Anda di halaman 1dari 13

ATURAN PEMAKAIAN BAJU ADAT (BAJU PENGANTIN DAN BAJU ADAT

SEHARI-HARI YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT)

Oleh : HARMEN. Z, SH
Wakil Ketua Bidang Hukum Adat BMA Provinsi Bengkulu

Disampaikan Dalam Rangka Kegiatan Penguatan Pelaksanaan Program


Sandang Sebagai Tindak Lanjut Pendataan Data Wastra Provinsi Bengkulu
Pada Tanggal 4 Agustus 2023 di Nala Sea Side Hotel

1. Hukum adat adalah :


Hukum yang bentuknya tidak tertulis, tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat yang menimbulkan sanksi bagi yang melanggar.

2. Pengertian adat
 Suatu bentuk tingkahlaku dan cara manusia berpikir yang telah ada dan
dipraktekkan sejak lama, sehingga dianggap tradisi.
 Peraturan sosial yang di dalamnya mengandung kode etik dan moral yang
didasarkan pada nilai-nilai sosial (Wan Abd. Kadir Th. 2000).

3. Lembaga adat
Lembaga yang menyelenggarakan, melaksanakan, menegakkan hukum
adat Provinsi Bengkulu.
1. BMA Provinsi Bengkulu.
2. BMA Kabupaten / Kota.
3. BMA Kecamatan.
4. Rajo Penghulu atau Sebutan Lain.
Rajo Penghulu terdiri dari :
- Penghulu Adat.
- Penghulu Syara’.
- Cerdik Cendikio.
(dalam bahasa adat disebut tigo tali sepilinan tigo tungku sejerangan)

4. Tujuan hukum adat


 Untuk memperindah, menjaga keseimbangan, ketertiban, keamanan dalam
kehidupan bermasyarakat.
 Untuk menciptakan suatu masyarakat yang teratur dan memenuhi syarat
keamanan dan keadilan bagi setiap anggota masyarakat (Abdullah Sidik,
1975).
1
5. Nilai dasar / filosofis adat Bengkulu
Adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan kitabullah dan sunnah Rasul.
Sebagaimana yang termaktub dalam kitab Al Mustadrak karya Imam Al Hakim
disebutkan bahwa Sahabat Abdullah bin Mas’ud pernah menyatakan : Sesuatu
yang dinilai baik oleh masyarakat muslim maka hal itu juga dinilai baik disisi
Allah (HR. Al Hakim).
Dalam kaidah fiqih yang termashur di kalangan ulama “Adat dapat
dijadikan sebagai pijakan hukum”.
 Bulek air kek pembulu, bulek kato kek mufakat.
 Dimano bumi dipijak, disitu langit dijunjung
Artinya :
Dimanapun orang hidup aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku
ditempat itu harus dihormati dan dijunjung tinggi.

Pakaian Adat
Sejak zaman dahulu adat kebiasaan kita telah mewariskan dan mengatur
tentang pakaian yang harus dipakai pada waktu upacara adat atau pada waktu
peristiwa adat. Pakaian ini menggambarkan bentuk, warna, bahan, fungsi dan pada
peristiwa atau kapan pakaian adat itu dipakai.

1. Baju pengantin lanang


a. Baju pengantin waktu akad nikah
- Detar benang mas dengan 7 (tujuh) rumbai manik yang terjuntai di ujung
belakang detar (detar seluk timbo / kucing duduk).
- Jas tutup warna hitam, leher tegak, sebelah kiri atas terdapat saku (pakit)
atas yang terbuka, pakit dihiasi dengan rantai jam mas, sapu tangan
dilipat tiga, dan bunga saku yang menarik, di bagian bawah terdapat 2
buah saku, baju tertutup.
- Kain sarung benang mas / kain sarung dompak merah (dipakai penuh).
- Sepatu hitam dengan kaos putih.
- Dalam perkembangan zaman ada juga yang memakai baju jas buka
dengan dasi kupu-kupu pada kemeja putih di dalam.
b. Baju pengantin tino waktu acara nikah
- Baju sehelai berlapis dua yang disebut baju kenhak atau baju bertabur,
baju ini berbentuk baju kebaya panjang atau baju kurung warna merah.
- Kain sarung benang mas lecap (penuh) warna merah.
- Hiasan kepala, sanggul sikak lengkap dengan sunting.
- Ikat pinggang mas atau pending mas.
- Gelang, peniti baju dan assesoris lain.

2
2. Baju pengantin lanang dan tino sesuai gambar foto.

3. Baju pengapit pengantin lanang


- Detar kain besurek (detar seluk timbo) merah.
- Baju jas hitam tertutup (bescap).
- Kain sarung dompak / pelekat warna merah / kain batik besudek.
- Tersarung penuh.
- Sepatu hitam kaus putih.

4. Pakaian induk inang


- Baju kebaya panjang kain merah.
- Sanggul beroda, cucuk kondai, peniti uang ringgit.
- Selendang.
- Selop.

5. Baju untuk jenang lanang


- Songkok hitam.
- Baju jas / teluk belango warna polos.
- Celana panjang dengan kain sarung penuh.
- Selop / sandal.

6. Jenang tino
- Pakai kerudung / tutup kepala.
- Baju kebaya / baju muslimah.
- Selop / sandal.

7. Baju adat keseharian yang biasa dipakai masyarakat adat


- Lanang :
 Baju Melayu Bengkulu.
 Kopiah hitam.
 Kain dikalung di leher.
 Celana panjang.
 Selop / sandal.
- Tino :
 Baju kurung.
 Kain.
 Selendang tutup kepala (tekuluk).
 Selop / sandal.

3
Upacara Adat Perkawinan Kota Bengkulu
1. Pengertian
Pelaksanaan kegiatan upacara adat perkawinan lazim disebut bimbang,
dalam pengertian sehari-hari bimbang artinya ragu, susah, sangsi / kuatir,
secara tersirat pengertian bimbang tersebut dirasakan pula dalam makna
bimbang perkawinan, seperti contoh pada kalimat berikut :
- Bimbang hati kalau-kalau persediaan kurang.
- Bimbang hati kalau-kalau persediaan mengecewakan.
- Bimbang hati pakaian mana yang harus dipakai.
- Pokoknya perasaan selalu bimbang.

2. Mufakat adik sanak


Pemberitahuan dengan maksud dan tujuan melaksanakan bimbang
dalam rangka peresmian pernikahan bujang .......... dengan gadis .......... pada
waktu .........., yang dibicarakan dalam mufakat adik sanak :
- Ingin mendapatkan bantuan tenaga dan pikiran.
- Memantapkan rencana kerja.
- Membuat jadwal kerja.
- Menetapkan pembagian kerja.
- Meminjam sarana perlengkapan.
- Menyelesaikan izin dan undangan.
- Menunjuk calon ketua kerja.
- Memohon petunjuk, petuah / pendapat adik sanak dan do’a restu.

3. Berasan adat bimbang


Ahli rumah mengundang rajo penghulu, jiran tetangga, adik sanak, RT,
RW, tokoh masyarakat, siapkan cerano / tempat sirih. Berasan yang dipimpin
oleh ketua adat, dengan hasil :
- Ketua kerja.
- Tukang panggil.
- Jenang lanang / betino.
- Tuo juadah.
- Tuo sambal.
- Tuo kaca.
- Tukang sirih.
- Tukang bunga.
- Tukang gendang.
- Tukang serunai.
- Tukang redak

4
- Pengapit.
- Induk inang.
- Mendirikan pengujung / tarup.
- Berdabung.
- Mandi harum.
- Inai curi.
- Akad nikah.
- Mufakat dengan rajo penghulu serta memecah nasi.

4. Sehari setelah acara berasan


Dilaksanakan pada acara menegak pengujung / tarup, mendirikan
panggung dikatakan dengan istilah “rumah kecik ndak di gedangkan, rumah
gedang ndak diluaskan”. Selanjutnya pengujung dipasang pula jumbai alai,
langit-langit dari kain putih serta tirai (itu dulu) tapi kini “idak penuh ke ate penuh
ke bawah jadilah”.

5. Berdabung
Berdabung adalah kegiatan mengukir ujung gigi mempelai perempuan,
sehingga menjadi indah dan rapi, sebelumnya ahli rumah harus meminta izin
pada ketua adat dan kegiatan ini harus sepengetahuan / izin calon mertua. Ado
bunyi-bunyian itu dulu.

6. Mandi harum
Selesai acara berdabung dilaksanakan pula acara mandi harum, kegiatan
mandi harum adalah kegiatan memandikan mempelai perempuan secara sambil
lalu dalam arti dengan mengelap dan menyekar seluruh tubuh dengan air yang
harum. Kegiatan mandi harum beriringan dengan kegiatan mencukur rambut
dan menghias wajah. Lalu didandan dengan secantik mungkin bagaikan
pengantin, semua kegiatan ini dipimpin dan di bawah tanggung jawab induk
inang.

7. Inai curi
Inai curi / kegiatan pengantin melaksanakan pemasangan inai (gilingan
daun pacar) keseluruh jari kaki dan tangan, maksud pemasangan inai di kuku-
kuku tersebut agar indah dan menarik, kegiatan berinai ini diikuti pula oleh adik
dan teman-temannya tanda turut bergembira. Selanjutnya dipakai cadar
berwarna merah muda, dan seterusnya.

5
8. Akad nikah
Pelaksanaan akad nikah dilakukan oleh petugas penghulu nikah dari KUA
setempat, namun sebelumnya diadakan prosesi acara adat yaitu oleh ketua adat
yang nunggu dan ketua adat yang datang sebagai ketua rombongan dengan
petata petiti bahasa adat kato berkias tamsil ibarat tutur kato meniti adat dari
ketua adat masing-masing.

9. Mufakat rajo penghulu serta memecah nasi


Pekat rajo penghulu merupakan acara yang penting dan menentukan
suksesnya acara. Maksud mengadakan acara mufakat rajo penghulu
adalah :
- Untuk meminjam adat beradat bimbang.
- Untuk meminta bantuan dan doa restu dari rajo penghulu, sanak famili dan
karib kerabat agar pekerjaan dapat berjalan lancar, aman, meriah dan
mengikuti aturan adat yang berlaku.
Sebagai tanda bahwa adat sudah dipinjamkan maka Rajo penghulu
memerintahkan kepada hulubalang membunyikan tabu larangan yaitu gendang
serunai.

10. Pengantin bercampur


Pengantin laki-laki dengan pakaian lengkap baju pengantin adat Bengkulu
beserta rombongan pengiring menuju rumah pengantin perempuan untuk
mengikuti prosesi. Ada 3 buah halangan yang harus diatasi dan diselesaikan
secara adat :
- Hadang galah.
- Hadang kain.
- Hadang kipas.
Hadang galah dilakukan di halaman rumah / pintu pagar, yang berdialog
antara ketua rombongan dan ketua kerja dengan petata petiti dan pantun.
Hadang kain dilakukan di pangkal tangga, yang berdialog ketua
rombongan dengan tuo sambal.
Hadang kipas dilakukan di pelaminan, yang berdialog ketua rombongan
dengan induk inang pengantin.
Disetiap hadangan ini ketua rombongan menyiapkan punjin adat yang
berisi uang logam / kertas yang isinya sesuai dengan kemampuan dan kerelaan
/ keikhlasan yang berwarna :
- Hadang galah punjin berwarna merah.
- Hadang kain punjin berwarna kuning.
- Hadang kipas punjin berwarna hijau.

6
7
8
9
10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai