbedaan tingkat
kematangan kapabilitas teknologi digital guru dan siswa. Berdasarkan hasil uji independent sample t test di atas,
diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 0,787 dengan nilai signifikansi 0,511. Nilai t-hitung sebesar 0,787 <
1,9631 dan nilai sig. sebesar 0,511 > 0,050. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kematangan guru dan siswa pada tingkat kemampuan teknologi digital. Guru
dan siswa memiliki tingkat kematangan yang dapat dikatakan sama dan tidak berbeda secara signifikan.
Data tingkat kematangan kreativitas teknologi digital guru dan siswa diperoleh dari instrumen kuesioner
dengan total 8 pernyataan. Tingkat kematangan kreativitas teknologi digital yang dimiliki oleh guru dan siswa
masih sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kematangan guru masih dalam kategori
sangat rendah. Nilai persentase tingkat kematangan kreativitas teknologi digital yang dimiliki oleh guru sebesar
42,72% dengan nilai rata-rata kematangan sebesar 13,67. Sedangkan persentase kematangan yang dimiliki oleh
siswa sebesar 40,69% dengan nilai rata-rata kematangan sebesar 13,02. Hasil tersebut berarti tingkat kematangan
kreativitas teknologi digital yang dimiliki oleh guru dan siswa berada pada kategori sangat rendah. Setelah
mengetahui besarnya tingkat kematangan, selanjutnya dilakukan uji independent sample t test untuk mengetahui
perbedaan tingkat kematangan kemampuan teknologi digital yang dimiliki guru dan siswa. Berdasarkan hasil uji
independent sample t-test di atas, diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 0,899 dengan nilai signifikansi sebesar
0,426. Nilai t-hitung sebesar 0,899 < 1,9631 dan nilai sig. sebesar 0,426 > 0,050. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kematangan guru dan siswa terhadap tingkat
kreativitas teknologi digital. Guru dan siswa memiliki tingkat kematangan yang dapat dikatakan sama dan tidak
berbeda secara signifikan.
Data analisis kematangan tingkat kritis penggunaan teknologi digital pada guru dan siswa diperoleh dari
instrumen kuesioner dengan total 8 pernyataan. Kematangan tingkat kritis teknologi digital yang dimiliki oleh
guru dan siswa masih sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kematangan guru masih
dalam kategori sangat rendah. Nilai persentase tingkat kematangan teknologi digital kritis yang dimiliki oleh
guru sebesar 41,22% dengan nilai rata-rata kematangan sebesar 13,19. Sedangkan persentase kematangan yang
dimiliki oleh siswa sebesar 40,56% dengan nilai rata-rata tingkat kesulitan sebesar 12,98. Hasil tersebut berarti
tingkat kematangan teknologi digital kritis yang dimiliki oleh guru dan siswa berada pada kategori sangat
rendah. Setelah mengetahui besarnya tingkat kematangan, selanjutnya dilakukan uji independent sample t test
untuk mengetahui perbedaan tingkat kematangan kemampuan teknologi digital yang dimiliki guru dan siswa.
Berdasarkan hasil uji independent sample t test di atas, diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 0,810 dengan nilai
signifikansi 0,485. Nilai t-hitung sebesar 0,810 < 1,9631 dan nilai sig. sebesar 0,485 > 0,050. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kematangan guru dan siswa pada
tingkat kritis teknologi digital. Guru dan siswa memiliki tingkat kematangan yang dapat dikatakan sama dan
tidak berbeda secara signifikan.
Setelah mengetahui masing-masing tingkat kematangan yang dimiliki oleh guru dan siswa, maka
dilakukan pembagian masing-masing tingkat dalam satu alur. Tujuannya adalah untuk memperjelas alur tingkat
kematangan dari kepedulian terhadap teknologi digital hingga kritis terhadap teknologi digital. Sebaran tingkat
kematangan teknologi digital yang dimiliki oleh guru dan siswa digambarkan melalui grafik garis. Berikut
sebaran tingkat kematangan yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2
Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

Guru Siswa

59.20%
56.85%

55.30% 55.20% 49.94%

49.25%
42.72%
41.22%

40.69% 40.56%

65.00% A W A R E N E S S LIT E R A C Y C R E A T I V I T Y C R I T I C IS M

60.00%
Gambar 1. Distribusi Tingkat Kematangan Teknologi Digital
55.00%

50.00%

45.00%

40.00%

35.00%

30.00%

Berdasarkan Gambar 1, digambarkan alur tingkat kematangan teknologi digital yang dimiliki oleh guru
dan siswa dari tingkat peduli teknologi digital hingga kritis teknologi digital. Alur tersebut menjelaskan bahwa
semakin tinggi tingkat penguasaan teknologi digital, maka semakin rendah tingkat kematangan yang dimiliki
oleh guru dan siswa. Dengan demikian, kematangan guru dan siswa dalam menguasai teknologi digital berurutan
dari tingkat pertama hingga tingkat terakhir. Kesadaran akan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi abad 21 dan industri 4.0 merupakan level yang paling rendah. Kepedulian terhadap teknologi
merupakan dasar untuk membentuk literasi digital (Beck et al., 2021; Purnama et al., 2021). Tanpa adanya
kepedulian terhadap teknologi digital, maka literasi digital tidak akan terbentuk (Deja, Rak, & Bell, 2021; Jang et
al., 2021). Sementara itu, literasi digital yang merupakan pemahaman yang komprehensif terhadap teknologi
digital berperan sebagai fondasi dalam membangun kapabilitas teknologi digital seseorang (Bergdahl et al.,
2020; Liang, Torre, & Law, 2021; Tham, Burnham, Hocutt, & Ranade, 2021). Selain itu, tanpa kemampuan yang
memadai dalam menguasai teknologi digital, kreativitas seseorang dalam menggunakan teknologi tersebut akan
kurang (Sprenger & Schwaninger, 2021). Demikian juga, yang terakhir menekankan bahwa untuk mencapai
tingkat kritis dalam menggunakan teknologi, diperlukan kreativitas dalam menggunakan teknologi digital
(Mulyanto et al., 2020; Mutohhari et al., 2021; Yazar Soyadı, 2015).
Kematangan dalam berbagai tingkat penguasaan teknologi digital menjadi sangat penting untuk dimiliki
oleh seseorang saat ini. Di abad ke-21 dan era revolusi industri 4.0, sangat penting bagi pendidikan vokasi untuk
membekali kompetensi teknologi digital peserta didik dengan baik (Malik, 2018; Trilling & Fadel, 2009).
Peserta didik membutuhkan kompetensi digital yang matang untuk dapat melakukan pekerjaan dan pemecahan
masalah di era tersebut (Nurtanto, Sofyan, Fawaid, & Rabiman, 2019). Kematangan kompetensi teknologi digital
peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Kepedulian terhadap keberadaan dan
perkembangan teknologi digital menjadi faktor dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa (Hendawi & Nosair,
2020). Selain itu, pemahaman mahasiswa terhadap teknologi digital yang dapat mendukung pencapaian
pembelajaran abad 21 dan industri 4.0 menjadi faktor penting sebagai pondasi dasar kompetensi teknologi digital
(Falloon, 2020; Lase, 2019). Pemahaman yang komprehensif tentang teknologi digital juga berguna dalam
mendukung pemecahan masalah dalam pembelajaran (Sadaf & Johnson, 2017).
Tingkat kematangan kompetensi teknologi digital pada siswa juga dipengaruhi oleh kematangan
kompetensi teknologi digital pada guru (Artacho et al., 2020). Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
harus dapat membimbing dan menjadi teladan bagi siswa dengan tujuan menumbuhkan kematangan kompetensi
teknologi digital pada siswa SMK. Semakin matang tingkat kompetensi teknologi digital yang dimiliki oleh guru
SMK, maka akan semakin baik pula proses pembelajaran dalam pembentukan kompetensi digital pada siswa
(Lawrence & Tar, 2018; Riyanto, Amin, Suwono, & Lestari, 2020). Hal ini merupakan masalah mendasar dalam
pendidikan kejuruan. Ditemukan bahwa tingkat kematangan guru dalam pendidikan kejuruan masih rendah. Hal

p-ISSN : 2549-4856, e-ISSN : 2549- 2


Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262
ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa tingkat kematangan teknologi digital guru
pendidikan kejuruan di Indonesia berada pada kategori rendah, baik pada tingkat kesadaran, literasi, kapabilitas,
kreativitas, dan kritis terhadap teknologi digital (Mutohhari et al., 2021). Permasalahan yang terjadi pada guru
dan siswa dalam penguasaan kompetensi teknologi digital harus segera diatasi. Pendidikan vokasi harus
memberikan pendidikan dan pelatihan teknologi digital kepada guru secara intensif dan menyeluruh. Guru-guru
SMK juga harus mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara mengajarkan dan mematangkan teknologi
digital kepada siswa secara tepat (Kivunja, 2013; Prasasti, Solin, & Hadi, 2019). Selain itu, sangat penting bagi
pendidikan kejuruan untuk menyelaraskan sarana dan prasarana digital untuk mendukung pembelajaran berbasis
kompetensi digital (Bui & Do Van Dung, 2019; Devi et al., 2020).

Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2
Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

4. KESIMPULAN
Kematangan guru dan siswa pendidikan vokasi dalam menguasai teknologi digital di setiap jenjang
menunjukkan hasil yang rendah. Guru dan siswa memiliki kematangan yang sama dalam penguasaan teknologi
digital dan tidak berbeda secara signifikan pada setiap level. Baik guru maupun siswa memiliki kematangan yang
masuk dalam kategori rendah pada tingkat kepedulian teknologi digital, literasi teknologi digital, dan kapabilitas
teknologi digital. Sementara itu, guru dan siswa memiliki kematangan yang masuk dalam kategori sangat rendah
pada tingkat kreativitas teknologi digital dan kritis terhadap teknologi digital. Pendidikan vokasi harus merespon
permasalahan rendahnya tingkat kematangan guru dan siswa dalam menguasai teknologi digital. Kesadaran dan
literasi digital sangat penting untuk dimatangkan sebagai pondasi awal untuk menguasai teknologi digital dengan
baik. Berbagai pelatihan dan inovasi pembelajaran yang relevan dengan relevansi kompetensi penguasaan
teknologi digital sangat penting untuk ditingkatkan.

5. REFERENSI
Abidah, A., Hidaayatullaah, H. N., Simamora, R. M., Fehabutar, D., & Mutakinati, L. (2020). Dampak Covid-19
terhadap Pendidikan Indonesia dan Kaitannya dengan Filosofi "Merdeka Belajar". Kajian Filsafat Ilmu
dan Pendidikan, 1(1), 38-49. https://doi.org/10.46627/sipose.v1i1.9.
Adnan, W. I. W., Wahid, N. A., Majid, N. A., Jaafar, F. W., Ismail, N. A., & Wahab, N. A. (2020). Apakah
Kami Membutuhkan Anda: Peran Pengawas Guru dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0. Jurnal
Fisika: Conference Series, 1529(4), 1-7. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1529/4/042046.
Aina, & Tuti. (2020). Peningkatan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas Melalui Supervisi
Pendidikan Kolaboratif Di Sekolah Dasar. Primary Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9(2).
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i2.7894.
Akhter, Z., Malik, G., & Plummer, V. (2021). Pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendidik perawat terhadap
penggunaan simulasi dengan ketelitian tinggi: Sebuah studi di sektor pendidikan kejuruan. Nurse
Education in Practice, 53. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2021.103048.
Amiti, F. (2020). E-learning sinkron dan asinkron. European Journal of Open Education and E- Learning
Studies, 5(2), 60-70. https://doi.org/10.46827/ejoe.v5i2.3313.
Apriansyah, R., Fransinatra, Z., & Ririen, D. (2020). Pengaruh Kompetensi Instruktur dan Fasilitas Terhadap
Kualitas Lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, 9(2), 13-25. https://doi.org/10.34006/jmbi.v9i2.223.
Ariebowo, T. (2021). Pembelajaran otonom selama pandemi COVID-19 : Tujuan dan preferensi siswa. Jurnal
Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing, 6(1), 56-77. https://doi.org/10.18196/ftl.v6i1.10079.
Artacho, E. G., Martínez, T. S., Ortega Martín, J. L., Marín Marín, J. A., & García, G. G. (2020). Pelatihan guru
dalam pembelajaran seumur hidup-pentingnya kompetensi digital dalam mendorong inovasi pengajaran.
Sustainability (Switzerland), 12(7), 1-13. https://doi.org/10.3390/su12072852.
Atmojo, A. E. P., & Nugroho, A. (2020). Kelas EFL harus online! Aktivitas dan tantangan pengajaran selama
pandemi COVID-19 di Indonesia. Jurnal Register, 13(1), 49-76. https://doi.org/10.18326/rgt.v13i1.49-76.
Barragán-Sánchez, R., Corujo-Vélez, MC, Palacios-Rodríguez, A., & Román-Graván, P. (2020). Mengajarkan
kompetensi digital dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan:
Pengembangan dan validasi skala. Sustainability (Switzerland), 12(18), 1-13.
https://doi.org/10.3390/su12187721.
Bayles, J., Peterson, AD, Pitts, SJ, Bian, H., Burkholder, S., Hegde, AV, & Stage, VC (2021). Kegiatan
Pembelajaran Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika (STEAM) Berbasis Makanan Dapat
Mengurangi Penurunan Status Karotenoid Kulit Anak Usia Prasekolah. Jurnal Pendidikan dan Perilaku
Gizi,
53(4). https://doi.org/10.1016/j.jneb.2020.10.017.
Beck, E., Goin, ME, Ho, A., Parks, A., & Rowe, S. (2021). Literasi digital kritis sebagai metode untuk
mengajarkan taktik merespons pengawasan online dan erosi privasi. Komputer dan Komposisi.
https://doi.org/10.1016/j.compcom.2021.102654.
Bergdahl, N., Nouri, J., & Fors, U. (2020). Pelepasan, keterlibatan, dan keterampilan digital dalam pembelajaran
yang ditingkatkan dengan teknologi. Teknologi Pendidikan dan Informasi, 25(2), 957-983.
https://doi.org/10.1007/s10639-019-09998-w.
Bui, V. H., & Do Van Dung. (2019). Pengembangan Guru Pendidikan Kejuruan Vietnam untuk mengadaptasi
Revolusi Industri 4.0. Asian Journal of Interdisciplinary Research, 2(4), 1-7.
https://doi.org/10.34256/ajir1941.
Chang, H.-Y., Wu, H.-F., Chang, Y.-C., Tseng, Y.-S., & Wang, Y.-C. (2021). Efek dari aplikasi teknologi seluler
berbasis simulasi virtual pada prestasi belajar dan beban kognitif mahasiswa keperawatan:

p-ISSN : 2549-4856, e-ISSN : 2549- 2


Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

Uji coba terkontrol secara acak. Jurnal Studi Keperawatan Internasional, 120.
https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2021.103948.
Chang, Hong, G., Paganelli, C., Phantumvanit, P., Chang, W. J., Shieh, Y. S., & Hsu, M. L. (2020). Inovasi
pendidikan kedokteran gigi selama pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi, 1(155).
https://doi.org/10.1016/j.jds.2020.07.011.
Cloonan, M. R., Cloonan, D. J., Schlitzkus, L. L., & Fingeret, A. L. (2020). Peserta didik yang Berpengalaman
dalam Lulur Bedah Mendapat Manfaat dari Pendidikan Tambahan dengan Modul E-Learning Interaktif.
Journal of the American College of Surgeons, 4(2). https://doi.org/10.1016/j.jamcollsurg.2020.08.521.
Deja, M., Rak, D., & Bell, B. (2021). Kesiapan transformasi digital: perspektif tentang hasil akademisi dan
perpustakaan dalam literasi informasi. The Journal of Academic Librarianship, 47(5).
https://doi.org/10.1016/j.acalib.2021.102403.
Devi, M., Annamalai, M. A. R., & Veeramuthu, S. P. (2020). Pendidikan sastra dan revolusi industri 4.0.
Universal Jurnal dari Pendidikan Penelitian, 8(3), 1027–1036.
https://doi.org/10.13189/ujer.2020.080337.
Dong, C., Cao, S., & Li, H. (2020). Pembelajaran daring anak-anak selama pandemi COVID-19: Keyakinan dan
sikap orang tua di Cina. Children and Youth Services Review, 118(June), 105440.
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.105440.
Falloon, G. (2020). Dari literasi digital ke kompetensi digital: kerangka kerja kompetensi digital guru (TDC).
Educational Technology Research and Development, 68(5), 2449-2472. https://doi.org/10.1007/s11423-
020-09767-4.
Garad, A., Al-Ansi, A. M., & Qamari, I. N. (2021). Peran Infrastruktur E-Learning dan Kompetensi Kognitif
dalam Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19. Cakrawala Pendidikan, 40(1).
https://doi.org/10.21831/cp.v40i1.33474.
Hanik, E. U. (2020). Pembelajaran mandiri berbasis literasi digital pada masa pandemi covid-19 di Madrasah
Ibtidaiyah. SD: Islam Guru Jurnal, 8(1), 183.
https://doi.org/10.21043/elementary.v8i1.7417.
Hendawi, M., & Nosair, M. R. (2020). Kesadaran teknologi mahasiswa di Sekolah Tinggi Pendidikan,
Universitas Qatar. Cypriot Journal of Educational Sciences, 15(4), 749-765.
https://doi.org/10.18844/cjes.v15i4.5057.
Hussin, A. A. (2018). Pendidikan 4.0 Dibuat Sederhana: Gagasan Untuk Mengajar. Jurnal Internasional
Pendidikan dan Studi Literasi, 6(3). http://dx.doi.org/10.7575/aiac.ijels.v.6n.3p.92.
Ivanov, D., Dolgui, A., & Sokolov, B. (2019). Dampak teknologi digital dan Industri 4.0 terhadap efek riak dan
analisis risiko rantai pasokan. International Journal of Production Research, 57(3), 829-846.
https://doi.org/10.1080/00207543.2018.1488086.
Jang, M., Aavakare, M., Nikou, S., & Kim, S. (2021). Dampak literasi terhadap niat menggunakan teknologi
digital untuk pembelajaran: Sebuah studi perbandingan di Korea dan Finlandia. Telecommunications
Policy, 45(7). https://doi.org/10.1016/j.telpol.2021.102154.
Jogezai, NA, Baloch, FA, Jaffar, M., Shah, T., Khilji, GK, & Bashir, S. (2021). Sikap Guru Terhadap
Penggunaan Media Sosial (SM) dalam Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi COVID-19: Dampak
Penggunaan SM oleh Guru dan Cendekiawan Agama Selama Pembatasan Sosial. Journal Heliyon, 7(4),
1-9. https://doi.org/10.1016/j.heliyon 2021.e06781.
Jones, M. D., Hutcheson, S., & Camba, J. D. (2021). Hambatan masa lalu, sekarang, dan masa depan untuk
transformasi digital di bidang manufaktur: Sebuah tinjauan. Jurnal Sistem Manufaktur, 15.
https://doi.org/10.1016/j.jmsy.2021.03.006.
Kergroach, S. (2017). Industri 4.0: Tantangan dan peluang baru untuk pasar tenaga kerja. Foresight and STI
Governance, 11(4), 6-8. https://doi.org/10.17323/2500-2597.2017.4.6.8.
Kim, S., Heo, G., Zio, E., Shin, J., & Song, J. (2020). Taksonomi serangan siber untuk lingkungan digital di
pembangkit listrik tenaga nuklir. Rekayasa dan Teknologi Nuklir, 52(5).
https://doi.org/10.1016/j.net.2019.11.001.
Kivunja, C. (2013). Menanamkan Pedagogi Digital dalam Pendidikan Tinggi Pra-Jabatan untuk Mempersiapkan
Guru dengan Lebih Baik b a g i Generasi Digital. International Journal of Higher Education, 2(4), 131-
142. https://doi.org/10.5430/ijhe.v2n4p131.
Lange, S., Pohl, J., & Santarius, T. (2020). Digitalisasi dan konsumsi energi. Apakah TIK mengurangi
permintaan energi? Ecological Economics, 176. https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2020.106760.
Lase, D. (2019). Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Sundermaan, 1(1).
https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18.
Lawrence, J. E., & Tar, U. A. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi dan integrasi TIK oleh guru
dalam proses belajar-mengajar. Educational Media International, 55(1), 79-105.
https://doi.org/10.1080/09523987.2018.1439712.
Liang, Q., Torre, J. de la, & Law, N. (2021). Apakah karakteristik latar belakang penting dalam penguasaan anak-
anak terhadap

Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2
Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

literasi digital? Sebuah analisis model diagnosis kognitif. Komputer dalam Perilaku Manusia, 122.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.106850.
Lindvig, K., & Mathiasen, H. (2020). Menerjemahkan model Pabrik Pembelajaran ke dalam Pengaturan
Pendidikan Kejuruan Denmark. Menerjemahkan Model Pabrik Pembelajaran ke dalam Pengaturan
Pendidikan Kejuruan Denmark, 45. https://doi.org/10.1016/j.promfg.2020.04.077.
Llopis-Albert, C., Rubio, F., & Valero, F. (2021). Dampak transformasi digital pada industri otomotif. Teknologi
Peramalan dan Sosial Perubahan, 162(1), 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2020.120343.
Malik, R. S. (2018). Tantangan Pendidikan di Abad 21 dan Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Pembangunan
Berkelanjutan. Pembangunan Pendidikan dan Penelitian, 2(1), 9–20.
https://doi.org/10.17509/jsder.v2i1.12266.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Miller, A. (2020). Pengembangan melalui pendidikan kejuruan. Pengalaman hidup kaum muda di pendidikan
kejuruan, restoran pelatihan di Siem Reap, Kamboja. Heliyon, 6(12).
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e05765.
Miranda, J., Navarrete, C., Noguez, J., Molina-Espinosa, J.-M., Ramírez-Montoya, M.-S., Navarro-Tuch, S. A.,
... Bustamante-Bello, M.-R. (2021). Komponen inti pendidikan 4.0 di pendidikan tinggi: Tiga studi kasus
dalam pendidikan teknik. Komputer & Teknik Elektro, 93.
https://doi.org/10.1016/j.compeleceng.2021.107278.
Mulyanto, B. S., Sadono, T., Koeswanti, H. D., Dasar, S., Wonodoyo, N., Tengah, J., ... Tengah, J. (2020).
Evaluasi Kemampuan Berpikir Kritis dengan Discovery Lerning Menggunakan Pendekatan Blended
Learning di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 9(2), 78-84.
https://doi.org/10.15294/jere.v9i2.46135.
Mutohhari, F., Sofyan, H., & Nurtanto, M. (2021). Kompetensi Teknologi: Studi tentang Penerimaan Teknologi
Digital pada Guru SMK di Indonesia. Prosiding Konferensi Internasional Hukum, Ilmu Sosial, Ekonomi,
dan Pendidikan ke-1, ICLSSEE 2021, 1-11. https://doi.org/10.4108/eai.6-3-2021.2305971.
Neupokoeva, E., Chapaev, N., Suslova, I., Khokhlova, N., & Sosnin, A. (2021). Pengembangan pola pikir sistem
pada mahasiswa tahun pertama yang belajar online di universitas pedagogis kejuruan sambil menguasai
dasar-dasar bekerja dengan teknologi digital. Keterampilan Berpikir dan Kreativitas, 39.
https://doi.org/10.1016/j.tsc.2020.100753.
Nugroho, A., Ilmiani, D., & Rekha, A. (2021). Tantangan dan Wawasan Guru EFL dalam Pengajaran Daring di
Tengah Pandemi Global. Metatesis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Bahasa Inggris, 4(3), 277.
https://doi.org/10.31002/metathesis.v4i3.3195.
Nurtanto, M., Sofyan, H., Fawaid, M., & Rabiman, R. (2019). Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dalam
industri 4.0: Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran literasi berbasis karakter dan
kecakapan hidup berkarier (LL-LCS). Universal Jurnal dari Pendidikan
Penelitian, 7(11), 2487–2494. https://doi.org/10.13189/ujer.2019.071128.
Ollikainen, J.-P., & Karhunen, H. (2021). Kisah tentang dua pertukaran: Efek dari pembukaan jalur dari
pendidikan kejuruan ke pendidikan tinggi. Economics Letters, 205.
https://doi.org/10.1016/j.econlet.2021.109945.
Partovi, T., & Razavi, M. R. (2019). Pengaruh pembelajaran berbasis permainan terhadap motivasi berprestasi
akademik siswa sekolah dasar No Judul. Pembelajaran dan Motivasi, 68.
https://doi.org/10.1016/j.lmot.2019.101592.
Pavlova, M. (2009). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Queensland:
Springer Science Business Media B.V.
Pershina, R., Soppe, B., & Thune, T. M. (2019). Menjembatani keahlian analog dan digital: Kolaborasi lintas
domain dan alat yang melintasi batas dalam penciptaan inovasi digital. Research Policy, 48(9).
https://doi.org/10.1016/j.respol.2019.103819.
Prasasti, T. I., Solin, M., & Hadi, W. (2019). Keefektifan Media Pembelajaran Teks Cerita Rakyat Sumatera
Utara Berbasis Blended Learning oleh Siswa Kelas X SMK Harapan Mekar 1 Medan. Jurnal Bir-Le,
4(2). https://doi.org/10.33258/birle.v2i4.548.
Purnama, S., Ulfah, M., Machali, I., Wibowo, A., & Narmaditya, B. S. (2021). Apakah literasi digital
mempengaruhi perilaku online online siswa? Bukti dari Covid-19.
Heliyon, 7(6). https://doi.org/10.1016/j.heliyon 2021.e07406.
Rea, L. M., & Parker, R. A. (2014). Merancang dan Melaksanakan Penelitian Survei: Sebuah Panduan
Komprehensif, Edisi ke-4. San Francisco: Jossey-Bass.
Riyanto, R., Amin, M., Suwono, H., & Lestari, U. (2020). Wajah Baru Buku Digital dalam Pembelajaran
Genetika: Studi Pengembangan Awal untuk Berpikir Kritis Mahasiswa. International Journal of
Emerging Technologies in Learning (IJET), 15(10), 175. https://doi.org/10.3991/ijet.v15i10.14321.

p-ISSN : 2549-4856, e-ISSN : 2549- 2


Melinda Astuti1 , Putu Sudira2 , Farid Mutohhari3 , Muhammad Nurtanto4 (2021). Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5(2) PP. 254-262

Rizaldi, D. R., Nurhayati, E., & Fatimah, Z. (2020). Korelasi Literasi Digital dan Integrasi STEM untuk
Meningkatkan Keterampilan Siswa Indonesia di Abad ke-21. International Journal of Asian Education,
1(2), 73-80. https://doi.org/10.46966/ijae.v1i2.36.
Ronzhina, N., Kondyurina, I., Voronina, A., Igishev, K., & Loginova, N. (2021). Digitalisasi Pendidikan
Modern: Masalah dan Solusi. International Journal of Emerging Technologies in Learning, 16(4), 122-
135. https://doi.org/10.3991/ijet.v16i04.18203.
Rotatori, D., Lee, E. J., & Sleeva, S. (2021). Evolusi tenaga kerja selama revolusi industri keempat. Human
Resource Development International, 24(1), 92-103. https://doi.org/10.1080/13678868.2020.1767453.
Sadaf, A., & Johnson, B. L. (2017). Keyakinan Guru tentang Mengintegrasikan Literasi Digital ke dalam Praktik
Pembelajaran di Kelas: Sebuah Investigasi Berdasarkan Teori Perilaku Terencana. Jurnal Pembelajaran
Digital dalam Pendidikan Guru, 33(4), 129-137. https://doi.org/10.1080/21532974.2017.1347534.
Sadeghi, A., & Sadeghi, A. (2012). Relevansi Mastery Learning (ML) dalam Pengajaran Bahasa Inggris (Studi
Kasus Universitas Guilan, Iran). Creative Education, 3(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4236/ce.2012.31007.
Sari, Sinaga, Hernani, & Solfarina. (2020). Pembelajaran Kimia melalui Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa
Pandemi Covid-19. TADRIS (Jurnal Pendidikan dan Keguruan), 5(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.24042/tadris.v5i1.6346.
Sert, N., & Boynueğri, E. (2017). Penggunaan teknologi digital oleh siswa dan guru bahasa Inggris dan
pembelajaran bahasa mandiri. Jurnal Dunia Teknologi Pendidikan: Current Issues, 9(1), 24.
https://doi.org/10.18844/wjet.v9i1.993.
Shahroom, A. A., & Hussin, N. (2018). Revolusi Industri 4.0 dan Pendidikan. Jurnal Internasional Penelitian
Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial, 8(9). https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v8-i9/4593.
Silalahi, M. V. (2020). Pengembangan E-Modul Berbasis Exe-Learning Pada Topik Laju Reaksi Terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Teknik Mesin. Jurnal Internasional Pendidikan dan Penelitian dan Penerapan
Kurikulum, 3(2), 114-120. https://doi.org/10.31764/ijeca.v3i2.2672.
Sprenger, D. A., & Schwaninger, A. (2021). Penerimaan teknologi dari empat teknologi pembelajaran digital
(sistem respons kelas, obrolan kelas, kuliah elektronik, dan realitas virtual seluler) setelah penggunaan
selama tiga bulan. Jurnal Internasional Teknologi Pendidikan di Perguruan Tinggi, 18(1), 1-17.
https://doi.org/10.1186/s41239-021-00243-4.
Sudana, I., Apriyani, D., & Nurmasitah, S. (2019). Peta jalan revitalisasi sekolah menengah kejuruan dalam
menghadapi revolusi industri 4.0. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 5(2), 338-342.
https://doi.org/10.32861/jssr.52.338.342.
Sudira, P. (2020). Paradigma Baru Pembelajaran Vokasional Era Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta: UNY
PRESS.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tham, J. C. K., Burnham, K. D., Hocutt, D. L., & Ranade, N. (2021). Metafora, Model Mental, dan Multiplisitas:
Memahami Persepsi Siswa tentang Literasi Digital. Komputer dan Komposisi, 59.
https://doi.org/10.1016/j.compcom.2021.102628.
Trilling, B., & Fadel, C. (2009). Keterampilan Abad 21. Keterampilan Abad 21: Belajar untuk Hidup di Zaman
Kita. San Francisco: Jossey- Bass.
van Wyk, R. J. (2020). Menuju kesadaran dan kebijaksanaan teknologi. South African Journal of Industrial
Engineering, 31(4), 1-8. https://doi.org/10.7166/31-4-2274.
Willya, Poluakan, Dikayuana, Wibowo, & Raharjo. (2019). Generasi Milenial Pada Era Revolusi Industri 4.0.
Fokus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(2). https://doi.org/10.24198/focus.v2i2.26241.
Xu, M., David, J. M., & Kim, S. H. (2018). Revolusi industri keempat: Peluang dan tantangan.
International Journal of Financial Research, 9(2), 90-95. https://doi.org/10.5430/ijfr.v9n2p90.
Yazar Soyadı, B. B. (2015). Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kritis dalam Lingkungan Pembelajaran Berbasis
Masalah.
Jurnal Pendidikan dan Kreativitas Berbakat, 2(2), 71-71. https://doi.org/10.18200/jgedc.2015214253.
Yustina, Syafii, W., & Vebrianto, R. (2020). Pengaruh blended learning dan pembelajaran berbasis proyek
terhadap keterampilan berpikir kreatif guru biologi pra-jabatan melalui pembelajaran daring pada
pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 9(3), 408-420.
https://doi.org/10.15294/jpii.v9i3.24706.
Zhao, Y., Llorente, A. M. P., & Gómez, M. C. S. (2021). Kompetensi digital dalam penelitian pendidikan tinggi:
Sebuah tinjauan literatur sistematisTidak ada judul. Komputer & Pendidikan, 168.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2021.104212.
Zimmer, W. K., McTigue, E. M., & Matsuda, N. (2021). Pengembangan dan validasi identitas pembelajaran
digital guru identitas survei. Internasional Jurnal dari Pendidikan Penelitian,
105.
https://doi.org/10.1016/j.ijer.2020.101717.

Kompetensi Teknologi Digital: Tingkat Kematangan Guru dan Siswa dalam Pendidikan Kejuruan di 2

Anda mungkin juga menyukai