Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALIWUNGU
Jl. Ampel-Simo No. 186 Telp. (0276) 3280008 Kode Pos. 50778
Email: pkmkaliwungu1@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIWUNGU

NOMOR 449 / 23 / 2023

TENTANG

PENETAPAN RUANG BAGI PASIEN BERDASARKAN POLA TRANSMISI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIWUNGU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemantapan kinerja pada kegiatan/


program lingkup UPTD Puskesmas Kaliwungu guna
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terhadap
Masyarkat yang menerima Pelayanan Kesehatan , Tenaga
Kesehatan dan Pengunjung Puskesmas;
b. bahwa untuk peningkatan pelayanan tersebut diatas dalam
tingkat puskesmas perlu adanya penetapan ruang untuk
pasien berdasarkan transmisi penularan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b perlu ditetapkan dengan keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Kaliwungu tentang penetapan
ruang untuk pasien berdasarkan pola transmisi penularan.

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali di ubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1423);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1335);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1207);
7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
8. Keputusan MENKES RI No. 1428/MENKES/SK/XII/2006
tentang pedoman penyelenggaraan Kesehatan dilingkungan
Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
10. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Direktorat
Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes 2020;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIWUNGU
TENTANG PENETAPAN RUANG BAGI PASIEN BERDASARKAN
POLA TRANSMISI
KESATU : Penempatan Pasien Berdasarkan Pola Transmisi

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kaliwungu
pada tanggal 21 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS KALIWUNGU

MUHAMMAD
LAMPIRAN I KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS
KALIWUNGU
NOMOR 449 / 23 / 2023
TENTANG PENETAPAN
RUANG BAGI PASIEN
BERDASARKAN POLA
TRANSMISI

Penempatan pasien
a. Prosedur isolasi harus dilakukan dalam pelayanan untuk
melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit
menular dan melindungi pasien yang immunosuppressed dari
infeksi.
b. Pasien immunosupresi ditempatkan di ruang isi satu yang
terpisah dengan pasien infeksius.
c. Pasien dengan penyakit menular melalui udara / airbone
maupun melalui kontak harus dirawat di ruang isolasi (bila
memungkinkan) untuk mencegah transmisi langsung atau tidak
langsung.

d. Bila tindakan isolasi tidak memungkinkan maka dilakukan


kohorting (pasien dengan diagnose yang sama ditempatkan
secara berdekatan).
e. Penunggu pasien infeksius harus menggunakan masker.
f. Akses transfer pasien infeksius harus terpisah dengan pasien
non infeksius.
g. Setiap pasien infeksius harus diberikan masker pada saat
transportasi/transfer, karena belum ada jalur khusus pasien
infeksius.

B. KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

1. Kewaspadaan transmisi kontak


Identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui transmisi
airbone :
1. MRSA
2. Diare
3. E.Colli

a. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, bila tidak mungkin
kohorting, bila keduanya tidak mungkin maka pertimbangkan
epidemiologi mikrobanya dan populasi pasien. Tempatkan
dengan jarak >1 meter (3 kaki) antar TT (tempat tidur). Jaga agar
tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.

b. Transport pasien
Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja. Bila
diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko
minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan.

c. Penggunaan APD petugas


1) Petugas memakai sarung tangan bersih non steril, lateks saat
masuk ke ruang pasien, ganti sarung tangan setelah kontak
dengan bahan infeksius (feses, cairan drain), lepaskan sarung
tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan
cuci tangan.
2) Petugas memakai gaun bersih, tidak steril saat masuk ruang
pasien untuk melindungi baju dari kontak dengan pasien,
permukaan lingkungan, barang diruang pasien, cairan diare
pasien, ileostomy, colostomy, luka terbuka. Lepaskan gaun
sebelum keluar ruangan. Jaga agar tidak ada kontaminasi
silang ke lingkungan dan pasien lain.

d. Pengelolaan peralatan perawatan pasien


Bila memungkinkan peralatan nonkritikal dipakai untuk 1
pasien atau pasien dengan infeksi mikroba yang sama. Bersihkan
dan disinfeksi sebelum dipakai untuk pasien lain.

2. Kewaspadaan transmisi droplet


Identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui transmisi
airbone :
1. Influenza
2. Pertussis
3. Mumps
4. Rubella

a. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien di ruang terpisah, bila tidak mungkin
kohorting. Bila keduanya tidak mungkin, buat pemisah dengan
jarak > 1 meter antar TT dan jarak dengan pengunjung.
Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus
terhadap udara dan ventilasi.

b. Transport pasien
Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien
dengan mengenakan masker pada pasien dan menerapkan
hygiene respirasi dan etika batuk.
c. Penggunaan APD petugas
Masker dipakai bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap
pasien, saat kontak erat. Masker seyogyanya melindungi hidung
dan mulut, dipakai saat memasuki ruang rawat pasien dengan
infeksi saluran nafas.

d. Pengelolaan peralatan perawatan pasien


Tidak perlu penanganan udara secara khusus karena mikroba
tidak bergerak jarak jauh.

3. Kewaspadaan transmisi udara (airborne)


Identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui transmisi
airbone :
1. TB
2. Measles
3. SARS
4. Varicella

a. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien di ruang terpisah yang mempunyai ; tekanan
negative, pertukaran udara 6-12 X /jam sebelum udara mengalir
ke ruang atau tempat lain di Puskesmas. Usahakan pintu ruang
pasien tertutup. Bila ruang terpisah tidak memungkinkan,
tempatkan pasien dengan pasien lain yang mengidap mikroba
yang sama, jangan dicampur dengan infeksi lain (kohorting)
dengan jarak >1 meter. Konsultasikan dengan Tim PPI
Puskesmas sebelum menempatkan pasien bila tidak ada ruang
isolasi dan kohorting tidak memungkinkan.

b. Transport pasien
Batasi gerakan dan transport pasien hanya kalau diperlukan
saja. Bila perlu untuk pemeriksaan pasien dapat diberi masker
bedah untuk cegah menyebarnya droplet nuclei.

c. Penggunaan APD petugas


Kenakan masker respirator (N95 / Kategori N pada efisiensi 95%)
saat masuk ruang pasien atau suspek TB paru. Orang yang
rentan seharusnya tidak boleh masuk ruang pasien yang
diketahui atau suspek campak, cacar air kecuali petugas yang
telah imun. Bila terpaksa harus masuk maka harus mengenakan
masker respirator untuk pencegahan. Orang yang pernah sakit
campak atau cacar air tidak perlu memakai masker.
Bila melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aerosol maka APD yang digunakan adalah masker
bedah, gaun, goggle, dan sarung tangan.
d. Pengelolaan peralatan perawatan pasien
Pengelolaan peralatan perawatan pasien sesuai pedoman
TB CDC ”Guideline for Preventing of Tuberculosis in
Healthcare Facilities”

Ditetapkan di Kaliwungu
Pada tanggal : 21 Januari 2023

KEPALA PUSKESMAS KALIWUNGU

MUHAMMAD

Anda mungkin juga menyukai