Tjipto Mangoenkoesoemo
BIBLIOGRAFI BERANOTASI KARYA
TJIPTO MANGOENKOESOEMO
TJIPTO
MANGOENKOESOEMO
DIREKTORAT SEJARAH
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2018
Bibliografi Beranotasi Karya
Tjipto Mangoenkoesoemo i
BIBLIOGRAFI BERANOTASI KARYA
TJIPTO MANGOENKOESOEMO
PENGARAH:
Hilmar Farid – Direktur Jenderal Kebudayaan
Triana Wulandari – Direktur Sejarah
PENANGGUNG JAWAB:
Suharja – Kasubdit Sejarah Nasional
EDITOR:
Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum.
PERISET:
Sulaiman Harahap
Direktorat Sejarah
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung E, Lantai 9, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta
2018
S
umber sejarah yang biasa juga disebut data sejarah
merupakan seluruh informasi yang dapat dijadikan
sebagai dasar untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu.
Penggunaan data atau sumber dalam kajian sejarah menjadi
sangat penting karena sejarah bersifat ideografis, merekonstruksi
peristiwa yang berhubungan dengan gejala yang unik, sekali
terjadi, dan terikat dengan konteks waktu dan tempat. Dengan
demikian, informasi yang diharapkan dari sumber sejarah
adalah keterangan sekitar apa yang terjadi, siapa pelakunya, di
mana dan kapan persitiwa itu terjadi sehingga dengannya kita
dapat menjawab pertanyaan mengapa.
Triana Wulandari
S
ejarah dalam pemaknaannya yang paling awal adalah
peristiwa yang pernah terjadi. Setiap detik terjadi peris-
tiwa, entah dimana dan dalam kaitan (context) apapun.
Peristiwa tersebut ada yang memperlihatkan hubungan yang
jelas dengan peristiwa yang lain, ada yang hubungannya kabur,
dan banyak yang tidak ada kaitannya dengan peristiwa lain.
Adapun peristiwa-peristiwa yang memperlihatkan adanya
kaitan, lebih-lebih jika ikatan itu bersifat sebab akibat, maka
itu menjadi sebuah kisah. Dari sini muncul makna sejarah
yaitu sejarah sebagai kisah. Sejarah sebagai kisah itulah yang
sebenarnya sangat dianjurkan untuk dijadikan pelajaran, dan
agar tidak ditinggalkan. Maka sejarah sebagai kisah itulah yang
pada umumnya dianggap sebagai sejarah.
Menurut para ahli dikatakan bahwa sejarah itu merupakan
guru bukti. Yang artinya kisah yang ada itu didasarkan bukti
(sumber) yang dapat dikaji baik secara fisik maupun akal
sehat. Kesadaran bahwa sumber sejarah memegang peranan
penting dalam kisah sejarah menyebabkan munculnya berbagai
himbauan agar kita berusaha dan berupaya untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan sumber sejarah itu.
Hal ini rupaya direspon baik oleh banyak pihak, buktinya cuk-
up banyak lembaga pemerintah yang secara khusus diberi tu-
gas maupun lembaga non pemerintah yang sangat menaruh mi-
nat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Baik yang
berkonsentrasi pada produksi pengetahuan sejarah, diseminasi
informasi kesejarahan, dan peningkatan apresiasi publik terha-
dap sejarah. Sebagai contoh, di lingkungan Kementerian Pendi-
dikan dan Kebudayaan beberapa yang berhubungan erat dengan
Hilmar Farid
P
ada tahun 1935 dua tokoh partai kebangsaan, Pendidikan
Nasional Indonesia, tetapi lebih sering disebut PNI Baru,
ditangkap pemerintah kolonial Belanda. (Tentu bisa dipa-
hami juga sebab yang dianggap PNI Lama, ialah Partai Nasion-
al Indonesia, partai kebangsaan pimpinan Sukarno, yang telah
mengganti nama). Kedua tokoh ini mula-mula diasingkan ke
Boven Digul, sebuah lokasi yang sekarang secara adminstratif
berada di propinsi Papua Barat. Tetapi setelah kira-kira satu
tahun berada di tempat pembuangan dari para nasionalis yang
terpencil itu mereka dipindahkan ke Banda Neira, sebuah kota
kecil di kepulauan Banda. Di masa jayanya—sebelum dibakar
oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen---- kota di pulau
kecil ini telah menjadi sebuah pusat perdagangan laut dan aktif
pula dinamika perkembangan Islam.
P
enelitian dan penyusunan buku bibliografi beranotasi ini
memakan waktu lima bulan. Dimulai sejak minggu pertama
Mei hingga minggu terakhir September. Dalam selang waktu
kurang dari lima bulan tersebut seluruh tahapan untuk penyusu-
nan buku ini telah terlampaui. Mulai dari persiapan penelitian,
pencarian sumber sejarah, pemilahan hasil temuan sumber sejar-
ah, pembuatan anotasi hingga penyusunan anotasi ke dalam draft
buku. Di bulan Oktober draft buku ini mengalami penyuntingan.
Dalam waktu relatif singkat, alhasil dapat tercapai juga tugas
yang diberikan kepada peneliti. Selama proses persiapan, pe-
nelitian, dan penyusunan draft buku ada berbagai pihak yang
memberi dukungan dan dorongan semangat untuk terus bekerja.
Terkhusus, kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Hilmar Farid, peneliti hatur-
kan terimakasih atas perhatiannya kepada program inventarisasi
sumber sejarah. Kepada Direktur Sejarah, Ibu Triana Wulandari,
terimakasih atas segala wejangannya di kala-kala rapat. Kepada
Kepala Sub Direktorat Sejarah Nasional, Bapak Suharja, terimak-
asih atas dorongan semangat kepada peneliti agar dapat menyele-
saikan tugas tepat waktu. Walaupun terkadang perkembangan
pekerjaan berjalan agak meleset dari waktu yang diberikan. Na-
mun, masih dalam batas waktu yang bisa ditoleransi. Terimakasih
atas kepercayaan yang diberikan kepada peneliti.
Pekerjaan inventarisasi sumber sejarah yang diberikan kepa-
da peneliti di tahun ini adalah kelanjutan dari tahun silam. Pada
2017, telah terselesaikan inventarisasi sumber sejarah berupa tu-
lisan-tulisan Ki Hajar Dewantara. Karya Ki Hajar yang telah berha-
sil dikumpulkan dan kemudian dianotasikan dalam bentuk buku
ada sejumlah 471 judul. Karya-karya itu berupa artikel dalam me-
Sulaiman Harahap
TJIPTO
MANGOENKOESOEMO
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Moet de Javaan Geestelijk Immobiel Blijven? / Geestelijke
Immobiliteit Geeischt”
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Dr. Abraham Kuyper’s Pech / De Kuijper Te Laat”
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Iets over den Javaan, zijn geschiedenis en zijn ethiek”
Delpher.nl
Tjipto Mangoenkoesoemo
“De Pest op Java en Hare Bestrijding”
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Adieu 1915, Welkom 1916”
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
De Voorpost: Solo
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Een Terugblik. “Excelsior””
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
De Indier: Semarang
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Het Saminisme”
Delpher.nl
Delpher.nl
Delpher.nl
Tjipto Mangoenkoesoemo
“7de Vergadering - Algemeene aanvullingsbegrooting voor
het dientsjaar 1920 - algemeene beschouwingen”
Tjipto Mangoenkoesoemo
“22ste Vergadering - IngeToelating en beeediging van het
verkozen lid L. C. Westenenk. - Aanvullingsbegrooting voor
1920 ten behoeve de instelling van regentschapraden”
Tjipto Mangoenkoesoemo
(Surat pribadi Tjipto kepada Soewardi)
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Het Communisme in Indonesie: Naar Aanleiding van de
Relletjes”
digitalcollections.universiteitleiden.nl
digitalcollections.universiteitleiden.nl
digitalcollections.universiteitleiden.nl
digitalcollections.universiteitleiden.nl
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Waarom Jong Indonesia…”
Tjipto Mangoenkoesoemo
“De Beweging in India”
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Sepatah Kata tentang Nazi (I)”
Batavia-Centrum
Batavia-Centrum
Batavia-Centrum
Batavia-Centrum
Delpher.nl
Tjipto Mangoenkoesoemo
“Bij de Chineesche Jaarwisseling”
Studio Sejarah