Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PIDIE


PUSKESMAS KEUMALA
Jln.Beureunuen- Tangse KM 12,Kec.Keumala KodePos 24165
Email: puskesmaskeumala@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KEUMALA
NOMOR: 050/ /PKM-KML/ADMEN/I/2023

TENTANG
PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
UPTD PUSKESMAS KEUMALA

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA,

KEPALA UPTD PUSKESMAS KEUMALA

Menimbang : a. Bahwa untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan


pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi resiko
menularkan penyakit, baik berasal dari pasienmaupun petugas
kesehatan;
b. Bahwa untuk mengurangi resiko infcksi pada petugas, pasien,dan
masyarakat;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagainana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Penerapan
Kewaspadaan Standar di Puskesmas Keumala.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara);
2. Permenkes RI No.44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesıas
3. Permenkes RI No.43 Tahun 2019 Tentang Pusat KesehatanMasyarakat
4. Permenkes No 27 tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Layanan Kesehatan
5. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infcksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tahun 2020

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KEUMALA TENTANG


PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR DI UPTDPUSKESMAS
KEUMALA
Kesatu : Kebijakan Pemberlakuan Kewaspadaan Standar Diperlukan
DalamMeningkatkan Pencegahan Dan Pengendalian InfeksiPelaksanaan
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Puskesnas Keumala
Kedua : Surat keputusan ini berlaku scjak tanggal ditetapkanı, dengan ketentuan
apabila dikemudıan hari terdapat kekeliruan dalan penetapan ini akan
diadakan perbaikan sehagaimana mestinya

Ditetapkan di : Keumala
Pada tanggal : 04 Januari
KEPALA UPTD PUSKESMAS KEUMALA
LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KEUMALA
NOMOR : 050/ /PKM-KML/ADMEN/I/2023
TENTANG : KEBIJAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR DI
UPTD PUSKESMAS KEUMALA

KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR


DI UPTD PUSKESMAS KEUMALA

1. Kebersihan Tangan / Hand Hygiene


a. Semua karyawan puskesmas, pasien dan pengunjung harus menjaga kebersihan tangan
dengan melakukan cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun atau handrub
menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol.
b. Kebersihan tangan dilakukan pada 5 keadaan yaitu: sebelum kontak denganpasien, sebelum
melakukan tindakan aseptik, setelah melakukan tindakan invasifyang berhubungan cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelahkontak dengan lingkungan pasien.
c. Bila tangan tampak kotor, maka cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir. tampak
kotor, cuci tangan dengan handrub cairan antiseptic berbasis alcohol.
d. Cuci tangan dengan sabun dilakukan dengan 6 langkah selama 40-60 detik,dengan prosedur
yang sesuai dengan rekomendasi WHO.
e. Handrub dengan cairan antiseptik berbasis alkohol dilakukan dengan 6 langkahselama 20-
30 detik, dengan prosedur yang sesuai dengan rekomendasi WHO.
f. Tim PPl melakukan evaluasi kepatuhan cuci tangan melalui survey terhadapseluruh petugas
puskesmas setiap bulan.
g. Apabila hasil survey kepatuhan cuci tangan belum memenuhi standarddilakukan
sosialisasi/training ulang kebersihan tangan pada unit tersebut.
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang berfungsi sebagai pelindung barrieruntuk
melindungi dari mikroorganisme yang ada dan petugas kesehatan.
b. Semua petugas yang melakukan Kontak dengan pasien yang beresiko menularkan penyakit
infeksius wajib memakai APD sesuai dengan prosedur yang benar.
c. Semua petugas yang melakukan tindakan aseptik haru memakai APD sesuai dengan
prosedur yang benar.
d. Jenis-jenis APD yaitu: sarung tangan, masker, alat pelindung mata (gogglesplastic bening,
kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor), topi, gaunpelindung., apron, pelindung
kaki (sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup).
e. Pemakaian APD hendaknya sesuai dengan indikasi pemakaian.
f. Untuk APD yang disposable setelah dipakai dibuang ditempat sampah infeksiusyang telah
disediakan, sedangkan untuk APD yang akan dipakai kembali,dilakukan penatalaksanaan
sesuai prosedur.
3. Pengelolaan limbah
a. Puskesmas berkewajiban menurunkan resiko infeksi salah satunya dengan carapengelolaan
limbah yang tepat.
b. Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari identifikasi, pemisahan,labeling. packing.
penyimpanan, pengangkutan dan penanganan sesuai jenis
4. Pengendalian lingkungan
a. Pengendalian lingkungan fasilitas pelayanan keschatan lainnya merupakan salahsatu upaya
pencegahan pengendalian infeksi di Puskesmas Keumala.
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkandengan melakukan
pembersihan lingkungan, disinfcksi permukaan lingkunganyang terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh pasien, melak ukanpemelikaraan peralatan medik dengan tepat,
mempertaliankan mutu air bersih,mempertalhankan ventilasi udara yang baik.

5. Perlindungan kesehatan karyawan


a. Karyawan puskesmas Keumala diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip PPIyaitu
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis transmisi sesuai denganindikasi dalam
melaksanakan tugasnya schari-hari.
b. Karyawan Puskesmas Keumala berhak mendapatkan pemeriksaan kesehatanberkala per 6
bulan sekali , terutama karyawan medis dan paramedis, berhakmendapatkan vaksinasi
hepatitis B secara bertahap.
c. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur paska pajanan,kemudian Tim PPl
menindaklanjuti dan mengevaluasi.
d. Karyawan Puskesmas Keumala yang merawat pasien menular melalui udaraharus
mendapatkan pclatihan mengenai cara penularan dan penyebaran, tindakanpencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai prosedur bila terpajan. Karyawan yang tidak terlibat
langsung dengan pasien harus diberi penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.

6. Praktek menyuntik yang aman


a. Semua petugas medis dan paramedis Puskesmas Keumala wajib melakukanpraktik
menyuntik yang aman sesuai dengan prosedur.
b. Praktek menyuntik menggunakan jarum yang steril, sekali pakai, pada tiapsuntikan untuk
mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
c. Bila menggunakan vial multidose, sebaiknya tetap digunakan sekali pakai karenajarum atau
spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidosedapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakaiuntuk pasien lain.

7. Hygiene respirasi (etika batuk)


a. Etika pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk mengendalikan penyebaran
infeksi di sumbernya.
b. Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalumematuhi
etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresipernapasan.
c. Etika batuk dilakukan dengan cara saat batuk atau bersin : Tutup hidung danmulut, segera
buang tisu yang sudah dipakai, lakukan kebersihan tangan.

8. Pemrosesan peralatan perawatan pasien (Sterilisasi)


a. Pemrosesan peralatan perawatan pasien yang dianjurkan untuk menguranpenularan penyakit
dari instrumen yang kotor, sarung tangan bedah, dan barangbarang habis pakai lainnya
adalah (precleaning/prabilas). pencucian dan pembersihan, sterilisasi atau disinfeksi tingkat
tinggi (DTT) atau sterilisasi).
b. Precleaning/prabilas: Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani
olehpetugas sebelum dibersihkan (Umpamanya menginaktivasi HBV, HBC dan HIV) dan
mengurangi tapi tidak menghilangkan mikroorganisme yang mengkontaminasi. Proses ini
adalah dengan melakukan perendaman dengan memakai detergen atau larutan enzymatic
sampai seluruh permukaan alat terendam.
c. Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah atau cairdi tubuh
lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untumengurangi
risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses ini adalah
terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atadetergen dan air atau enzymatic, membilas
dengan air bersih, dan mengeringkan.
d. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): Proses menghilangkan semua mikroorganismkecuali
beberapa endospora bakterial dari objek, dengan merebus, menguapkan atau memakai
disinfektan kimiawi.
e. Sterilisasi: Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, vinus, fungi dan parasit)
termasuk endospora bakterial dari benda mati dengan uap tekanan tinggi (otoklaf) panas
kering (oven), sterilan kimiawi atau radiasi.

9. Penatalaksanaan linen
a. Puskesmas berupaya menjamin manajenen laundry dan linen yang benar.
b. Puskesmas berupaya mencegah terjadinya kontaminasi pada pakaian ataulingkungan.

10. Penempatan pasien


a. Setiap pasien infeksius harus diberikan masker pada saat transportasi/ransfer, karena belum
ada jalur khusus pasien infeksius.
b. Akses transfer pasien infeksius harus terpisah dengan pasien non infeksius.
c. Pasien dengan penyakit menular melalui udara / airbone maupun melalui kontak harus
dirawat diruang isolasi (bila memungkinkan) untuk mencegah tranmisi langsung dan tidak
langsung
d. Bila tindakan isolasi tidak memungkinkan maka dilakukan kohorting (pasiendengan
diagnose yang sama ditempatkan secara berdekatan).
e. Ruang tunggu pasien TB di tempat terpisah dengan pasien lain yang non infeksius
Ditetapkan di : Keumala
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS KEUMALA

Evi Yanti

Anda mungkin juga menyukai