TENTANG
PENGELOLAAN OBAT EMERGENSI
DI RSUD dr. H. MARSIDI JUDONO
Ditetapkan di Tanjungpandan
Pada tanggal, 18 Oktober 2019
Pembina
NIP. 197608212003121002
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sediaan emergensi adalah obat obat yang bersifat life
saving atau life threatening beserta alat kesehatan yang
mendukung kondisi emergensi. Untuk itu pengelolaan obat
emergensi menjadi hal yang penting dan menjadi tanggung
jawab bersama, baik dari instalasi farmasi sebagai penyedia
sediaan farmasi dan alat kesehatannya, serta dokter dan
perawat sebagai pengguna
Menurut Permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, pengelolaan
obat emergensi harus menjamin beberapa hal sebagai berikut:
1) Jumlah dan jenis obat emergensi sesuai dengan
standar/daftar obat emergensi yang sudah ditetapkan
rumah sakit
2) Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk
kebutuhan lain
3) Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera
diganti
4) Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluarsa
5) Dilarang dipinjam untuk kebutuhan lain
Dalam pengelolaan obat emergensi, rumah sakit
seharusnya memiliki kebijakan maupun prosedur agar lebih
mudah dan tertata dalam pelaksanaannya.Beberapa hal yang
perlu diperhatikan terkait dengan pengelolaan obat emergensi
di antaranya adalah penentuan jenis serta jumlah sediaan
emergensi, penyimpanan, penggunaan, dan penggantian
sediaan emergensi.Rumah sakit harus menyediakan lokasi
penyimpanan obat emergensi untuk kondisi
kegawatdaruratan.Obat emergensi harus tersedia pada
unitunit dan dapat terakses segera saat diperlukan di rumah
sakit.Idealnya obat-obat emergensi harus ada pada setiap unit
perawatan atau pelayanan.Jika terkendala dengan jumlahnya,
maka obat-obat tersebut bisa ditempatkan pada titik-titik
lokasi yang sering atau rawan terjadi kondisi emergensi.
Apabila terjadi keadaan emergensi yang jauh dari lokasi
perawatan atau tempat sediaan emergensi, maka untuk
pertolongannya dapat dilakukan dengan cara pemanggilan tim
code blue rumah sakit.
Rumah sakit menetapkan daftar obat emergensi yang
sama untuk setiap unit perawatan. Daftar obat emergensi
dapat ditempatkan/ditempel pada tempat penyimpanan obat
emergensi agar memudahkan dokter/perawat yang akan
memakai obat tersebut. Penataan sediaan emergensi juga
harus memenuhi prinsip keamanan, sebagai pertimbangan
untuk obat yang penampilan dan penamaannya mirip (Look
Alike Sound Alike atau LASA), ditempatkan tidak berdekatan
dan diberi label LASA untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan.Untuk obat-obat yang termasuk dalam daftar
High Alert juga diberi label.
Dalam penggunaannya, tempat penyimpanan obat
emergensi harus dibuka dengan cara menarik segel sampai
putus dan mengambil obat sesuai dengan yang dibutuhkan,
kemudian dokter menulis resep yang berisi obat yang sudah
digunakan. Resep tersebut diberikan kepada petugas farmasi
untuk dilakukan penggantian obat yang sudah digunakan.
Pada saat mengambil dan mengganti obat emergensi, hal yang
juga penting untuk dilakukan adalah menulis pada lembar
pemakaian dan penggantian sediaan emergensi yang berisi
daftar nama pasien yang menggunakan, berikut nama obat,
tanggal kadaluarsa dan jumlahnya serta tidak lupa mengisi
nama petugas yang melakukannya dan no segel yang baru.
Obat emergensi harus selalu terjaga stok obatnya agar
selalu siap dipakai.Oleh karena itu, petugas yang ada di unit
terkait harus segera melaporkan penggunaan obat emergensi
tersebut kepada petugas farmasi untuk dilakukan penggantian
stok dan penyegelan kembali untuk menjaga keamanan dan
kelengkapan obat tersebut.
Penggantian harus dilakukan sesegera mungkin, dan
rumah sakit perlu menetapkan standar waktu maksimal
penggantian obat agar obat selalu siap digunakan pada saat
dibutuhkan.Apabila ada keterbatasan kemampuan maupun
jumlah petugas farmasi, penggantian obat emergensi bisa
diprioritaskan untuk unit yang rawan/sering terjadi kasus
emergensi terlebih dahulu.Bisa juga dengan menetapkan
standar waktu yang berbeda untuk penggantian obat
emergensi pada unit yang sering dengan yang jarang
pemakaiannya.
Sediaan emergensi perlu dilakukan monitoring dan
pengecekan secara berkala untuk memastikan kualitas obat di
dalamnya.Oleh karena itu rumah sakit juga harus menetapkan
jangka waktu monitoring obat emergensi.Apabila terdapat obat
yang rusak atau hampir kadaluarsa maupun obat yang sudah
kadaluarsa ditemukan, maka harus segera dilakukan
penggantian.Setelah dilakukan penggantian stok obat, perlu
dilakukan kembali penyegelan dengan menggunakan segel
dengan nomor register yang baru oleh petugas farmasi.Dalam
melakukan monitoring obat-obat emergensi perlu adanya
lembar catatan yang berisi mengenai catatan pengecekan
pengambilan, pemakaian dan penggantian obat emergensi
yang berfungsi untuk memastikan obat emergensi dalam
keadaan utuh dan siap dipakai.
Sesuai Permenkes RInomor 58 tahun 2014
bahwaRumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi
penyimpanan Obat emergensi untuk kondisi kegawat
daruratan. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan
terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian. Oleh karena itu
dituntut peran aktif dari Instalasi Farmasi untuk mengelola
obat emergensi yang disimpan diruangan mulai dari daftar
standar obat emergensi yang boleh disimpan, cara
penyimpanan serta jaminan ketersediaan obat pada saat akan
digunakan.
Untuk mencapai hal tersebut maka perlu
dilakukan pengaturan serta panduan tentang pengelolaan
obat emergensi diruangan pelayanan yang akan digunakan
sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan.
B. Tujuan
1) Meningkatkan pengelolaan perbekalan farmasi di RS
2) Mengontrol dari sediaan obat emergensi dari Instalasi Farmasi
BAB II
RUANGLINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
2. Pengadaan
Pengadaan obat emergency diruangan dengan cara
penggantian segera obat melalui peresepan emergency yang
diberikan petugas ruangan kepada Instalasi Farmasi. Setelah
Instalasi Farmasi menerima resep obat emergency maka akan
dilakukan prioritas pelayanan. Petugas farmasi segera mengganti
obat emergency dan mengunci kembali troli/kit emergency yang
sudah terisi sesuai dengan daftar standar yang terdapat disetiap
troli.
3. Penyimpanan
a. Penyimpanan Obat di ruang perawatan sesuai dengan
stabilitas sediaan dilengkapi thermometer dan cheklist
monitoring suhu (kulkas & ruangan)
b. Obat emergency ditempatkan pada troli/kit emergency dengan
menggunakan kunci disposable.
c. Setiap troli/kit emergensi dilengkapi dengan daftar obat
emergensi yang telah ditetapkan.
d. Pendistribusian
Obat emergency disimpan pada troli/kit emergency disemua
ruangan keperawatan.
4. Pencatatandan Pengendalian
a. Setiap pemakaian obat emergency dicatat pada form/kartu
stock pemakaian obat yang terdapat di dalam troli/kit
emergency sesuai dengan prosedur.
b. Instalasi Farmasi mengontrol kesesuaian dengan daftar dan
kadaluwarsa obat emergency secara berkala serta memastikan
bahwa obat disimpan secara benar.
c. Monitoring obat emergency dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian atas supervise Apoteker di ruangan.
5. Penghapusan
Obat emergency yang 6 bulan sebelum kadaluarsa harus ditarik
oleh Instalasi Farmasidan dimasukkan kedalam wadah obat ED
yang selanjutnya dilakukan proses penghapusan bersama
dengan obat golongan lainnya sesuai dengan prosedur
penghapusan perbekalanfarmasi yang kedaluwarsa
BAB IV
DOKUMENTASI
NO NAMA JUMLAH
1 NOREPINEPHRINE INJ 2 AMP
2 LIDOKAIN INJ 5 AMP
3 DIGOKSIN INJ 2 AMP
4 PHENITOIN INJ 2 AMP
5 DEXAMETASONE INJ 5 AMP
6 AMINOFILIN INJ 2 AMP
7 STESOLID 10MG SUPP 2 SUPP
8 D40% KOLF 4 KOLF
9 DIAZEPAM INJ 2 AMP
10 DOBUTAMIN INJ 2 AMP
11 EPINEFRIN INJ 10 AMP
12 AQUA PRO INJ 4 KOLF
13 ISDN TAB 2 TAB
14 ATROPIN SULFAT INJ 2 AMP
15 PHENOBARBITAL INJ 2 AMP
16 DOPAMIN INJ 2 AMP
17 EPHEDRIN INJ 2 AMP
18 AMIODARONE INJ 2 AMP
19 XYLOCAIN JELLY 2 PCS
20 FUROSEMID INJ 10 AMP
21 CALSIUM GLUKONAS INJ 2 AMP
22 STESOLID 5MG SUPP 2 SUPP
23 METIL PREDNISOLON INJ 2 VIAL
24 NACL 0.9% 500ML 3 KOLF
25 RINGER LAKTAT 3 KOLF
26 GLUKOSA 5% 2 KOLF
27 GLUKOSA 10% 2 KOLF
28 ASERING INFUS 2 KOLF
29 MANITTOL INFUS 2 KOLF
AMBULANCE
NO NAMA JUMLAH
1 AMIODARONE INJ 2 AMP
2 AMINOFILIN INJ 2 AMP
3 DIAZEPAM INJ 2 AMP
4 DOBUTAMIN INJ 2 AMP
5 DOPAMIN 2 AMP
6 LIDOCAIN INJ 5 AMP
7 EPINEFRIN INJ 5 AMP
8 NACL 0.9% 500ML 2 KOLF
9 RINGER LAKTAT 2 KOLF
10 GLUKOSA 5% 2 KOLF
11 WATER INJECTION 3 PCS
12 XYLOCAIN GEL 2 PCS
13 SPUIT 3 CC 5 PCS
14 SPUIT 5 CC 3 PCS
15 SPUIT 10 CC 3 PCS
16 SPUIT 50 CC 1 PCS
17 BETADINE 1 BTL
18 ALKOHOL SWAB 1 BOX
19 GUDEL 0 1 PCS
20 GUDEL 1 1 PCS
21 GUDEL 2 1 PCS
22 GUDEL 3 1 PCS
23 GUDEL 4 1 PCS
24 GUDEL 5 1 PCS
25 ETT NON KINGKING NO. 6 1 PCS
26 ETT NON KINGKING NO. 7,5 1 PCS
27 ETT NON KINGKING NO. 8 1 PCS
28 INFUSET MAKRO 2 PCS
29 TRANSFUSI SET 2 PCS
30 IV 18 2 PCS
31 IV 20 2 PCS
32 IV 22 2 PCS
33 IV 24 2 PCS
34 IV 26 2 PCS
35 SUCTION CATHETER NO. 8 2 PCS
36 SUCTION CATHETER NO. 10 2 PCS
37 FOLLEY CATHETER 16 2 PCS
38 FOLLEY CATHETER 18 2 PCS
39 URINE BAG 2 PCS
40 MATA PISAU NO.20 2 PCS
41 BENANG SILK 2 PCS
42 KASSA STERIL 2 BOX
43 KASSA GULUNG 1 ROLL
44 MASKER NRM ANAK 1 PCS
45 MASKER NRM DEWASA 1 PCS
46 MASKER NEBU DEWASA 2 PCS
47 NASAL CANUL DEWASA 2 PCS
48 NASAL CANUL ANAK 2 PCS
49 ELEKTRODA 5 PCS
50 MASKER TALI 1 BOX
51 SARUNG TANGAN L 1 BOX
NO NAMA JUMLAH
1 NOREPINEPHRINE INJ 2 AMP
2 DEXAMETASONE INJ 5 AMP
3 AMINOFILIN INJ 2 AMP
4 STESOLID 5MG SUPP 2 SUPP
5 STESOLID 10MG SUPP 2 SUPP
6 PHENOBARBITAL INJ 2 AMP
7 D40% KOLF 4 KOLF
8 DIAZEPAM INJ 2 AMP
9 DOBUTAMIN INJ 2 AMP
10 EPINEFRIN INJ 10 AMP
11 AQUA PRO INJ 4 KOLF
12 XYLOCAIN GEL 2 PCS
13 DOPAMIN INJ 2 AMP
14 FUROSEMID INJ 10 AMP
15 CALSIUM GLUKONAS INJ 3 AMP
16 METIL PREDNISOLON INJ 2 VIAL
17 NACL 0.9% 500ML 3 KOLF
18 RINGER LAKTAT 3 KOLF
19 GLUKOSA 5% 2 KOLF
20 GLUKOSA 10% 2 KOLF
21 KAEN 3B INFUS 2 KOLF
22 MANITTOL INFUS 2 KOLF