Anda di halaman 1dari 105

Tenaga Pelaksana

Pelatihan Pengendalian Vektor dan Bintang


Pembawa Penyakit
BIO EKOLOGI DAN
PENGENDALIAN RAYAP
PADA
BANGUNAN
OLEH :

Richard Efendi Siregar


 9. SNI 2404; 2015 Tatacara pengendalian
serangan rayap tanah pada bangunan rumah
dan Gedung pra- kontruksi.

 10. SNI 2405-2015 Tatacara pengendalian


serangan rayap tanah pada bangunan rumah
dan Gedung Pascakontruksi.

 11. Permenkes 14 tahun 2021 tentang


Standart Kegiatan Usaha dan produk pada
Penyelengaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan.
Rayap…kerajaan yang membahayakan!
Fakta-fakta tentang rayap

♦ Serangga sosial sejati (eusocial).


♦ Kelas serangga Isoptera : 2 pasang sayap
yang sama.
♦ Ada di bumi lebih dari 100 juta tahun, kecoa
250 juta tahun.
♦ Secara taksonomik berkerabat dekat dengan
kecoa.
♦ Di dunia ditemukan 2500 jenis rayap, 200
diantaranya di Indonesia.

Biologi Rayap • September


13, 2022 • Slide 12
Klasifikasi Rayap
Secara Ekologis :

♦ Dampwood Termite
- Menyerang kayu yang telah diserang jamur, kapang dsb.
- Holotermitidae dan Termopsidae.

♦ Drywood Termite
Tidak tergantung pada kelembaban kayu yang diserangnya.
Mampu bertahan pada kadar air < 10 %.

♦ Subterranean Termite.
- Berhubungan dengan tanah.
- Rhinotermitidae (Coptotermes).
- Termitidae (Macrotermes).
Serangga sosial (Kasta)
Ratu Pekerja
- Berkembangbiak - Mencari makan
- Membangun sarang
- 25.000 per koloni

Prajurit
- Pertahanan Swarmer
- Koloni baru
Komunikasi Melalui Grooming
 Komunikasi paling penting dan utama pada koloni rayap.
 Dengan mandible dan palpi memungkinkan kontak sensorik dan
kimia antar individu, selain membersihkan tanah, jamur, bakteri
dan parasit.
 Pada rayap tingkat rendah, kanibalisme terjadi saat grooming
terutama pada kondisi kurang pangan.
 Grooming dimulai dari antena dan tungkai.
“Pasangan Ratu dan Raja”
 Menggali tanah, kayu.
 Tidak makan, mengandalkan lemak
dan protein dari otot-otot sayap,
kadang makan telur/anak pertama.
 Abdomen ratu membesar beberapa
kali.
 Coptotermes menghasilkan telur
100/hari, sedangkan Macrotermes 30
– 40 ribu/hari (10 juta/th).
 Ratu dan raja tinggal di royal
chamber dan dijaga pekerja 24
jam/hari.

Biologi Rayap • September


13, 2022 • Slide 18
Reproduktif sekunder (neotenic)
 Ratu terlalu tua (kurang produktif), pembentukan koloni baru
(migrasi atau isolasi).
 Brachypterous neotenic dan ergatoid/apterous neotenic (pekerja).
 Brachypterous lebih umum dijumpai.
 Neotenic berumur lebih pendek dan kapasitas produksi lebih
rendah.
 Pembentukan neotenic : Cryptotermes beberapa hari,
Mastotermes sebulan, Nasutitermes 6 minggu.
Perilaku
 Komunikasi :
- Sentuhan dan rasa (touch & taste) sangat penting.
- Tubuh ditutupi oleh sensilla seperti rambut.
 Kemoreseptor :
Rayap tanah menggunakan sensilla pada antena dan alat mulut
untuk membedakan bau dan rasa.
 Humidity receptor.
 Mechanoreceptor pada ujung apendiks untuk deteksi material.
 “Mata” : rayap adalah fotonegatif – cahaya 100 candela dapat
membunuh Coptotermes.
Komunikasi Feromon
 Foraging, pertahanan, pembuatan sarang, dan jejak peringatan
menggunakan feromon.
 Rayap dapat mendeteksi dan mengikuti feromon penjejak menuju
makanan.
 Feromon penjejak pada Coptotermes dan Retikulitermes : (cis,
cis-trans-3,6 8-dodecatrien-1-ol).
 Sex pheromone dikeluarkan ke udara oleh laron betina : N-
tetradecyl proprionat (Reticulitermes flavipes).
Reproduktif (reproductive)
 Laron/alates/swarmers.
 Reproduktif primer.
 Perbedaan jantan dan betina pada abdomen segmen 7 yang
membesar (betina) dan adanya styles (jantan).
 Laron dihasilkan setelah koloni mencapai ukuran tertentu.
Coptotermes formosanus setelah 8 tahun (China).
 Sebelum terbang, pekerja menyiapkan pintu keluar dan juga
ruang tunggu (lounge) dekat pintu keluar serta dijaga oleh prajurit.
 Curah hujan merupakan salah satu pemicu.
 Betina menghasilkan zat kimia yang menarik jantan.
 Kawin tidak langsung terjadi (setelah beberapa hari/minggu).
 Laron = fotopositif, rayap = fotonegatif
Reproduktif
Feeding
 Enzim amylaze dan chitinase pada kelenjar ludah, cellulase pada
usus tengah.
 Kandungan cellulase tinggi pada pekerja rayap yang
menumbuhkan jamur.
 Protozoa mencerna selulosa dengan cara fermentasi anaerobic
yang menghasilkan asetat, CO2, hidrogen dan metana.
 Rayap memerlukan nitrogen untuk pembentukkan asam amino.
 Sumber nitrogen : jamur, makanan (kayu) dan fiksasi melalui
bakteri.
 Asam urat juga sumber nitrogen yang disimpan dalam lemak
rayap disamping dari rayap lain melalui kanibalisme.
Kanibalisme
 Sumber nitrogen.
 Sumber pangan.
 Menggantikan ratu yang tidak produktif.
 Rayap yang mati :
- Dimakan.
- Untuk penutup sarang.
- Diisolasi agar tidak menyebarkan penyakit (Cryptotermes).
- Dimakamkan di TPU (Macrotermes).
Pertahanan
 Dilakukan oleh prajurit.
 Invasi oleh koloni yang lebih besar atau jenis yang lebih agresif.
 Coptotermes lebih agresif dibandingkan Reticulitermes.
 Cairan dari kepala (putih seperti lem) sebagai senjata kimia.
 Pertahanan alami : rayap menghasilkan anti biotik
(bakteria/jamur).
Foraging
 Coptotermes curvignathus: 480 m2 dan jarak jelajah 50 m, C.
formosanus 100 m, Macrotermes 50 m.
 Trail chemical pada Coptotermes dan Reticulitermes :
dodecatrienol-1-ol. Pada R. flavipes trail chemical bertahan
hingga 1 tahun dan yang paling volatil cuma 15 menit.
 Glycol yang terdapat pada ujung ballpoint juga menarik rayap
(Reticulitermes dan Macrotermes).
 Asam amino dan aldehyde yang dihasilkan pada pelapukan kayu
oleh jamur juga menarik rayap.
Rayap di Indonesia
 Kalotermitidae : Neotermes dan Cryptotermes.
 Rhinotermitidae : Coptotermes dan Schendorhinotermes.
 Termitidae : Microcerotermes, Microtermes, dan Nasutitermes.
 Indonesia : Coptotermes, Macrotermes, Odontotermes,
Hypotermes, Schedorhinotermes dan Nasutitermes.
MORFOLOGI RAYAP

Morfologi Umum :

 Ukuran tubuh sangat kecil.


 Tubuh terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, dada dan perut.
 Terdapat perbedaan antar jenis kasta
 Bagian tubuhnya dilapisi oleh kutikula yang mengalami penebalan.
MORFOLOGI RAYAP
Morfologi beberapa jenis rayap :

1. Coptotermes curvignatus Holmegren

 Kepala berwarna kuning, bentuk bulat dan sedikit lebih panjang.


 Mandibel seperti arit yang ujungnya melengkung.
 Panjang kepala 1,56-1,68mm dan lebar kepala 1,40-1,44 mm.
 Panjang kepala + mandibel 2,46-2,66 mm.
 Panjang badan 5,5-6,0 mm.
 Warna abdomen putih kekuning kuningan.
MORFOLOGI RAYAP

2. Macrotermes gilvus Hagen

 Mandibel ujungnya melengkung.


 Antena terdiri dari 16 – 17 ruas.
 Kasta prajurit terdiri dari 2 macam (Major & Minor)
Major : Warna kepala coklat kemerahan dengan panjang kepala +
mandibel 4,80-5.0 mm dan lebar 2,88-3,10 mm.
Minor : Warna kepala coklat tua dengan lebar 1,52– 1,71 mm,
panjang kepala + mandibel 3,07-3,27 mm
MORFOLOGI RAYAP

3. Nasutitermes javanicus Holmgren

 Kepala berwarna kuning, bulat.


 Panjang kepala+nasut 1,25 mm(tanpa nasut 0,65 mm),lebar 0,72 mm
 Mandibel tidak berkembang, tanpa gerigi dan tidak berfungsi.
 Antena terdiri dari 12 – 13 ruas, ruas ke empat lebih pendek dari ruas tiga, ruas ke tiga
lebih panjang dari ruas kedua.
Pengendalian
 Kimiawi
 Non-Kimiawi.
 Biologi.
 Material Tahan Rayap.
Kimiawi
 Perimeter Barrier.
 Wood Treatment : VPI, Perendaman.
 Termite Blanket : deltamethrin (Australia).
 Spot Treatment : As2O3
 Bait : JH (IGR), boric acid.
 TTR (Trap, Treat, Release), 1994.
Non-Kimiawi
 Stainless Steel Mesh : Termi-Mesh (0.66 x 0.45 mm).
 Sand Barrier : 2.0 – 2.2 mm.
 Ekstrak tanaman : 0.3 % azadirachtin + 14 % neem oil dapat
mengendalikan Coptotermes.
 Mulsa neem (Azadirachta) menolak Coptotermes.
 Mengubur bangkai binatang dapat mengusir koloni rayap (Afrika)
???.
Biologi
 Nematoda.
 Jamur : Metarhizium anisopliae.
Material Tahan Rayap
 Kayu tahan : kayu besi, jati.
 Materi non kayu, misalnya : metal.
Kerugian Akibat Rayap
Amerika
– $750,000,000 per tahun
– 2.000.000 bangunan dirusak rayap

Indonesia
– (Jakarta) Rp 1,5 Triliun gedung milik pemerintah
– (Bandung) 8 dari 10 rumah ada rayapnya (80%)
– (Jatim) 6 kota termasuk zona merah kerugian Rp 2,7 Triliun
_(Sumut) 6 kota termasuk zona merah kerugian Rp 1.6 tirliun

Sumber: Balai Teknologi Permukiman, Pemda DKI, LSI IPB


Untuk makanan berupa bahan yang mengandung selulosa
(Kayu, Kertas, Wall Paper, Furniture, Gipsum, Tekstil, dll),
Rayap menembus celah-celah sempit pada bangunan dan
membuat jalan menuju sumber bahan makanan tersebut.
Umumnya jalan yang dilewati adalah daerah di sekitar
pondasi, saluran pipa (plumbing), lantai yang retak, dinding
serta komponen lain yang berada ditempat lembab atau
dekat dengan tanah.
Pada kondisi tertentu Rayap membuat liang kembara
dipermukaan dinding bahkan dapat menembus objek
penghalang (spt. Plastik atau logam tipis) walaupun
penghalang tersebut bukan objek makanannya.

52
JALUR INVESTASI RAYAP KEDALAM BANGUNAN

53
TE RMITES MOVE MENT

A proper chemical application will only make a


temporary barrier for termites but their colony is
still alive and be a threat in the future.

54
Bagaimana agar
Pengendalian RAYAP
Berhasil?
Filosofi Pengendalian

DULU SEKARANG

INSPEKSI MONITORING/
iNSPEKSI PERLAKUAN
PREVENTIF EVALUATION

MONITORING PERLAKUAN

The less the better


Pengendalian Rayap Terpadu
 Kegiatan terpadu diperlukan untuk kesuksesan
pengendalian rayap

Successful
Termite
Control
Apa Yang Harus Diketahui Pada Kegiatan
Pengendalian Rayap?
 Biologi rayap
 Struktur bangunan
 Teknik inspeksi
 Teknik aplikasi
 Peralatan
 Keamanan
WASPADA!!
Kesuksesanpengendalian rayap dimulai dari
pengamatan/monitoring menyeluruh

 Rayap tidak mudah dideteksi


 Kesalahan deteksi bisa berakibat pengeluaran biaya tinggi (bagi
perusahaan maupun konsumen)
 Inspeksi yang tepat dapat mengurangi keluhan atau kunjung ulang

Ingat ! Jangan berasumsi/mengira-ngira, lakukan inspeksi!!


Pengantar
 Kegiatan inspeksi dilakukan untuk menentukan :
 Lokasi aktivitas rayap
 Titik-titik masuk rayap pada bangunan
 Area potensial serangan rayap
 Tempat-tempat potensial sarang rayap
 Area-area yang sulit dijangkau perlakuan

Dalam kegiatannya pengamat disyaratkan untuk memahami :


 Biologi dan perilaku rayap
 Metode-metode pengendalian
 Konstruksi bangunan
Denah Bangunan
 Mulailah dengan denah konstruksi bangunan
 Gunakan denah bangunan dari arsitek jika memungkinkan
 Bila tidak ada, buatlah sketsa denah bangunan

Pada denah tentukan :


 Ukuran/dimensi, tipe pondasi, sleb, dll
 Lokasi kerusakan akibat rayap, jalur rayap, sayap, atau rayap aktifnya
 Hama-hama kayu selain rayap
 Kondisi-kondisi yang disukai rayap (spt: kelembaban, kontak kayu-tanah, ventilasi, dll)
 Lokasi sambungan-sambungan, retakan, saluran air, slab, dll
 Lokasi-lokasi yang “sulit” : sistem pembuangan air, saluran AC, jaringan kelistrikan, dll
 Spesifikasi perlakuan
Contoh Gambar Diagram

Area aktivitas rayap

Batang tua dengan aktivitas rayap

Area yang akan diperlakukan


Peralatan Inspeksi Rayap
Alat-alat konvensional

Senter :

Obeng :
Peralatan Inspeksi Rayap
Alat-alat deteksi non-invasive

Pengukur kelembaban : Pengindra suara :

Petunjuk Inspeksi Rayap –


Adhisunu Harimurti •
September 13, 2022 • Slide
64
Peralatan Inspeksi Rayap
Alat-alat deteksi non-invasive

Alat-alat pendeteksi gerakan :


Peralatan Inspeksi Rayap
Alat-alat deteksi non-invasive

Kamera Infra Merah :


Peralatan Inspeksi Rayap
Keunggulan alat-alat deteksi baru
 Canggih
 Meningkatkan image profesional perusahaan
 Tidak perlu membongkar/merusak struktur
 Dapat digunakan di hampir semua bagian konstruksi

Catatan :
Setelah lokasi serangan teridentifikasi, biasanya didapati juga tanda-tanda kehadiran
rayap
Identifikasi Rayap :
Tentukan jenis rayap yang menyerang:
 Kadang-kadang karakteristik tingkah laku dapat
digunakan untuk mengidentifikasi:
 Lokasi-lokasi serangan lainnya
 Titik-titik masuk potensial
 Rencana pengendalian yang paling tepat

Contoh : Coptotermes sp.


 Identifikasi :
 Bentuk kepala seperti pear
 Ukuran tentara 3.5 – 6.5 mm
 Cairan putih akan keluar dari pori-pori di kepala bila terganggu
 Tanda-tanda serangan Coptotermes
 Biasanya sarang di dalam tanah, atau dalam pohon
 Bisa juga bersarang di struktur bangunan : dinding, lantai, dan atap
 Sarang tidak selalu memerlukan kontak dengan tanah
Jenis Pengendalian:
Material Tahan Rayap.
Non-Kimiawi
Kimiawi.
Biologi.
Material Tahan Rayap:

 Kayu tahan : kayu besi, jati.


 Materi non kayu, misalnya :
metal.

Presentation • September
13, 2022 • Slide 70
Non-Kimiawi
 Stainless Steel Mesh : Termi-Mesh (0.66 x 0.45 mm).
 Sand Barrier : 1 - 3 mm.
 Ekstrak tanaman : 0.3 % azadirachtin + 14 % neem oil dapat
mengendalikan Coptotermes.
 Mulsa neem (Azadirachta) menolak Coptotermes.
 Mengubur bangkai binatang dapat mengusir koloni rayap (Afrika)
???.
Termi Mesh & Kordon
 Phisical barriers (penghalang fisik)
 Diaplikasi saat pembangunan
konstruksi (sebelum pengecoran)
 Pelopor  Australia
Peralatan yang akan digunakan untuk aplikasi Termite
Control adalah :
1. Power Sprayer Machine,
2. Knapsack Sprayer,
3. Hammer Drill
4. Injector Termitisida yang dilengkapi flow meter
5. Long Stick Gun Sprayer,
6. Drum,
7. Selang,
8. Gelas Ukur
9. Alat Keselamatan Kerja (Safety Equipment), dan
10. Sarana penunjang lainnya

74
75
Soil barriers - reticulation systems

 Termitisida didistribusikan
melalui pipa-pipa PVC
 Pemasangan pipa dilakukan di
sekeliling pondasi (dalam dan
luar) sebelum slab
 Bahan kimia dipompakan setiap
beberapa tahun sekali
Pengendalian anti rayap di bagi dua
yaitu :
 Pra krontruksi yaitu
pengendalian rayap pada saat
bangunan belum berdiri.
 Post kontruksi yaitu
pengendalian rayap pada saat
bangunan sudah berdiri dan
terserang rayap
Pra-Konstruksi
 Sebaran termitisida relatif rata.
 Metode paling baik dan aman.
 Mudah dilaksanakan
 Tingkat akurasi lebih tinggi
Penyemprotan Tiebeam dengan larutan
termitisida dengan dosis 5 liter/m2
Penyemprotan Pondasi dengan larutan
termitisida dengan dosis 5 ltr/mlarik
Penyemprotan Filecape dengan
larutan termitisida dosis 5 ltr/m2
Penyemprotan lantai dengan larutan
termitisida dengan dosis 5 ltr/m2
Paska-Konstruksi
 Sebaran termitisida relatif tidak rata.
 Merusak bangunan.
 Sulit & mahal.
Perlakuan Pasca Konstruksi –
Pengeboran Lantai
 Pada lantai di sepanjang kiri dan kanan pondasi dibuatkan
lubang injeksi dengan diameter 1 cm dengan cara
mengebor sampai ujung mata bor menyentuh tanah.
 Jarak lubang dari dinding 15 cm
 Jarak antar lubang 30 – 40 cm
 Larutan anti rayap disuntikkan dengan pompa bertekanan
sebanyak 2 l/lubang atau sampai larutan keluar sedikit dari
lubang
 Untuk injeksi horizontal pipa dimasukkan sepanjang laintai
yang diberi peralatan dan melalui pipa tersebut larutan
dipompakan. Untuk lantai yaitu 5 l/m 2
 Lubang ditutup kembali dengan semen

Presentation • September
13, 2022 • Slide 85
Perlakuan Pasca Konstruksi
 Jika dinding luar tidak menggunakan rabat, perlua dibuatkan
parit yang berjarak 15 cm dari dinding dengan lebar 20 cm
dan kedalaman 10 – 15 cm.
 Parit dan tanah galian disemprot larutan Premise sebanyak
2 l/m larik, selanjutnya ditutup dengan tanah galian.

Presentation • September
13, 2022 • Slide 86
Perlakuan Pasca Konstruksi –
Pengeboran Dinding
 Jarak lubang pada pengeboran dinding adalah maksimal 30
cm
 Tinggi dari lantai 20 – 30 cm
 Larutan Premise disuntikkan dengan pompa bertekanan
sebanyak 2 l/lubang atau sampai larutan keluar sedikit dari
lubang

Presentation • September
13, 2022 • Slide 87
Pengeboran pada nat lantai dengan
jarak 30-60 cm disekeliling pondasi
Larutan termitisida di injeksikan
dengan dosis 2-3 liter/lubang
Pengeboran tali air kusen
Penginjeksian larutan termitisida
pada tali air kusen
Penyemprotan dak flavon dengan
termitisida dengan merata
Bagaimana mencampur Termitisida?
 Isilah wadah dengan larutan air sampai
setengah.
 Masukkan Termitisida sesuai Konsentrasi
anjuran .
 Diaduk sampai konsentrat merata.
 Tambahkan air sampai penuh lalu diaduk
kembali.
Pencampuran Termitisida
Pengendalian rayap dan inspeksi rayap merupakan tantangan.

Faktor terpenting suksesnya pengendalian rayap adalah :

INSPEKSI!

Mau tehnisi Profesional ? Just Do it...................

Anda mungkin juga menyukai