Anda di halaman 1dari 9

‘’ JONG ’’

LOMBA MUSEUM ( ESAY )

TEMA :’’ WARISAN BUDAYA TANGIBLE AND INTANGIBLE DI


KABUPATEN LINGGA’’

SUB TEMA : PERMAINAN RAKYAT

DI SUSUN OLEH : ANANDA SEPTIANA SARI

SMA N 1 LINGGA UTARA

TP.2023/2024
JONG

Oleh : Ananda Septiana Sari

Definisi Permainan Tradisional

Menurut KBBI, kata ’’tradisional’’ memiliki makna menurut tradisi atau adat,
dengan Pengertian tersebut dan disandingkan dengan kata permainan, maka
permainan tradisional adalah permainan yang erat kaitanya dengan tradisi
masyarakat setempat dan sesuai dengan adat di suatu tempat.

Lalu, apa batasannya jika disandingkan dengan permainan modern? batasannya


adalah permainan tradisional biasanya memakai bahan dan barang-barang
sederhana yang banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari masyarakat, misalnya
kayu yang dibentuk, batu bata, dan sejenisnya.

Sedangkan permainan modern biasanya dibuat dari bahan yang dibuat oleh pabrik
atau permainan yang erat kaitannya dengan kemajuan teknologi saat ini, seperti
halnya mainan Bricks, game di smartphone dan sebagainya.

Manfaat Permainan Tradisional

Dari segi manfaat, semua permainan dibuat untuk menghilangkan rasa bosan,
namun untuk permainan tradisional memiliki nilai lebih lainnya. seperti
membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota
badan, menyambung persahabatan mengajari cara bekerja sama dengan orang
lain, dan mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang menyenangkan, Rata-rata
permainan tradisional menggunakan fisik, sangat berbeda dengan permainan
modern yang lebih banyak berkutu dengan asas otak, dengan permainan yang
didominasi oleh gerakan fisik maka secara tidak langsung juga olahraga. inilah
Mengapa anak-anak zaman dulu lebih Gesit dan cekatan .

Permainan rakyat merupakan hasil budidaya manusia masa lampau yang


diwariskan kepada anak cucunya. permainan rakyat memiliki banyak nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya, seperti kecerdasan mengatur Strategi.
Permainan rakyat juga sangat dinamis ada permainan yang merupakan warisan
dari generasi sebelumnya dan ada juga permainan yang merupakan pengaruh dari
budaya masyarakat luar lingkungan.

Ada banyak sekali permainan, tradisional yang bisa dijumpai di Indonesia, karena
memang Indonesia sendiri kaya akan suku dan adat. setiap suku memiliki
permainan tradisional, salah satunya adalah Provinsi Kepulauan Riau, provinsi ke-
32 dari urutan provinsi mulai Sabang hingga Merauke ini bersama Provinsi
Kepulauan Riau, wilayah yang sangat dekat geografisnya dengan Singapura dan
Malaysia, mempunyai 7 kabupaten dan kota diantaranya Kabupaten Karimun,
Kabupaten Bintan, Kota Tanjung pinang, Kota Batam, kabupaten Lingga,
kabupaten Natuna, dan Kabupaten Anambas sebagai Kabupaten termudanya.
letaknya yang sangat strategis dengan dua negara tetangga di perhimpunan
ASEAN menjadi kultur budaya antara Kepulauan Riau Singapura dan Malaysia
tidak jauh berbeda.

Etnis yang paling mendominasi di provinsi Riau ini adalah etnis Melayu, tetapi
terdapat juga etnis etnis lainnya yang sudah membaur menjadi satu, antara lain
Bugis,Jawa,Minang,Tionghoa dan masih banyak lagi. Kepulauan Riau
mempunyai berbagai Khazanah dari berbagai segi, seni tari, seni musik, dan
paling dikenal seantero nusantara adalah Gurindam dua belas gubahan Raja Ali
Haji, serta berbagai permainan tradisional masyarakat melayu, Kepulauan Riau
sangat kaya akan permainan rakyatnya bermacam-macam permainan rakyat yang
ada di Kepulauan Riau yang mempunyai ciri khas masing-masing daerah yang
ada. semua permainan yang ada memiliki nilai budaya yang terkandung di
dalamnya seperti kejujuran, solidaritas serta kerjasama.

Salah satu permainan rakyat yang sangat dikenali di Kepulauan Riau adalah Jong.
permainan perahu Jong ini konon asalnya dari sebuah kegiatan ritual dari orang-
orang etnis Tionghoa terdahulu yang sering memberikan sesaji ke tengah lautan,
dalam sesaji itu terdapat kue yang bernama jongkong, kemudian sesaji Ini dibawa
dengan Sebuah perahu kecil hingga hanyut tidak terlihat perahu itu menarik
perhatian orang-orang Melayu yang melihat ritual tersebut, kemudian orang
Melayu menjadikannya sebagai permainan yang menyenangkan nama permainan
ini diambil dari ritual jongkong yang dilakukan oleh etnis Tionghoa yang
kemudian menjadi perahu Jong. perahu Jong banyak dimainkan oleh masyarakat
di pesisir Kepulauan Riau, perahu Jong adalah miniatur perahu layar yang
gerakannya tergantung dengan arah angin, permainan ini tidak setiap waktu
dimainkan Ia memiliki musim tersendiri.

Perahu Jong merupakan perahu kecil tanpa awak yang ukuran kecil, perahu Jong
yang bagus kualitasnya biasanya dibuat menggunakan kayu Pulai atau mentangoh
dan memiliki karakteristik ringan dan mudah dibentuk, dalam pembuatannya
biasanya perahu Jong tidak menggunakan paku dalam proses pembuatan, karena
paku akan mudah berkarat dan memberatkan perahu dan Kenapa kayu Pulai atau
mentah karena lunak dan tidak mudah pecah saat diukir pakai pahat.

Perahu Jong selain bentuknya keci,l Ia juga memiliki beberapa bagian penting.
bagian pertama adalah body atau badan Jong yang berfungsi sebagai dudukan
layar dan gandar kater, kedua adalah Saok Jong yang berfungsi untuk membelah
gelombang air yang dilewati oleh perahu, ketiga adalah rumah kater untuk titik
tumpu Gandar kater agar perahu Jong tidak karam.

Bagian keempat adalah tutup Jong untuk menghindari perahu Tidak kemasukan
air, kelima yaitu bom Jeep sebagai pengingat dari posisi ujung hingga 2/3 bagian
atas layar, keenam adalah layar Jong yang berguna untuk menahan angin dan
membuat perahu bergerak maju dengan cepat, ketujuh sebagai teman dari layar
yang berguna untuk menampung angin pada bagian depan perahu dan terakhir
gandar dan anak kater yang diletakkan di bagian tengah dan berfungsi sebagai
penyeimbang perahu Jong.

Ukuran jong sendiri cukup bervariasi mulai dari panjang 50 cm hingga mencapai
2 meter, lebar disesuaikan biasanya sekitar 10 - 20 cm, sedangkan tinggi layar
disesuaikan dengan panjang, jika ukuran panjang 1,5 M maka dapat diletakkan
layar hingga mencapai ketinggian 2 M agar dapat melaju kencang ditiup angin.

Jika dimainkan secara per perorangan sebagai pengisi waktu luang atau hiburan
maka tidak ada aturan khusus yang harus diikuti, cukup dengan membawa Jong
ke arah laut sesuai keinginan lalu dilepaskan, sehingga Jong akan melaju berlayar
ke arah Pantai.

Pada prinsipnya permainan perahu Jong ini adu kecepatan, jadi perahu Jong siapa
yang duluan ke garis finish dengan bantuan angin maka dialah pemenangnya.
Perahu Jong biasanya dimainkan oleh berbagai umur masyarakat pesisir, mulai
dari anak-anak yang biasanya memainkan perahu itu.

Permainan ini biasanya dimainkan masyarakat nelayan pada musim angin Utara
sekitar bulan Agustus hingga Desember, permainan ini untuk mengisi kekosongan
masyarakat pesisir yang tidak bisa melaut.

Permainan ini juga biasanya dimainkan oleh kisaran umur 15 tahun hingga 50
tahun, karena permainan ini butuh tenagadan kecepatan untuk mengendali perahu
Jong.

Kabupaten Lingga adalah salah satu kabupaten yang termasuk dalam wilayah
administrasi Provinsi Kepulauan Riau, wilayah subur dan terletak di daerah
pesisir, pulau - pulau yang dimilikinya adalah wujud daerah bahari yang kaya
potensi dan akan menjadi Primadona di bidang budaya dan ekonomi apabila
ditangani secara serius, Negeri Bunda tanah Melayu begitulah julukan yang
diberikan kepada kabupaten Lingga yang menyiratkan bahwa kabupaten Lingga
kaya dengan Khasanah budaya Melayu, budaya Melayu masih hidup dan lestari
dalam kehidupan masyarakat seperti pelaksanaan adat istiadat tata, cara
berpakaian, bahasa pergaulan baik di lingkungan keluarga dan masyarakat dan
lainnya. Permainan rakyat merupakan salah satu Khasanah budaya Melayu di
Kabupaten Lingga yang masih eksis, meskipun ada beberapa permainan yang
sudah mulai kurang peminatnya atau sudah jarang dimainkan.

Permainan anak melayu Lingga khususnya di Daik Lingga merupakan permainan


tradisional yang dimulai sejak zaman Kesultanan Linggar Riau (Sultan Sulaiman
Badrul Alamsyah 1857-1883).

Lingga memiliki cara permainan tersendiri Jong dimainkan saat angin Utara saat
gelombang tinggi menerpa perairan Lingga sehingga banyak para nelayan cuti
melaut, saat cuti melaut inilah momen di manfaatkan para nelayan untuk bermain
perahu Jong, Begitulah cerita turun-temurun ini sudah menjadi hiburan rakyat
Lingga sejak kerajaan Johor Pahang Riau Lingga.

Permainan Jong ini umumnya dilakukan pada siang hari, tak pernah dilakukan
pada malam hari, pada masa dahulu, permainan Jong ini dilakukan masyarakat
sepulang dari menangkap ikan di laut, Jadi waktu petang menjelang magrib
dilombakan, terutama dalam rangka memeriahkan HUT kemerdekaan RI dan hari-
hari besar lainnya. Akan tetapi lomba Jong juga biasa dilaksanakan pada hari-hari
biasa, terlepas dari perayaan-perayaan tersebut. Pelaksanaan lomba Jong itu
biasanya pada Agustus, Oktober, sampai Desember

Di Lingga khususnya Lingga Utara lomba Jong merupakan permainan khusus


laki-laki. Orang perempuan biasanya hanya ikut menyaksikan ketika perlombaan
Jong diadakan, untuk sebuah Jong diperlukan 2 orang pemain yang bertindak
sebagai pelepas Jong dan penangkap Jong. pelepas Jong mengambil posisi agak
ke tengah laut (tak begitu jauh dari garis pantai). sedangkan penangkap Jong
menunggu Jong di bibir pantai setelah Jong masuk tali hasil (garis finish).

Di Lingga Utara permainan Jong dilaksanakan di laut atau tempat lain yang berair
misalnya dilopak air yang tergenang di pantai. Akan tetapi yang paling Umum
dilakukan di laut tepat pelepasan Jong atau tempat start di tengah laut, sedangkan
finishnya yang disebut tali hasil di tepi pantai Jong ini mengikuti arah angin laut
menuju ke darat.

Di Lingga peralatan penunjang permainan Jong ini terdiri atas 4 bagian yakni
Jong, katir, penyambung Jong dan katir, dan layar. Bahan utama yang dibutuhkan
dalam membuat Jong adalah kayu yang baik lagi ringan seperti pulai atau
Meranti. Kayu yang diperlukan lazimnya berukuran panjang 1 - 2 meter dan lebar
sejengkal sesuai dengan ukuran Jong, balok inilah yang dibentuk menjadi Jong.

Katir juga terbuat dari kayu yang sama, tetapi ukurannya lebih kecil dari ujung itu
sendiri. Katir pun dibentuk seperti koleks sebagaimana layaknya Jong, tetapi tak
bersauk, sedangkan Jong bersauk seperti halnya kolek. Panjang katir lebih kurang
1/4 - 1/3 panjang Jong. Katir berfungsi sebagai penyeimbang bagi Jong supaya tak
karam kalah diterpa angin, Jong dan katir dihubungkan dengan sebilah kayu kayu,
itu disebut kayu katir.
Perlengkapan Jong terakhir adalah layar. Layar ini ada yang terbuat dari kain
blacu atau plastik transparan layar itu sendiri terdiri atas peralatan sebagai berikut
ini :

1. Layar utama yakni layar besar

2. Jib yaitu layar kecil yang diikatkan dari jejolong kayu di depan sauqon ke
Setengah Tiang layar utama

3. Tiang layar terletak di tengah Jong

4. Daman yaitu tali untuk penahan layar dan Jeep sehingga apabila kena
angin tak Berkibar

5. Dogang yaitu tali yang dihubungkan dari tiang layar sebelah tengah dan
katir.

cara bermain

Jong yang siap untuk dijalankan atau dilombakan, oleh pemiliknya dibawa ke
tengah laut dengan menggunakan sampan yang besar. Dari tengah laut Jong itu
diarahkan ke darat mengikuti arah angin. Jika angin Kuat atau kencang tentunya
laju Jong itu akan cepat pula jalannya, sebaliknya jika angin sedang bertiup
kencang maka Jong sangat laju dan tidak terkendali sehingga mengakibatkan
Saling bertabrakan.

Jong yang telah diletakkan di atas permukaan air itu akan melaju mengikuti angin
ke darat. Kecepatannya Bisa berkurang Apabila ada gelombang. Jarak dari garis
start (di tengah laut) ke garis akhir (finish) dinyatakan sebagai juara dan
pemiliknya mendapatkan hadiah. Setiap kali diadakan perlombaan jumlah peserta
yang ikut rata-rata sebanyak 80 orang. Dengan peserta sebanyak itu maka
perlombaan dilakukan dalam 8 kali start, jika peserta cukup banyak maka pada
awal perlombaan digunakan sistem gugur dan setengah kompetisi, jika peserta
sedikit .

Dalam perlombaan yang bisa diadakan ukuran Jong dibagi dalam tiga kelompok.
Pertama, Jong dengan ukuran antara 161 s.d. 220 cm diklasifikasikan dalam
kelompok A. Kedua, Jong berukuran 121 s.d. 160 cm diklasifikasikan dalam
kelompok B. ketiga, Jong berukuran dari 120 cm ke bawah diklasifikasikan dalam
kelompok C.

Ukuran lebar badan Jong bentangan layar, serta alat katir tidak dimasukkan dalam
ketentuan lomba. Hadiah yang diberikan ada kalanya berupa Uang, piala (tropy)
dan lain sebagainya.

peraturan permainan yang dibuat di Lingga Utara

1. Dalam lomba jalan Jong harus lurus, tidak boleh menyimpang dari jalur
yang ditentukan .

2. Jong yang keluar dari garis batas dan karam dalam perlombaan dinyatakan
kalah dan gugur, Jong yang rusak atau karam tidak diperkenankan
diperbaiki sewaktu pertandingan sedang berlangsung.

3. Jong dinyatakan sah memasuki tali hasil (garis finish) jika Jong tersebut
dapat memasuki garis antara dua tiang tali hasil yang telah ditentukan, di
luar Ketentuan tersebut Jong dinyatakan gugur .

Jong juga merupakan permainan rakyat tradisional yang memiliki nilai budaya,
nilai yang terkandung dalam permainan ini adalah nilai hiburan, nilai kecerdasan,
nilai seni, nilai kejujuran, dan nilai social.

Banyak hal positif dan nilai-nilai tertentu yang biasa diambil dari memainkan
perahu Jong yang merupakan permainan tradisional masyarakat melayu Lingga,
diantaranya nilai kesabaran, nilai keterbukaan sportivitas, serta nilai ketekunan
dan ketelitian dalam melatih keterampilan dalam mengemudi perahu Jong. nilai-
nilai yang terkandung di dalam permainan perahu Jong merupakan nilai-nilai yang
sangat diperlukan untuk membentuk karakter generasi unggul di masa kini, tidak
salah jika permainan tradisional Melayu Lingga ini sangat baik untuk dilestarikan
dan diperkenalkan kepada anak-anak muda di wilayah kabupaten Lingga,
khususnya agar nilai-nilai yang tersirat di dalam bermain perahu Jong bisa
membentuk pribadi yang berkarakter di masa akan dating.

Untuk menjaga kelestariannya permainan perahu Jong harus terus dimainkan dari
generasi ke generasi salah satunya dengan mengadakan perlombaan festival
perahu Jong.
DAFTAR PUSTAKA

Malik, Abdul dkk. 2002. ‘’Penelitian Pelestarian Nilai-Nilai Budaya dalam


Permainan Rakyat Tradisional Melayu Riau’’. Pekan baru: Badan Penelitian dan
Pengembangan Propinsi Riau dan Pusat Penelitian Kebudayaan dan
kemasyarakatan Universitas Riau.

http://kbbi.web.id/didik KBBI Online Badan Pengembangan dan pembinaan


Bahasa, Kemdikbud

Galba, Sindu. 2001. Daik Selayang Pandang, Balai Kajian sejarah dan Nilai
Tradisional Tanjung Pinang.

A Husna M. 2009.100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk Ketangkasan


Dan Keakraban, Jogyakarta: Andi Offset.

Ade Agusriani. 2015. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar dan Kepercayaan


Diri Melalui Bermain Gerak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 9 Edisi 1
April 2015.

Aisyah Fad. 2014. Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia. Jakarta:


Cerdas Interaktif, Penebar Swadaya Group.

Anton Komaeni, 2017. Peningkatan Ketrampilan Gerak Dasar (Fundamental


Motor Skills) Anak melalui Pendekatan Bermain. Jurnal Sains Keolahragaan &
kesehatan, Vol. II, No. 2, Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai