Anda di halaman 1dari 53

PERATURAN KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA PONTIANAK

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN BARAT

NOMOR 01 TAHUN 2017

TENTANG

PERATURAN KEHIDUPAN SISWA

PADA SEKOLAH POLISI NEGARA PONTIANAK

KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA PONTIANAK


KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN BARAT,

Menimbang : a. bahwa Sekolah Polisi Negara merupakan salah satu


pengemban fungsi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sebagai sarana pembentukan sumber daya
manusia untuk menjadi anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam angka 1, perlu menetapkan peraturan Kepala
Sekolah Polisi Negara Pontianak tentang peraturan
kehidupan siswa pada Sekolah Polisi Negara Pontianak.

Mengingat : 1. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/587/V/2000


tanggal 5 Mei 2000 tentang sistem pendidikan Kepolisian
Negara Republik Indonesia;

2. Undang-Undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia;

3. Keputusan Presiden nomor 70 tahun 2002 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik
Indonesia;

4. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/51/I/2006/


tanggal 20 Januari 2006 tentang pedoman pengasuhan
siswa pendidikan Pembentukan Bintara Polri;

5. Surat Keputusan Kalemdiklat Polri No. Pol. :


Skep/194/III/2006 tanggal 17 Maret 2006 tentang
Peraturan Kehidupan Siswa (PERDUPSIS) Diktuk Ba Polri
pada Sekolah / Pusdik dan SPN.

// MEMUTUSKAN ….
2

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA PONTIANAK


TENTANG PERATURAN KEHIDUPAN SISWA PADA SEKOLAH
POLISI NEGARA PONTIANAK.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Sekolah Polisi Negara Pontianak ini yang dimaksud
dengan :

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri;

2. Aparatur Sipil Negara pada Polri yang selanjutnya disingkat ASN Polri;

3. Pegawai Negeri pada Polri adalah Anggota Polri dan ASN Polri;

4. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia


yang selanjutnya disingkat Lemdiklat Polri;

5. Sekolah Polisi Negara yang selanjutnya disingkat SPN;

6. Peserta didik adalah masyarakat yang memenuhi persyaratan dan telah


dinyatakan lulus seleksi sebagai calon pegawai negeri pada Polri dan
pegawai negeri pada Polri yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan yang tersedia
pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan Polri;

7. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab


yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan tertentu;

8. Standar kompetensi adalah kemampuan yang dipersyaratkan untuk


melaksanakan kegiatan tertentu yang merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak;

9. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang


mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan;

10. Kompetensi peserta didik adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan


dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh peserta didik
untuk melaksanakan tugas di lingkungan Polri;

11. Kompetensi tenaga pendidik adalah seperangkat pengetahuan,


keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas di lingkungan Polri;

// 12. Pendidikan ….
3

12. Pendidikan Pembentukan yang selanjutnya disingkat Diktuk adalah


pendidikan Kepolisian yang diperuntukkan bagi warga negara Indonesia
untuk diangkat menjadi anggota Polri yang diselenggarakan untuk
membentuk peserta didik yang direkrut langsung dari masyarakat untuk
menjadi anggota Polri;

13. Tenaga Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai


guru, dosen, konselor, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan Polri;

14. Tenaga Kependidikan adalah Pegawai Negeri pada Polri dan/atau anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan Polri;

15. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang


harus dimiliki oleh tenaga pendidik sesuai dengan jenis, jenjang dan jalur
pendidikan;

16. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di lingkungan Polri;

17. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik sesuai beban belajar dan lamanya pendidikan;

18. Pengasuh adalah Personel Lemdik yang ditunjuk oleh Pejabat Polri yang
berwenang untuk melaksanakan tugas pengasuhan agar dapat
menumbuhkembangkan mental kepribadian dan potensi profesional
peserta didik ke arah sikap mental dan kepribadian insan Bhayangkara;

19. Perwira Penuntun yang selanjutnya disebut Patun adalah Perwira yang
ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan bimbingan, arahan dan
konsultasi bagi para peserta didik selama mengikuti pendidikan yang
bersifat kurikuler dan ekstra kurikuler sehingga tumbuh kesadaran dan
inisiatif sendiri serta memiliki kemampuan untuk menganalisa dan
memecahkan setiap masalah yang dihadapi;

20. Nilai batas lulus adalah angka terendah yang menggambarkan prestasi
aspek tertentu sebagai salah satu patokan minimal untuk persyaratan
lulus unjuk kerja peserta didik;

21. Evaluasi mental kepribadian adalah evaluasi yang dilakukan terhadap


kemampuan peserta didik di bidang mental kepribadian;

22. Evaluasi akademik adalah evaluasi yang dilakukan terhadap kemampuan


peserta didik pada masing-masing mata pelajaran;

23. Evaluasi kesehatan jasmani adalah evaluasi yang dilakukan terhadap


kondisi kesehatan peserta didik dan kemampuan kesamaptaan jasmani.

// BAB II ….
4

BAB II
SEBUTAN ATAU PANGGILAN DI LINGKUNGAN SPN PONTIANAK
Bagian Kesatu
Peserta Didik
Pasal 2

(1) Peserta didik berlaku sebutan Siswa.

(2) Peserta didik dalam menyebutkan nama dan nama rekannya selalu
diawali dengan sebutan “Siswa” kemudian nama siswa yang
bersangkutan.

Bagian Kedua
Tenaga Pendidik
Pasal 3

(1) Berkaitan dengan pasal 2, maka sebutan untuk penyelenggara


pendidikan oleh siswa adalah :

a. Tenaga pendidik yang berasal dari anggota Polri berlaku sebutan


Bapak atau Ibu dengan tidak memandang pangkat;
b. Tenaga pendidik yang bukan anggota Polri termasuk Purnawirawan,
Rohaniawan berlaku sebutan Bapak atau Ibu;
c. Pengasuh langsung maupun tidak langsung dengan sebutan Bapak
atau Ibu, kecuali pada saat pelaksanaan apel, sebutan disesuaikan
dengan jabatan;
d. Penyebutan kepada Perwira Tinggi Polri/TNI menyesuaikan dengan
perdaspol yakni “Jenderal “.

(2) Apabila siswa menyebutkan identitas tenaga kependidikan/penyelenggara


pendidikan maka :

a. Menyebutkan Jabatannya terlebih dahulu kemudian pangkat dan


namanya;
b. Apabila tidak ada jabatannya, langsung menyebutkan pangkat dan
namanya.

Bagian Ketiga
Hubungan
Pasal 4

(1) Kedudukan siswa secara hirarki kedinasan di lingkungan Polri berada


dibawah tenaga kependidikan dan seluruh anggota Polri efektif. Untuk itu
guna kelancaran proses pendidikan maka hubungan siswa diatur sebagai
berikut :
a. Hubungan antar siswa :
1. Semua Siswa mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran dengan mengembangkan kemandirian dan
kedewasaan;

// 2. Hubungan ….
5

2. Hubungan antara Siswa didasarkan pada asas kekeluargaan;


3. Siswa wajib :
a) Menegakkan dan menghidupkan kehidupan Korps Siswa yang
sehat, kreatif dan dinamis;
b) Secara bersama - sama menghadapi permasalahan yang ada
dalam kehidupan Korps Siswa;
c) Memberikan bimbingan dan pembinaan dalam bidang akademis
atau pelajaran kepada siswa lainnya yang memiliki keterlambatan
dalam pelajaran;
d) Berpenampilan yang senantiasa bersih dan rapi;
e) Senantiasa disiplin, taat dan loyal terhadap semua aturan dan
kebijaksanaan Pimpinan;
f) Senantiasa siap dan sedia apabila diminta bantuan, nasihat oleh
siswa yang membutuhkan pertolongan.
4. Semua Siswa berperan aktif bersama – sama menciptakan kehidupan
Korps Siswa yang kreatif, sehat dan dinamis;
5. Dalam hubungan antara sesama siswa yang bersifat kekeluargaan,
tidak dibenarkan adanya tindakan kekerasan atau yang bersifat
penganiayaan serta tindakan fisik;
6. Siswa yang melakukan tindakan kekerasan kepada siswa lain
dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin, sanksi akademis
maupun hukuman pidana;
7. Siswa yang mendapat perlakuan tindakan kekerasan dari siswa
lainnya tetapi tidak melaporkan, atau menutupi tindakan tersebut
dikenakan sanksi hukuman disiplin.

b. Hubungan Siswa dengan Generasi Muda :

1. Siswa sebagai generasi muda dan calon anggota Polri dimasa datang
perlu saling mengenal dengan sesama generasi muda. Untuk
keperluan tersebut siswa harus menjalin kerja sama dengan sesama
generasi muda lainnya. Kerjasama itu dapat dilakukan melalui bidang
olahraga, seni budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi;
2. Dalam melakukan kerja sama tersebut, Siswa harus menjunjung
tinggi budaya bangsa, memegang teguh Tri Brata dan Catur Prasetya;
3. Hubungan antara siswa dengan Generasi Muda dilakukan dalam
lingkup organisasi kesiswaan.

c. Hubungan Siswa dengan Masyarakat :


1. Siswa harus senantiasa menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari
masyarakat. Kesadaran ini perlu dibina dan ditingkatkan terus
menerus mengingat Siswa adalah kader - kader anggota Polri;

// 2. Sebagai ….
6

2. Sebagai anggota Polri yang mempunyai tugas antara lain selaku


pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, Siswa akan selalu
bergaul dengan masyarakat dan memelihara komunikasi serta dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dalam masyarakat;
3. Dalam berhubungan dengan masyarakat Siswa senantiasa
menjunjung tinggi norma, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat.

d. Hubungan Siswa dengan para Pejabat dan Tenaga Pendidik :

1. Selama masa Dasar Bhayangkara Siswa dilarang berhubungan


dengan siapapun diluar penyelenggara pendidikan;

2. Hubungan antara Siswa dengan diluar penyelenggara pendidikan


dapat dilakukan dalam situasi/keadaan darurat kesehatan dan
dengan seijin penyelenggara pendidikan dalam hal ini pengasuh
langsung;

3. Hubungan Siswa dengan para pejabat dan tenaga pendidik selalu


bersifat kedinasan. Hubungan yang bersifat kekeluargaan dibina dan
dikembangkan dengan para pejabat dan tenaga pendidik tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan wajib kunjung
disesuaikan dengan aturan yang berlaku;

4. Dalam wajib kunjung, Siswa wajib :


a) Berperilaku sopan;
b) Menggunakan pakaian dinas yang berlaku dengan rapi;
c) Berupaya menciptakan komunikasi yang bersifat timbal balik yang
serasi sehingga mempererat rasa kekeluargaan;
d) Memberikan kesan yang positif terhadap keluarga pejabat yang
dikunjungi;
e) Menyerap nilai - nilai positif kehidupan keluarga para pejabat yang
dikunjungi.

(2) Para pejabat, tenaga pendidik yang menemukan Siswa melakukan


pelanggaran dapat memberikan tindakan berupa catatan dalam Buku
Saku Siswa dan/atau tindakan fisik yang bersifat pembinaan.

Bagian Keempat
Penghormatan
Pasal 5
Sesuai dengan kedudukannya, siswa wajib memberikan penghormatan
kepada seluruh anggota Polri efektif, ASN Polri dan masyarakat sipil yang
ditugaskan sebagai penyelenggara pendidikan.
a. Tata cara penghormatan disesuaikan dengan peraturan dasar kepolisian
yang berlaku;
b. Antar siswa wajib memberikan penghormatan kepada siswa lain yang
menduduki jabatan dalam organisasi kesiswaan.
// Pasal 6 ….
7

Pasal 6

Menghadap penyelenggara pendidikan dimaksudkan menghadap atas inisiatif


dan atau dipanggil / diperintahkan.

a. Selama pelaksanaan pendidikan dasar Kepolisian Siswa diperkenankan


untuk menghadap penyelenggara pendidikan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan pendidikan, pengasuhan dan tidak diijinkan
menghadap dalam kepentingan pribadi kecuali dalam keadaan darurat;

b. Waktu menghadap ditentukan selama jam dinas dan diluar jam dinas
dalam keadaan tertentu siswa dapat menghadap atas inisiatif melalui
piket pembina;

c. Tata cara menghadap di ruangan dan di luar ruangan disesuaikan


dengan perdaspol yang berlaku.

Bagian Kelima
Perlengkapan Siswa, Persenjataan dan Pengasuhan
Pasal 7

(1) Setiap siswa dibagikan pakaian dan perlengkapan perorangan dari dinas
dan wajib digunakan selama mengikuti pendidikan;
(2) Setiap siswa wajib menggunakan pakaian dinas yang berlaku sesuai
dengan ketentuan/jadwal kegiatan yang telah diatur oleh penyelenggara
pendidikan;
(3) Setiap siswa wajib menggunakan pakaian dinas selama mengikuti
pendidikan baik dalam pelaksanaan pesiar, ijin bermalam luar, cuti
maupun kegiatan lain yang dilaksanakan diluar kesatrian SPN Pontianak
sesuai ketentuan yang berlaku;
(4) Penyimpanan pakaian dan perlengkapan perorangan diatur sesuai
dengan PUDD yang berlaku di lingkungan SPN Pontianak;
(5) Persenjataan dan perlengkapan dinas yang dipinjam pakaikan kepada
siswa wajib dirawat, dipelihara dan dijaga kebersihannya;
(6) Penyimpanan persenjataan ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan;
(7) Pelanggaran terhadap ketentuan pada pasal 7 (tujuh) ini dapat diberikan
sanksi tindakan disiplin, dicatat dalam buku pelanggaran, pengurangan
nilai mental kepribadian dan/atau hukuman tambahan sesuai ketentuan.

Pasal 8
(1) Pengasuhan bertujuan membentuk Siswa agar mampu menghayati dan
mengamalkan nilai - nilai budaya bangsa dan menguasai pengetahuan
akademis dalam ranga membentuk kepribadian Bhayangkara Profesional
yang berkualitas dengan titik berat pada perilaku yang bersumber pada
pedoman hidup dan pedoman kerja seperti tercantum dalam Tri Brata
dan Catur Prasetya;
// 2. Kegiatan ….
8

2. Kegiatan pengasuhan meliputi kegiatan pengembangan mental


kepribadian, intelektual dan jasmani, yang dilaksanakan secara simultan
dan terintegrasi. Materi pengasuhan dibagi dalam beberapa bidang :

a. Bidang Pembinaan Mental Spiritual dan Ideologi.

1. Bidang spiritual antara lain pendidikan agama, ibadah dan


peringatan hari – hari besar agama;
2. Mental ideologi antara lain : Pancasila, Wawasan Nusantara,
Tri Brata dan Catur Prasetya.

b. Bidang Pembinaan Kehidupan Kebhayangkara antara lain : Upacara –


upacara, Peraturan penghormatan, baris – berbaris, tradisi Polri, dan
Wisata Juang;

c. Bidang Pembinaan Kepemimpinan dan kehidupan Korps Siswa :

1. Dalam rangka Pembinaan Kepemimpinan dan kehidupan Siswa


dibentuk Organisasi Lembaga Musyawarah Siswa ( Lemusis ) dan
Pejabat Korps Siswa yang meliputi aspek - aspek Kepemimpinan
Polri, proses pengambilan keputusan, keterampilan mengelola dan
mengorganisasikan;
2. Kehidupan Korps Siswa diatur dalam Perdupsis dan Janji Siswa.
d. Bidang olah raga dan kesamaptaan jasmani antara lain : senam
kesegaran jasmani, beladiri Polri, Olahraga umum, dan pertandingan
olah raga;
e. Bidang pembinaan kehidupan sosial dan budaya antara lain : wajib
kunjung, keterampilan olah seni modern, tradisional, widya wisata
serta penyelenggaraan pekan olah raga dan Out Bond;
f. Bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi antara lain : wajib baca,
bimbingan belajar, kelompok belajar, diskusi, dan lain - lain.

(3) Para Siswa untuk aktif mengikuti kegiatan - kegiatan tersebut, yang
pelaksanaannya diatur oleh Pembina / Pengasuh.

BAB III
ORGANISASI KORPS SISWA
Bagian Kesatu
Pejabat Organisasi Korps Siswa
Pasal 9
(1) Susunan Organisasi Korps Siswa disesuaikan dengan jumlah siswa didik
sebagai berikut :
a. Pejabat Utama Korps Siswa :
1. Kepala Detasemen;
2. Wakil Kepala Detasemen;
// 3. Sekretaris ....
9

3. Sekretaris Korps Siswa;


4. Bendahara Korps Siswa;
5. Kepala Dewan Permusyawaratan Siswa;
6. Komandan Polisi Siswa.

b. Staf Korps Siswa :

1) Seksi Protokol;
2) Seksi Pendidikan;
3) Seksi Seni Budaya;
4) Seksi Jasmani;
5) Seksi Sosial;
6) Seksi Agama Islam;
7) Seksi Agama Kristen;
8) Seksi Agama Katolik;
9) Seksi Agama Hindu;
10) Seksi Agama Budha.

c. Pelaksana Korps Siswa :

1) Danki Korps;
2) Sekbend Kompi;
3) Danton Korps;
4) Sekbend Peleton;
5) Polisi Siswa Peleton.

(2) Pejabat organisasi Korps Siswa dipilih berdasarkan penilain mental


kepribadian dan intelektual berdasarkan penilain dari penyelenggara
pendidikan dan kemudian dipilih oleh siswa;

(3) Pejabat organisasi siswa apabila melakukan pelanggaran langsung


digantikan melalui mekanisme rapat pembina dan pengajuan penggantian
tetap berdasarkan pertimbangan penilaian mental kepribadian dan
intelektual;

(4) Pejabat organisasi kesiswaan tetap melaksanakan piket yakni piket


detasemen kecuali kepala detasemen;

(5) Pejabat organisasi Korps Siswa menggunakan tali kur dan tanda jabatan
sesuai dengan jabatannya dan akan diatur dalam pasal tersendiri;

(6) Pejabat organisasi kesiswaan mendapatkan penambahan penilaian sesuai


ketentuan yang telah ditetapkan;

(7) Pejabat organisasi kesiswaan dilantik oleh Ka SPN dan ditetapkan dalam
surat keputusan.

// Bagian Kedua ….
10

Bagian Kedua
Tugas Dan Tanggung Jawab Organisasi Korps Siswa
Pasal 10

Untuk dapat menampung aktifitas para Siswa sekaligus untuk melatih,


memupuk dan mengembangkan kepemimpinan, dibentuk wadah pejabat
Korps Siswa yang bertugas antara lain menetapkan rencana kegiatan yang
berkaitan dengan seluruh kehidupan Siswa.

a. Kepala detasemen:

1. Kepala Detasemen Korps Siswa disingkat Kaden Korps dan dalam


kesehariannya bertindak sebagai ketua angkatan;
2. Mengkoordinir seluruh kegiatan kesiswaan dalam lingkup detasemen;
3. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan yang dilakukan oleh
perangkat korps siswa;
4. Dalam pelaksanaan tugasnya Kaden dibantu oleh seorang wakil
kepala detasemen dan disebut wakaden;
5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan jabatannya kepada
Kakorsis.

b. Wakil Kepala Detasemen:

1. Wakil Kepala detasemen disingkat Wakaden Korps;


2. Bertindak membantu pelaksanaan tugas Kaden apabila kaden
berhalangan atau melaksanakan tugas lain;
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para ketua seksi;
4. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan jabatannya kepada
Kakorsis.

c. Sekretaris :

1. Menyelenggarakan tugas kesekretariatan korps siswa;


2. Mengkompulir administrasi kesiswaan apabila diperlukan;
3. Membuat notulen rapat;
4. Menyusun jadwal piket korps siswa;
5. Mengajukan surat menyurat/administrasi kesiswaan seperti
permohonan Pesiar, IBL dan kegiatan yang berhubungan dengan
organisasi kesiswaan;
6. Dalam pelaksanaan tugasnya sekretaris dibantu oleh sekretaris kompi
yang ditunjuk oleh kepala detasdemen;
7. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sekretaris
bertanggung jawab kepada kaden selaku ketua angkatan.

d. Bendahara :

1. Menyalurkan uang saku dari Bendahara Satuan SPN Pontianak


kepada seluruh siswa;
2. Mengumpulkan, menyimpan dan administrasi pembukuan keuangan
organisasi korps siswa;

// 3. Mengatur ….
11

3. Mengatur keuangan organisasi korps siswa sesuai kebutuhan dan


keputusan;
4. Memegang teguh prinsip keterbukaan, akuntabilitas dan dapat
dipertanggungjawabkan;
5. Bendahara dapat dibentuk dalam lingkup Kompi dan Peleton sesuai
kesepakatan bersama dan kebutuhan;
6. Dalam pelaksanaan tugasnya bendahara bertanggung jawab kepada
kaden korps siswa dan seluruh siswa.
e. Kepala Dewan Permusyawaratan Siswa :
1. Kepala Dewan Permusyawaratan Korps Siswa disingkat Kademuswa;
2. Menampung dan menyampaikan aspirasi siswa kepada Kaden selaku
ketua angkatan untuk disampaikan kepada pengasuh;
3. Memberikan pertimbangan kepada Kaden dan perangkat korps siswa
dalam kegiatan rapat pejabat korps siswa;
4. Demuswa dibentuk sampai dengan tingkat Kompi dengan sebutan
Demuswa Kompi.
f. Komandan Polisi Korps Siswa :
1. Komandan Polisi Korps Siswa disingkat Danpolsis;
2. Menegakkan disiplin siswa;
3. Melakukan absensi siswa sesuai lingkup tugasnya;
4. Polisi siswa dibentuk sampai tingkat kompi dan dalam satu kompi
terdiri dari 2 polsis.
g. Kepala Seksi :
1. Kepala Seksi terdiri dari pejabat-pejabat korps siswa sesuai pasal 9
huruf b ayat 2;
2. Kepala seksi bertugas mengkoordinir kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
3. Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kaden Korps
Siswa.
h. Komandan Kompi :
1. Komandan Kompi disingkat Danki Korps;
2. Mengkoordinir dan memimpin pelaksanaan kegiatan lingkup Kompi;
3. Membantu tugas Danki Pengasuh dalam setiap kegiatan kesiswaan;
4. Dalam pelaksanaan tugasnya Danki dibantu oleh Danton;
5. Danki bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya kepada Kaden dan Danki Pengasuh.
i. Polisi Siswa tingkat peleton :
1. Polisi Siswa tingkat peleton disingkat Polsis peleton;
2. Membantu Danpolsis, Danki dan Danton Siswa dalam pelaksanaan
absensi;
3. Menegakkan disiplin dan memelihara ketertiban;
4. Polsis Peleton bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Danpolsis.

// Bagian Ketiga ….
12

Bagian Ketiga
Atribut Dan Tanda Jabatan Dalam Organisasi
Pasal 11

a. Kepala detasemen
1. Tali Kur warna merah dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna merah, kuning, merah;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Kaden Korps.

b. Wakil Kepala Detasemen


1. Tali Kur warna merah dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna kuning, merah, kuning;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Wakaden Korps.

c. Sekretaris
1. Tali Kur warna kuning dengan lis biru;
2. Tali jabatan dengan warna biru, kuning, biru;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Sekretaris Korps.

d. Bendahara
1. Tali Kur warna kuning dengan lis biru;
2. Tali jabatan dengan warna biru, kuning, biru;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Bendahara Korps.

e. Kepala Dewan Permusyawaratan Siswa


1. Tali Kur warna hitam dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna hitam, kuning, hitam;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Kademuswa.

f. Dewan Permusyawaratan Siswa Tingkat Kompi


1. Tali Kur warna hitam dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna hitam, kuning;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Demuswa.

g. Komandan Polisi Korps Siswa


1. Tali Kur warna putih dengan lis merah;
2. Tali jabatan dengan warna merah, putih, merah;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Danpolsis.

h. Kepala Seksi
1. Tali Kur warna biru dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna kuning, kuning;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Kasi.

// i. Komandan ….
13

i. Komandan Kompi
1. Tali Kur warna merah dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna merah, kuning;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Danki.

j. Komandan Peleton
1. Tali Kur warna merah lis merah;
2. Tali jabatan dengan warna merah, merah;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Danton.

k. Polisi Korps Siswa Peleton


1. Tali Kur warna putih dengan lis kuning;
2. Tali jabatan dengan warna putih, putih;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Polsis.

l. Sekretaris/Bendahara Peleton
1. Tali Kur warna biru lis biru;
2. Tali jabatan dengan warna biru, biru;
3. Mangkok jabatan bertuliskan Sekbend.

Pasal 12

Kedudukan dan tingkatan Siswa:


a. Pada saat mengikuti kegiatan pendidikan di SPN Pontianak, Siswa
diperlakukan sebagai anggota Polri yang berada diluar kekuatan efektif
Polri, sedangkan pada saat melaksanakan magang akan diatur dalam
ketentuan khusus;

b. Semua Siswa adalah bawahan dari semua pengasuh, pengajar, pelatih


dan instruktur.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak Siswa
Pasal 13

Hak Siswa selama dalam pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Mendapatkan uang saku menurut peraturan yang berlaku kecuali pada


saat melaksanakan Magang akan ditentukan oleh peraturan tersendiri;

b. Mendapatkan peralatan dan perawatan / pemeliharaan sesuai ketentaun


yang berlaku.

// Bagian Kedua ….
14

Bagian Kedua
Kewajiban Siswa
Paragraf 1
Apel
Pasal 14

(1) Selama mengikuti pendidikan di SPN Pontianak Siswa wajib mengikuti


semua kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan;

(2) Siswa wajib mematuhi dan mentaati seluruh peraturan yang berlaku baik
yang tertulis maupun tidak tertulis serta wajib memelihara dan
menggunakan hak yang diberikan dengan sebaik – baiknya.

(3) Siswa wajib melaksanakan apel secara tertib dan teratur;

(4) Jenis - jenis apel :


a. Apel harian, terdiri dari:
1. Apel olahraga pagi;
2. Apel pagi;
3. Apel siang;
4. Apel malam;
5. Apel khusus.

b. Apel pesiar :

1. Dilaksanakan 15 menit sebelum waktu pemberangkatan pesiar;


2. Pada saat apel pesiar Siswa sudah berpakaian pesiar;
3. Apel diambil oleh Pembina ditempat yang telah ditentukan.

c. Apel ijin bermalam diluar ( IBL ), IBL panjang dan cuti :

1. Dilaksanakan 15 menit sebelum waktu pemberangkatan;


2. Pada saat apel, Siswa sudah berpakaian PDH;
3. Apel diambil oleh Pembina.

d. Apel mulai, selesai kegiatan :

1. Dilaksanakan sebelum dan setelah kegiatan setiap harinya;


2. Pelaksanaan apel, pakaian disesuaikan dengan kegiatannya;
3. Pelaksanaan apel diambil oleh Pembina dan/atau sesuai
ketentuan khusus dalam hal apel korps siswa.

e. Apel luar biasa :

1. Pelaksanaan apel luar biasa dilaksanakan sewaktu – waktu sesuai


dengan kebutuhan dan perkembangan situasi;
2. Apel luar biasa dilaksanakan dalam waktu 15 menit sejak perintah
apel diumumkan;
3. Pelaksanaan apel, Siswa berpakaian sesuai perkembangan situasi;
4. Apel diambil oleh KA SPN / Kakorsis SPN / Kaden Pengasuh.

//(5) Waktu apel ….


15

(5) Waktu apel dilaksanakan sesuai kebutuhan/kebijakan pengasuh yang


telah terjadwal, sedangkan untuk apel yang bersifat luar biasa, khusus
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu;

(6) Siswa wajib berada di tempat apel dan sudah menyiapkan diri 15 menit
sebelum pelaksanaan apel dimulai;

(7) Kegiatan setelah apel disesuaikan dengan kebutuhan/kebijakan


pengasuh dalam hal pembinaan fisik, pembinaan sikap, pembinaan
disiplin dan lain-lain.

(8) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai.

Paragraf 2
Kegiatan Harian
Pasal 15

(1) Kegiatan Siswa pada hakikatnya merupakan pelaksanaan tugas yang


harus dilaksanakan dengan mempergunakan waktu yang tersedia dengan
sebaik – baiknya;
(2) Kegiatan Siswa sehari - hari disusun dengan jadwal sebagai berikut :
a. Hari Senin – Selasa – Rabu – Kamis – Sabtu
1. Pukul 04.15 - 04.45 Wib Bangun pagi dan kegiatan ibadah;
2. Pukul 04.45 - 05.45 Wib Apel olahraga pagi dilanjutkan olahraga;
3. Pukul 05.45 - 06.15 Wib Kegiatan Mandiri;
4. Pukul 06.15 - 06.45 Wib Makan pagi;
5. Pukul 06.45 - 07.30 Wib Apel pagi;
6. Pukul 07.30 - 12.20 Wib Proses Belajar Mengajar;
7. Pukul 12.20 - 13.50 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Ibadah, Apel
Makan Siang);
8. Pukul 13.50 - 15.20 Wib Proses Belajar Mengajar;
9. Pukul 15.20 - 15.50 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Ibadah);
10. Pukul 15.50 - 17.20 Wib Proses Belajar Mengajar;
11. Pukul 17.20 - 18.15 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Ibadah );
12. Pukul 18.15 - 19.30 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Makan Malam,
Ibadah ) ;
13. Pukul 19.30 - 21.00 Wib Wajib belajar;
14. Pukul 21.00 - 23.00 Wib Apel malam;
15. Pukul 23.00 - 04.15 Wib Istirahat malam.
// b. Hari Jumat …..
16

b. Hari Jum’at
1) Pukul 04.15 - 04.45 Wib Bangun pagi dan kegiatan ibadah;
2) Pukul 04.45 - 05.45 Wib Apel olahraga pagi dilanjutkan olahraga;
3) Pukul 05.45 - 06.15 Wib Kegiatan Mandiri;
4) Pukul 06.15 - 06.45 Wib Makan pagi;
5) Pukul 06.45 - 07.30 Wib Apel pagi;
6) Pukul 07.30 - 10.45 Wib Proses Belajar Mengajar;
7) Pukul 10.45 - 13.50 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Ibadah, Apel
Makan Siang );
8) Pukul 13.50 - 15.20 Wib Proses Belajar Mengajar;
9) Pukul 15.20 - 15.50 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Ibadah);
10) Pukul 15.50 - 17.20 Wib Proses Belajar Mengajar;
11) Pukul 17.20 - 18.15 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Ibadah );
12) Pukul 18.15 - 19.30 Wib Kegiatan Pengasuhan ( Makan Malam,
Ibadah );
13) Pukul 19.30 - 21.00 Wib Wajib belajar;
14) Pukul 21 00 - 23.00 Wib Apel malam;
15) Pukul 23.00 - 04.15 Wib Istirahat malam.

c. Hari Minggu / Libur


1) Pukul 04.15 - 04.45 Wib Bangun pagi dan kegiatan ibadah;
2) Pukul 04.45 - 05.45 Wib Olah Raga Pagi;
3) Pukul 05.45 - 06.15 Wib Kegiatan Mandiri;
4) Pukul 06.15 - 06.45 Wib Makan pagi;
5) Pukul 06.45 - 07.30 Wib Apel pagi;
6) Pukul 07.30 - 10.00 Wib Kegiatan Pengasuhan;
7) Pukul 10.00 - 10.15 Wib Apel pesiar;
8) Pukul 10.15 - 21.00 Wib Pesiar;
9) Pukul 21.00 - 23.00 Wib Apel kembali pesiar ;
10) Pukul 23.00 - 04.15 Wib Istirahat malam.

(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

// Paragraf 3 …..
17

Paragraf 3
Kegiatan Sosial Dan Keagamaan
Pasal 16

(1) Para Siswa dianjurkan untuk mengikuti kegiatan sosial antara lain
berupa kegiatan donor darah sesuai ketentuan, mengunjungi panti
asuhan dan kegiatan bakti Siswa;

(2) Kegiatan ibadah / agama wajib dilaksanakan oleh Siswa. Pada hari
Jum’at dan Minggu atau hari – hari besar keagamaan sesuai kegiatan
agama masing – masing baik di dalam maupun di luar Kesatrian;

(3) Pelanggaran terhadap ayat (2) ini akan dikenakan sanksi tindakan
disiplin dan dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

Paragraf 4
Dinas Dalam
Pasal 17

(1) Dinas dalam dilaksanakan oleh Siswa dengan maksud :

a. Mendidik dan melatih serta meningkatkan rasa tanggung jawab yang


berkaitan dengan keamanan, ketertiban dan kebersihan baik di dalam
maupun di luar jam kerja;

b. Memberikan gambaran yang nyata kepada Siswa mengenai tugas dan


tanggung jawab seperti yang akan dilaksanakan pada saat setelah
lulus dari SPN Pontianak;

c. Pengaturan dinas dalam disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

(2) Dinas Dalam Terdiri Dari :

a. Piket Detasemen :

1. Dilaksanakan oleh Para Pejabat Korps Siswa (Pejabat Utama Korps


Selain Kaden), Para Kasi, Para Danki;

2. Menggunakan kelengkapan atribut Badge Piket Detasemen.

b. Piket Polsis :
Dilaksanakan oleh Polsis Peleton dan melekat dengan Piket Detasemen.
c. Piket Kompi :

1. Dilaksanakan oleh Para Siswa secara bergiliran;


2. Tugas mengkoordinir Piket Kamar;
3. Menggunakan kelengkapan atribut Badge Piket Kompi.

// d. Piket Kamar …..


18

d. Piket Kamar :

1. Dilaksanakan oleh siswa pada tiap-tiap peleton;


2. Bertugas melaksanakan pengecekan barak setelah siswa yang lain
meninggalkan barak/mitra untuk melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab terhadap kebersihan barak/mitra secara
umum;
3. Piket kamar tidak diwajibkan mengikuti olah raga pagi dan apel
(pagi, siang dan malam) pada saat siswa yang lain selesai
melaksanakan makan, piket kamar menuju rukan untuk
melaksanakan makan;
4. Menggunakan kelengkapan atribud Badge bertuliskan Piket Kamar.

e. Piket Kelas :

1. Ditunjuk dan diatur oleh masing-masing Danton korps siswa;


2. Bertugas menyiapkan absen kelas ( mengambil form absensi di
korsis dan jarlat ) dan menjemput pengajar;
3. Membersihkan ruangan kelas setelah selesai kegiatan belajar;
4. Mengembalikan daftar absensi ke ruang Korsis dan Jarlat;
5. Piket Kelas mengunakan atribut badge bertuliskan Piket Kelas;
6. Piket Kelas tidak mengikuti apel olahraga pagi dan apel pagi.

f. Piket Meja :

1. Ditunjuk dan diatur oleh masing-masing Danton korps siswa;


2. Bertugas mengecek kelengkapan peralatan dan menu makanan;
3. Mendahului masuk ke ruang makan;
4. Piket Meja mengunakan atribut badge bertuliskan Piket Meja.

g. Piket Jaga Serambi :

1. Ditunjuk dan diatur oleh Danton Korps Siswa;


2. Bertugas secara bergiliran setiap jam pada waktu istirahat malam
dari pukul 23.00 Wib s/d 04.00 Wib;
3. Melaksanakan patroli barak / mitra.

(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

// Paragraf 5 …..
19

Paragraf 5
Pelajaran di Kelas
Pasal 18

(1) Siswa wajib secara aktif mengikuti setiap pelajaran di kelas dan dalam
pelaksanannya selalu menjaga ketertiban dan ketenangan sehingga
tercipta kondisi belajar mengajar yang tertib, baik dan lancar.

(2) Ketua Kelas :

a. Ketua Kelas dijabat secara bergiliran setiap hari oleh siswa tiap kelas;
b. Serah terima Ketua Kelas dilaporkan kepada Pengawas Kelas.

(3) Tugas dan tanggung jawab Ketua Kelas :

a. Ketua Kelas bertanggung jawab atas kesiapan kelasnya dan lima menit
sebelum pelajaran dimulai Siswa sudah siap ditempat;

b. Menyiapkan absensi Siswa dan melakukan laporan kepada pengajar /


Gadik;

c. Apabila dalam waktu 5 menit Gadik belum hadir, maka Siswa wajib
melaporkan ke staf Gadik tersebut wajib menghubungi Gadik yang
bersangkutan.
(4) Tata tertib dan ruang kelas :
a. Sebelum Gadik datang, Siswa memeriksa kesiapan kelas dan jumlah
Siswa, kemudian Siswa melaporkan kepada Gadik / pengajar;

b. Pada waktu Gadik masuk kedalam kelas, Siswa melaporkan kesiapan


kelasnya untuk menerima laporan;

c. Siswa wajib mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian, menjaga


ketertiban dan ketenangan serta memperhatikan tata krama didalam
kelas dibawah pengawasan Gadik / pengajar;

d. Apabila ingin mengajukan pertanyaan, Siswa mengambil sikap duduk


siap sambil mengangkat tangan kanan, setelah diberikan kesempatan
kemudian Siswa bertanya sesuai etika;

e. Apabila dalam mengikuti ceramah kelas gabungan, Siswa bertanya


atau menjawab pertanyaan dengan cara berdiri.

(5) Apabila datang terlambat, Siswa wajib melapor kepada pengajar dan
menjelaskan alasan keterlambatannya. Setelah mendapat ijin dari
pengajar / Gadik Siswa mengambil tempat duduk;

(6) Pada waktu belajar dikelas, tutup kepala dan peralatan lainnya diletakkan
ditempat yang telah ditentukan;
// (7) Meninggalkan …..
20

(7) Meninggalkan ruangan kelas :

a. Siswa yang akan meninggalkan ruangan kelas pada saat pelajaran


harus meminta ijin dari Gadik / pengajar;
b. Siswa yang akan meninggalkan kelas diluar jam pelajaran harus
meminta ijin kepada Gadik.

(8) Perpindahan kelas dilaksanakan dengan cepat, tertib dan teratur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
(9) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

Pasal 19

(1) Selama mengikuti latihan, Siswa wajib melaksanakan peraturan atau


petunjuk latihan dengan sungguh - sungguh serta mentaati petunjuk
Pembina;

(2) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

Paragraf 6
Wajib Belajar
Pasal 20

(1) Untuk lebih mendalami pelajaran yang sudah diterima Siswa harus
mengikuti kegiatan wajib belajar secara mandiri termasuk dalam hal
memanfaatkan perpustakaan sesuai jadwal waktu yang ditetapkan;

(2) Apabila diperlukan, Siswa diizinkan meneruskan kegiatan belajar mandiri


pada jam istirahat malam ataupun pada dini hari dengan
memberitahukan terlebih dahulu kepada piket serambi dan Pembina /
pengasuh;

(3) Siswa yang mempergunakan kesempatan belajar mandiri di tempat lain


wajib memberitahukan kepada piket kamar atau Pembina / pengasuh;

(4) Pada waktu belajar mandiri, setiap Siswa harus menjaga ketenangan,
ketertiban dan kebersihan ruang belajar masing - masing;

(5) Untuk menciptakan kenyamanan pada saat belajar mandiri diruang


belajar atau diruang diskusi;

(6) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

Pasal 21
(1) Pada prinsipnya Siswa wajib mengikuti setiap pelajaran, pelatihan dan
pengasuhan;
// (2) Karena …..
21

(2) Karena alasan tertentu baik dinas atau pribadi, Siswa dapat tidak
mengikuti pelajaran, pelatihan dan pengasuhan atas perintah atau
persetujuan dari Ka Korsis dengan dilengkapi surat keterangan;

(3) Siswa yang tidak mengikuti pelajaran atau latihan, wajib mempelajari
sendiri pelajaran atau latihan yang tidak diikuti dengan cara bertanya
kepada teman atau Gadik yang bersangkutan;

(4) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin dan
dicatat dalam buku saku serta pengurangan nilai mental.

Paragraf 7
Ijin Dan Cuti
Pasal 22

(1) Siswa dilarang keluar kesatrian tanpa izin. Untuk keperluan yang sangat
penting, izin dapat diberikan kepada Siswa dikarenakan, orang tua atau
saudara kandung ( kakak, adik) sakit keras atau meninggal dunia;

(2) Siswa diberikan ijin bermalam diluar Kesatrian ( IBL ) yang dilaksanakan
dengan rincian sebagai berikut :

a. Wilayah daerah IBL hanya mencakup di daerah Polda Kalbar;

b. Pelaksanaan IBL diputuskan oleh KA SPN dengan usulan dari Ka


Korsis yang pelaksanannya disesuaikan dengan kemajuan operasional
pendidikan;

c. Siswa yang diberikan IBL dan IBL panjang, kembali kekesatrain tepat
pada waktunya;

d. Pada pelaksanaan IBl untuk kegiatan dinas dalam tetap dilaksanakan.

(3) Siswa tidak diberikan ijin melaksanakan IBL dan IBL panjang bila :

a. Sedang mengikuti pendidikan dasar;


b. Sedang menjalani hukuman;
c. Sakit atau fisik tidak sempurna;
d. Kebijakan lain yang ditentukan oleh Ka SPN.

(4) Saat pelaksanaan ijin, Ijin Bermalam di Luar dan Cuti, siswa wajib
menggunakan pakaian dinas sesuai ketentuan yang berlaku;
(5) Radius 50 meter apabila siswa berada di luar rumah/tempat tinggalnya
wajib menggunakan pakaian dinas;
(6) Pelanggaran terhadap ketentuan pada pasal 22 ini dapat diberikan sanksi
berupa tindakan disiplin, pencatatan pada buku hukuman, pengurangan
nilai mental kepribadian dan/atau sanki tambahan yang telah ditentukan.

// Paragraf 8 …..
22

Paragraf 8
Pesiar Dan Tempat Pesiar
Pasal 23

(1) Siswa mempunyai hak pesiar yang dilaksanakan pada hari Rabu sore,
Sabtu sore, Minggu pagi dan hari libur;

(2) Siswa tidak diijinkan pesiar apabila :

a. Sedang mengikuti pendidikan dasar;


b. Sedang menjalankan dinas atau hukuman;
c. Dalam keadaan badan tidak sempurna, misalnya : dibalut, di gips,
salah satu bagian wajah membengkak, kaki pincang dan sebagainya;
d. Dalam rangka mempersiapkan ujian perbaikan ( her ).

(3) Daerah pesiar hanya dibatasi di dalam wilayah Pontianak Kota. Keluar
daerah ini harus seijin Ka SPN;

(4) Pesiar dilaksanakan minimal dua orang;

(5) Pelaksanaan Pesiar sesuai keputusan Ka SPN atas usulan dari Ka Korsis
dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dan kemajuan program
pendidikan;

(6) Saat pelaksanaan ijin, Ijin Bermalam Luar dan Cuti, siswa wajib
menggunakan pakaian dinas sesuai ketentuan yang berlaku;

(7) Radius 50 meter apabila siswa berada di luar rumah/tempat tinggalnya


wajib menggunakan pakaian dinas;

(8) Pelanggaran terhadap ketentuan pada pasal 23 ini dapat diberikan sanksi
berupa tindakan disiplin, pencatatan pada buku hukuman, pengurangan
nilai mental kepribadian dan/atau sanki tambahan yang telah ditentukan.

Paragraf 9
Waktu Istirahat Malam
Pasal 24

(1) Siswa diwajibkan tidur didalam Barak;

(2) Setelah tiba waktu istirahat malam, maka :

a. Siswa harus tidur ditempatnya masing – masing;


b. Lampu – lampu yang tidak perlu di ruang tidur dipadamkan;
c. Di atas jam istirahat malam diperkenankan untuk belajar dan
kepentingan lain setelah memberitahu kepada Jaga Serambi /
Pembina;
d. Tidak ada tindakan fisik terhadap Siswa.

// 3. Di ruang tidur …..


23

(3) Di ruang tidur Siswa tidak dibenarkan :


a. Membuat kegiatan yang mengganggu ketenangan;
b. Membikin kotor ruangan dan tempat sekitarnya;
c. Menempel gambar pada dinding dan alat - alat perabot dinas lainnya;
d. Menyimpan, menggunakan , dan membawa alat - alat masak.

(4) Pada saat tidur / istirahat malam Siswa wajib menggunakan piyama;

(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dapat dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Paragraf 10
Kepemilikan Uang Dan Barang
Pasal 25

(1) Uang :

a. Siswa setiap bulannya berhak menerima uang saku;

b. Siswa harus hidup dengan hemat, oleh karenanya segala keperluan


diusahakan secara maksimal dapat dipenuhi dari uang saku dan Siswa
dilarang berhutang;

c. Dengan memperhatikan faktor keamanan, Siswa diperkenankan


memegang uang tunai/cash dengan batas maksimal Rp. 200.000,- (dua
ratus ribu rupiah) dan selebihnya ditabung atau dalam bentuk kartu
kredit / ATM.

(2) Barang :

a. Barang perlengkapan dinas yang dipertanggung jawabkan kepada


Siswa wajib digunakan dan dirawat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dilarang meminjamkannya serta memindahkan tanpa seijin
Pembina / pengasuh;

b. Selama mengikuti pendidikan siswa wajib menjaga kelengkapan dan


keamanan barang dinas pribadi (kaporlap) yang telah dibagikan
kepadanya dan apabila sewaktu-waktu dilakukan pengecekan dan
didapati adanya barang yang hilang akan di lakukan proses
penyelidikan dan/atau penyidikan oleh pengasuh dan/atau provos SPN
untuk proses lebih lanjut;

c. Siswa dilarang membawa/menyimpan barang eletronik seperti radio,


tape, laptop, ipad, iphone dan sebagainya terkecuali atas ijin dari
pejabat yang berwenang dan untuk keperluan pendidikan dan/atau
pengasuhan

// Paragraf 11 …..
24

Paragraf 11
Berkendaraan
Pasal 26

(1) Berkendaraan umum baik roda 4 ( empat ) maupun roda 6 ( enam ) diatur
sebagai berikut :

a. Siswa diperbolehkan menggunakan angkutan umum seperti taksi,


angkutan kota, dan bus saat pelaksanaan pesiar, ijin bermalam luar
atau cuti;
b. Saat berada dalam kendaraan tutup kepala tetap dipakai kecuali
perjalanan jauh atau keadaan tidak memungkinkannya;
c. Apabila melaksanakan makan, hendaknya dilakukan dengan sopan
dan tertib serta menjaga kebersihan dan kerapian di dalam kendaraan;
d. Gunakan penutup (sapu tangan) untuk menutupi mulut apabila dalam
perjalanan jauh siswa tertidur.

(2) Berkendaraan Pribadi roda 2 ( dua ) maupun roda 4 ( empat )


a. Untuk menjaga keselamatan selama masa pendidikan siswa dilarang
menyetir kendaraan pribadi roda-2 maupun roda-4 dikecualikan dalam
hal yang bersifat khusus dan atas ijin dari pejabat yang berwenang
yakni Ka SPN;
b. Apabila menggunakan/dibonceng kendaraan roda-2 siswa wajib
menggunakan perlengkapan helm sesuai peraturan undang-undang
lalu lintas yang berlaku.

(3) Berkendaraan Dinas Bus / Truk Siswa

a. Naik dan turun kendaraan dilaksanakan dengan tertib;


b. Siswa mengambil tempat duduk secara tertib dan teratur;
c. Sebelum naik kendaraan, lebih dulu memberikan penghormatan
kepada atasan yang sudah ada dalam kendaraan;
d. Sebelum turun kendaraan, terlebih dahulu mengucapkan terima kasih
kepada pengantar, pengemudi kendaraan.

(4) Menunggu kendaraan :

a. Memelihara sikap dan kehormatan Siswa pada saat menunggu;


b. Menunggu dengan tertib ditempat yang telah disediakan atau
ditentukan;
c. Siswa dilarang menggunakan HP sambil berjalan.

(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dapat dikenakan sanksi disiplin dan
hukuman disiplin.

// Pasal 27 …..
25

Pasal 27

(1) Selama pendidikan di dalam maupun di luar SPN, Siswa wajib


menggunakan pakaian dan perlengkapan sesuai dengan ketentuan;

(2) Pemakaian seragam dan perlengkapan dimaksud, digunakan sedemikian


rupa sesuai ketentuan yang berlaku serta memenuhi unsur etika dan
kelayakan;

(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dapat dikenakan sanksi tindakan disiplin;

(4) Pelanggaran dengan sengaja memakai pakaian sipil (preman) dikenakan


sanksi akademis.

Pasal 28

(1) Untuk menanamkan rasa nasionalisme yang tinggi dan kejuangan yang
besar serta rasa cinta tanah air, Siswa harus mampu menunjukkan sikap
hormat pada saat menyanyikan atau mendengarkan lagu kebangsaan “
Indonesia Raya “ maupun lagu – lagu wajib lainnya;

(2) Siswa harus menguasai lagu - lagu wajib;

(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Paragraf 12
Pemeliharaan Kebersihan dan Kerapian
Pasal 29

(1) Setiap Siswa harus memelihara kebersihan dan kerapian pribadi maupun
lingkungannya;
(2) Siswa tidak dibenarkan memelihara kumis, jambang, jenggot, membuat
atau memelihara tatto dan memanjangkan kuku;
(3) Potongan rambut siswa selama masa Dasbhara adalah gundul dan
setelahnya diatur dengan ketentuan pendek dan rapi (0,1,2);
(4) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 30

(1) Berdirilah dengan sikap yang baik dan sopan, apabila yang lebih tua atau
seorang wanita mendatangi atau mengajak bicara;

(2) Pada saat berdiri dan berjalan tidak memasukkan tangan kedalam saku
serta tidak meletakkan tangan didepan dada ( bersedekap );

(3) Berjalan dengan sikap yang wajar, lengan dilenggangkan secukupnya dan
tidak boleh menoleh kanan kiri lebih dari 45° serta telapak tangan tetap
menggenggam;

// (4) Jika …..


26

(4) Jika berjalan dengan orang lain, sesuaikan langkah dan temponya serta
tidak berbicara berlebihan;

(5) Apabila akan melewati kumpulan orang, perhatikan sopan santun dan
adat istiadat atau kebiasaan setempat tanpa mengurangi sikap kesiswaan;

(6) Duduklah dengan badan yang tegak, sikap yang baik dan sopan ditempat
yang pantas;

(7) Pada saat perjalanan dinas, IBL, Cuti, pesta pertemuan, Siswa sebaiknya
tidak membawa barang jinjingan lebih dari 2 (dua);

(8) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 31

(1) Untuk mengevaluasi kemajuan belajar dan latihan Siswa, diadakan ujian;

(2) Siswa wajib mempersiapkan diri dan mengikuti ujian serta wajib menaati
peraturan, tata tertib ujian;

(3) Bagi Siswa yang saat ujian berhalangan ( belum melaksanakan ujian )
baik sakit maupun dinas, berhak mengikuti ujian susulan segera setelah
ujian selesai dilaksanakan;

(4) Pada saat melaksanakan ujian, Siswa dilarang mencontoh atau menyalin
hasil pekerjaan rekannya dan membawa masuk buku atau catatan dalam
bentuk apapun keruang ujian serta menggunakannya;

(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin


maupun sanksi akademis.

Paragraf 13
Bertunangan, Menikah, dan Perbuatan asusila
Pasal 32

(1) Siswa dilarang menikah selama dalam pendidikan serta dilarang untuk
berbuat asusila;

(2) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi akademis berupa


pemberhentian dari pendidikan.

Paragraf 14
Etika Berbicara Dan Menerima Tamu
Pasal 33

(1) Untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan gunakan selalu


bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mudah dimengerti;
(2) Siswa dilarang menggunakan bahasa daerah masing - masing;

// (3) Untuk …..


27

(3) Untuk mengembangkan keterampilan berbahasa asing dapat dibentuk


atau dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan
SPN;
(4) Pada waktu berbicara, pandangan diarahkan kepada orang yang diajak
berbicara. Beri kesempatan berbicara kepada orang lain serta jagalah
kesopanan dan tidak berbicara kasar kepada siapa saja;
(5) Perhatikan segala isi pembicaraan dan jawablah pertanyaan dengan
sopan sesuaikanlah sikap bila berbicara dengan atasan, orang yang
lebih tua dan sesama teman;
(6) Jangan menguap, batuk selama berbicara;
(7) Hindarilah penggunaan isyarat atau berbisik - bisik dalam berbicara dan
selama berbicara usahakan untuk tidak menggerakkan badan secara
berlebihan;
(8) Hindari pembicaraan yang mengarah kepada masalah suku, agama, ras,
antara golongan ( SARA ), politik dan rahasia dinas serta kejelekan
orang lain;
(9) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 34

(1) Jika akan bertamu, sebaiknya memberitahukan terlebih dahulu kepada


yang akan dikunjungi;
(2) Usahakanlah bertamu tidak lebih dari 4 ( empat ) orang, kecuali apabila
mendapat undangan;
(3) Siswa harus mengetuk pintu atau menekan bel terlebih dahulu,
memberi hormat, senyum, sapa dan salam kepada tuan atau nyonya
rumah;
(4) Gantungkan tutup kepala di kap stok yang disediakan, apabila tidak ada
letakkan di tempat yang pantas;
(5) Duduklah yang baik dan sopan di tempat yang telah ditentukan oleh
tuan dan nyonya rumah;
(6) Sewaktu bertamu dianjurkan Siswa menyesuaikan adat istiadat
setempat;
(7) Sewaktu bertamu dianjurkan tertib berbicara tetapi tidak memonopoli
pembicaraan;
(8) Perhatikan waktu dan lamanya bertamu serta hindari bertamu pada
waktu istirahat dan makan;
(9) Penyampaian penghormatan kepada tuan dan nyonya rumah tidak
berlebih – lebihan;
(10) Apabila selesai bertemu mengucapkan terima kasih dan pamit kepada
tuan dan nyonya rumah;

// (11) Apabila …..


28

(11) Apabila akan bermalam Siswa supaya membawa perlengkapan yang


diperlukan dan melaporkan kepada ketua RT setempat;
(12) Siswa wanita dilarang bermalam dirumah Siswa atau rekan Siswa;
(13) Perhatikan sopan santun dan pemakaian pakaian pada waktu ke dan
dari kamar mandi;
(14) Membatasi waktu bertamu pada orang yang baru dikenal sehingga tidak
terlalu lama;
(15) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 35

(1) Siswa dapat menerima tamu setiap hari di tempat yang telah ditentukan
dengan seijin Perwira pengawas , pengasuh;

(2) Pada waktu menerima tamu SIswa harus berpakaian PDH;

(3) Siswa dilarang menerima tamu pada saat jam kuliah, jam wajib belajar,
jam pengasuhan, kecuali dalam keadaan darurat;

(4) Tamu wajib melapor kepada Perwira pengawas , mengisi buku tamu dan
menunggu diruang yang telah ditentukan;

(5) Siswa yang mendapat tamu akan dipanggil kemudian siswa membawa
tamunya ke tempat penerimaan tamu;

(6) Siswa dilarang mengajak tamu memasuki ruang tempat tinggal Siswa
(Barak);

(7) Berikanlah kesan yang baik dan menyenangkan selama menerima tamu;

(8) Apabila terpaksa tidak dapat menerima dan menemani tamu,


usahakanlah dapat menyampaikan penyesalan dan alasan tamu tidak
dapat ditemui;

(9) Apabila akan menyediakan hidangan, sesuai dengan keadaan dan


jangan berlebihan, jangan pula menghidangkan makanan / minuman
yang menjadi pantangan tamu;

(10) Apabila siswa bertindak sebagai penerima tamu dalam suatu acara,
antarkan tamu tersebut sampai pada tempat duduk yang telah
ditentukan;

(11) Apabila tamu bersama rekan wanita dan berkendaraan, bukakanlah


pintu terlebih dahulu apabila mengalami kesulitan pada waktu turun
dan naik kendaraan bantulah tamu wanita tersebut secara sopan;

(12) Pada malam hari diijinkan bertamu sampai pukul 21.00 Wib;

// (13) Siswa …..


29

(13) Siswa harus mengantarkan tamu yang hendak pulang sampai kedepan
ruang jaga / kendaraan;

(14) Tamu diijinkan menjenguk Siswa yang sakit pada jam kunjung atau
seijijn perwira pengawas / pengasuh dan dokter jaga Poliklinik;

(15) Orang tua siswa yang menjenguk Siswa di rumah sakit diijinkan
menginap dirumah sakit atau seijin dokter jaga rumah sakit;

(16) Siswa yang sedang bertugas, diijinkan menerima tamu atas seijin
perwira pengawas;

(17) Siswa hendaknya memberitahukan kepada setiap keluarga, ataupun


rekan wanita, prianya agar berpakaian yang sopan dan rapi ketika
hendak bertamu;

(18) Terhadap setiap kunjungan tamu, seyogyanya Siswa membalas


kunjungan tersebut;

(19) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Paragraf 15
Mendampingi Tamu Resmi
Pasal 36

(1) Sebelum tamu datang harus diusahakan mendapatkan petunjuk yang


berhubungan dengan kegiatan yang akan dihadapi;

(2) Harus mengetahui cara kegiatan yang akan dilakukan tamu tersebut;

(3) Berusaha mengetahui sebanyak mungkin identitas tamu mencakup


antara lain : Nama, Pangkat, Jabatan, Riwayat Jabatan, keluarga, hobi
dan sebagainya;

(4) Jemput tamu pada saat tiba;

(5) Waktu berjalan mendampingi tamu Siswa berada disebelah kiri , agak
kebelakang;

(6) Apabila naik mobil, Siswa mengambil tempat sebelah kanan tamu, atau
disamping pengemudi apabila tamu didampingi pejabat lain;

(7) Apabila tamu akan pulang siswa agar mengantarkan sampai ketempat
yang telah ditentukan;

(8) Apabila ada pertanyaan dari tamu Siswa menjawab sesuai petunjuk
yang diberikan;

(9) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

// Pasal 37 …..
30

Pasal 37

(1) Berkenalan dengan seseorang dilakukan dengan berjabat tangan secara


sungguh - sungguh dan menghadap kearah orang tersebut serta
menatapnya dengan ramah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat;

(2) Sebutkan nama dengan ucapan yang jelas dan lengkap dengan
memperhatikan keluasan dan sopan santun pegaulan;

(3) Terhadap wanita atu orang yang lebih tua, Siswa wajib memperkenalkan
diri terlebih dahulu;

(4) Apabila siswa sedang bersama dengan rekan wanita / rekan pria,
bertemu dengan :

a. Atasan yang sudah dikenal Siswa maka Siswa memberikan


penghormatan dan selanjutnya memperkenalkannya dengan cara
menyebutkan nama rekan wanita / rekan pria tersebut terlebih
dahulu, kemudian memperkenalkan nama atasan tersebut;

b. Atasan yang belum dikenal, maka Siswa menyampaikan


penghormatan terlebih dahulu kemudian memperkenalkan diri dan
selanjutnya memmperkenalkan rekan wanita . rekan pria;

c. Teman, maka nama temannya disebutkan terlebih dahulu sesudah


itu nama rekan wanita / rekan pria.

(5) Berpisah dengan kenalan harus mengucapkan salam dengan : selamat


pagi, selamat siang dan selamat malam;

(6) Apabila hendak berkenalan dengan orang lain terutama wanita


sebaiknya memakai perantara dan dilaksanakan ditempat yang pantas
serta bersikap sesuai dengan etika;

(7) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 38

(1) Apabila hendak berpegian bersama rekan wanita Siswa harus mendapat
ijin terlebih dahulu dari orang tua / walinya dan rekan wanita tersebut
harus berpakaian rapi dan sopan;

(2) Bila berjalan bersama rekan wanita, rekan pria Siswa tetap menjaga
sikap kesiswaannya dan menempatkan rekan wanita pada posisi yang
aman;

(3) Untuk menjaga sopan santun, sebaiknya rekan pria, rekan wanita tidak
menggandeng lengan Siswa;

// (4) Untuk …..


31

(4) Untuk keselamatan pada saat naik tangga, eskalator, Siswa berada di
samping belakang rekan wanita dan pada waktu turun tangga berada
satu anak tangga disamping depan rekan wanitanya. Bila menggunakan
lift maka rekan wanita masuk, keluar terlebih dahulu;

(5) Rekan wanita diantar pulang kerumahnya sesuai waktu yang diberikan
oleh orang tua, wali dan sebelum berpisah Siswa mengucapkan terima
kasih;

(6) Apabila berpergian menggunakan kendaraan umum maka rekan wanita


naik terlebih dahulu dan turun membelakangi;

(7) Apabila Siswa bertemu dengan SIswa lain yang bersama rekan wanita,
rekan pria maka SIswa yang tidak membawa rekan wanita , rekan pria
memberikan salam kepada rekan wanita , rekan pria Siswa lain
tersebut;

(8) Berilah penghormatan terlebih dahulu apabila bertemu dengan Siswa


lain sesama pangkat yang sedang bersama rekan wanita, rekan pria;

(9) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 39

(1) Apabila berbelanja hendaknya ditempat yang bersih dan pantas;

(2) Jangan berdiri didepan toko melihat barang – barang yang dipajang di
etalase dari luar toko;

(3) Di dalam toko, tutup kepala tetap dipakai;

(4) Pada waktu berbelanja hindari tawar menawar dan pelayanan istimewa;

(5) Barang belanjaan supaya dikemas rapi atau dimasukkan kedalam tas
pesiar agar pada waktu membawanya tidak memengaruhi sikap
kesiswaan dan keserasian;

(6) Siswa tidak boleh berbelanja ditempat yang berdesak - desakkan


sehingga dapat menurunkan martabat dan kehormatan sebagai Siswa;

(7) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Paragraf 16
Makan Dan Pengaturannya
Pasal 40

(1) Pengaturan secara umum :


a. Apabila akan melaksanakan makan, bagian tangan dalam keadaan
bersih dan pakaian rapi;

// b. Menarik …..
32

b. Menarik kursi dilakukan dengan baik, apabila wanita agar dibantu


menarik kursinya;

c. Pada waktu duduk, badan dalam keadan tegap dan tangan


diletakkan diatas paha dengan posisi kaki sejajar;

d. Sebelum dan sesudah makan selalu didahului dengan berdoa;

e. Pergunakan peralatan makan sesuai dengan ketentuan dan


fungsinya menurut kesopanan dan etika yang ada;

f. Apabila perlu sebelum makan didahului dengan minum sedikit;

g. Dekatkan makanan yang akan diambil kepiring tidak sebaliknya;

h. Mengambil makanan secukupnya tidak berlebihan;

i. Pada waktu memasukkan makanan didalam mulut, sendok harus


diantar kemulut dari arah depan posisi sendok sejajar mengarah
tegak lurus ke mulut;

j. Apabila menggunakan pisau dipegang dengan menggunakan tangan


kanan;
k. Mengunyah makanan dengan mulut tertutup dan tanpa
mengeluarkan suara;
l. Jangan berbicara dan jangan minum pada waktu mulut berisi
makanan;
m. Jangan berkumur dengan air minum;
n. Apabila ingin minum ketika sedang makan, letakkan sendok dan
garpu terlentang dan bersihkan bibir terlebih dahulu;

o. Apabila sedang makan kedatangan orang yang kita hormati, berhenti


makan sejenak untuk memberikan salam;

p. Jangan membersihkan sisa makanan di rongga mulut dihadapan


orang lain tanpa menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan;

q. Selesai makan usahakan tidak ada sisa makan pada alat makan,
kumpulkan sisa makan dan tutup dengan sendok dan garpu tegak
lurus dari arah badan. Bila menggunakan pisau letakkan disebelah
kanan dengan sisi menghadap kekiri;

r. Selesaikan makan dan minum dengan sopan serta jangan bersenda


gurau.

// s. Jangan …..
33

s. Jangan berdiri sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk


kecuali sudah dipersilahkan;

t. Kembalikan kursi ketempat semula, sebelum meninggalkan meja


makan.

(2) Pengaturan di ruang makan :

a. Makan sesuai jadwal diruang makan adalah suatu kewajiban bagi


siswa. Hal ini dilaksanakan bersama – sama secara terpimpin dalam
suasana hikmat, kekeluargaan, dan komunikatif.

b. Sebelum makan :

1. Berangkat ke ruang makan dengan berbaris secara tertib;

2. Masuk keruang makan dengan tertib dengan menyampaikan


penghormatan perorangan kepada lambang negara dan Polri;

3. Tutup kepala diletakkan diatas pangkuan atau ditempat yang


telah ditentukan;

4. Didalam ruang makan mengambil tempat duduk dengan tertib


didepan meja makan masing - masing.

c Pelaksanaan makan

1. Sebelum makan :

a) Piket Detasemen melaporkan kesiapan makan kepada


Pembina yang paling senior kepangkatannya dengan
sebelumnya memberikan aba aba “duduk siap' ;

b) Piket Detasemen melaporkan kesiapan makan kepada Kaden


Korps dengan mengambil tempat yang telah ditentukan;

c) Piket Deasemen memimpin Doa dan pada saat Piket


Detasemen memberikan aba-aba “ Mengawali makan
pagi/siang/malam berdoa mulai”, maka kaden siswa
memukul lonceng sebanyak 2 kali dan doa diakhiri dengan
pukulan lonceng sebanyak 2 kali;

d) Setelah doa selesai, Piket detasemen memberikan perintah


“berdoa selesai” dan sesaat setelahnya Kaden Korps
memberikan perintah “selamat makan” dan seluruh siswa
menirukannya.

2. Selama pelaksanaan makan siswa dapat saling berkomunikasi


untuk menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan,
dengan tidak menimbulkan suara gaduh;

// 3. Apabila …..
34

3. Apabila dalam pelaksanaan makan ada perwira Polri dengan


jabatan dan kepangkatan yang lebih tinggi daripada piket
pengasuh saat itu yang berada di ruang makan maka piket
pengasuh/piket detasemen korps wajib menyiapkan dan
melaporkan kegiatan dan selama laporan kegiatan makan
sementara dihentikan sampai dengan ada aba-aba selanjutnya;

4. Apabila siswa terlambat ke ruang makan atau mendesak harus


mendahului keluar ruang makan sebelum selesai makan maka
wajib lapor kepada pembina / perwira pengawas;

5. Ketertiban makan pada tiap meja menjadi tanggung jawab ketua


meja atau Siswa yang piket pada saat itu;

6. Selesai makan :

a) Piket detasemen melihat situasi makan dan bila dirasakan


sudah waktunya maka akan memberikan aba-aba “duduk
siap” dan seluruh siswa mengambil sikap duduk siap serta
menghentikan aktifitas makan;

b) Piket detasemen laporan kepada Kaden Korps dengan


mengambil tempat yang telah ditentukan “makan
pagi/siang/malam letah dilaksanakan, laporan selesai”,
kemudian kembali ke tempat semula dan memberikan aba-
aba doa “mengakhiri makan pagi/siang/malam mulai” dan
sesaat setelah itu kaden korps memukul lonceng 2 kali,
kemudian setelah selesai doa kaden korps memukul lonceng
2 kali dan piket detasemen memberikan aba-aba “selesai” ;

c) Sebelum piket detasemen melaporkan selesainya kegiatan


makan, piket detasemen dapat mengambil waktu untuk
memberikan pengumuman-pengumuman kepada siswa;

d) Setelah itu siswa berdiri, merapikan kursi dan meninggalkan


ruang makan dengan tertib (tidak ada suara), dan
memberikan penghormatan perorangan menghadap ke
Pataka/bendera merah putih, kemudian balik kanan.

d. Ketentuan lain

1. Selama makan, pembina membantu ketertiban pelaksanaan


makan;

2. Selain pada waktu makan siswa tidak diijinkan memasuki atau


melewati ruang makan kecuali bagi yang sedang bertugas;

3. Dalam keadaan khusus, tata cara makan disesuaikan dengan


situasi dan kondisi yang berlaku;

// 4. Hal - hal …..


35

4. Hal - hal lain dilarang diruang makan siswa antara lain :


bersenda gurau, berteriak - teriak, menyanyi atau bersiul,
membawa makanan, lauk pauk sendiri serta memberikan
hukuman, tindakan di ruang makan dan memanggil siswa yang
sedang makan;

5. Siswa dilarang membawa / menyimpan makanan, minuman, dan


makan minum di barak siswa.

(3) Di perjamuan atau pesta, diatur sebagai berikut :

a. Perhatikan sopan santun dalam mengambil hidangan, perhatikan


jenis makanan yang akan diambil, jangan mencamupradukkan jenis
makanan yang tersedia;

b. Bila makan tanpa meja, duduk dengan sopan, piring diletakkan


diatas pangkuan atau ditopang dengan tangan kiri;

c. Apabila jamuan makan sambil berdiri, jangan mengunyah sambil


berjalan, bila disediakan kursi, utamakan untuk wanita.

(4) Di restoran, rumah makan, diatur sebagai berikut :

a. Tunggu giliran pelayan dengan sabar atau diikuti sistem pelayanan


setempat;

b. Bila bersama rekan wanita / pria atau teman - teman usahakan cari
tempat yang aman berlalu lintas pelayanan;

c. Usahakan tidak menempatkan rekan wanita / pria menghadap ke


jalan;

d. Duduklah dengan sikap yang sopan dan menunggu rekan wanita /


pria atau teman selesai makan.

(5) Di rumah keluarga, diatur sebagai berikut :

a. Tempatkan diri pada tempat yang sesuai yang ditunjuk oleh tuan
rumah;

b. Ambil makanan yang secukupnya setelah dipersilahkan oleh tuan


rumah;

c. Makan dengan sopan dan tidak tergesa - gesa serta habiskan


makanan yang telah diambil;

d. Usahakan dapat selesai makan bersama - sama.

(6) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

// Pasal 41 …..
36

Pasal 41

(1) Untuk kepentingan kesehatan, kebersihan , etika dan atau terjaminnya


hak - hak orang lain, Siswa dilarang merokok, minum - minuman keras
serta menggunakan narkotika dan obat - obatan berbahaya selama
mengikuti pendidikan;
(2) Pelanggaran terhadap larangan merokok dikenakan sanksi tindakan
disiplin sedangkan pelanggaran terhadap larangan minum - minuman
keras dikenakan sanksi akademis berupa Hukuman Disiplin;
(3) Pelanggaran terhadap larangan penggunaan narkotik dan obat - obatan
berbahaya dikenakan sanksi akademis berupa pemberhentian dari
pendidikan.

Paragraf 17
Pesta Dan Kegiatan Siswa
Pasal 42

(1) Pesta siswa diselenggarakan dengan maksud untuk mempererat


persaudaraan antar sesama siswa dan untuk melatih keamampuan
siswa dalam menyelenggarakan kegiatan;
(2) Maksud lain dari pesta ini adalah dalam rangka sosialisasi siswa,
sekaligus untuk mengembangkan pergaulan dengan sesama generasi
muda melalui media seni atau hiburan;
(3) Dalam kegiatan melaksanakan pesta siswa, etika pergaulan serta
kesopanan harus diperhatikan;
(4) Siswa diijinkan membawa rekan wanita / pria menghadiri pesta siswa
tersebut dengan ketentuan memakai pakaian yang sopan;s
(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 43

(1) Menonton Pertunjukan seni, mengunjungi tempat rekreasi atau tempat


hiburan lain, pilihlan tempat dan kelas yang dipandang pantas bagi
seorang siswa atau sesuai dengan aturan;
(2) Selama menonton pertunjukan seni, mengunjungi tempat rekreasi,
siswa diwajibkan untuk tetap menggunakan seragam secara lengkap.;
(3) Beli karcis pada loket ditempat yang telah ditentukan, secara sopan
menurut tata krama yang ada;
(4) Pelihara sopan santun pada waktu memasuki gedung, mencari tempat
duduk, selama pertunjukan berlangsung dan pada saat keluar gedung
pertunjukan;
(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

// Pasal 44 …..
37

Pasal 44

(1) Apabila berbicara melalui telepon dengan siapapun, gunakan kalimat


yang ringkas, ramah dan jelas serta memperhatikan kesopanan dan
kepentingan orang lain;

(2) Tata cara menggunakan telepon :


a. Menerima telepon :
1. Selamat pagi / siang / malam;
2. Sebutkan nama kesatuan;
3. Disini bersama …. ( nama dan pangkat );
4. Maaf dengan siapa saya berbicara ? ;
5. Setelah selesai berbicara ucapkan selamat pagi / siang / malam.

b. Menelepon :
1. Setelah diterima ucapkan selamat pagi / siang / malam;
2. Disini dengan … ( nama / pangkat );
3. Maaf ijin berbicara dengan …;
4. Setelah selesai berbicara ucapkan selamat pagi / siang / malam.
(3) Apabila menggunakan sarana telepon :
a. Umum
Antri dengan tertib, bicara seperlunya, perhatikan kepentingan orang
lain, dan perhatikan etika berbicara.
b. Meminjam
Harus mendapat ijin dari pemilik terlebih dahulu, batasi penggunaan
pulsa, gunakan dengan sopan dan setelah selesai ucapkan terima
kasih kepada pemiliknya.

(4) Telepon genggam (HP) dapat digunakan oleh siswa pada saat pesiar, IBL
dan libur pendidikan. Selama berada di lingkungan SPN siswa tidak
diperbolehkan membawa/menyimpan/menggunakan telephone genggam
(HP), dan apabila ada yang membawa telephone genggam agar dititipkan
pada pembina/staf korsis;
(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 45

(1) Siswa dapat menggunakan fasilitas kantin setelah masa dasbhara


selesai dengan ketentuan-ketentuan yang akan diatur kemudian;
(2) Siswa dapat mencukupi kebutuhan makanan dan minuman tambahan
serta berbelanja kebutuhan sehari - harinya sambil memanfaatkan
fasilitas hiburan pada jam - jam kosong kegiatan siswa;

// (3) Pada …..


38

(3) Pada saat mengunjungi kantin, siswa tetap mematuhi ketentuan dan
tata tertib yang ada dengan berpakaian dinas lengkap dan atau pakaian
yang berlaku saat itu;
(4) Siswa dilarang berhutang pada saat berbelanja di kantin;
(5) Siswa dilarang berebut dan mengambil makanan sendiri di kantin, dan
siswa wajib antri pada saat berbelanja;
(6) Selama di kantin siswa wajib menjaga ketenangan dan kebersihan;
(7) Siswa dapat menerima dan menjamu tamunya di kantin;
(8) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 46

(1) Siswa yang sakit diwajibkan berobat;


(2) Siswa yang akan berobat tersebut harus melaporkan kepada pengasuh
langsung / piket pengasuh dan mengambil buku mutasi berobat;
(3) Waktu berobat pada hari kerja adalah pada saat selesainya pelajaran
unit pertama, kecuali sakitnya harus segera mendapatkan pertolongan
medis;
(4) Siswa yang membawa obat dari luar wajib mendaftarkan obatnya kepada
petugas medis SPN;
(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 47

(1) Siswa jangan mudah membuat janji;


(2) Usahakan datang ditempat yang disepakati sebelum waktu yang telah
ditentukan;
(3) Yang lebih muda harus datang lebih dulu;
(4) Kalau mendadak berhalangan sehingga tidak menepati janji yang telah
disepakati, usahakan secepat mungkin memberitahukannya dengan
disertai permohonan maaf;
(5) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 48

(1) Untuk surat resmi, sesuaikan dengan Petunjuk Administrasi Umum


Polri;
(2) Untuk Surat tidak resmi :
a. Tulis sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat,
perangko dilekatkan pada sudut kanan atas;
b. Nama dan alamat, baik pengirim atau penerima ditulis secara jelas
dan lengkap.
// 3. Pelanggaran …..
39

(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 49
Undangan

(1) Mengundang, diatur sebagai berikut :


a. Undangan paling sedikit harus memuat informasi tentang acara,
waktu, tempat penyelenggaraan, pakaian yang digunakan dan
berlaku untuk berapa orang;
b. Perhatikan waktu pengiriman undangan supaya yang diundang tidak
merasa terdadak, apabila mungkin cantumkan nomor telepon
pengundang untuk dapat dikomunikasikan lebih lanjut bila
berhalangan.

(2) Menghadiri undangan :

a. Bila memungkinkan dan sepanjang acara undangan tersebut masih


dalam batas tata krama dan kode kehormatan, sebaiknyayogyanya
siswa memenuhi undangan dan hadir tepat pada waktunya;
b. Sesuaikan pakaian dengan ketentuan dalam undangan atau macam
dan sifat acara dan pilih posisi tempat duduk yang sesuai dengan
martabat siswa menurut situasi dan kondisi acara tersebut;
c. Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 50
Meminjam

(1) Usahakan untuk tidak meminjam sesuatu dari orang lain, apabila
terpaksa meminjam agar bertanggung jawab penuh terhadap barang
yang dipinjam;
(2) Barang yang dipinjam jangan dipinjamkan lagi kepada orang lain dan
apabila telah selesai agar segera dikembalikan;
(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Paragraf 18
Mengunjungi Orang Sakit Dan Melayat
Pasal 51

(1) Umum
a. Batasi perbuatan – perbuatan dan pembicaraan yang dapat
mengganggu ketenangan orang sakit;
b. Ciptakan suasana yang membesarkan hati penderita;
c. Lamanya berkunjung akan disesuaikan dengan keadaan penderita
dan banyaknya orang yang berkunjung.

// (2) Di rumah sakit …..


40

(2) Di rumah sakit

a. Perhatikan ketentuan waktu berkunjung;


b. Patuhi peraturan yang berlaku dirumah sakit itu;
c. Bila membawa makanan sesuaikan dengan peraturan Rumah Sakit.

(3) Di rumah
a. Pilih waktu berkunjung;
b. Patuhi ketentuan yang diberikan oleh keluarga penderita.

(4) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 52

(1) Apabila orang tua atau saudara kandung yang meninggal, siswa dapat
diijinkan untuk melayat maksimum 3 hari kerja ditempat sesuai situasi
dan kondisinya;

(2) Sebaiknya siswa meluangkan waktu untuk melayat teman, kerabat


ataupun family yang meninggal khususnya pada waktu sedang cuti atau
pesiar;

(3) Apabila sedang pergi melayat sebaiknya dilakukan sebelum


dikebumikan dan diusahakan dapat ikut mengantar sampai ketempat
pemakaman;

(4) Apabila waktu datang ditempat melayat telah hadir atasan atau orang
lain terlebih dahulu, siswa menyampaikan penghormatan kepada atasan
dan menganggukkan kepala kepada orang yang sudah hadir tersebut,
kemudian menyampaikan penghormatan kepada jenazah dan
mengucapkan bela sengkawa kepada keluarga almarhum;

(5) Menempatkan diri sesuai keadaan, menjaga ketenangan dan berbicara


dengan suara lembut;

(6) Sebaiknya tidak menanyakan sebab - sebab kematian almarhum kepada


sanak keluarga;

(7) Pakaian yang digunakan disesuaikan dengan upacara yang berlaku;

(8) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Pasal 53

(1) Secara Umum :


a. Menyesuaikan dengan ketentuan adat istiadat setempat;

// b. Tabur bunga …..


41

b. Tabur bunga :
1. Dilakukan secara khidmat;
2. Menghadap penuh kepusara, mengambil sikap jongkok dan
menabur bunga mulai dari kepala ke arah kaki.

c. Meletakkan karangan bunga


1. Memberikan penghormatan sebelum dan sesudah meletakkan
karangan bunga;
2. Meletakkan karangan bunga agar disesuaikan dengan situasi dan
sesuai dengan tata upacara yang berlaku.

(2) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin.

Paragraf 19
Perangkat Pengasuh Serdik
Pasal 54

(1) Kepala Detasemen (Kaden)

a. Melaksanakan tugas atau perintah dari Kabag Binsis/Kakorsis dan


Kasat;

b. Meneruskan perintah Kabag Binsis/Kakorsis melalui Kasat kepada


Komandan Kompi dan Komandan Peleton;

c. Melaksanakan tugas pengasuhan secara optimal terhadap serdik;

d. Mengendalikan dan melakukan koordinasi antar Komandan Kompi


dan Komandan Peleton dalam Detasemennya;

e. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Serdik dalam lingkup


Detasemennya;

f. Mengambil apel sesuai dengan jadwal;

g. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan


tugas Komandan Kompi dan Komandan Peleton dalam
Detasemennya;

h. Menyelenggarakan bimbingan dan pengasuhan sehari-hari terhadap


serdik;
i. Memberikan penghargaan kepada serdik yang berperilaku
positif/terpuji;
j. Menjatuhkan tindakan disiplin kepada serdik yang melanggar
peraturan;
// k. Mempertanggungjawabkan …..
42

k. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kasat;


l. Dalam hal organisasi serdik tersusun dalam bentuk hingga tingkat
Detasemen, maka Kaden mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya langsung kepada Kabag Binsis/Kakorsis

(2) Wakil Kepala Detasemen (Wakaden)

a. Membantu tugas dari Kaden serta menerima dan melaksanakan


pendelegasian tugas dari Kaden;

b. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kaden.

(3) Danki

a. Komandan Kompi (Danki) pengasuh;


b. Melaksanakan tugas piket pengasuhan;
c. Melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap serdik;
d. Mengendalikan dan melakukan koordinasi Komandan Peleton,
Bamin dan serdik dalam kompinya;

e. Mencatat setiap perilaku positif yang dilakukan oleh serdik serta


memberikan penghargaan;

f. Mencatat setiap pelanggaran yang dilakukan oleh serdik serta


memberikan tindakan disiplin;

g. Mengambil apel sesuai jadwal;


h. Memberikan motivasi kepada serdik;
i. Mengetahui data dan latar belakang serdik;
j. Menampung keluhan serdik dan menyalurkannya sesuai hirarki;
k. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
Detasemen (Kaden).

(4) Komandan Peleton (Danton)

a. Melaksanakan tugas piket pengasuhan;

b. Melakukan pengamatan terus-menerus terhadap kegiatan serdik;

c. Melakukan penilaian mental kepribadian, penilaian sosiometri,


memberikan bimbel, bimbingkan konseling dan admin siswa;

d. Mengendalikan dan melakukan koordinasi dengan Bamin dan serdik


pada peletonnya;

e. Mencatat perilaku serdik yang positif dan memberikan penghargaan;

// f. Mencatat …..
43

f. Mencatat perilaku serdik yang negatif dan memberikan tindakan


disiplin;

g. Memberikan bimbingan khusus kepada serdik yang bermasalah.

(5) Bintara Administrasi (Bamin)

a. Melakukan koordinasi dengan Dantonnya;


b. Membantu Danton dalam menyiapkan administrasi serdik dalam
peletonnya;
c. Bertanggung jawab terhadap kebersihan barak dan lingkungannya;
d. Mencatat dan melaporkan sesegera mungkin kejadian yang
ditemukan didalam peletonnya secara berjenjang;

e. Memberikan pelayanan terhadap kebutuhan serdik.

Paragraf 20
Penilaian Mental Dan Kepribadian
Pasal 55

(1) Penilaian dalam kegiatan pengasuhan peserta didik mengacu pada


Peraturan Kalemdiklat Polri Nomor: 06 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penilaian Peserta Pendidikan Polri yang berkaitan dengan seluruh
komponen mental kepribadian yang dilaksanakan secara harian,
mingguan, bulanan sesuai tahapan dan selanjutnya hasil penilaian
dilaporkan kepada Ka Sekolah/Pusdik/SPN;

(2) Pelaksanaan dan Komponen Pasal 61 perkal 06 / 2009;

(3) Pelaksanaan, Penilaian Mental kepribadian Serdik dilaksanakan secara


bertahap, berkelanjutan, jujur, obyektif dan transparan;

(4) Ketentuan :
a. Dilakukan sejak dilantik menjadi Serdik s.d menjelang Tupdik;
b. Pemberian penghargaan dan sanksi mempengaruhi nilai mental
kepribadian.

(5) Komponen mental kepribadian Serdik meliputi : Spiritual, Idiologi,


kejuangan, kepemimpinan dan watak pribadi.(dirumuskan dlm indikator
sikap), dengan menggunakan lembar pengamatan, pengamatan
dilakukan setiap hari oleh pengasuh.
a. Mental Spritual :
1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Kejujuran;
3. Toleransi.

// b. Mental …..
44

b. Mental Idiologi :
1. Yakin & amalkan Pancasila, Tri Brata, Catur Prasetya, Kode Etik
Profesi Polri dan Janji Siswa;
2. Wawasan kebangsaan.

c. Mental Kejuangan :
1. Bangga korps;
2. Jiwa korsa;
3. Menghargai hak orang lain;
4. Tingkat ilmu dan implementasi.

d. Mental Kepemimpinan :
1. Keteladanan;
2. Mampu menggerakkan orang lain;
3. Rasa tanggung jawab;
4. Mampu mengambil keputusan;
5. Kemampuan berkomunikasi;
6. Inisiatif ;
7. Kerjasama;
8. Loyalitas;
9. Memelihara sikon yang kondusif;
10. Unjuk kerja dan kinerja.

e. Watak / kepribadian :
1. Pengendalian emosi;
2. Penyesuaian diri;
3. Percaya diri;
4. Pro sosial.

(6) Batasan Nilai Aspek mental kepribadian Serdik, nilai lulus (65 – 80)
(7) Klasifikasi penilaian
a. Nilai 80 klasifikasi istimewa;
b. Nilai 77 – 79 klasifikasi memuaskan;
c. Nilai 72 – 76 klasifikasi baik;
d. Nilai 65 – 71 klasifikasi cukup;
e. Nilai 0 – 64 klasifikasi kurang.

// (8) Metode …..


45

(8) Metode pengamatan

a. Penilaian berdasarkan metode pengamatan dapat berkurang dengan


melakukan pelanggaran:

1. Pelanggaran ringan bobot nilai 2, sanksi hukuman pemakaian


helm merah dan pencabutan hak pesiar / IBL selama 2 (dua)
minggu secara berturut-turut;

2. Pelanggaran sedang bobot nilai 5 sanksi hukuman pemakaian


helm merah dan pencabutan hak pesiar / IBL selama 4 (empat)
minggu secara berturut-turut;

3. Pelanggaran berat bobot nilai 10 sanki dan hukuman pemakaian


helm merah dan pencabutan hak pesiar / IBL selama 8 (delapan)
minggu secara berturut-turut serta dapat dikeluarkan sesuai
peraturan yang berlaku.

b. Bertambah dengan alasan berprestasi atau pujian:

1. Tugas tanpa cacat nilai 2;

2. Perbuatan tertentu yg bersifat khusus yang dapat


dipertanggungjawabkan nilai 5;

3. Tugas tertentu atas rekomendasi Lemdik dan tugas Kepolisian


diluar Tupok Serdik nilai 10.

c. Pelanggaran Ringan :

1. tidak menjaga kebersihan dan kerapihan diri (pakaian, rambut,


kuku dsb);
2. kurang memperhatikan saat mengikuti giat pembelajaran;
3. membuka perlengkapan saat jam dinas maupun tugas;
4. tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan di
lingkungan SPN;
5. tidak melaksanakan ketentuan perdaspol;
6. pelanggaran lain yang dikatagorikan pelanggaran ringan oleh
musyawarah pengasuh.

d. Pelanggaran Sedang :

1. jajan / kantin / terima tamu di luar jam dan tempat yang telah
ditentukan;
2. membawa makanan dan minuman ke dalam barak selain air
minum dinas;

// 3. memasak …..
46

3. memasak di dalam barak;


4. tidur pada saat kegiatan;
5. terlambat mengikuti kegiatan;
6. mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas atau tidak etis;
7. keluar dari barisan saat upacara/apel tanpa alasan yang
kuat/main watak;
8. mengambil jatah makan sesama peserta didik;
9. kerjasama saat mengikuti ujian;
10. sengaja berbuat gaduh/kekacauan sehingga mengganggu kegiatan
formal;
11. pelanggaran lain yang dikatagorikan pelanggaran sedang oleh
musyawarah pengasuh.

e. Pelanggaran Berat :
1. melakukan perbuatan melanggar ketentuan hukum yang berlaku
(pidana, perdata, perda, maupun peraturan pemerintah lainnya),
melanggar norma susila dan etika masyarakat;
2. mencontek saat ujian;
3. tidak mengikuti kegiatan tanpa alasan;
4. tidak mengikuti pelajaran sebanyak 5% secara berturut turut atau
12% secara tidak berturut-turut dari jumlah total jam pelajaran
yang telah ditentukan;

5. bertengkar dan berkelahi;


6. memiliki, menyimpan, mengkonsumsi alkohol, minuman keras,
narkoba dan obat - obatan terlarang;
7. membawa, menyimpan, merokok di dalam/luar seputar lingkungan
spn;
8. merusak fasilitas dinas;
9. keluar masuk lingkungan spn pontianak tanpa ijin;
10. melarikan diri dari spn dan tidak kembali lebih dari 1 x 24 jam;
11. terlambat masuk spn setelah ibl, pesiar atau kegiatan ijin lainnya;
12. melakukan perbuatan yang melanggar norma etika dan susila;
13. menggunakan ponsel sebelum diijinkan lembaga;
14. membawa tamu / orang luar ke dalam barak;
15. sengaja tidak mematuhi tata tertib maupun perintah dinas dari
pengasuh / instruktur / tenaga kependidikan.
16. pelanggaran lain yang dikatagorikan pelanggaran berat oleh
musyawarah pengasuh.
// f. Prestasi …..
47

f. Prestasi / Pujian :

1. Tugas tanpa cacat :

a) menjadi Kaden harian, Danki harian atau Danton harian;


b) atas inisiatif sendiri bersedia sebagai petugas upacara/giat
resmi lainnya dalam lingkungan SPN, dan berhasil tanpa
kesalahan;
c) melaksanakan tugas lain setara atas perintah lisan dari
pengasuh maupun kesepakatan rekan-rekan siswa lainnya
untuk kepentingan kurikuler.

2. Perbuatan tertentu yang bersifat khusus dan dapat dipertanggung


jawabkan :
a) berinisiatif melakukan kegiatan bermanfaat bagi lemdik/serdik
lainnya secara konsisten (mengajak dan memberi contoh
rekannya dalam hal ketaqwaan, kebersihan, penghijauan,
disiplin mentaati peraturan, mencegah pelanggaran, membantu
/menolong dan sebagainya);
b) donor darah (termasuk menolong masyarakat yang
membutuhkan bantuan);
c) membantu pengaturan lalu lintas, saat diperlukan;
d) membantu menangani kejadian perkara (tangkap pencuri, laka
lantas dan sebagainya);
e) secara sengaja mempromosikan Polri sehingga mendapat respon
baik dari masyarakat secara signifikan;
f) melaksanakan tugas sebagai pejabat korps siswa tanpa cacat
sampai akhir dik.

3. Tugas tertentu atas rekomendasi lemdik dan tugas kepolisian di luar


tugas pokok serdik :
a) menangkap tangan pelaku kejahatan;
b) melakukan kegiatan bersifat TPTKP;
c) memberikan laporan informasi dengan bobot A1 berkaitan
dengan teroris, kerusuhan, kejahatan besar yang berdampak
kematian maupun sistemik dan sebagainya, atau
menggagalkan ancaman tersebut;
d) direkomendasikan atau disprinkan sebagai duta lemdik untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan/lomba/ kejuaraan resmi baik
bidang science, olahraga, seni budaya maupun kepolisian
resmi;
e) melaksanakan kegiatan lain yang bermanfaat secara kedinasan
tertulis dari Ka SPN.
// 4. Pengurangan …..
48

4. Pengurangan nilai atau penambahan diberikan pada hari yang


bersangkutan melakukan pelanggaran atau prestasi dan nilai yang
ditambahkan atau yang dikurangi dihitung setelah mendapat nilai
harian;

5. Hasil pengamatan tiap indikator sikap diberi skor :

a) Baik sekali skor 5;


b) Baik skor 4;
c) Cukup skor 3;
d) Kurang skor 2;
e) Kurang sekali skor 1.

(9) Sosiometri

a. nilai mental kepribadian melalui sosiometri diperoleh dengan cara


setiap peserta didik memberikan penilaian kepada semua peserta
didik dalam satu peleton yang sama;

b. dalam memberikan penilaian peserta didik diberikan lembar


pengamatan yang di dalamnya terdapat rumusan indikator yang
dinilai;

c. rumusan indikator yang dinilai di susun oleh lembaga penyelenggara


pendidikan;

d. penilaian akhir sosiometri diperoleh dengan menjumlahkan


keseluruhan nilai yang diberikan oleh peserta didik lainnya dibagi
jumlah peserta didik dalam peleton yang sama;

e. Penskoran sosiometri untuk menilai peserta didik lainnya sama


dengan penskoran NMK pengamatan pengasuh, hanya berbeda
rumus penghitungannya yaitu pada kolom 36 blanko sosiometri
tertulis rumus : JS/TBT X 100, penjelasannya adalah sebagai
berikut :

JS : Jumlah skor yang diperoleh


/ : Per atau dibagi
TBT : Total bobot nilai atau skor tertinggi
X 100 : Kali seratus merupakan rumus tetap.

Blanko nilai sosiometri tidak dicantumkan identitas penilai,


penghitungannya adalah dengan cara merata-ratakan jumlah skor
dari seluruh rekan satu peleton.

// (10) Nilai …..


49

(10) Nilai Pengamatan (NMK)

Lampiran 2 NMK mingguan. NMK minggu diperoleh dengan cara :

1. menjumlahkan seluruh nilai harian yang didapat dalam tujuh hari


sebagaimana dalam kolom 11 lampiran 2 tentang contoh blanko
rekap NMK mingguan;

2. NMK mingguan diketahui (ditanda tangani) oleh Kaden dan akan


dibawa dalam rapat koordinasi pengasuh tiap minggu dipimpin
Kakorsis yang sekaligus menanda tangani NMK mingguan tersebut;

3. Rumus penambahan nilai mental kepribadian :

a) tugas tanpa cacat artinya diberi tugas tidak melakukan


kesalahan di beri tambahan nilai 2 (dua). Selanjutnya
dimasukkan rumus :

2/10 X 1.933327 = 0,3866654

penjelasan :

 2 : Point penambahan nilai jika diberi tugas tanpa


cacat
10 : Rumus tetap (angka pembagi)
 1.933327 : Rumus tetap, diperoleh dari nilai
tertinggi (80) dikurangi asumsi NMK
pengamatan tertinggi siswa adalah
78.066673

b) perbuatan tertentu yang bersifat khusus dan dapat


dipertanggung jawabkan ditambah 5 (lima) :

RUMUS : 5/10 X 1.933327 = 0.9666635

c) tugas tertentu atas rekomendasi lemdik dan tugas kepolisian di


luar tugas pokok peserta didik ditambah 10 (sepuluh) :

RUMUS : 10/10 X 1.933327 = 1.933327

4. Rumus pengurangan nilai mental kepribadian :

Pengurangan nilai mental kepribadian adalah sebagai berikut :

a) pelanggaran ringan dikurangi 2 (dua);


b) pelanggaran sedang dikurangi 5 (lima);
c) pelanggaran berat dikurangi 10 (sepuluh).

// Kemudian …..
50

Kemudian dimasukkan rumus sebagaimana penambahan nilai


mental kepribadian sehingga akan mendapatkan nilai pengurangan
sebagai berikut :

a) pelanggaran ringan, maka nilai mental kepribadian hari itu akan


dikurangi 0,3866654;

b) pelanggaran sedang, maka nilai mental kepribadian hari itu


dikurangi 0,9666635;

c) pelanggaran berat, maka nilai mental kepribadian hari itu akan


dikurangi 1,933327.

(11) Nilai Akhir Mental Kepribadian

Rumus : Nilai pengamatan X 7 + Sosiometri X 3


10

Serdik yg mendapatkan nilai dibawah batas nilai lulus (65) dan


mendapat nilai istimewa (80) pengasuh bersangkutan diwajibkan
membuat laporan secara tertulis

Paragraf 21
Pujian dan Penghargaan
Pasal 56

(1) Siswa yang berprestasi dalam pendidikan atau dalam hal - hal khusus
memperoleh pujian dan penghargaan serta dapat dicatat dalam buku
saku siswa dan diberikan penambahan nilai mental kepribadian;

(2) Pujian atau pelanggaran tersebut dapat dicabut kembali apabila


terdapat kekeliruan;

(3) Pujian atau prestasi menurut perkal nomor 06 tahun 2009.

Pasal 57

(1) Selain ketentuan - ketentuan tersebut diatas bagi siswa dilarang


menumbuh kembangkan tradisi yang tidak sehat dan tidak bertanggung
jawab atau menciptakan tradisi baru yang bertentangan dengan norma
kehidupan;

(2) Siswa dilarang memberikan tindakan yang menyimpang dari ketentuan


yang berlaku seperti tindakan kekerasan yang mengarah kepada
sadisme termasuk pemukulan dan segala macam bentuk kontak fisik
lainnya;

(3) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi berupa : Tindakan


disiplin, hukuman disiplin, hukuman pidana dan sanksi akademis;

// (4) Semua …..


51

(4) Semua sanksi membawa dampak dikuranginya Nilai sikap dan perilaku
siswa;

(5) Penjatuhan sanksi :

a. Tindakan disiplin oleh semua atasan.


b. Hukuman disiplin oleh Ankum.
c. Hukuman pidana diputus melalui sidang dewan Pendidikan dan
Latihan.

(6) Sanksi akademis diputus melalui sidang dewan Pendidikan dan Latihan
berupa :

a. Penundaan pelantikan;

b. Pengulangan Magang;

c. Pemberhentian dari pendidikan direalisasikan dengan surat


keputusan Kapolda Kalbar.

(7) Penjatuhan tindakan disiplin oleh atasan berupa tindakan fisik, harus
bersifat mendidik.

Paragraf 21
Pemberhentian
Pasal 58

(1) Siswa dapat diberhentikan dari pendidikan setelah direalisasikan


melalui surat keputusan Kapolda Kalbar karena :
a. Meninggal dunia;
b. Tidak mampu mengikuti pendidikan yang diberikan sesuai
keputusan sidang dewan Pendidikan dan Latihan, karena :

1. Menjadi cacat badan / ingatan / berada dalam keadaan sakit,


sehingga tidak mampu mengikuti pendidikan;

2. Setelah diterima menjadi siswa kemudian diketahui tidak


memenuhi persyaratan administrasi seperti yang ditentukan
sebagai calon siswa;

3. Berkelakuan buruk, tercela dan melanggar norma sosial, hukum


serta peraturan – peraturan lainnya yang berlaku;

4. Terkena penerapan sanksi akademis sesuai petunjuk hasil


evaluasi belajar;

5. Melaksanakan pernikahan selama pendidikan.

// (2) Siswa …..


52

(2) Siswa yang diberhentikan atas kehendak sendiri diwajibkan mengganti


biaya yang telah dikeluarkan oleh negara untuk pendidikannya;

(3) Siswa yang diberhentikan dari pendidikan, harus mengembalikan


perlengkapan dan peralatan yang dipinjamkan kepadanya, sejak itu dia
tiak mempunyai hak dan kewajiban lagi senagai seorang siswa.

Pasal 59

Ketentuan - ketentuan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kapolri dan


Kapolda Kalbar dapat diberlakukan bagi Siswa.

Pasal 60

(1) Siswa diharapkan dapat mengembangkan tradisi Korps siswa yang


positif dan tidak menyimpang dari norma dan etika Kepolisian;

(2) Kegiatan tradisi Korps siswa diatur dengan Surat Keputusan Kepala
SPN.

Pasal 61

(1) Hal - hal khusus yang merupakan kebijaksanaan Ka SPN berlaku bagi
Siswa;

(2) Ketentuan - ketentaun khusus tentang penjabaran akan diatur lebih


lanjut.

BAB V
PENUTUP
Pasal 62

(1) Peraturan kehidupan siswa adalah pedoman yang mengatur kehidupan


siswa yang membuat ketentuan - ketentaun tentang norma dan kaidah
yang berlaku bagi setiap siswa;

(2) Perdupsis dimaksudkan bukan semata - mata sebagai alat kekuasaan


hukum, melainkan yang lebih penting sebagai alat penegak ketertiban
siswa. Oleh karena itu keberhasilan perdupsis sangat tergantung pada
seberapa jauh siswa dapat melaksanakan setiap norma dan kaidah yang
tercantum didalamnya. Makin teguh siswa berpegang pada perdupsis,
maka akan semakin terwujud suasana ketertiban yang dirangkum
perdupsis dalam kehidupan siswa.

// Pasal 63 …..
53

Pasal 63

Peraturan Kepala Sekolah Polisi Negara Pontianak ini mulai berlaku pada
tanggal disahkan.

Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 7 Agustus 2017

KEPALA SEKOLAH POLISI NEGARA PONTIANAK

SUPRIADI, S.H., M.H.


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 64080182

Disahkan di Pontianak
pada tanggal 24 Agustus 2017

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN BARAT

Drs. ERWIN TRIWANTO, S.H.


INSPEKTUR JENDERAL POLISI

REGISTRASI SETUM POLDA KALBAR TAHUN 2017 NOMOR :

PERATURAN SATKER
B/01/VIII/2017
TANGGAL 24 AGUSTUS 2017

Paraf:

1. Konseptor/ Kasubbag Renmin : ...........


2. Kakorsis : ...........
3. Kabidkum : ...........
4. Kasetum : ...........
5. Waka Polda : ...........

Anda mungkin juga menyukai