Anda di halaman 1dari 2

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR /KEP-DIR/RSHT/XI/2012

TENTANG

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT YANG DIKETAHUI KADALUARSA


DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT HERMINA TANGERANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT HERMINA TANGERANG

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin mutu perbekalan farmasi yang beredar dan
digunakan oleh pasien, maka perbekalan farmasi harus dikelola dengan
baik.
b. bahwa dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien dan mengurangi
terjadinya resiko terjadi penggunaan obat sub standard dan atau kadaluarsa
agar segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait di rumah sakit.
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu ditetapkan Kebijakan
Penggunaan Obat yang Diketahui Kadaluarsa.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/MENKES/Per/V/2011
tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/Per/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien
8. Akta Notaris No. 15 tanggal 17 Desember 2007 tentang Pendirian
Perkumpulan Hermina Hospital Group (HHG).
9. Keputusan Badan Pengurus Hermina Hospital Group No.
1447A/SK-BP/HHG/XII/2007 tentang Perkumpulan Hermina Hospital
Group.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HERMINA TANGERANG
TENTANG KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT YANG DIKETAHUI
KADALUARSA DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT HERMINA
TANGERANG
Kedua : Apabila terjadi penggunaan obat yang diketahui kadaluarsa, petugas yang
mengetahui segera menghentikan penggunaan obat tersebut, serta
mengkoordinasikannya ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Ketiga : Bahwa pasien yang mendapat obat yang diketahui kadaluarsa harus dipantau
oleh petugas rumah sakit yang terkait.
Keempat : Pemantauan penggunaan obat yang diketahui kadaluarsa dilaksanakan untuk
mengidentifikasi dan mengantisipasi respon terapeutik, reaksi alergik atau
resiko lainnya bagi pasien.
Kelima : Efek pengobatan yang termasuk efek Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
tersebut, harus dicatat pada status pasien dan dilaporkan kepada Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) dalam jangka waktu dan formulir
pelaporan yang telah ditetapkan.
Keenam : Bahwa dalam upaya pencegahan kesalahan dikemudian hari diperlukan
perbaikan dalam proses pengobatan, serta pelatihan staf yang melibatkan
petugas Instalasi Farmasi.
Ketujuh : Keputusan ini berlaku sejak dengan tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Tangerang
pada tanggal November 2012
Direktur RS Hermina Tangerang

dr. Suharyoto, MM

Anda mungkin juga menyukai