Sebelum membahas lebih lanjut tentang GLB dan GLBB, sebaiknya kamu harus tahu
pengertian gerak lurus. Gerak adalah perubahan posisi suatu benda dari satu titik ke titik
tertentu. Jika tidak ada perubahan posisi, maka benda tidak dikatakan bergerak. Jika gerak
terjadi di sepanjang lintasan lurus, maka disebut gerak lurus. Secara umum, gerak lurus
dibagi menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB). Apa perbedaan antara keduanya?
Pengertian GLB
Gerak lurus beraturan atau GLB adalah gerak yang terjadi di sepanjang lintasan lurus
dengan kecepatan tetap. Artinya, kecepatan benda di setiap titik selalu sama, baik besar
maupun arahnya. Jika kecepatannya tetap, maka perubahan kecepatannya sama dengan
nol. Artinya, percepatan benda akan bernilai nol.
Pengertian GLBB
Gerak lurus berubah beraturan atau GLBB adalah gerak yang terjadi di sepanjang lintasan
lurus dengan perubahan kecepatan tetap. Artinya, kecepatan gerak benda berubah secara
teratur setiap detiknya, sehingga perubahan kecepatannya tetap. Jika perubahan
kecepatannya tetap, maka percepatan geraknya tetap atau tidak bernilai nol. Berdasarkan
jenis percepatannya, GLBB dibagi menjadi dua, yaitu GLBB dipercepat dan diperlambat.
GLBB dipercepat adalah gerak yang kecepatan bendanya selalu bertambah setiap detiknya,
sehingga geraknya semakin cepat. Pada GLBB jenis ini, percepatan bendanya bernilai
positif. Ingat, percepatan termasuk besaran vektor, sehingga kamu harus memperhatikan
perjanjian tandanya.
GLBB diperlambat adalah gerak yang kecepatan benda selalu berkurang setiap detiknya,
hingga benda tersebut berhenti. Pada GLBB jenis ini, percepatan bendanya bernilai negatif.
Rumus GLB
Rumus pada GLB :
Dengan:
v = kecepatan (m/s);
s = jarak tempuh (m);
t = waktu (s)
Rumus GLBB
Rumus GLBB dipercepat:
Dengan:
vt = kecepatan akhir (m/s);
v0 = kecepatan awal (m/s);
a = percepatan (m/s2);
t = waktu (s); dan
s = jarak tempuh.
Dari grafik di atas untuk setiap nilai t, kecepatan bendanya selalu tetap. Hal itu ditunjukkan
oleh garis warna hijau lurus horizontal (mendatar).
Grafik GLBB
Grafik GLBB dipercepat
Adapun bentuk grafik pada GLBB dipercepat adalah sebagai berikut.
Dari grafik di atas, terlihat bahwa semakin besar nilai t, kecepatan bendanya semakin besar
pula. Grafik tersebut akan menghasilkan nilai gradien positif, di mana gradien
menunjukkan percepatan geraknya.
Contoh GLB
Adapun contoh GLB dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
Contoh GLBB
Adapun contoh GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
Pada GLB, besar kecepatan benda selalu sama, sehingga percepatannya sama
dengan nol (a = 0).
Pada GLBB, besar kecepatan bendanya selalu berubah secara teratur setiap detik,
sehingga percepatannya bisa bernilai positif atau negatif, bergantung pada jenis
geraknya.
Grafik di atas adalh grafik hubungan antara jarak dan waktu tempuh pada GLB. Ingat, pada
GLB benda bergerak dengan kecepatan tetap.
Kita ambil data t = 3 s dan s = 6 m.
Agar Beni sampai di sekolah tepat pukul 07.15, ia harus berangkat dari rumah pukul 07.05.
Diketahui:
Ditanya: ∆s =…?
Pembahasan:
Pertama, kamu harus mencari jarak antara tempat jatuhnya kardus makanan dan Fira saat
mulai mengerem. Dalam hal ini berlaku persamaan GLB.
Lalu, tentukan jarak antara tempat jatuhnya kardus makanan dan berhentinya Fira.
Gerak Vertikal ke Atas atau GVA adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal
(bawah ke atas) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami perlambatan sebesar
percepatan gravitasi bumi (a = -g).
Gerak vertikal ke atas (GVA) dikatakan gerak lurus berubah beraturan karena
kecepatannya berubah secara teratur. Kecepatan benda pada gerak vertikal ke atas
menurun secara teratur dengan perlambatan konstan yaitu sebesar percepatan gravitas (a
= -g). Kecepatan terus berkurang seiring bertambahnya waktu maka gerak vertikal ke atas
disebut juga gerak lurus berubah beraturan (GLBB) diperlambat.
Pada gerak vertikal ke atas, konsep dasar yang harus kita kalian adalah kecepatan benda di
titik tertinggi adalah nol. Dengan kata lain, ketika benda mencapai ketinggian maksimum,
benda akan diam sesaat sebelum akhirnya jatuh kembali. Konsep ini merupakan kunci
penting dalam menganalisis soal-soal gerak vertikal dan gerak parabola.
Setelah mencapai ketinggian maksimum, benda akan kembali bergerak ke bawah. Pada
tahap ini benda mengalami gerak jatuh bebas. Dengan begitu, konsep dan rumus GJB bisa
dipakai. Selain itu pada GVA, waktu yang digunakan untuk mencapati titik tertinggi akan
sama dengan waktu yang digunakan untuk kembali ke titik terendah (titik awal benda
bergerak ke atas).
Ciri-Ciri Gerak Vertikal ke Atas
Suatu benda dikatakan bergerak vertikal ke atas (GVA) apabila memenuhi ciri-ciri atau
karakteristik sebagai berikut:
1 Benda bergerak dari bawah ke atas dengan permukaan tanah sebagai titik acauannya.
2 Lintasan gerak benda berupa garis lurus vertical
Sama seperti gerak vertikal ke bawah, pada gerak vertikal ke atas (GVA) juga berlaku
Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Energi mekanik disetiap titik sepanjang lintasan akan
sama besar. Energi kinetik terbesar terjadi pada titik terendah sedangkan energi potensial
terbesar berada pada titik tertinggi.
Dalam gerak vertikal ke bawah (GVB) terdapat beberapa rumus pokok yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak vertikal
ke atas. Rumus-rumus tersebut yaitu:
Gerak vertikal ke atas (GVA) merupakan gerak benda dari ketinggian nol (posisi awal)
menuju ke atas dan akan tiba di suatu titik yang disebut titik tertinggi. Titik tertinggi adalah
ketinggian maksimum atau perpindahan terbesar yang dapat dicapai oleh benda.
Agar dapat bergerak ke atas, benda harus memiliki kecepatan awal, sehingga nilai
kecepatan awal benda tidak sama dengan nol. Kecepatan awal pada gerak vertikal ke atas
akan mempengaruhi ketinggian maksimum yang dapat dicapai oleh benda. Semakin besar
kecepatan awal maka semakin besar ketinggian maksimumnya.
v0 ≠0 …………………………………pers. (4)
Perhatikan gambar di atas. Misalkan sebuah benda bergerak vertikal ke atas dengan
kecepatan awal v0. Saat tiba dititik tertentu kecepatannya menurun menjadi v t akibat
pengaruh percepatan gravitasi. Kecepatan benda akan terus menurun sampai akhirnya
kecepatannya menjadi nol, yaitu pada titik tertinggi.
Kecepatan pada titik tertinggi inilah yang dinamakan percepatan akhir benda yang
bergerak vertikal ke atas.
v = 0 …………………………………pers. (5)
Keterangan:
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
v = kecepatan akhir benda (m/s)
Seperti pada dua jenis gerak vertikal yang telah dibahas sebelumnya yaitu GJB dan GVB,
pada gerak vertikal ke atas (GVA), percepatan yang dialami benda juga merupakan
percepatan gravitasi. Namun karena arah gerak benda ke atas melawan arah gravitasi
bumi, maka percepatan gravitasi bumi berfungsi sebagai perlambatan.
Dengan:
g = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s 2 sebagai nilai
percepatan gravitasi pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.
Dalam gerak vertikal, ketinggian (h) diukur dari tanah atau lantai menuju posisi benda
pada ketinggian tertentu. Perhatikan gambar di atas, pada gerak vertikal ke atas,
perpindahan (s) benda diukur dari posisi awal benda (di lantai) menuju posisi benda pada
ketinggian tertentu.
Jadi dalam gerak vertikal ke atas, perpindahan benda sama dengan ketinggiannya. Itu
sebabnya, perpindahan dalam gerak vertikal disimbolkan dengan h. Dengan
mensubtitusikan persamaan 4 dan 6 ke persamaan 2, maka besar perpindahan atau
ketinggian benda pada gerak vertikal ke atas dapat dihitung dengan rumus:
s = s0 + v0t ± ½ at2
h = 0 + v0t − ½ gt2
h = v0t − ½ g.t2 …………………………………pers. (7)
Dengan:
h = perpindahan atau ketinggian (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)
Karena arah gerak melawan arah gravitasi, maka benda mengalami perlambatan atau nilai
percepatannya negatif. Jika kecepatan awal benda v 0 dan kecepatan benda pada t detik
adalah vt maka dengan mensubtitusikan persaman 6 ke persamaan 1, rumus kecepatan
benda setelah t detik pada GVA adalah sebagai berikut:
vt = v0 ± at
vt = v0 – gt …………………………………pers. (8)
Sedangkan jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita akan
mendapatkan rumus kecepatan setelah t detik sebagai berikut:
Keterangan:
vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)
h = perpindahan benda (m)
5. Rumus Ketinggian Maksimum Benda
Dari persamaan 7 diatas dapat kita simpulkan bahwa besar ketinggian benda yang
bergerak selama t detik akan sama dengan besar perpindahannya. Tetapi konsep tersebut
hanya berlaku untuk gerak vertikal ke atas. Ketika benda bergerak ke bawah,
perpindahannya tidak sama dengan ketinggian.
Saat benda mencapai ketinggian maksimum, kecepatan benda akan sama dengan nol, lihat
persamaan 5. Dengan mensubtitusikan persamaan 5 ke persaman 9, rumus ketinggian
maksimum yang dapat dicapai benda adalah sebagai berikut:
v2 = v02 − 2gh
02 = v02 − 2gh
2gh = v02
v02
h =
2g
v02
hmax = …………………………………pers. (10)
2g
Keterangan:
hmax = ketinggian maksimum yang dicapai benda (m)
v = kecepatan benda di titik tertinggi (m/s)
t = waktu (s)
vt = v0 – gt
0 = v0 – gt
gt = v0
v0
t =
g
v0
tmax = …………………………………pers. (11)
g
Keterangan:
tmax = waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus pokok
dalam gerak vertikal ke atas yang dapat kalian pergunakan untuk menyelesaikan persoalan
yang berhubungan dengan gerak vertikal ke atas (GVA).
v02
hmax = → ketinggian maksimum
2g
v0
tmax = → waktu mencapai titik tertinggi
g
Ketinggian benda diukur dari bawah ke atas yaitu dari permukaan tanah atau lantai
menuju posisi ketinggian benda. Dari grafik h-t di atas terlihat bahwa semakin
bertambahnya waktu ketinggian benda semakin bertambah karena benda bergerak ke atas.
Dan pada titik puncak yaitu posisi dimana benda mencapai ketinggian maksimum, benda
berhenti sesaat untuk kemudian kembali lagi ke tanah.
2. Grafik Hubungan Perpindahan terhadap Waktu (Grafik s-t) pada GVA
Pada gerak vertikal ke atas, perpindahan diukur dari lantai menuju posisi ketinggian benda
sehingga perpindahan benda tersebut sama dengan ketinggiannya. Oleh karena itu bentuk
grafik s-t sama dengan grafik h-t.
Karena gerak vertikal ke atas merupakan gerak lurus berubah beraturan diperlambat maka
bentuk kurvanya linear ke bawah. Dari grafik v-t di atas dapat kita lihat bahwa mula-mula
kecepatan benda adalah v0 kemudian seiring dengan bertambahnya waktu kecepatan
benda menurun sampai pada titik tertinggi nilai kecepatan benda adalah nol.
Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Jika percepatan
gravitasi 10 m/s2, hitunglah:
a) waktu yang dibutuhkan bola sampai di titik tertinggi.
b) tinggi maksimum yang dicapai bola.
penyelesaian
vo = 20 m/s
g = 10 m/s2
vt = 0 (di titik tertinggi)
a) untuk menghitung waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai di titik tertinggi, kita
gunakan persamaan persamaan 11.
t max = v0/g
t max = 20/10
t max = 2 s
jadi waktu yang diperlukan bola untuk sampai di titik tertinggi adalah 2 s.
Cara 2:
hmax = v02/2g
hmax = 202/(2×10)
hmax = 400/20
hmax = 20 m
Jadi, tinggi maksimum yang dicapai bola adalah 20 m.
Gerak Vertikal ke Bawah: Pengertian, Ciri, Rumus, Grafik, Contoh Soal dan
Pembahasan
Pernahkah kalian men-dribble bola basket atau melihat orang sedang men-dribblebola
basket? Perhatikan gambar di atas, ketika kita men-dribble bola basket berarti kita
memberi gaya dorong kepada bola tersebut. Nah gaya dorong inilah yang kemudian
memberikan kecepatan pada bola basket sehingga bola dapat bergerak ke bawah dengan
cepat.
Dalam fisika gerak bola basket tersebut dinamakan Gerak Vertikal ke Bawah (GVB).
Gerak vertikal ke bawah atau disingkat GVB adalah salah satu bentuk gerak lurus berubah
beraturan (GLBB). Sesuai dengan namanya, gerak vertikal ke bawah bermula dari posisi
awal pada ketinggian tertentu menuju titik terendah (permukaan tanah).
Berbeda dengan gerak jatuh bebas (GJB) yang kecepatan awalnya sama dengan nol (v 0 = 0),
pada gerak vertikal ke bawah (GVB) kecepatan awal benda tidak sama dengan nol (v 0 ≠ 0).
Dengan kata lain, benda mengalami sebuah gaya tertentu yang membuat benda bergerak
dengan kecepatan tertentu pula. Misalnya sebuah bola yang dilempar dari
ketinggian h meter dengan kecepatan awal tertentu.
Gerak vertikal ke bawah dikatakan gerak lurus berubah beraturan karena kecepatannya
berubah secara teratur. Kecepatan benda pada gerak vertikal ke bawah meningkat secara
teratur dengan percepatan konstan yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g). Karena
kecepatan terus bertambah seiring bertambahnya waktu maka gerak vertikal ke bawah
disebut juga gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat.
Gerak Vertikal ke Bawah atau GVB adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah
vertikal (atas ke bawah) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami percepatan
sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g).
Poin penting yang harus kalian ingat dalam konsep gerak vertikal ke bawah
adalah percepatan benda bernilai positif sehingga kecepatan setelah t detik (vt) akan
lebih besar dari kecepatan awalnya (v0) selama benda belum menyentuh tanah dan
berhenti. Sebenarnya jika ditinjau dari segi vektor, pada gerak vertikal ke bawah maupun
pada gerak vertikal lainnya seperti gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke atas, nilai
percepatan benda selalu berharga negatif karena arahnya ke bawah.
1 Benda bergerak dari atas ke bawah dengan permukaan tanah sebagai titik acauannya.
Sama halnya dengan gerak jatuh bebas, pada gerak vertikal ke bawah juga berlaku Hukum
Kekekalan Energi Mekanik. Dimana energi mekanik (energi kinetik + energi potensial) di
semua titik sepanjang lintasan sama besar. Ketika berada di titik tertinggi, benda memiliki
energi kinetik minimum dan energi potensial maksimum. Sebaliknya, di titik terendah
(sesaat sebelum menyentuh tanah), benda memiliki energi kinetik maksimum dan energi
potensial minimum.
Untuk menurunkan rumus besaran-besaran pada gerak vertikal ke bawah (GVB) kita dapat
menggunakan rumus utama pada gerak lurus berubah beraturan. Rumus utama dalam
GLBB tersebut adalah sebagai berikut:
vt = v0 ± at …………………………………pers. (1)
Dalam gerak vertikal ke bawah (GVB) terdapat beberapa rumus umum yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak vertikal
ke bawah. Rumus-rumus tersebut yaitu:
1. Rumus Kecepatan Awal Benda
Pada gambar di atas terlihat perbedaan antara gerak jatuh bebas (GJB) dengan gerak
vertikal ke bawah (GVB). Jika pada gerak jatuh bebas kecepatan awal benda adalah nol
maka pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awal benda tidak sama dengan nol.
v0 ≠0 …………………………………pers. (4)
Namun jika dilihat berdasarkan arah gerak dan prinsip geraknya, gerak vertikal ke bawah
dengan gerak jatuh bebas memiliki persamaan yaitu sama-sama bergerak ke bawah
dengan percepatan tetap sebesar g.
Dari beberapa sumber buku ada yang menyatakan bahwa gerak jatuh bebas dibedakan dari
gerak vertikal ke bawah karena perbedaan kecepatan awalnya. Namun beberapa sumber
buku yang lain menyatakan GJB dan GVB digabungkan menjadi satu jenis yaitu gerak
vertikal ke bawah, dimana gerak jatuh bebas merupakan gerak vertikal ke bawah yang
kecepatan awalnya sama dengan nol.
2. Rumus Percepatan Benda
Sama seperti gerak jatuh bebas (GJB), arah gerak vertikal ke bawah (GVB) juga searah
dengan arah gravitasi bumi yaitu menuju pusat bumi. Karena searah dengan gravitasi
bumi, maka benda yang ber-GVB mengalami percepatan sehingga kecepatannya bertambah
secara teratur.
Pada gerak vertikal ke bawah, percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi
bumi sehingga percepatan benda dapat disimbolkan dengan g. Karena arah gerak benda
searah dengan percepatan gravitasi bumi maka percepatan benda pada gerak vertikal ke
bawah berharga positif.
a =g …………………………………pers. (5)
Dengan:
Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s2 sebagai nilai
percepatan gravitasi pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.
3. Rumus Perpindahan Benda
Perpindahan merupakan selisih antara posisi akhir dengan posisi awal. Karena dalam
gerak vertikal ke bawah perpindahannya terjadi dalam arah vertikal,
maka perpindahan benda menunjukkan perubahan ketinggian sehingga pada gerak
vertikal ke bawah perpindahan biasanya disimbolkan dengan h.
Tetapi kalian harus tahu bahwa h disini adalah perpindahan dan tidak sama dengan
ketinggian. Dalam gerak vertikal ke bawah, perpindahan diukur dari atas (posisi awal)
menuju ke bawah (tanah atau lantai). Sedangkan ketinggian benda diukur dari bawah
(tanah) menuju ke atas (posisi ketinggian benda).
s = s0 + v0t ± ½ at2
h = 0 + v0t + ½ gt2
Dengan:
h = Perpindahan (m)
t = waktu (s)
4. Rumus Kecepatan Setelah t Detik
Pada gerak vertikal ke bawah (GVB), kecepatan awalnya tidak sama dengan nol
sehingga kecepatan benda setelah bergerak selama t detik akan bergantung juga pada
kecepatan awalnya. Misal benda bergerak dengan kecepatan awal v 0 seperti pada gambar
di atas.
Saat benda mencapai posisi kedua seperti gambar di atas, maka kecepatan benda berubah
menjadi vt yaitu kecepatan benda setelah t detik yang telah mengalami percepatan. Dengan
mensubtitusikan persamaan 4 dan 5 ke persamaan 1, maka rumus kecepatan benda setelah
t detik pada GVB yaitu sebagai berikut:
vt = v0 ± at
vt = v0 + gt …………………………………pers. (7)
Sedangkan jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita akan
mendapatkan rumus kecepatan setelah t detik sebagai berikut:
Keterangan:
T = waktu (s)
h' = h0 – h
Dengan:
T = waktu (s)
6. Rumus Waktu Mencapai Titik Terendah
Karena benda yang bergerak dengan kecepatan awal v0 yang tidak sama dengan nol, maka
untuk ketinggian yang sama, benda yang bergerak vertikal ke bawah akan lebih cepat
mencapai tanah dibandingkan dengan benda yang bergerak jatuh bebas. Waktu yang
dibutuhkan benda untuk mencapai tanah pada gerak vertikal ke bawah dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan 6 yaitu sebagai berikut:
h = v0t + ½ g.t2
Dengan:
h = Perpindahan (m)
t = waktu (s)
Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus utama
dalam gerak vertikal ke bawah yang dapat kalian pergunakan untuk menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak vertikal ke bawah (GVB).
Perpindahan merupakan besaran vektor jadi memiliki arah. Dalam gerak vertikal ke
bawah, perpindahan diukur dari atas ke bawah, yaitu dari posisi awal ketinggian benda
sampai ke tanah jadi arah perpindahan adalah ke bawah sehingga perpindahan berharga
negatif seperti pada grafik. Dari grafik s – t di atas terlihat jelas bahwa mula-mula
perpindahan benda adalah nol. Kemudian seiring bertambahnya waktu perpindahan benda
semakin besar sampai pada titik akhir yaitu di tanah perpindahan benda tetap.
Bentuk kemiringan kurva pada grafik s-t pada GVB tentunya lebih besar dari grafik s-t
GJB karena GVB memiliki percepatan awal sehingga waktu untuk mencapai perpindahan
terbesar menjadi lebih cepat.
Ketinggian merupakan kebalikan dari perpindahan. Ketinggian benda diukur dari bawah
ke atas yaitu dari permukaan tanah menuju posisi ketinggian benda. Ketinggian merupakan
besaran skalar sehingga nilainya selalu positif. Dari grafik h – t di atas terlihat bahwa
semakin bertambahnya waktu ketinggian benda semakin berkurang karena benda
bergerak ke bawah. Dan pada titik akhir (di tanah) ketinggian benda adalah nol.
Semua jenis gerak vertikal seperti gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak
vertikal ke atas, percepatan gravitasi yang dialami benda berharga negatif karena arahnya
ke bawah. Tidak hanya pada gerak vertikal saja, pada gerak parabola juga berlaku
percepatan gravitasi tersebut. Pada grafik a – t di atas terlihat jelas bahwa besar
percepatan gravitasi konstan -9,8 m/s2.
Penyelesaian
h = 20 m
t = 5 sekon
h = v0t + ½ g.t2
v0 = (h – ½ gt2)/t
v0 = [20 – (½ × 10 × 52)]/5
v0 = (20 – 125)/5
v0 = – 21 m/s
jadi kecepatan yang diberikan pada benda adalah – 20 m/s2. Tanda negatif menyatakan
bahwa kecepatan bergerak ke bawah. Kecepatan merupakan besaran vektor jadi selain
memiliki nilai juga memiliki arah.
Gerak Jatuh Bebas
Perhatikan gambar di bawah ini. Pernahkah kalian melihat peristiwa “buah jatuh
dari pohon” seperti buah mangga, buah durian atau buah kelapa yang jatuh dari
pohonnya karena sudah masak? Fenomena buah jatuh dari pohonnya tersebut
dalam fisika disebut dengan gerak jatuh bebas (GJB).
(v = 0).
0
Karena GJB tidak memiliki kecepatan awal maka gerak benda hanya dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Gerak Jatuh Bebas atau GJB adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah
vertikal (atas ke bawah) dengan kecepatan awal nol serta mengalami
percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g).
Karena gerak jatuh bebas merupakan GLBB yang dipengaruhi gravitasi maka
perubahan kecepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas terjadi karena
pengaruh gravitasi bumi. Benda yang jatuh akan bergerak semakin cepat dari
kecepatan nol hingga kecepatan maksimum sesaat sebelum menyentuh bumi.
Contoh penerapan gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari adalah buah
yang jatuh dari pohonnya, seorang penerjun payung yang jatuh bebas di udara
menggunakan parasut atau sebuah benda yang dijatuhkan secara vertikal dari
suatu gedung dengan ketinggian tertentu tanpa diberi kecepatan awal.
Suatu benda dikatakan mengalami gerak jatuh bebas (GJB) apabila memenuhi ciri-
ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1 Benda bergerak dari atas ke bawah dengan permukaan tanah sebagai titik
acauannya.
Dari ciri-ciri gerak jatuh bebas nomor 3 di atas, perpindahan benda terjadi dalam
arah vertikal sehingga besaran perpindahan dalam GJB ini lebih sering disebut
dengan ketinggian yang disimbolkan dengan h. Ketinggian dalam gerak jatuh
bebas digunakan untuk menyatakan perpindahan benda yang dihitung dari atas
ke bawah bukan dari bawah ke atas meskipun titik acuannya adalah tanah.
Dalam gerak jatuh bebas (GJB) dapat berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik
dimana energi mekanik (energi potensial + energi kinetik) di titik tertinggi akan
sama dengan energi mekanik benda di titik terendah. Prinsip kekekalan energi
mekanik ini dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
dengan kinematika gerak lurus serta usaha dan energi.
Rumus-Rumus Pada Gerak Jatuh Bebas
Untuk menurunkan rumus besaran-besaran pada gerak jatuh bebas (GJB) kita
dapat menggunakan rumus umum pada gerak lurus berubah beraturan. Rumus
umum dalam GLBB tersebut adalah sebagai berikut:
s = s + v t ± ½ at
0 0
2 …………………………………pers. (2)
v t
2
= v ± 2as
0
2 …………………………………pers. (3)
Dalam gerak jatuh bebas (GJB) terdapat beberapa rumus umum yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak
jatuh bebas. Rumus-rumus tersebut yaitu:
Pada gambar di atas menunjukkan perbedaan kecepatan awal pada gerak vertikal
ke bawah (GVB) dengan kecepatan awal pada gerak jatuh bebas (GJB).
Sebenarnya konsep gerak jatuh bebas itu sama dengan konsep gerak vertikal ke
bawah hanya saja kecepatan awal pada GJB sama dengan nol. Jadi bisa dikatakan
gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal nol.
v =0
0 …………………………………pers. (4)
2. Rumus Percepatan Benda
Pada GLBB, secara umum percepatan dilambangkan dengan a. pada gerak jatuh
bebas (GJB), percepatan yang dialami benda adalah percepatan gravitasi bumi
sehingga percepatan pada GJB dapat dilambangkan dengan g.Dari gambar di atas
dapat dilihat bahwa percepatan benda pada gerak jatuh bebas berharga positif,
hal ini dikarenakan arah percepatan benda searah dengan percepatan gravitasi
bumi yaitu ke bawah.
a =g …………………………………pers. (5)
Dengan:
Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s sebagai
2
nilai percepatan gravitasi pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.
3. Rumus Perpindahan Benda
Dalam artikel tentang konsep jarak dan perpindahan telah dijelaskan bahwa
perpindahan adalah jarak terdekat dari posisi awal ke posisi akhir. Jadi dalam
gerak jatuh bebas yang lintasan bebentuk garis lurus, perpindahan dapat diartikan
sebagai selisih antara posisi akhir dan posisi awal. Karena pada gerak jatuh bebas
posisi awalnya adalah di atas maka perpindahan benda diukur dari atas.
s =s + v t ± ½ at
0 0
2
h =0 + (0)t + ½ gt 2
h =½ g.t 2
…………………………………pers. (6)
Dengan:
h = Perpindahan (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s )
2
t = waktu (s)
Dalam gerak jatuh bebas, nilai kecepatan benda akan bertambah secara teratur
seiring dengan bertambahnya waktu dan akan mencapai kecepatan maksimum
sesaat sebelum benda menyentuh tanah. Bertambahnya kecepatan secara teratur
ini sebagai akibat dari pengaruh percepatan gravitasi (g) yang nilainya selalu
konstan.
v = v ± at
t 0
v =0 + gt
t
v =g.t
t …………………………………pers. (7)
Sementara jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita
peroleh rumus kecepatan setelah t detik sebagai berikut:
v =v ± 2as
t
2
0
2
v =0 + 2gh
t
2 2
v =2gh
t
2
v =√(2gh)
t …………………………………pers. (8)
Keterangan:
t = waktu (s)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketinggian benda diukur dari tanah.
Pada gambar di atas, ketinggian mula-mula benda disimbolkan dengan h . Ketika
0
benda jatuh bebas dan mencapai posisi ditengah seperti pada gambar di atas,
maka besar perpindahan disimbolkan dengan huruf s dimana s = h.
Ketinggian benda pada titik tersebut disimbolkan dengan h’. Dari gambar di atas
terlihat jelas hubungan antara h , s dan h’. Dengan menggunakan persamaan 6,
0
maka ketinggian benda setelah t detik pada gerak jatuh bebas dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
h' =h – h 0
h' =h – ½ g.t
0
2
…………………………………pers. (9)
Dengan:
t = waktu (s)
h 0 = ½ g.t 2
2h 0
t2
=
g
Keterangan:
Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus
umum dalam gerak jatuh bebas yang dapat kalian pergunakan untuk
menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan gerak jatuh bebas.
v t = g.t
→ kecepatan setelah t detik
v t = √(2gh)
h' = h – ½ g.t
0
2
→ ketinggian setelah t detik
t = √(2h /g) 0 → waktu mencapai lantai
Perpindahan merupakan besaran vektor jadi memiliki arah. Dalam gerak jatuh
bebas, perpindahan diukur dari atas ke bawah, yaitu dari posisi awal ketinggian
benda sampai ke tanah jadi arah perpindahan adalah ke bawah sehingga
perpindahan berharga negatif seperti pada grafik. Dari grafik s – t di atas terlihat
jelas bahwa mula-mula perpindahan benda adalah nol. Kemudian seiring
bertambahnya waktu perpindahan benda semakin besar sampai pada titik akhir
yaitu di tanah perpindahan benda tetap.
Kecepatan merupakan besaran vektor jadi selain nilai, kecepatan juga memiliki
arah. Dalam fisika, besaran-besaran yang arahnya ke bawah (searah dengan
percepatan atau gaya gravitasi bumi) bernilai negatif. Karena pada gerak jatuh
bebas, arah kecepatan searah dengan percepatan gravitasi, maka kecepatan
benda berharga negatif. Dari grafik di atas terlihat mula-mula kecepatan benda
nol (v = 0) kemudian bertambah secara teratur seiring bertambahnya waktu.
0
Untuk semua jenis gerak vertikal seperti gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke
bawah dan gerak vertikal ke atas, semua percepatan gravitasi berharga negatif
karena arahnya ke bawah. Tidak hanya pada gerak vertikal saja, pada gerak
parabola juga berlaku percepatan gravitasi tersebut. Pada grafik a – t di atas
terlihat jelas bahwa besar percepatan gravitasi konstan -9,8 m/s .
2
Penyelesaian
h = 2 m (mangga)
1
h = 8 m (kelapa)
2
a) waktu jatuh
t = √(2h /g)
1 1
t = √(2×2/10)
1
t = √(4/10)
1
t = (2/10) √10
1
t = √(2h /g)
2 2
t = √(2×8/10)
2
t = √(16/10)
2
t = 4/√10
2
t = (4/10) √10
2
t /t = 1/2
1 2
b) kecepatan jatuh
v = √(2gh )
1 1
v = √(2×10×2)
1
v = √40
1
v = 2√10 m/s
1
v = √(2gh )
2 2
v = √(2×10×8)
2
v = √160
2
v = 4√10
2
v /v = (2√10)/(4 √10)
1 2
v /v = 1/2
1 2