Anda di halaman 1dari 40

GLB,GLBB,GERAK VERTIKAL,GERAK PARABOLA

Sebelum membahas lebih lanjut tentang GLB dan GLBB, sebaiknya kamu harus tahu
pengertian gerak lurus. Gerak adalah perubahan posisi suatu benda dari satu titik ke titik
tertentu. Jika tidak ada perubahan posisi, maka benda tidak dikatakan bergerak. Jika gerak
terjadi di sepanjang lintasan lurus, maka disebut gerak lurus. Secara umum, gerak lurus
dibagi menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB). Apa perbedaan antara keduanya?

Pengertian GLB
Gerak lurus beraturan atau GLB adalah gerak yang terjadi di sepanjang lintasan lurus
dengan kecepatan tetap. Artinya, kecepatan benda di setiap titik selalu sama, baik besar
maupun arahnya. Jika kecepatannya tetap, maka perubahan kecepatannya sama dengan
nol. Artinya, percepatan benda akan bernilai nol.

Pengertian GLBB
Gerak lurus berubah beraturan atau GLBB adalah gerak yang terjadi di sepanjang lintasan
lurus dengan perubahan kecepatan tetap. Artinya, kecepatan gerak benda berubah secara
teratur setiap detiknya, sehingga perubahan kecepatannya tetap. Jika perubahan
kecepatannya tetap, maka percepatan geraknya tetap atau tidak bernilai nol. Berdasarkan
jenis percepatannya, GLBB dibagi menjadi dua, yaitu GLBB dipercepat dan diperlambat.
GLBB dipercepat adalah gerak yang kecepatan bendanya selalu bertambah setiap detiknya,
sehingga geraknya semakin cepat. Pada GLBB jenis ini, percepatan bendanya bernilai
positif. Ingat, percepatan termasuk besaran vektor, sehingga kamu harus memperhatikan
perjanjian tandanya.
GLBB diperlambat adalah gerak yang kecepatan benda selalu berkurang setiap detiknya,
hingga benda tersebut berhenti. Pada GLBB jenis ini, percepatan bendanya bernilai negatif.

Apa Saja Rumus GLB dan GLBB?


Fisika tanpa rumus ibarat makan tanpa nasi. Lantas, apa saja rumus yang digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal GLB dan GLBB?

Rumus GLB
Rumus pada GLB :

Dengan:
v = kecepatan (m/s);
s = jarak tempuh (m);
t = waktu (s)

Rumus GLBB
Rumus GLBB dipercepat:

Dengan:
vt = kecepatan akhir (m/s);
v0 = kecepatan awal (m/s);
a = percepatan (m/s2);
t = waktu (s); dan
s = jarak tempuh.

Rumus GLBB diperlambat


Dengan:
vt = kecepatan akhir (m/s);
v0 = kecepatan awal (m/s);
a = percepatan (m/s2);
t = waktu (s); dan
s = jarak tempuh

Grafik GLB dan GLBB


Jika data-data benda yang mengalami GLB atau GLBB diplot dalam bentuk kurva, akan
dihasilkan grafik seperti berikut.
Grafik GLB
Contoh grafik hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) pada GLB.

Dari grafik di atas untuk setiap nilai t, kecepatan bendanya selalu tetap. Hal itu ditunjukkan
oleh garis warna hijau lurus horizontal (mendatar).

Grafik GLBB
Grafik GLBB dipercepat
Adapun bentuk grafik pada GLBB dipercepat adalah sebagai berikut.

Dari grafik di atas, terlihat bahwa semakin besar nilai t, kecepatan bendanya semakin besar
pula. Grafik tersebut akan menghasilkan nilai gradien positif, di mana gradien
menunjukkan percepatan geraknya.

Grafik GLBB diperlambat


Adapun bentuk grafik pada GLBB diperlambat adalah sebagai berikut.
Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai t, kecepatan bendanya semakin
kecil, hingga berhenti di titik waktu tertentu. Grafik tersebut memiliki nilai gradien negatif,
di mana gradien menunjukkan percepatan geraknya.

Contoh GLB
Adapun contoh GLB dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

1. Kereta yang melaju dengan kecepatan tetap.


2. Gerak pembalap motor saat berada di lintasan.
3. Gerak mobil dengan kecepatan tetap.
4. Gerak benda-benda lain yang kecepatannya selalu tetap.

Contoh GLBB
Adapun contoh GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

1. Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya.


2. Proses pengereman sepeda motor, mobil, dan alat transportasi lainnya.
3. Gerak jatuhnya pemain parasut.
4. Gerak atlet yang sedang lari cepat.
5. Gerak sepeda di jalanan miring.
Perbedaan GLB dan GLBB
Setelah memahami pengertian, rumus, serta jenis grafiknya, perbedaannya adalah sebagai
berikut.

 Pada GLB, besar kecepatan benda selalu sama, sehingga percepatannya sama
dengan nol (a = 0).
 Pada GLBB, besar kecepatan bendanya selalu berubah secara teratur setiap detik,
sehingga percepatannya bisa bernilai positif atau negatif, bergantung pada jenis
geraknya.

Contoh Soal GLB


Beni pergi ke sekolah dengan gerak perjalanan sesuai grafik berikut.
Jarak antara rumah dan sekolah Beni adalah 1,2 km. Agar sampai sekolah tepat pada pukul
07.15, Beni harus berangkat dari rumah pada pukul ….
Pembahasan:
Diketahui:
s = 1,2 km = 1.200 m
Sampai sekolah = 07.15
Ditanya: Beni harus berangkat pukul =…?
Pembahasan
Perhatikan kembali grafik berikut.

Grafik di atas adalh grafik hubungan antara jarak dan waktu tempuh pada GLB. Ingat, pada
GLB benda bergerak dengan kecepatan tetap.
Kita ambil data t = 3 s dan s = 6 m.

Artinya, kecepatan Beni adalah 2 m/s.


Jarak antara rumah Beni ke sekolah = 1.200 m. Dengan demikian, lamanya waktu yang
dibutuhkan Beni ke sekolah adalah sebagai berikut.

Agar Beni sampai di sekolah tepat pukul 07.15, ia harus berangkat dari rumah pukul 07.05.

Contoh Soal GLBB


Fira mengendarai mobil dengan kecepatan 72 km/jam. Ia sedang asyik menyetir sambil
teleponan dengan temannya. Tiba-tiba, seseorang pengendara lain membuang kardus
makanan di depan mobil Fira. Hal itu membuat Fira kaget dan sontak mengerem mobilnya
0,3 detik kemudian dengan perlambatan 4 m/s 2. Akhirnya, Fira berhenti tepat di depan
kardus makanan tersebut. Jarak antara pengereman dan berhentinya Fira adalah ….

Diketahui:

Ditanya: ∆s =…?
Pembahasan:
Pertama, kamu harus mencari jarak antara tempat jatuhnya kardus makanan dan Fira saat
mulai mengerem. Dalam hal ini berlaku persamaan GLB.

Lalu, tentukan jarak antara pengereman dan berhentinya Fira.

Lalu, tentukan jarak antara tempat jatuhnya kardus makanan dan berhentinya Fira.

Jadi, jarak antara pengereman dan berhentinya Fira adalah 56 m.

Pengertian Gerak Vertikal ke Atas


Gerak vertikal ke atas atau GVA merupakan salah satu jenis gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) sama seperti gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke bawah. Sesuai dengan
namanya, gerak vertikal ke atas merupakan gerak suatu benda yang bergerak dari titik
terendah menuju titik tertinggi.
Sebenarnya gerak vertikal ke atas (GVA) prinsipnya sama dengan gerak vertikal ke bawah
(GVB) namun ada perbedaan yang mencolok antara kedua gerak ini. Perbedaan tersebut
adalah arah gerak. Perbedaan arah gerak mempengaruhi percepatan dan kecepatan benda
setelah t detik.
Percepatan benda pada gerak vertikal ke atas (GVA) juga dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi bumi sama seperti gerak jatuh bebas (GJB) tetapi karena arah gerak benda yang
ber-GVA adalah ke atas sedangkan percepatan gravitasi arahnya ke bawah maka benda
mengalami perlambatan sebesar percepatan gravitasi yaitu -9,8 m/s 2.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Gerak Vertikal ke Atas atau GVA adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal
(bawah ke atas) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami perlambatan sebesar
percepatan gravitasi bumi (a = -g).
Gerak vertikal ke atas (GVA) dikatakan gerak lurus berubah beraturan karena
kecepatannya berubah secara teratur. Kecepatan benda pada gerak vertikal ke atas
menurun secara teratur dengan perlambatan konstan yaitu sebesar percepatan gravitas (a
= -g). Kecepatan terus berkurang seiring bertambahnya waktu maka gerak vertikal ke atas
disebut juga gerak lurus berubah beraturan (GLBB) diperlambat.

Pada gerak vertikal ke atas, konsep dasar yang harus kita kalian adalah kecepatan benda di
titik tertinggi adalah nol. Dengan kata lain, ketika benda mencapai ketinggian maksimum,
benda akan diam sesaat sebelum akhirnya jatuh kembali. Konsep ini merupakan kunci
penting dalam menganalisis soal-soal gerak vertikal dan gerak parabola.

Setelah mencapai ketinggian maksimum, benda akan kembali bergerak ke bawah. Pada
tahap ini benda mengalami gerak jatuh bebas. Dengan begitu, konsep dan rumus GJB bisa
dipakai. Selain itu pada GVA, waktu yang digunakan untuk mencapati titik tertinggi akan
sama dengan waktu yang digunakan untuk kembali ke titik terendah (titik awal benda
bergerak ke atas).
Ciri-Ciri Gerak Vertikal ke Atas
Suatu benda dikatakan bergerak vertikal ke atas (GVA) apabila memenuhi ciri-ciri atau
karakteristik sebagai berikut:
1 Benda bergerak dari bawah ke atas dengan permukaan tanah sebagai titik acauannya.
2 Lintasan gerak benda berupa garis lurus vertical

3 Perpindahan benda terjadi pada sumbu Y (arah vertikal)


4 Memiliki kecepatan awal (v0 ≠ 0)
5 Kecepatan benda semakin lama semakin menurun secara teratur
6 Kecepatan benda pada titik tertinggi (ketinggian maksimum) sama dengan nol
7 Benda mengalami perlambatan (a = -g)

Sama seperti gerak vertikal ke bawah, pada gerak vertikal ke atas (GVA) juga berlaku
Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Energi mekanik disetiap titik sepanjang lintasan akan
sama besar. Energi kinetik terbesar terjadi pada titik terendah sedangkan energi potensial
terbesar berada pada titik tertinggi.

Rumus-Rumus Pada Gerak Vertikal ke Atas


Untuk menurunkan rumus besaran-besaran pada gerak vertikal ke atas (GVA), kita dapat
menggunakan rumus pokok pada gerak lurus berubah beraturan. Rumus pokok dalam
GLBB tersebut adalah sebagai berikut:

Rumus Pokok GLBB


vt = v0 ± at …………………………………pers. (1)
s = s0 + v0t ± ½ at2 …………………………………pers. (2)
vt2 = v02 ± 2as …………………………………pers. (3)

Dalam gerak vertikal ke bawah (GVB) terdapat beberapa rumus pokok yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak vertikal
ke atas. Rumus-rumus tersebut yaitu:

1. Rumus Kecepatan Awal dan Kecepatan Akhir Benda

Gerak vertikal ke atas (GVA) merupakan gerak benda dari ketinggian nol (posisi awal)
menuju ke atas dan akan tiba di suatu titik yang disebut titik tertinggi. Titik tertinggi adalah
ketinggian maksimum atau perpindahan terbesar yang dapat dicapai oleh benda.
Agar dapat bergerak ke atas, benda harus memiliki kecepatan awal, sehingga nilai
kecepatan awal benda tidak sama dengan nol. Kecepatan awal pada gerak vertikal ke atas
akan mempengaruhi ketinggian maksimum yang dapat dicapai oleh benda. Semakin besar
kecepatan awal maka semakin besar ketinggian maksimumnya.
v0 ≠0 …………………………………pers. (4)

Perhatikan gambar di atas. Misalkan sebuah benda bergerak vertikal ke atas dengan
kecepatan awal v0. Saat tiba dititik tertentu kecepatannya menurun menjadi v t akibat
pengaruh percepatan gravitasi. Kecepatan benda akan terus menurun sampai akhirnya
kecepatannya menjadi nol, yaitu pada titik tertinggi.

Kecepatan pada titik tertinggi inilah yang dinamakan percepatan akhir benda yang
bergerak vertikal ke atas.
v = 0 …………………………………pers. (5)

Keterangan:
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
v = kecepatan akhir benda (m/s)

2. Rumus Percepatan Benda

Seperti pada dua jenis gerak vertikal yang telah dibahas sebelumnya yaitu GJB dan GVB,
pada gerak vertikal ke atas (GVA), percepatan yang dialami benda juga merupakan
percepatan gravitasi. Namun karena arah gerak benda ke atas melawan arah gravitasi
bumi, maka percepatan gravitasi bumi berfungsi sebagai perlambatan.

Perlambatan merupakan percepatan yang bernilai negatif sehingga percepatan negatif


inilah yang menyebabkan kecepatan benda menurun. Pada gambar di atas menunjukkan
nilai percepatan gerak benda sama dengan besar percepatan gravitasi bumi yang bernilai
negatif.
a = -g …………………………………pers. (6)

Dengan:
g = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s 2 sebagai nilai
percepatan gravitasi pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.

3. Rumus Perpindahan dan Ketinggian Benda

Dalam gerak vertikal, ketinggian (h) diukur dari tanah atau lantai menuju posisi benda
pada ketinggian tertentu. Perhatikan gambar di atas, pada gerak vertikal ke atas,
perpindahan (s) benda diukur dari posisi awal benda (di lantai) menuju posisi benda pada
ketinggian tertentu.

Jadi dalam gerak vertikal ke atas, perpindahan benda sama dengan ketinggiannya. Itu
sebabnya, perpindahan dalam gerak vertikal disimbolkan dengan h. Dengan
mensubtitusikan persamaan 4 dan 6 ke persamaan 2, maka besar perpindahan atau
ketinggian benda pada gerak vertikal ke atas dapat dihitung dengan rumus:

s = s0 + v0t ± ½ at2

h = 0 + v0t − ½ gt2
h = v0t − ½ g.t2 …………………………………pers. (7)

Dengan:
h = perpindahan atau ketinggian (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)

4. Rumus Kecepatan Setelah t Detik

Karena arah gerak melawan arah gravitasi, maka benda mengalami perlambatan atau nilai
percepatannya negatif. Jika kecepatan awal benda v 0 dan kecepatan benda pada t detik
adalah vt maka dengan mensubtitusikan persaman 6 ke persamaan 1, rumus kecepatan
benda setelah t detik pada GVA adalah sebagai berikut:

vt = v0 ± at
vt = v0 – gt …………………………………pers. (8)

Sedangkan jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita akan
mendapatkan rumus kecepatan setelah t detik sebagai berikut:

vt2 = v02 ± 2as


vt2 = v02 − 2gh …………………………………pers. (9)

Keterangan:
vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)
h = perpindahan benda (m)
5. Rumus Ketinggian Maksimum Benda

Dari persamaan 7 diatas dapat kita simpulkan bahwa besar ketinggian benda yang
bergerak selama t detik akan sama dengan besar perpindahannya. Tetapi konsep tersebut
hanya berlaku untuk gerak vertikal ke atas. Ketika benda bergerak ke bawah,
perpindahannya tidak sama dengan ketinggian.

Saat benda mencapai ketinggian maksimum, kecepatan benda akan sama dengan nol, lihat
persamaan 5. Dengan mensubtitusikan persamaan 5 ke persaman 9, rumus ketinggian
maksimum yang dapat dicapai benda adalah sebagai berikut:

vt2 = v02 − 2gh

v2 = v02 − 2gh

02 = v02 − 2gh

2gh = v02

v02
h =
2g

v02
hmax = …………………………………pers. (10)
2g

Keterangan:
hmax = ketinggian maksimum yang dicapai benda (m)
v = kecepatan benda di titik tertinggi (m/s)

v0 = kecepatan awal benda (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

t = waktu (s)

h = perpindahan benda (m)


6. Rumus Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi

Di titik tertinggi vt = 0. Dengan menggunakan persamaan 8, maka rumus untuk


menentukan waktu yang dibutuhkan benda untuk mencapai titik tertinggi adalah sebagai
berikut:

vt = v0 – gt

0 = v0 – gt

gt = v0

v0
t =
g

v0
tmax = …………………………………pers. (11)
g

Keterangan:
tmax = waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus pokok
dalam gerak vertikal ke atas yang dapat kalian pergunakan untuk menyelesaikan persoalan
yang berhubungan dengan gerak vertikal ke atas (GVA).

Rumus Pokok Gerak Vertikal ke Atas (GVA)


h = v0t − ½ g.t2 → perpindahan atau ketinggian
vt = v0 – gt → kecepatan setelah t detik
vt2 = v02 − 2gh

v02
hmax = → ketinggian maksimum
2g

v0
tmax = → waktu mencapai titik tertinggi
g

Grafik Gerak Vertikal ke Atas


Gerak vertikal ke atas merupakan gerak lurus berubah beraturan diperlambat, sehingga
bentuk grafik GVA berbeda dengan bentuk grafik GVB karena kita tahu bahwa gerak
vertikal ke bawah (GVB) adalah gerak lurus berubah beraturan dipercepat. Bentuk-bentuk
grafik gerak vertikal ke atas adalah sebagai berikut:

1. Grafik Hubungan Ketinggian terhadap Waktu (Grafik h-t) pada GVA

Ketinggian benda diukur dari bawah ke atas yaitu dari permukaan tanah atau lantai
menuju posisi ketinggian benda. Dari grafik h-t di atas terlihat bahwa semakin
bertambahnya waktu ketinggian benda semakin bertambah karena benda bergerak ke atas.
Dan pada titik puncak yaitu posisi dimana benda mencapai ketinggian maksimum, benda
berhenti sesaat untuk kemudian kembali lagi ke tanah.
2. Grafik Hubungan Perpindahan terhadap Waktu (Grafik s-t) pada GVA
Pada gerak vertikal ke atas, perpindahan diukur dari lantai menuju posisi ketinggian benda
sehingga perpindahan benda tersebut sama dengan ketinggiannya. Oleh karena itu bentuk
grafik s-t sama dengan grafik h-t.

3. Grafik Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (Grafik v-t) pada GVA

Karena gerak vertikal ke atas merupakan gerak lurus berubah beraturan diperlambat maka
bentuk kurvanya linear ke bawah. Dari grafik v-t di atas dapat kita lihat bahwa mula-mula
kecepatan benda adalah v0 kemudian seiring dengan bertambahnya waktu kecepatan
benda menurun sampai pada titik tertinggi nilai kecepatan benda adalah nol.

4. Grafik Hubungan Percepatan terhadap Waktu (Grafik a-t) pada GVA


Kita tahu bahwa pada semua jenis gerak vertikal berlaku percepatan gravitasi bumi yang
nilai 9,8 m/s2. Karena gravitasi arahnya selalu ke bawah maka dalam grafik, percepatan
gravitasi selalu digambarkan negatif (dibawah sumbu X).

Contoh Soal Tentang Gerak Vertikal ke Atas

Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Jika percepatan
gravitasi 10 m/s2, hitunglah:
a) waktu yang dibutuhkan bola sampai di titik tertinggi.
b) tinggi maksimum yang dicapai bola.

penyelesaian
vo = 20 m/s
g = 10 m/s2
vt = 0 (di titik tertinggi)
a) untuk menghitung waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai di titik tertinggi, kita
gunakan persamaan persamaan 11.
t max = v0/g
t max = 20/10
t max = 2 s
jadi waktu yang diperlukan bola untuk sampai di titik tertinggi adalah 2 s.

b) tinggi maksimum yang dicapai bola


Cara 1:
h = v0t − ½ gt2
h = (20)(2) – (½)(10)(22)
h = 40 – 20
h = 20 m

Cara 2:
hmax = v02/2g
hmax = 202/(2×10)
hmax = 400/20
hmax = 20 m
Jadi, tinggi maksimum yang dicapai bola adalah 20 m.

Gerak Vertikal ke Bawah: Pengertian, Ciri, Rumus, Grafik, Contoh Soal dan
Pembahasan

Pernahkah kalian men-dribble bola basket atau melihat orang sedang men-dribblebola
basket? Perhatikan gambar di atas, ketika kita men-dribble bola basket berarti kita
memberi gaya dorong kepada bola tersebut. Nah gaya dorong inilah yang kemudian
memberikan kecepatan pada bola basket sehingga bola dapat bergerak ke bawah dengan
cepat.
Dalam fisika gerak bola basket tersebut dinamakan Gerak Vertikal ke Bawah (GVB).

Pengertian Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah atau disingkat GVB adalah salah satu bentuk gerak lurus berubah
beraturan (GLBB). Sesuai dengan namanya, gerak vertikal ke bawah bermula dari posisi
awal pada ketinggian tertentu menuju titik terendah (permukaan tanah).

Berbeda dengan gerak jatuh bebas (GJB) yang kecepatan awalnya sama dengan nol (v 0 = 0),
pada gerak vertikal ke bawah (GVB) kecepatan awal benda tidak sama dengan nol (v 0 ≠ 0).
Dengan kata lain, benda mengalami sebuah gaya tertentu yang membuat benda bergerak
dengan kecepatan tertentu pula. Misalnya sebuah bola yang dilempar dari
ketinggian h meter dengan kecepatan awal tertentu.

Gerak vertikal ke bawah dikatakan gerak lurus berubah beraturan karena kecepatannya
berubah secara teratur. Kecepatan benda pada gerak vertikal ke bawah meningkat secara
teratur dengan percepatan konstan yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g). Karena
kecepatan terus bertambah seiring bertambahnya waktu maka gerak vertikal ke bawah
disebut juga gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat.

Dari penjelasan-penjelasan di atas, gerak vertikal ke bawah dapat didefinisikan sebagai


berikut:

Gerak Vertikal ke Bawah atau GVB adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah
vertikal (atas ke bawah) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami percepatan
sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g).

Poin penting yang harus kalian ingat dalam konsep gerak vertikal ke bawah
adalah percepatan benda bernilai positif sehingga kecepatan setelah t detik (vt) akan
lebih besar dari kecepatan awalnya (v0) selama benda belum menyentuh tanah dan
berhenti. Sebenarnya jika ditinjau dari segi vektor, pada gerak vertikal ke bawah maupun
pada gerak vertikal lainnya seperti gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke atas, nilai
percepatan benda selalu berharga negatif karena arahnya ke bawah.

Namun untuk mempermudah dalam memahami dan menghafal rumus-rumus besaran


pada gerak vertikal, nilai percepatan benda diasumsikan positif karena harga positif atau
negatif sangat berguna untuk membedakan rumus besaran pada gerak vertikal tersebut,
terutama untuk rumus gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke atas.

Ciri-Ciri Gerak Vertikal ke Bawah


Suatu benda dikatakan bergerak vertikal ke bawah (GVB) apabila memenuhi ciri-ciri atau
karakteristik sebagai berikut:

1 Benda bergerak dari atas ke bawah dengan permukaan tanah sebagai titik acauannya.

2 Lintasan gerak benda berupa garis lurus vertikal

3 Perpindahan benda terjadi pada sumbu Y (arah vertikal)

4 Memiliki kecepatan awal (v0 ≠ 0)

5 Percepatan benda sama dengan percepatan gravitasi bumi (a = g)

Sama halnya dengan gerak jatuh bebas, pada gerak vertikal ke bawah juga berlaku Hukum
Kekekalan Energi Mekanik. Dimana energi mekanik (energi kinetik + energi potensial) di
semua titik sepanjang lintasan sama besar. Ketika berada di titik tertinggi, benda memiliki
energi kinetik minimum dan energi potensial maksimum. Sebaliknya, di titik terendah
(sesaat sebelum menyentuh tanah), benda memiliki energi kinetik maksimum dan energi
potensial minimum.

Rumus-Rumus Pada Gerak Vertikal ke Bawah


Sebenarnya rumus pada gerak vertikal ke bawah (GVB) itu sama saja dengan rumus
pada gerak jatuh bebas (GJB) hanya saja pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awalnya
tidak sama dengan nol. Namun untuk lebih memantabkan lagi pemahaman kalian
mengenai rumus besaran fisika pada gerak vertikal yang arahnya ke bawah, kita akan
bahas satu persatu lagi dimulai dari awal.

Untuk menurunkan rumus besaran-besaran pada gerak vertikal ke bawah (GVB) kita dapat
menggunakan rumus utama pada gerak lurus berubah beraturan. Rumus utama dalam
GLBB tersebut adalah sebagai berikut:

Rumus Utama GLBB

vt = v0 ± at …………………………………pers. (1)

s = s0 + v0t ± ½ at2 …………………………………pers. (2)

vt2 = v02 ± 2as …………………………………pers. (3)

Dalam gerak vertikal ke bawah (GVB) terdapat beberapa rumus umum yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak vertikal
ke bawah. Rumus-rumus tersebut yaitu:
1. Rumus Kecepatan Awal Benda

Pada gambar di atas terlihat perbedaan antara gerak jatuh bebas (GJB) dengan gerak
vertikal ke bawah (GVB). Jika pada gerak jatuh bebas kecepatan awal benda adalah nol
maka pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awal benda tidak sama dengan nol.

v0 ≠0 …………………………………pers. (4)

Namun jika dilihat berdasarkan arah gerak dan prinsip geraknya, gerak vertikal ke bawah
dengan gerak jatuh bebas memiliki persamaan yaitu sama-sama bergerak ke bawah
dengan percepatan tetap sebesar g.

Dari beberapa sumber buku ada yang menyatakan bahwa gerak jatuh bebas dibedakan dari
gerak vertikal ke bawah karena perbedaan kecepatan awalnya. Namun beberapa sumber
buku yang lain menyatakan GJB dan GVB digabungkan menjadi satu jenis yaitu gerak
vertikal ke bawah, dimana gerak jatuh bebas merupakan gerak vertikal ke bawah yang
kecepatan awalnya sama dengan nol.
2. Rumus Percepatan Benda

Sama seperti gerak jatuh bebas (GJB), arah gerak vertikal ke bawah (GVB) juga searah
dengan arah gravitasi bumi yaitu menuju pusat bumi. Karena searah dengan gravitasi
bumi, maka benda yang ber-GVB mengalami percepatan sehingga kecepatannya bertambah
secara teratur.

Pada gerak vertikal ke bawah, percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi
bumi sehingga percepatan benda dapat disimbolkan dengan g. Karena arah gerak benda
searah dengan percepatan gravitasi bumi maka percepatan benda pada gerak vertikal ke
bawah berharga positif.

a =g …………………………………pers. (5)

Dengan:

g = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s2 sebagai nilai
percepatan gravitasi pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.
3. Rumus Perpindahan Benda

Perpindahan merupakan selisih antara posisi akhir dengan posisi awal. Karena dalam
gerak vertikal ke bawah perpindahannya terjadi dalam arah vertikal,
maka perpindahan benda menunjukkan perubahan ketinggian sehingga pada gerak
vertikal ke bawah perpindahan biasanya disimbolkan dengan h.

Tetapi kalian harus tahu bahwa h disini adalah perpindahan dan tidak sama dengan
ketinggian. Dalam gerak vertikal ke bawah, perpindahan diukur dari atas (posisi awal)
menuju ke bawah (tanah atau lantai). Sedangkan ketinggian benda diukur dari bawah
(tanah) menuju ke atas (posisi ketinggian benda).

Dengan mensubtitusikan persamaan 4 dan 5 ke persamaan 2, maka besar perpindahan


benda pada gerak vertikal ke bawah dapat dihitung dengan rumus:

s = s0 + v0t ± ½ at2

h = 0 + v0t + ½ gt2

h = v0t + ½ g.t2 …………………………………pers. (6)

Dengan:

h = Perpindahan (m)

v0 = kecepatan awal (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

t = waktu (s)
4. Rumus Kecepatan Setelah t Detik

Pada gerak vertikal ke bawah (GVB), kecepatan awalnya tidak sama dengan nol
sehingga kecepatan benda setelah bergerak selama t detik akan bergantung juga pada
kecepatan awalnya. Misal benda bergerak dengan kecepatan awal v 0 seperti pada gambar
di atas.

Saat benda mencapai posisi kedua seperti gambar di atas, maka kecepatan benda berubah
menjadi vt yaitu kecepatan benda setelah t detik yang telah mengalami percepatan. Dengan
mensubtitusikan persamaan 4 dan 5 ke persamaan 1, maka rumus kecepatan benda setelah
t detik pada GVB yaitu sebagai berikut:

vt = v0 ± at

vt = v0 + gt …………………………………pers. (7)

Sedangkan jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita akan
mendapatkan rumus kecepatan setelah t detik sebagai berikut:

vt2 = v02 ± 2as

vt2 = v02 + 2gh …………………………………pers. (8)

Keterangan:

vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)

v0 = kecepatan awal (m/s)

G = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

T = waktu (s)

h = perpindahan benda (m)


5. Rumus Ketinggian Benda

Gambar di atas menunjukkan hubungan antara ketinggian benda dan perpindahannya.


Misalkan benda berada pada ketinggian awal h0 kemudian bergerak ke posisi tengah
dengan perpindahan sebesar s. Pada titik tersebut, ketinggian benda dilambangkan dengan
h’.

Perpindahan (s) pada gerak vertikal umumnya dilambangkan dengan h. Berdasarkan


gambar di atas dan juga persamaan 6, maka ketinggian benda setelah bergerak selama t
detik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

h' = h0 – h

h' = h0 – (v0t + ½ g.t2) ………………………………pers. (9)

Dengan:

h’ = ketinggian benda setelah t detik (m)

h = perpindahan benda (m)

h0 = ketinggian mula-mula benda (m)

v0 = kecepatan awal benda (m/s)

G = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

T = waktu (s)
6. Rumus Waktu Mencapai Titik Terendah

Karena benda yang bergerak dengan kecepatan awal v0 yang tidak sama dengan nol, maka
untuk ketinggian yang sama, benda yang bergerak vertikal ke bawah akan lebih cepat
mencapai tanah dibandingkan dengan benda yang bergerak jatuh bebas. Waktu yang
dibutuhkan benda untuk mencapai tanah pada gerak vertikal ke bawah dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan 6 yaitu sebagai berikut:

h = v0t + ½ g.t2

½ g.t2 + v0t – h = 0 …………………………………pers. (10)

Dengan:

v0 = kecepatan awal (m/s)

h = Perpindahan (m)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

t = waktu (s)

Persamaan 10 di atas merupakan bentuk persamaan kuadrat sehingga untuk menentukan


nilai t kita harus menggunakan prinsip persamaan kuadrat yaitu mencari akar-akar
persamaan kuadrat.

Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus utama
dalam gerak vertikal ke bawah yang dapat kalian pergunakan untuk menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak vertikal ke bawah (GVB).

Rumus Utama Gerak Vertikal ke Bawah (GVB)

h = v0t + ½ g.t2 → perpindahan setelah t detik

vt = v0 + g.t → kecepatan setelah t detik


vt2 = v02 + 2gh

h' = h0 – (v0t + ½ g.t2) → ketinggian setelah t detik

Grafik Gerak Vertikal ke Bawah


Secara umum grafik GVB sama saja dengan grafik GJB, akan tetapi karena pada gerak
vertikal ke bawah terdapat kecepatan awal yang berarti kecepatan benda (v t) menjadi lebih
besar dan waktu mencapai tanah lebih cepat maka posisi kurva pada sumbu XY dan
kemiringan kurva agak sedikit berbeda dengan grafik GJB.

1. Grafik Hubungan Perpindahan terhadap Waktu (Grafik s-t) Pada GVB

Perpindahan merupakan besaran vektor jadi memiliki arah. Dalam gerak vertikal ke
bawah, perpindahan diukur dari atas ke bawah, yaitu dari posisi awal ketinggian benda
sampai ke tanah jadi arah perpindahan adalah ke bawah sehingga perpindahan berharga
negatif seperti pada grafik. Dari grafik s – t di atas terlihat jelas bahwa mula-mula
perpindahan benda adalah nol. Kemudian seiring bertambahnya waktu perpindahan benda
semakin besar sampai pada titik akhir yaitu di tanah perpindahan benda tetap.

Bentuk kemiringan kurva pada grafik s-t pada GVB tentunya lebih besar dari grafik s-t
GJB karena GVB memiliki percepatan awal sehingga waktu untuk mencapai perpindahan
terbesar menjadi lebih cepat.

2. Grafik Hubungan Ketinggian terhadap Waktu (Grafik h-t) Pada GVB

Ketinggian merupakan kebalikan dari perpindahan. Ketinggian benda diukur dari bawah
ke atas yaitu dari permukaan tanah menuju posisi ketinggian benda. Ketinggian merupakan
besaran skalar sehingga nilainya selalu positif. Dari grafik h – t di atas terlihat bahwa
semakin bertambahnya waktu ketinggian benda semakin berkurang karena benda
bergerak ke bawah. Dan pada titik akhir (di tanah) ketinggian benda adalah nol.

3. Grafik Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (Grafik v-t) Pada GVB


Grafik v-t pada GVB tentunya agak sedikit berbeda dengan grafik v-t GJB, karena gerak
vertikal ke bawah memiliki percepatan awal maka kurva tidak dimulai dari titik pusat (0,0)
sumbu XY. Dari grafik di atas terlihat mula-mula kecepatan benda sebesar v 0 kemudian
bertambah secara teratur seiring bertambahnya waktu.

4. Grafik Hubungan Percepatan terhadap Waktu (Grafik a-t) Pada GVB

Semua jenis gerak vertikal seperti gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak
vertikal ke atas, percepatan gravitasi yang dialami benda berharga negatif karena arahnya
ke bawah. Tidak hanya pada gerak vertikal saja, pada gerak parabola juga berlaku
percepatan gravitasi tersebut. Pada grafik a – t di atas terlihat jelas bahwa besar
percepatan gravitasi konstan -9,8 m/s2.

Contoh Soal Tentang Gerak Vertikal ke Bawah


Sebuah benda dilemparkan dari sebuah gedung yang tingginya 20 m. benda tersebut tiba di
tanah pada selang waktu 5 sekon (g = 10 m/s2). Tentukan kecepatan yang diberikan
kepada benda tersebut.

Penyelesaian

h = 20 m

t = 5 sekon

Dengan menggunakan persamaan 6, diperoleh:

h = v0t + ½ g.t2

v0 = (h – ½ gt2)/t

v0 = [20 – (½ × 10 × 52)]/5

v0 = (20 – 125)/5

v0 = – 21 m/s

jadi kecepatan yang diberikan pada benda adalah – 20 m/s2. Tanda negatif menyatakan
bahwa kecepatan bergerak ke bawah. Kecepatan merupakan besaran vektor jadi selain
memiliki nilai juga memiliki arah.
Gerak Jatuh Bebas
Perhatikan gambar di bawah ini. Pernahkah kalian melihat peristiwa “buah jatuh
dari pohon” seperti buah mangga, buah durian atau buah kelapa yang jatuh dari
pohonnya karena sudah masak? Fenomena buah jatuh dari pohonnya tersebut
dalam fisika disebut dengan gerak jatuh bebas (GJB).

Pengertian Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas atau disingkat GJB merupakan salah satu bentuk gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dalam arah vertikal. Konsep gerak jatuh bebas (GJB) ini
hampir sama dengan konsep gerak vertikal ke bawah (GVB) yang membedakan
adalah, jika pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awal tidak sama dengan nol
(v ≠ 0) sedangkan pada gerak jatuh bebas kecepatan awalnya sama dengan nol
0

(v = 0).
0

Karena GJB tidak memiliki kecepatan awal maka gerak benda hanya dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Gerak Jatuh Bebas atau GJB adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah
vertikal (atas ke bawah) dengan kecepatan awal nol serta mengalami
percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g).
Karena gerak jatuh bebas merupakan GLBB yang dipengaruhi gravitasi maka
perubahan kecepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas terjadi karena
pengaruh gravitasi bumi. Benda yang jatuh akan bergerak semakin cepat dari
kecepatan nol hingga kecepatan maksimum sesaat sebelum menyentuh bumi.

Perubahan kecepatan pada benda yang jatuh bebas tersebut merupakan


bentuk penambahan kecepatan. Pertambahan kecepatan ini terjadi karena gerak
benda searah dengan gaya gravitasi bumi. Sehingga percepatan benda pada gerak
jatuh bebas selalu bernilai positif (+a) yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (a
= g = 9,8 m/s ) oleh karena itu gerak jatuh bebas merupakan jenis gerak lurus
2

berubah beraturan (GLBB) dipercepat.

Contoh penerapan gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari adalah buah
yang jatuh dari pohonnya, seorang penerjun payung yang jatuh bebas di udara
menggunakan parasut atau sebuah benda yang dijatuhkan secara vertikal dari
suatu gedung dengan ketinggian tertentu tanpa diberi kecepatan awal.

Ciri-Ciri Gerak Jatuh Bebas

Suatu benda dikatakan mengalami gerak jatuh bebas (GJB) apabila memenuhi ciri-
ciri atau karakteristik sebagai berikut:

1 Benda bergerak dari atas ke bawah dengan permukaan tanah sebagai titik
acauannya.

2 Lintasan gerak benda berupa garis lurus vertikal

3 Perpindahan benda terjadi pada sumbu Y (arah vertikal)

4 Kecepatan awal benda sama dengan nol (v = 0)0

5 Percepatan benda sama dengan percepatan gravitasi bumi (a = g)

Dari ciri-ciri gerak jatuh bebas nomor 3 di atas, perpindahan benda terjadi dalam
arah vertikal sehingga besaran perpindahan dalam GJB ini lebih sering disebut
dengan ketinggian yang disimbolkan dengan h. Ketinggian dalam gerak jatuh
bebas digunakan untuk menyatakan perpindahan benda yang dihitung dari atas
ke bawah bukan dari bawah ke atas meskipun titik acuannya adalah tanah.

Dalam gerak jatuh bebas (GJB) dapat berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik
dimana energi mekanik (energi potensial + energi kinetik) di titik tertinggi akan
sama dengan energi mekanik benda di titik terendah. Prinsip kekekalan energi
mekanik ini dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
dengan kinematika gerak lurus serta usaha dan energi.
Rumus-Rumus Pada Gerak Jatuh Bebas
Untuk menurunkan rumus besaran-besaran pada gerak jatuh bebas (GJB) kita
dapat menggunakan rumus umum pada gerak lurus berubah beraturan. Rumus
umum dalam GLBB tersebut adalah sebagai berikut:

Rumus Umum GLBB


v = v ± at
t 0 …………………………………pers. (1)

s = s + v t ± ½ at
0 0
2 …………………………………pers. (2)

v t
2
= v ± 2as
0
2 …………………………………pers. (3)

Dalam gerak jatuh bebas (GJB) terdapat beberapa rumus umum yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak
jatuh bebas. Rumus-rumus tersebut yaitu:

1. Rumus Kecepatan Awal Benda

Pada gambar di atas menunjukkan perbedaan kecepatan awal pada gerak vertikal
ke bawah (GVB) dengan kecepatan awal pada gerak jatuh bebas (GJB).
Sebenarnya konsep gerak jatuh bebas itu sama dengan konsep gerak vertikal ke
bawah hanya saja kecepatan awal pada GJB sama dengan nol. Jadi bisa dikatakan
gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal nol.

v =0
0 …………………………………pers. (4)
2. Rumus Percepatan Benda

Pada GLBB, secara umum percepatan dilambangkan dengan a. pada gerak jatuh
bebas (GJB), percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi bumi
sehingga percepatan pada GJB dapat dilambangkan dengan g.Dari gambar di atas
dapat dilihat bahwa percepatan benda pada gerak jatuh bebas berharga positif,
hal ini dikarenakan arah percepatan benda searah dengan percepatan gravitasi
bumi yaitu ke bawah.

a =g …………………………………pers. (5)

Dengan:

g = 9,8 m/s atau 10 m/s


2 2

Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s sebagai
2

nilai percepatan gravitasi pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.
3. Rumus Perpindahan Benda

Dalam artikel tentang konsep jarak dan perpindahan telah dijelaskan bahwa
perpindahan adalah jarak terdekat dari posisi awal ke posisi akhir. Jadi dalam
gerak jatuh bebas yang lintasan bebentuk garis lurus, perpindahan dapat diartikan
sebagai selisih antara posisi akhir dan posisi awal. Karena pada gerak jatuh bebas
posisi awalnya adalah di atas maka perpindahan benda diukur dari atas.

Perpindahan dalam gerak lurus berubah beraturan biasanya disimbolkan dengan


huruf s. Pada gerak jatuh bebas, karena perpindahan benda terjadi dalam arah
vertikal dan menyatakan perubahan ketinggian benda, maka perpindahan
disimbolkan dengan h.

Namun penggunaan simbol h untuk menyatakan konsep perpindahan tidak sama


dengan penggunaan simbol h untuk menyatakan konsep ketinggian, karena
perpindahan diukur dari atas ke bawah sedangkan ketinggian diukur dari bawah
ke atas.

Dengan mensubtitusikan persamaan 4 dan 5 ke persamaan 2, maka besar


perpindahan benda pada gerak jatuh bebas dapat dihitung dengan rumus:

s =s + v t ± ½ at
0 0
2

h =0 + (0)t + ½ gt 2

h =½ g.t 2
…………………………………pers. (6)
Dengan:

h = Perpindahan (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s )
2

t = waktu (s)

4. Rumus Kecepatan Setelah t Detik

Dalam gerak jatuh bebas, nilai kecepatan benda akan bertambah secara teratur
seiring dengan bertambahnya waktu dan akan mencapai kecepatan maksimum
sesaat sebelum benda menyentuh tanah. Bertambahnya kecepatan secara teratur
ini sebagai akibat dari pengaruh percepatan gravitasi (g) yang nilainya selalu
konstan.

Jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 1, maka kita akan


mendapatkan rumus kecepatan benda setelah t detik yaitu sebagai berikut:

v = v ± at
t 0

v =0 + gt
t

v =g.t
t …………………………………pers. (7)
Sementara jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita
peroleh rumus kecepatan setelah t detik sebagai berikut:

v =v ± 2as
t
2
0
2

v =0 + 2gh
t
2 2

v =2gh
t
2

v =√(2gh)
t …………………………………pers. (8)

Keterangan:

v = kecepatan benda setelah t detik (m/s)


t

g = percepatan gravitasi bumi (m/s )


2

t = waktu (s)

h = perpindahan benda (m)

5. Rumus Ketinggian Benda

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketinggian benda diukur dari tanah.
Pada gambar di atas, ketinggian mula-mula benda disimbolkan dengan h . Ketika
0

benda jatuh bebas dan mencapai posisi ditengah seperti pada gambar di atas,
maka besar perpindahan disimbolkan dengan huruf s dimana s = h.
Ketinggian benda pada titik tersebut disimbolkan dengan h’. Dari gambar di atas
terlihat jelas hubungan antara h , s dan h’. Dengan menggunakan persamaan 6,
0

maka ketinggian benda setelah t detik pada gerak jatuh bebas dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

h' =h – h 0

h' =h – ½ g.t
0
2
…………………………………pers. (9)

Dengan:

h’ = ketinggian benda setelah t detik (m)

h = perpindahan benda (m)

h = ketinggian mula-mula benda (m)


0

g = percepatan gravitasi bumi (m/s )


2

t = waktu (s)

6. Rumus Waktu Mencapai Titik Terendah


Jika ketinggian benda mula-mula h sudah diketahui, maka dengan menggunakan
0

persamaan 6, waktu yang dibutuhkan benda untuk sampai ke tanah dapat


ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

h 0 = ½ g.t 2

2h 0

t2
=
g

t = √(2h /g) 0 …………………………………pers. (10)

Keterangan:

h 0 = ketinggian mula-mula benda (m)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s )


2

t = waktu mencapai tanah (s)

Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus
umum dalam gerak jatuh bebas yang dapat kalian pergunakan untuk
menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan gerak jatuh bebas.

Rumus Umum Gerak Jatuh Bebas (GJB)


h = ½ g.t → perpindahan setelah t detik
2

v t = g.t
→ kecepatan setelah t detik
v t = √(2gh)
h' = h – ½ g.t
0
2
→ ketinggian setelah t detik
t = √(2h /g) 0 → waktu mencapai lantai

Grafik Gerak Jatuh Bebas


Grafik pada gerak jatuh bebas (GJB) sama seperti grafik pada gerak lurus
beraturan (GLB) hanya saja pada GJB terdapat dua jenis grafik kedudukan yaitu
grafik perpindahan dan ketinggian. Jadi pada GJB terdapat 4 jenis grafik yaitu
grafik hubungan perpindahan terhadap waktu (grafik s – t), grafik hubungan
ketinggian terhadap waktu (grafik h – t), grafik hubungan kecepatan terhadap
waktu (grafik v– t) dan grafik hubungan percepatan terhadap waktu (a – t).
1. Grafik Hubungan Perpindahan terhadap Waktu (Grafik s – t) pada
GJB

Perpindahan merupakan besaran vektor jadi memiliki arah. Dalam gerak jatuh
bebas, perpindahan diukur dari atas ke bawah, yaitu dari posisi awal ketinggian
benda sampai ke tanah jadi arah perpindahan adalah ke bawah sehingga
perpindahan berharga negatif seperti pada grafik. Dari grafik s – t di atas terlihat
jelas bahwa mula-mula perpindahan benda adalah nol. Kemudian seiring
bertambahnya waktu perpindahan benda semakin besar sampai pada titik akhir
yaitu di tanah perpindahan benda tetap.

2. Grafik Hubungan Ketinggian terhadap Waktu (Grafik h – t) pada GJB

Dalam gerak jatuh bebas, ketinggian merupakan kebalikan dari perpindahan.


Ketinggian benda diukur dari bawah ke atas yaitu dari permukaan tanah menuju
posisi ketinggian benda. Ketinggian merupakan besaran skalar sehingga nilainya
selalu positif. Dari grafik h – t di atas terlihat bahwa semakin bertambahnya waktu
ketinggian benda semakin berkurang karena benda bergerak ke bawah. Dan pada
titik akhir (di tanah) ketinggian benda adalah nol.

3. Grafik Hubungan Kecepatan terhadap Waktu (Grafik v – t) pada GJB

Kecepatan merupakan besaran vektor jadi selain nilai, kecepatan juga memiliki
arah. Dalam fisika, besaran-besaran yang arahnya ke bawah (searah dengan
percepatan atau gaya gravitasi bumi) bernilai negatif. Karena pada gerak jatuh
bebas, arah kecepatan searah dengan percepatan gravitasi, maka kecepatan
benda berharga negatif. Dari grafik di atas terlihat mula-mula kecepatan benda
nol (v = 0) kemudian bertambah secara teratur seiring bertambahnya waktu.
0

4. Grafik Hubungan Percepatan terhadap Waktu (Grafik a – t) pada


GJB

Untuk semua jenis gerak vertikal seperti gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke
bawah dan gerak vertikal ke atas, semua percepatan gravitasi berharga negatif
karena arahnya ke bawah. Tidak hanya pada gerak vertikal saja, pada gerak
parabola juga berlaku percepatan gravitasi tersebut. Pada grafik a – t di atas
terlihat jelas bahwa besar percepatan gravitasi konstan -9,8 m/s .
2

Contoh Soal Tentang Gerak Jatuh Bebas

Buah mangga (m = 0,3 kg) jatuh dari pohonnya dengan ketinggian 2 m.


sedangkan buah kelapa (m = 0,3 kg) jatuh dari pohonnya berketinggian 8 m.
tentukan:

a) perbandingan waktu jatuh buah mangga dan buah kelapa

b) perbandingan kecepatan jatuh buah mangga dan kelapa

Penyelesaian

h = 2 m (mangga)
1

h = 8 m (kelapa)
2

g = 10 m/s (tidak diketahui dalam soal)


2

a) waktu jatuh

waktu jatuh buah mangga memenuhi:

t = √(2h /g)
1 1

t = √(2×2/10)
1

t = √(4/10)
1

t = 2/√10 → dengan menggunakan teknik perasionalan penyebut pecahan


1

bentuk akar maka

t = (2/10) √10
1

t = (1/5) √10 detik


1

waktu jatuh buah kelapa memenuhi:

t = √(2h /g)
2 2

t = √(2×8/10)
2

t = √(16/10)
2

t = 4/√10
2

t = (4/10) √10
2

t = (2/5) √10 detik


2
jadi perbandingan waktu jatuh buah mangga dengan kelapa adalah:

t /t = [(1/5) √10]/[ (2/5) √10]


1 2

t /t = 1/2
1 2

b) kecepatan jatuh

kecepatan jatuh buah mangga:

v = √(2gh )
1 1

v = √(2×10×2)
1

v = √40
1

v = 2√10 m/s
1

kecepatan jatuh buah kelapa:

v = √(2gh )
2 2

v = √(2×10×8)
2

v = √160
2

v = 4√10
2

jadi perbandingan kecepatan jatuh buah mangga dengan kelapa adalah:

v /v = (2√10)/(4 √10)
1 2

v /v = 1/2
1 2

Anda mungkin juga menyukai