HASIL PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
SERVIS LAS ARGON
PADA PT.DUA KELINCI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Kmpotensi
Keahlian (UKK) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)
Disusun Oleh
i
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Cluwak
Albasori, S.pd
NIP. 19730729 200212 1 003
ii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ................ 1
B. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ............................. 1
C. Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ........................... 2
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................. 2
BAB II KEGIATAN PELAKSAAN PKL ........................................... 3
A. Tinjauan Umum Perusahaan/Industri .......................................... 3
1. Sejarah Singkat Industri .......................................................... 3
2. Struktur Organisasi ................................................................. 4
3. Menejemen Umum Di Industri ............................................... 4
B. Proses Pekerjaan/Kegiatan .......................................................... 5
1. Alat dan Bahan ........................................................................ 5
2. Uraian Proses Pekerjaan ......................................................... 5
3. Hasil Yang Dicapai ................................................................ 5
C. Analisis Hasil Kegiatan ............................................................. 10
1. Faktor Pendukung ................................................................ 10
2. Faktor Penghambat............................................................... 10
3. Pengembangan/Tindak Lanjut ............................................. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 13
FOTO-FOTO KEGIATAN .................................................................. 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek kerja lapangan merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda atau
dual system. Dengan pelaksanaan praktik kerja lapangan, secara efektif siswa
mendapat kesempatan mengembangkan keterampilan kejuruan sesuai dengan
studi masing-masing. Sehingga siswa diharapkan memiliki sikap profesional,
mengenal etos, disiplin dan etika kerja, yang akan jadi bekal yang sangat berharga
apabila terjun di dunia kerja kelak.
SMK Negeri 1 Cluwak merupakan sekolah kejuruan yang termasuk dalam 2
(dua) kelompok bidang studi keahlian, yaitu Teknologi dan Rekayasa serta
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi dan Rekayasa yang merupakan
bidang keahlian SMK Negeri 1 Cluwak memiliki 2 (dua) program studi keahlian
dan 2 (dua) kompetensi keahlian. Keduaprogram studi keahlian tersebut terdiri
dari Teknik Elektronika Industri (EI) dan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
(TBSM). Untuk bidang studi keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki satu program studi keahlian dan satu kompetensi keahlian. Program studi
keahlian tersebut yaitu Teknik Komputer dan Informatika sedangkan kompetensi
keahliannya Multimedia (MM).
2
BAB II
KEGIATAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)
3
programpenghijauan, dan beberapa kegiatan lain yang melibatkan seluruh
karyawan,masyarakat dan pemerintah.
C. Struktur Organisasi
D. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan
4
perusahaan.Tenagakerja di PT.Dua Kelinci bejumlah 6526 orang. Berdasarkan
cara penggajiannya, tenaga kerja di PT. Dua Kelinci ini dibagi menjadi 3 macam,
yaitu pekerja bulanan, harian tetap, dan kontrak. Distribusi rincian jumlah tenaga
kerja untuk 3 macam pekerja tersebut yaitu pekerja bulanan sebanyak 184 orang,
pekerja harian tetap. sebanyak 1.558 orang, dan pekerjakontrak sebanyak 4.784
orang. Dalam pelaksanaan harian, pekerja PT. Dua Kelinci dibagi menjadi tiga
macam jam kerja yaitu sift dan non shift
E. PROSES PEKERJAAN/KEGIATAN
Dalam kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan servis las argon yang ada
di PT Dua Kelinci
1. Las Argon
a. Pengertian Las Argon
Las argon merupakan salah satu proses pengelasan yang cukup dikenal di
masyarakat terutama dunia teknik. Pengelasan ini dikenal memiliki resiko yang
sangat tinggi bagi kesehatan terutama kesehatan mata dan paru-paru. Namun
seseorang yang memiliki keahlian las argon memiliki upah yang cukup besar.Las
argon adalah proses pengelasan yang melibatkan “Argon” yang merupakan
golongan gas mulia. Dalam tabel periodik Argon dilambangkan sebagai Ar. Argon
ini berfungsi sebagai gas pelindung (shielding gas), karena sifatnya yang mulia
(inert). Sehingga gas tersebut tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan sifat ini menjadikan gas Argon sebagai pelindung yang cukup ideal dalam
proses pengelasan. Gas Argon digunakan pada pengelasan MIG (Metal Inert Gas)
dan TIG (Tungsten Inert Gas) atau GTAW. Namun sebagian besar masyarakat
lebih mengenal GTAW dengan sebutan TIG.
5
b. Peralatan Las Argon
Untuk memulai mengerjakan sebuah pekerjaan pengelasan TIG/Argon
dibutuhkan beberapa peralatan. Peralatan yang perlu dipersiapkan sedikit lebih
banyak dari pada peralatan las listrik pada umumnya. Apabila kita
membandingkan pengelasan stik (SMAW) dengan pengelasan argon, maka akan
sangat terlihat perbedaannya.
Kesamaan keduanya hanya pada trafo las, kebanyakan trafo las yang beredar
di pasaran dapat digunakan sebagai trafo las SMAW dan GTAW. Selain itu tidak
ada lagi kesamaan lain ditinjau dari peralatan yang dibutuhkan. Peralatan GTAW
diantara lain sebagai berikut:
1. Mesin Las Argon (Trafo Las)
Mesin las Argon mesin yang digunakan untuk menyalakan busur listrik
pengelasan. Listrik yang berasal dari stop kontak, kemudian diubah oleh rangkaian
transformer step up pada power source. sehingga tegangan dan arus listrik yang
cukup tinggi untuk digunakan dalam proses pengelasan. Output dari mesin las ada
berberapa macam tergantung dari tipenya. Mesin las bisa menghasilkan listrik arus
searah atau DC (Direct Current), arus bolak – balik atau AC (Alternating Current).
Atau bisa keduanya dengan hanya menekan tombol pada mesin las untuk
mengganti jenis arusnya.
Flowmeter dan Regulator Gas merupakan bagian yang penting. Selain sebagai
safety (pengaman), Flowmeter dan Regulator Gas berfungsi untuk mengatur laju
/ flow aliran gas dari Tabung. Terdapat katup (valve) buka tutup pada tabung untuk
6
mengatur tekanan kerja. Regulator dilengkapi dengan dua indikator. Indikator
pertama berfungsi untuk mengetahui tekanan kerja gas dan juga volume gas yang
masih tersisa. Sedangkan indikator ke dua adalah flowmeter, berfungsi untuk
mengatur laju debit aliran gas. Untuk menentukan laju debit aliran gas sendiri ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : jenis gas, posisi pengelasan,
dan kondisi angin di sekitar pekerjaan pengelasan.
Welding Torch atau Stang Las adalah bagian yang dikendalikan oleh welder ketika
proses pengelasan berlangsung. Torch memiliki bagian yang cukup rumit jika
dibandingkan peralatan lainnya yang cenderung lebih sederhana. Pada bagian
belakang torch terdapat beberapa mekanisme inlet dan outlet, seperti:
Electrode cable yaitu kabel yang membawa arus listrik dari mesin las.
Gas hose yang merupakan selang gas pelindung.
Water outlet dan inlet hose yang berfungsi mensirkulasikan air untuk
pendingin torch pada water-insulated torch.
Torch handle yang berfungsi sebagai pegangan welder pada saat proses
pengelasan.
Cap yang berfungsi sebagai penutup ujung elektroda yang biasanya terlalu
panjang agar tidak ter ekspos ketika beraliran listrik. Karena bisa berbahaya
apabila terjadi kontak arus pendek yang tidak diinginkan.
Collet yang berfungsi untuk menjepit elektroda tungsten. Agar tidak
bergeser pada saat digunakan.
Gas orifice nut yang merupakan sebuah baut untuk menempatkan gas orifice
yang berfungsi untuk menyemprotkan gas pelindung ke daerah kawah las.
Gas nozzle. Gas Nozzle ini berfungsi untuk mengarahkan semprotan gas
agar terkumpul pada titik kawah las yang membutuhkan perlindungan gas.
Tungsten electrode adalah elektroda yang digunakan untuk menyalakan
busur. Elektroda ini adalah jenis elektroda tidak terumpan, karena memiliki
titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan material yang di las dan hanya
dipakai pada las argon.
5. Foot Pedal Fine Control
7
Bagian ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus yang digunakan pada saat
pengelasan berlangsung. Khusus pada pengelasan GTAW yang memang
cenderung rumit. Foot Pedal Fine Control berfungsi sebagai:
Membantu menyalakan busur listrik tanpa harus melakukan kontak antara
elektroda dengan logam induk.
Mencegah crater crack dengan mematikan busur listrik secara bertahap.
Mencegah terjadinya cacat burn through dan lack of fusion.
6. Cooling Water.
Cooling Water berfungsi untuk mendinginkan torch agar tidak terlampau panas
akibat pekerjaan las yang terus menerus. Karena pengelasan GTAW biasanya
dilakukan secara terus menerus dengan panas yang dihasilkan oleh busur listrik
bisa mencapai 3.000 derajat C sehingga untuk mengurangi kerusakan pada torch
beberapa model torch dilengkapi dengan mekanisme pendinginan.Untuk torch
yang bermodel self-insulated atau air-insulated pendinginan berasal dari aliran
udara dan gas pelindung. Tetapi untuk model water-insulated ada selang insulasi
khusus yang masuk pada torch handle. Selang tersebut berfungsi untuk
mensirkulasikan air agar panas pada torch bisa terdistribusikan melalui air yang
mengalir tersebut.
c. Pengelasan Las Argon
1. Cara Mengelas Las Argon
Pengelasan dengan Las Argon seperti halnya proses las busur listrik lainnya,
las argon memiliki banyak kemiripan cara kerja dengan proses – proses las seperti
SMAW, GMAW, dan FCAW. Sumber listrik dinaikkan dayanya pada
transformator step up yang ada pada mesin las sesuai dengan kebutuhan
pengelasan. Listrik tersebut di alirkan melalui 2 kabel, masing – masing terhubung
ke logam induk (work lead) dan terhubung ke torch (electrode lead).
Arus listrik pada kabel tersebut hanya akan mengalir ketika tombol saklar yang
ada pada pegangan torch ditekan. Bersamaan dengan mengalirnya arus listrik, gas
pelindung juga akan mengalir menyelubungi elektroda. Gas ini akan terionisasi
ketika ada kontak arus pendek antara ujung elektroda dengan logam induk. Gas
yang ter ionisasi menjadi jembatan berpindahnya elektron dari satu kutub listrik
ke kutub listrik lainnya, menjadi sebuah busur yang menyala secara stabil.
8
Berpindahnya elektron meliputi terjadinya pemisahan dan penggabungan
elektron dari sebuah unsur. Proses ini menghasilkan energi yang cukup besar
untuk menghasilkan panas yang digunakan untuk melelehkan logam induk dan
logam pengisi. Selain berfungsi sebagai media penghubung dan penstabil busur,
gas pelindung juga memiliki fungsi utama untuk menyelubungi daerah kawah las
dari gas – gas yang dapat mengkontaminasi kawah las, seperti oksigen dan
hidrogen.
Untuk dapat memperbaiki suatu mesin kita harus mengetahui dahulu prinsif
kerja dan cara kerja mesin tersebut. Jika kita sudah mengetahui cara pemakaian
dan fungsi dari mesin tersebut barulah kita dapat mengenal jika ada sesuatu ada
yg tidak normal/abnormal terhadap suatu mesin (Mesin Las)
Jika semua persiapan diatas sudah tersedia maka kita lanjut pada tahapan
berikutnya tentang cara perbaikannya.
9
Periksa tegangan kebagian power dari PCB Main apakah ada tegangan
untuk triger relay (12VDC / 24VDC)
Periksa rangkaian PWM (Control PCB)
d) Mesin Las Protek Pada Saat Mengelas
Permasalahan seperti ini biasanya pada saat electrode/kawat las
bersentuhan dengan base metal/benda kerja yg akan dilas lampu indicator
protec akan menyala (OC) yg mengakibatkan mesin las tidak bisa
mengeluarkan busur api pada electrode (dalam kondosi seperti ini
sebaiknya jangan diteruskan utk mengelas) ,karena jika lampu OC
menyala berarti rangkaian feedback bekerja yang menginformasikan
kepada control PCB bahwa terjadi Oven Circuit pada rangkaian mesin
tersebut.
Cek bagian PWM (Control board).
Periksa rangkaian feedback.
Cek PCB output (Receiver PC assy) kemungkinan ada wire/jalur yang
putus (bisa juga terdapat solderan yang crack)
e) Mesin Las Protek saat Mesin di Hidupkan
Untuk permasalahan seperti ini biasanya pada saat baru akan dinyalakan
(On power) mesin las akan langsung OC (Oven Circuit) biasanya di tandai
dengan indicator lampu LED pada front panel.
Cek bagian main : Driver , (MOSFET/IGBT )
Periksa Thermostat.
Periksa bagian block output (Dual rectifier)
Cek trafo HF pada rectifier PC Assy.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan kegiatan PKL ini, sangat banyak pengalaman dan ilmu
yang saya dapatkan. Pada intinya, kegiatan PKL ini sangat berguna untuk
mengembangkan apa yang diajarkan di sekolah. PKL bisa disebut sebagai pelengkap
dan proses pematangan/pemantapan kelak saat sudah berkecimpung dalam Dunia
Usaha.
B. SARAN
Saya sadar, dalam melaksanakan PKL ini masih banyak kekurangan, namun
saya telah melaksanakannya semaksimal mungkin. Selain itu, Laporan PKL ini juga
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran yang membangun untuk saya sangat
perlukan guna untuk memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://herutechnic.blogspot.com/2015/11/kerusakan-pada-mesin-las.html?m=1
https://patmanunggal.com/apa-itu-las-argon/
Buku panduan Praktik Kerja Industri : TUJUAN PELAKSANAAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI Pada tanggal 20 Maret 2023 jam 12.30
12
Lampiran-Lampiran
13
Gambar 3. Membersihkan Kotoran Blower di Area bengkel Listrik
14
Gambar 5. Mengecek Tegangan Listrik Pada Mesin Las
15