チェリーランドのアーティスト
Jawab Sayu, “N-nama ku Ashiku Hiroshi , ku harap kita bisa lebih dekat
Hitomi”, jawab Hiroshi dengan ekspresi malu, “Tidak perlu tegang 😊, kau bisa
memanggilku dengan nama depanku”, “T-tapi bukankah tidak sopan
memanggil nama orang yang baru kita kenal dengan nama depannya?”,tanya
Hiroshi, jawab Sayu sambil tersenyum “Tidak apa apa, bukankah kita harus
lebih akrab?”, “Benarkah?”,tanya Hiroshi, “Haha kau imut sekali”, ucap Sayu
sembari mencubit pipi Hiroshi. Setelah berbincang bincang dan bercanda
akhirnya Hiroshi selesai diobati dan diberikan perban untuk menutupi lukanya,
Sayu pun menulis sesuatu di kertas kuning yang ia bawa. “Pe-nyem-bu-han?”,
ucap Hiroshi sembari meng-eja, lalu Sayu menempelkannya pada bagian tubuh
Hiroshi yang terluka, lalu secara ajaib kertas itu menghilang, “Itu tadi...
apa?”,”Tenanglah kau akan segera sembuh”, ”Terima kasih”. Tanpa sadar
waktu sore telah tiba, dan saatnya bagi Hiroshi untuk segera pulang, tiba di
bawah tangga Hiroshi segera berpamitan, “Terima kasih untuk hari ini, dan
anuuu...-“, “Hmm?, ada apa Hiroshi?”,”Jika kau berkenan maukah kau mampir
ke rumahku?” tanya Hiroshi sembari menuliskan alamat rumahnya di kertas,
“Baiklah, aku berjanji akan berkunjung di lain hari😉”,”Sekali lagi- terima kasih
untuk hari ini S-sayu”. Hiroshi pun memberikan alamatnya dan segera
bergegas pergi ke rumah, Pada malam hari... Hiroshi pun memandangi bintang
bintang sambil berbaring dan mengingat kembali kejadian yang telah
dialaminya hari ini, sembari tersenyum. Baginya hari itu adalah hari yang
“Menyenangkan”. Besoknya, Hiroshi membuka perban dan alangkah
terkejutnya melihat lukanya yang langsung sembuh dengan sangat cepat dan
tak bersisa bekas luka sedikit pun, “Gadis itu benar benar ajaib” ujar Hiroshi.
Dua hari kemudian pada pagi hari, Hiroshi bersiap siap untuk pergi
mengumpulkan kayu namun, tidaklah tenang hatinya menunggu kunjungan
sang gadis tersebut ke rumahnya, didalam lubuk hatinya bertanya apakah sang
gadis akan menepati janjinya dengan ekspresi sedih sambil memandangi
perban yang diberikan sang gadis kepadanya, “Masam raut wajahmu bagaikan
katak ditimpa kemarau, apakah engkau sedih karna gadis itu tak kunjung
datang wahai Anakku?” tanya ibu Hiroshi, “Tidak ibu, aku hanya menginginkan
agar kedatangan gadis lebih cepat” ucap Hiroshi, “Nak, tidak perlu terlalu
menunggunya, gadis itu akan datang menepati janjinya... lagi pula engkau baru
menggunya selama dua hari, bersabarlah “, Hiroshi pun telah bersiap siap dan
akan segera bergegas untuk pergi, sang ibu meminta Hiroshi mengantarkan
sebuah kotak kepada kerabatnya yang bernama Origami Ayano, “Tolong
antarkan kotak ini kepada bibi Ayano nak, dan sampaikan salamku kepadanya”,
“Baik bu”. Hiroshi pun pergi ke rumah bibi Ayano. Sesampainya disana, Hiroshi
memberikan kotak tersebut kepada bibi Ayano, “ Astaga, keponakanku yang
manis ini akhirnya datang juga, terima kasih ya atas kirimanya... oh, sebaiknya
engkau mampir terlebih dahulu” ucap bibi Ayano, “ Terima kasih atas
tawarannya bibi, aku harus segera pergi “