Mti 390000878 170923015557
Mti 390000878 170923015557
Dr. Akhmad Syahri, M.Pd.I. Mutoharoh, M.Pd.I. Dr. Moh. Ali, M.Pd.
Mata Kuliah Desain Pembelajaran PAI Berbasis Digital Kode Mata Kuliah PAI60001J
Dosen Pengampu Dr. Akhmad Syahri, M.Pd.I. Bobot SKS 3
NIDN 2028039001 Alokasi Waktu 07.30-09.30 (A13)
09.50-11.50 (A14)
Komponen Penilaian:
1. Tugas Mandiri = 15%
2. Tugas Terstruktur = 15%
3. UTS = 25%
4. UAS = 40%
5. Kehadiran = 5%
6. Kehadiran 75 – 80 % dapat mengikuti UTS dan UAS dari total kehadiran = 16 kali pertemuan
Pentingya Desain Pembelajaran PAI Berbasis Digital
Minggu, 17 September 2023
Permasalahan
• Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis digital
masih terbatas dan guru-guru PAI dalam proses pembelajaran
masih konvensional
• Guru yang tidak inovatif dalam pembelajaran kurang
memperhatikan terhadap metode pembelajaran
• Terjadinya konflik kebijakan kelengkapan sarana pembelajaran,
peserta didik kaya materi, minim implementasi
• Beberapa penelitian mahasiswa PAI masih belum banyak yang
membahas aspek pengembangan metode pembelajaran
berbasis digital
• Orientasi pengembangan hanya pada aspek media dalam bentuk
produk yang belum bersinergi dengan komponen-komponen lain
dalam proses pembelajaran
• Dalam kegiatan pembelajaran, desain pembelajaran menempati sebuah
posisi yang teramat penting untuk menjamin kualitas kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Desain tidak dapat dibuat secara instant,
namun perlu pengkajian dan penelaahan yang komprehenship. Untuk itu
diperlukan prinsip-prinsip dalam proses desain tersebut, seperti: prinsip
kemandirian, keluwesan, mobilitas, efisiensi.
• Seharusnya di masa teknologi berkembang seperti saat ini, pendidik
merangkul untuk melakukan hubungan simbiosis antara pendidikan dan
teknologi. Studi yang dilakukan oleh Perusahaan Gallup baru-baru ini
menunjukkan bahwa lebih dari 81% guru setuju bahwa mereka melihat
manfaat yang besar dalam menggunakan alat pembelajaran digital di
kelas. Selain itu, 57% percaya bahwa alat pembelajaran digital lebih efektif
untuk memberikan instruksi, dengan sebagian besar berpendapat bahwa
pembelajaran digital lebih efektif untuk melibatkan siswa dengan pelajaran
sekolah. Dan juga faktanya hampir 90% generasi siswa saat ini tumbuh
disaat teknologi berkembang pesat.
• Desain Pembelajaran PAI Berbasis digital merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran PAI
Di sisi lain,
• Hasil seminar nasional Aplikasi Teknologi Informasi tentang Persepsi Mahasiswa dalam
penerapan e-learning studi kasus pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang
dikemukakan oleh Muzid, Syafiul 2005 menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan
informasi berupa “informasi mata kuliah 87,87, informasi program studi 82,57, informasi
kegiatan akademik seperti seminar, konferensi, dan pelatihan 78,78, layanan perpustakaan
terpadu e-library 78,03” untuk mendukung pembelajaran online. Perpustakaan diharapkan
dapat menyediakan akses informasi yang dapat mendukung implementasi e-learning.
Materi-materi yang disediakan berbasis online serta dapat diakses secara mudah oleh
mahasiswa. Namun fakta yang ditemukan, beberapa instansi perguruan tinggi tidak
mengintegrasikan pembelajaran online e-learning ke dalam perpustakaan.
• Jika dilihat dari proses pendidikan di Indonesia, maka akan timbul kesadaran bahwa
seyogyanya instansi pendidikan memiliki fasilitas yang menunjang pendidikan yaitu
perpustakaan. Ketika proses pendidikan telah berkembang menjadi berbasis online, maka
tetap diperlukan fasilitas pendukung yaitu perpustakaan, namun memang disadari bahwa
perpustakaan konvensional tidak dapat mendukung proses e-learning. Oleh karena itu
perpustakaan perlu menyesuaikan ke dalam sistem yang dapat diterima oleh sistem
tersebut.
• Ringkasan penelitian unicef menyajikan temuan studi dan rekomendasi
praktis untuk tiga tindakan berikut:
1. Menguatkan konten dan platform pembelajaran digital.
2. Mengembangkan keterampilan digital siswa dan guru.
3. Meluaskan konektivitas digital bagi sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Apa itu Pembelajaran digital?
• Pembelajaran digital adalah segala jenis pembelajaran yang
disertai dengan teknologi atau praktik pengajaran yang
memanfaatkan teknologi secara efektif. Pembelajaran digital
mencakup penerapan spektrum praktik yang luas termasuk:
blended (gabungan dua jenis lingkungan belajar, yaitu
pembelajaran di kelas dan e-learning) dan pembelajaran virtual.
Fungsi Pembelajaran Digital
• Menurut Kenji Kitao (1998), setidak-tidaknya ada 3 potensi
atau fungsi pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat
mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran.
• Sebagai media pembelajaran terdapat tiga fungsi pembelajaran digital
di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen yang
sifatnya pilihan opsional, Pelengkap komplemen, dan pengganti
substitusi.
• Suplemen. Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajibankeharusan
bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
• Komplemen. Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi
materi reinforcement atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai
enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat memahami
materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka, fast learners diberikan
kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran yang secara khusus
dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam
kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap
muka di kelas, slow learners diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka.
Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan pendidik di kelas.
• Substitusi. Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran perkuliahan kepada para
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola
kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari
mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik,
yaitu: sepenuhnya secara tatap muka konvensional, sebagian secara tatap muka
dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak
menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi
perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa
dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional
atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model
ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang
sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk
mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
http://berita.upi.edu/kkn-tematik-upi-2021-platform-
digital-bagi-guru-membuat-media-pembelajaran/
Simpulan
• Ada dimensi penting yang tetap harus diperhatikan dalam
pembelajaran digital seperti kurikulum yang sesuai dengan context
proses peningkatan kompetensi dan kinerja, penerapan pedagogik
yang sesuai dengan peserta pembelajaran, belajar melalui proses
pengalaman via simulasi dan implementasi, interaksi dan keterlibatan
emosi pikiran dengan sesama peserta dan Subject Matter Expert
(SME)- para pakar yang berpengalaman di bidangnya, membangun
kreativitas melalui objek pembelajaran dan knowledge yang
memotivasi dan bervariasi, memanfaatkan teknlologi informasi dan
komunikasi yang paling memungkinkan berjalannya dimensi
pembelajaran (kemampuan akses, waktu dan tempat).
Contoh:
https://s.id/e-modulpai-x (Dibuka dengan aplikasi Canva di Playstore)
• https://mpai.uad.ac.id/pembelajaran-pai-berbasis-digital-masih-
terbatas/
• https://www.gurusiana.id/read/wildananur/article/pembelajaran-
digital-adalah-masa-depan-pendidikan-4088920
• https://text-id.123dok.com/document/oz141368z-suplemen-
komplemen-substitusi-fungsi-e-learning.html
CATATAN :
• Ulasan terkait Kontrak Perkuliahan
1. Materi dibahas dan didiskusikan secara bersama di setiap pertemuan
2. Setiap mahasiswa mendapatkan materi yang berbeda
3. Dalam pertemuan Sinkronus diberikan kesempatan kepada 5 mahasiswa yang akan mempresentasikan tugasnya,
masing-masing mahasiswa maksimal 10 menit (sifatnya bisa refleksi ulang materi/on going). Namun bagi
mahasiswa yang mendapatkan materi pada pertemuan Sinkronus diwajibkan untuk presentasikan tugasnya.
4. Metode Presentasi menyesuaikan pertemuan Sinkronus dan Asinkronus
5. Minimal isi (konten) Tugas yaitu 3 halaman + Bukti foto/screnshoot (jika ada)
6. Gunakan catatan kaki “Footnote” dalam Menyusun tugas
7. Sumber Referensi : Youtube, Instagram, Jurnal (no.doi.), Buku, Berita Online, link kementerian/Lembaga/lainnya.
8. Seluruh Tugas Mahasiswa dikumpulkan via Google Classroom.
A13: 4ahksm4
https://classroom.google.com/c/NjIyODg2MzYyODA1?cjc=4ahksm4
A14: ib5xszg
https://classroom.google.com/c/NjIzODM3MzM4OTYy?cjc=ib5xszg