Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan Terapi

Aktifitas Kelompok (TAK) ini dengan judul ”Tebak Warna ”.

Penulisan makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan siklus Gerontik di PSTW Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar

Tahun 2017.

Selama penyusunan sampai selesainya proposal TAK ini, kelompok

banyak mendapat bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.

Kelompok menyadari Proposal TAK ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kelompok mengharapkan tanggapan, kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan proposal TAK ini. Penulis juga berharap semoga TAK ini

dapat memberikan masukan dan informasi yang berguna bagi pembaca.

Batusangkar, Maret 2017

Penulis
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TEBAK WARNA

A. LATAR BELAKANG
Kelompok adalah suatu system sosial yang khas yang dapat
didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang
saling berinteraksi, interelasi, interdependensi dan saling membagikan
norma sosial yang sama. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi
bagi perkembangan kognitif lansia. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Stuart & Sundeen, 2015).
Badan pusat statistic menunjukkan bahwa populasi penduduk
Indonesia pada tahun 2015 sebesar 8,55% dari keseluruhan jumlah
penduduk. Di sumatera barat jumlah penduduk berdasarkan data statistic
tahun 2014 tercatat jumlah lansia sebanyak 264.362 yang terdiri dari jumlah
lansia perempuan sebanyak 132.346 dan jumlah lansia laki-laki sebanyak
132.016 dari jumlah penduduk (Maryam, 2008).
Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah suatu penyakit, meskipun hal
tersebut dapat menimbulan masalah social.di beberapa Negara , terutama di
Negara-negara maju umur harapan hidup telah bertambah panjang, sehingga
warga-warga yang berus lebih dari 60 tahun juga bertambah. Adanya
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan perlunya
perhatian pada para lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi
juga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dalam kegiatan ini banyak kemungkinan yang dapat kita temukan
misalnya ada kemampuan dan ketidak mampuan lansia dalam melakukan
aktifitas sehari-hari karena kemunduran kognitif dan fisik, dengan alasan ini
kelompok perlu melakukan suatu terapi aktivitas kelompok. Salah satu TAK
bagian terapi kognitif yang dipilah oleh kelompok yaitu terapi tebak warna
yang merupakan salah satu TAK yang mengasah kognitif lansia dengan
baik.
Panti sosial tresna werdha (PSTW) Kasih Sayang Ibu Batusangkar
merupakan panti yang menampung lansia agar mereka mendapatkan
perawatan yang layak. Pada tahun 2017, jumlah lanjut usia yang ada di
PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar berjumlah 70 lansia yang ada pada
8 wisma. Lansia-lansia ini telah mengalami kemunduran fungsi kognitif
diantaranya sering pelupa, baik dalam mengingat suatu kalimat, nama,
maupun letak barang-barang kebutuhan sehari-harinya. Terapi aktifitas
kelompok sangat perlu diterapkan untuk lansia baik sekarang maupun
untuk masa yang akan datang, agar kesejahteraan fisik lansia dapat
ditingkatkan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok terapi selama kurang
lebih 30 menit diharapkan lansia yang berada di PSTW Kasih Sayang Ibu
Batusangkar dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran, meningkatkan
intraksi sosial antar lansia dan mampu mengikuti permainan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
a. Lansia dapat bekerja sama antar sesama lansia
b. Lansia dapat bekomunikasi dan berinteraksi
c. Melatih kecepatan gerakan motorik dan meningkatkan kognitif lansia
d. Mengekspresikan perasaan terhadap TAK yang telah dilaksanakan.

C. KRITERIA LANSIA YANG MENGIKUTI GOYANG BALON


1. Lansia yang bisa mengontrol emosinya
2. Lansia yang bisa diajak berinteraksi atau kooperatif
3. Lansia yang mempunyai fisik yang baik dan bisa melihat
D. Aturan Main
1. Lansia dibagi menjadi 4 kelompok
2. Setelah kelompok dibagi, selanjutnya warna ditampilkan melalui papan White
Board
3. Lansia disuruh menebak warna di papan white board, dan bagi siapa yang
cepat dan benar lansia tersebutlah yang menang

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Terapi Aktifitas Kelompok Tebak Warna
2. Hari/Tanggal : Jumat, 24 Maret 2017
3. Waktu : 09.30-10.15 WIB
4. Tempat : Di Aula PSTW Kasih Sayang Ibu
5. Peserta : Perwakilan Lansia di Wisma PSTW Kasih
Sayang Ibu Batusangkar yang masih
kooperatif
6. Jumlah Perawat : 14 Orang
7. Media Permainan : Alat tulis warna warni, penghapus, papan
tulis
8. Sasaran
Perwakilan lansia yang berada di masing-masing Wisma PSTW Kasih
Sayang Ibu Batusangkar yang masih dapat melihat warna.
9. Setting Tempat
Keterangan :

Leader :

Coleader :

Fasilitator :

Observer :

Lansia :

Pembimbing Klinik :

Pembimbing Akademik :

10. Recana Pelaksanaan


NO WAKTU TERAPY LANSIA
1 5 menit Fase Orientasi :
a. Leader membuka dan a. Menjawab salam
mengucapkan salam
b. Memperkenalkan pembimbing b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu dengan lansia c. Mendengarkan
d. Leader memotivasi peserta d. Mendengarkan dan
untuk memperkenalkan diri meperkenalkan diri
secara bergantian
e. Leader menjelaskan topik dan e. Mendengarkan
tujuan kegiatan
f. Leader menyerahkan tugas f. Mendengarkan
kepada coleader untuk
menjelaskan tata cara
permainan dan hadiah bagi
pemenang.
g. Fasilitator membagi peserta g. Melaksanakan
menjadi kelmpok pembagian kelompok
h. Fasilitator memberikan alat
permainan pada masing h. Menerima alat
masing kelompok
i. Co leader menyerahkan tugas
pada fasilitator untuk i. Mendengarkan
memberikan aba-aba
permainan di mulai.
2 20 menit Kegiatan TAK :
a. Leader menjelaskan tata cara a. Mendengarkan
pelaksanaan tebak warna
b. Memberikan kesempatan
kepada Lansia untuk bertanya b. Bertanya
jika belum jelas
c. Fasilitator mendampingi lansia c. Mendengarkan
dan memberikan motivasi
kepada lansia
d. Fasilitator memberikan aba- d. Mendengarkan dan
aba untuk memulai permainan mengikuti permainan
e. Observer mengawasi jalannya e. Mengikuti TAK
kegiatan sesuai batas waktu Sampai batas waktu
yang diberikan. yang diberikan
f. Fasilitator menghentikan f. Melaksanakan
waktu permainan ketika waktu
sudah habis
g. Observer memberikan g. Menunggu hasil
penilaian kepada peserta terapi penilaian
aktivitas kelompok.
3 5 menit Terminasi:
a. Observer menberikan penilaian a. Menunggu hasil
sesuai dengan kriteria penilaian
pemenang
b. Observer mengumumkan b. Mendengarkan
peserta yang menang dan alasan
peserta tersebut menang
c. Co leader menyerahkan hadiah c. Menerima hadiah
d. Leader meminta lansia untuk d. Mengungkapkan
mengekspresikan apa yang perasaan
dirasakan setelah mengikuti
TAK
e. Leader menutup permaian dan e. Mendengarkan dan
mengucapkan salam. Menjawab salam

E. PENGORGANISASIAN
1. Leader : Asneti Marnila, S.Kep
Fungsi :
a. Membuka kegiatan terapi aktifitas kelompok.
b. Memperkenalkan asal institusi dan tim perawat
c. Member kesempatan pada peserta untuk memperkenalkan diri (nama,
ruangan)Menjelaskan topic dan tujuan permainan
d. Mengarahkan dan memimpin jalannya permainan
e. Menetralisir kegiatan jika terjadi masalah
2. CO Leader : Dona fitriane, S.Kep
Fungsi :
a. Menjelaskan tata cara permainan
b. Membegi kelompok bermain
c. Membagikan hadiah
3. Observer : Multi Ambrius, S.Kep
Fungsi :
a. Menjelaskan criteria penilaian permainan
b. Mengawasi kegiatan sesuai rencana
c. Menilai kelompok dan menentukan pemenang
d. Mengumumkan pemenang
4. Fasilitator : Hermadesi, S.Kep, Maila Hayati, S.Kep, Widia Septia
Ningsih, S.Kep
Fungsi :
a. Mempersiapkan tempat bermain
b. Menyediakan alat dan media permainan
c. Mempersiapkan hadiah untuk peserta
d. Memfasilitasi kebutuhan saat bermain berlangsung
e. Memotivasi lansia
5. Dokumentasi : Wahyu Candra, S.Kep
Mendokumentasikan kegiatan dari awal sampai akhi baik dalam bentuk
foto maupun video

F. EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
a. Lansia antusias dalam kegiatan tebak wana
b. Lansia mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat lansia yang rewel atau malas untuk mengikuti tebak
warna
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta mengikuti kegiatan TAK.
b. 75% peserta mampu menyebutkan warna yang ditunjukan.
c. 75% peserta mampu mengikuti peraturan permainan.
11. Materi (Terlampir)
KONSEP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Pengertian
Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu dengan ya
ng lain saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Sundeen, 1998). Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang
mempunyai
relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait dan dapat bersama-sama
mengikuti norma yang sama.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan kel
ompok klien dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempat
an untuk meningkatkan kualitas hidup
dan meningkatkan respon sosial. Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan s
osial yang bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan dengan orang lain
seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi,berceritatentang diri
sendiri pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok.
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK), orientasi
realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu dir
i sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.

B. Tujuan
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
1. Mengembangkan stimulasi persepsi
2. Mengembangkan stimulasi sensoris
3. Mengembangkan orientasi realitas
4. Mengembangkan sosialisasi
C. Prinsip-Prinsip Memilih Peserta Terapi Aktivitas Kelompok
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas
kelompok adalah homogenitas, yang dijabarkan antara lain:
1. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus unt
uk pasien halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas
kelompok memiliki tujuan spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi,
kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujuan
spesifik tersebut akan dapatdicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala y
ang sama, sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam proses tera
pi.
2. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategoris
asi. Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok
adalah pasien akut skor rendah sampai pasien tahap promotion,bila dalam sat
u terapi pasien memiliki skor yang hampir sama maka tujuan terapi akan lebi
h mudah tercapai.
3. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada
pasien dengan gejala sama, biasanya laki-laki lebih mendominasi dari pada
perempuan.
4. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.
5. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terap
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan
terlalu ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun
terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.

D. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi Lansia


Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi lansia adalah:
1. Agar anggota kelompok merasa
dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain
.
2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta
merubah perilaku yang destrkutif dan maladaptive.
3. Sebagai tempat
untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain unutk menem
ukan cara menyelesaikan masalah.

E. JENIS-JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA


Jenis-jenis dari terapi aktivitas kelompok pada lansia terdiri dari:
1. Stimulasi Sensori (Musik)
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan
perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusi
k yang mengubahnya. Kualitas dari musik yang memiliki andil terhadap
fungsifungsi dalam
pengungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang di
miliki, yangmampu menuju pada ketidak beresan dalam kehidupan seseorang.
Peran sertanya nampak dalam suatu pengalaman musikal, seperti menyanyi, d
apat menghasilkan integrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan
roh.
2. Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan per
sepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi.
Denganproses ini maka diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus d
alam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang
disediakan : seperti baca majalah,menonton acara
televisi, stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses perse
psi klien yang mal adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan
kebencian.
3. Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar
klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau
orang yang dekat
dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan denganklie
n. Demikian pula
dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana ke depan. Aktif
itas dapat berupa : orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar d
an semua kondisi nyata.

4. Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bert
ahap dari interpersonal, kelompok, dan massa. Aktifitas
dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

F. Permainan Tebak Warna

Untuk melakukan tes mata, baik tes kejelian atau tes kesehatan mata,
sebenarnya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dan cara paling mudah serta
sedang populer saat ini adalah dengan melakukan tes mata melalui tebak warna
pada sebuah objek. Tebak warna ini dapat melatih kejelian, ketajaman mata, dan
kognitif lansia.
Tata cara permainan tebak gambar :
1. Mempesiapkan warna yang akan diuji
2. Meminta lansia menebak warna yang diuji
3. Memberi pujian kepada lansia

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul.2011.Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Fatimah.2010.Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses

Keperawatan Gerontik.Jakarta:CV. Trans Info Media.

Maryam, R. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta : Salemba


Medika

Mubarak, W. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung


Seto.
Padila.2013.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai