Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

PELATIHAN PERHITUNGAN PPh PASAL 21 PADA YAYASAN


PEMBANGUNAN MASYARAKAT SEJAHTERA KEDAUNG
TANGERANG SELATAN

KETUA
Euis Nessia Fitri, S.Pd., M.Pd.,M.Ak
NIDN : 04180588509

Dibiayai dengan Dana Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat


Tahun Akademik 2022/2023 oleh Universitas Pamulang
No Kontrak :

FAKULTAS EKONOMI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2023

1
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Judul : PELATIHAN PERHITUNGAN PPH PASAL


21 PADA YAYASAN PEMBANGUNAN
MASYARAKAT SEJAHTERA KEDAUNG
TANGERANG SELATAN
Bidang Ilmu : Akuntansi
Ketua Pengabdi
Nama Lengkap : Euis Nessia Fitri, S.Pd., M.Pd., M.Ak.
Jenis Kelamin : Perempuan
NIDN/Kode Dosen : 0418058802/01221
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Program Studi : D3 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Nomor HP : 085782688509
Alamat surel (e-mail) : dosen01221@unpam.ac.id
Anggota Pengabdi
Nama Lengkap : Dr. Subhan Fadli, S.Pd.I., M.A.
NIDN/Kode Dosen : 0418077403/01222

Nama Lengkap : Indria Ningsih, S.Pd.I., M.Ak., CHA.


NIDN : 0408018102

Nama Lengkap : Devia Juma Rinsi


NIM : 221010400007

Lokasi : Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera


Alamat : Jl. Masjid Darusalam No. 40.Rt 009/RW004
Kel.Kedaung, Kec.Pamulang
Tangerang Selatan
Tahun : 2023
Sumber Dana : Yayasan Sasmita Jaya
Biaya Internal Universitas Pamulang : Rp 8.050.000,-

2
;..--7-+;4���u1, Pamulang 12 Mei 2023 Ketua
ltas Ekonomi dan Bisnis Pengabdian Kepada Masyarakat

dang Ruhiyat, S.E., M.M, CSRA., CMA.Euis Nessia Fitri, S.Pd., MPd., M.Ak.
. 0409067203 NIDN.0418058802
RINGKASAN

Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni


Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Universitas Pamulang
membuka diri untuk melakukan berbagai kerjasama dengan berbagai pihak dalam
rangka pengembangan ilmu, institusi, teknologi dan seni UNPAM sudah
mempunyai jaringan dengan berbagai lembaga lain yakni pemerintah pusat,
pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, dunia usaha, swasta maupun dengan
masyarakat. Melihat Universitas Pamulang semakin berkembang, maka sudah
menjadi kewajiban bagi perguruan tinggi untuk ikut serta membantu berbagai
persoalan yang dihadapi masyarakat

Berdasarkan hasil dari survei lapangan mengenai pemahaman masyarakat


terhadap pemungutan pajak khususnya karyawan pada suatu organisasi non-profit,
pemungutan pajak atas penghasilan atau disebut PPh 21 pada wajib pajak
merupakan hal yang belum maksimal khususnya pada perusahaan kecil atau
perorangan. Hal ini terjadi kemungkinan ada pemahaman yang dangkal atau
keliru serta kurangnya pemahaman terhadap PPh 21 itu sendiri.

Kegiatan perekonomian mengalami perkembangan pesat, mulai dari


bidang Pendidikan maupun perusahaan ritel, jasa dan lainnya. Pelaporan
keuangan pun belum sesuai dengan kaidah akuntansi secara maksimal demikian
pula dengan pemotongan pajak PPH21 pada para pekerja. Banyak organisasi
maupun sumber daya manusia nya antusias membuka berbagai bentuk usaha dari
berbagai bidang tetapi pengelolaan keuangannya khususnya pemungutan pajak
penghasilan belum sesuai dengan kaidah. Perlu dukungan dan bantuan agar para
pelaku usaha dan pekerja dapat memahami PPh 21 serta melaksanakan
kewajibannya sebagai wajib pajak.
Permasalahan yang saat ini banyak terjadi pada entitas belum menggunakan
Standar Akuntansi dalam pengelolaan keuangan termasuk mengenai pajak
penghasilan bagi karyawan secara keseluruhan. Hal ini dapat disebabkan oleh

4
keterbatasan informasi tentang akuntansi dan sumber daya manusia sehingga
terkadang karyawan yang seharusnya sebagai wajib pajak kurang memahami dan
pelaporannya tidak sesuai.
Yasasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera bergerak dibidang
pengadaan Pendidikan dan kepesantrenan untuk anak-anak yatim piatu dan kaum
dhu’afa. Yayasan yang berdiri sejak tanggal 15 April tahun 1989 oleh KH Jauhari
Zein merupakan yayasan Non-profit yang memperdulikan Pendidikan dan
pembinaan mental generasi bangsa dan hingga saat ini sudah hamper 241 anak
asuh.
YPMS adalah yayasan yang di legalitaskan oleh pemerintah berdiri
berawal dari intensitas kegiatan pengajian pada tahun 1985 sebagai wadah
pembinaan mental bagi kaum muslimin dan muslimat disekitarnya, memiliki
harapan dapat mencetak generasi yang berkahlak mulia dan mampu memberikan
pendidikan bagi anak anak yang kurang beruntung. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan di YPMS seperti penyantunan panti, Pendidikan terpadu, program
dakwah dan kemasjidan, program pemberdayaan ekonomi ummat, dan program
rehabilitasi mental Yayasan memiliki visi dapat berkontribusi untuk kemaslahatan
umat, oleh karenanya yayasan berupaya mendirikan yayasan dan menjaga
kestabilan serta keberlangsungan organisasi. Salah satunya adalah dengan adanya
program pemberdayaan ekonomi ummat dengan mendirikan koperasi. Pendirian
koperasi di lingkungan YPMS selain untuk memberdayakan ekonomi ummat,
memberikan manfaat bagi warga di lingkungan nya, juga sebagai salah satu
penopang keberlanjutan organisasi dalam aspek ekonomi..

Program pendidikandi YPMS dirancang untuk membekali IPTEK yang


didasarai semangat iman dan taqwa agar siswa menguasai ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang Teknologi Informasi dan Kominukasi yang berkualitas,
serta memiliki kecakapan hidup. Program pembelajaran Pendidikan terpadu dalam
kegiatan pembelajaran nya, selain diberikan oleh yayasan untuk anak yatim piatu
serta kaum dhu’afa.

5
Dari hasil survei berupa wawancara dan observasi, Yayasan Pembangunan
Masyarakat Sejahtera belum melakukan pemungutan PPh 21 secara maksimal dan sesuai
dengan kaidah. Terjadi perubahan ketentuan pada pajak penghasilan ditetapkan pada
tahun 2021 pada Undang- undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) No 7
tahun 2021, mulai diberlakukan per Januari 2021. Tentu atas perubahan tersebut menjadi
perhatian pada wajib pajak untuk diaplikasikan secara simulatif oleh para wajib pajak
baik perorangan maupun wajib pajak badan. Terlebih PPh 21 merupakan kewajiban yang
penting. Kewajiban pemungutan pasal 21 seperti yang telah diketahui secara umum
bahwa pemungutan ini dapat dilakukan oleh organisasi profit maupun non-profit.
Perubahan ini dipahami agar pemotongan bagi pemotong dan penerima penghasilan
mendapat laporan yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kesalahan
dalam pemotongan pajak penghasilan akan berakibat pada sanksi perpajakan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat atau PKM dilaksanakan secara offline atau


pelatihan berupa seminar dengan target organisasi atau yayasan yang menaungi koperasi,
karyawan dan guru. Kegiatan PKM bertujuan memberikan pemahaman kepada pelaku
usaha mengenai Pasal 21, pajak penghasilan, pemotongan dengan metode nett, faktor-
faktor pendukung kegiatan usaha yaitu faktor legalitas dan manajemen usaha agar
kegiatan usaha yang dilakukan tidak hanya berorientasi pada profit semata, melainkan
kegiatan usaha dapat terus berkembang di masa mendatang dengan memperhatikan dan
menerapkan aspek keuangan dan faktor pendukung kegiatan usaha. Dengan demikian
kegiatan PKM diselenggarakan berupa pelatihan. Sosialisasi tersebut disesuaikan dengan
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh YPMS. Kegiatan PKM dilaksanakan
dengan memberi pelatihan bertujuan agar Pengelola dan karyawan YPMS dapat
memperoleh manfaat atas perbaikan sistem pencatatan keuangannya.

Metode pelaksaan kegiatan terdiri dari tiga tahap. Pertama tahap persiapan
meliputi pra survei, pembentukan tim, pembuatan dan pengajuan proposal, koordinasi tim
dan mitra serta persiapan alat dan bahan pelatihan. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan
program berupa pelatihan. Pelatihan dilakukan melalui penyuluhan (pemaparan materi)
dan diskusi. Tahap ketiga yaitu tahap evaluasi dan pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan kondisi mitra sebelum dan sesudah pelaksanaan program dengan metode
wawancara dan observasi. Setelah itu, dilakukan penyusunan laporan untuk selanjutnya
dilakukan publikasi.

6
Materi yang disampaikan oleh tim PKM dalam pelatihan adalah perhitungan
pasal 21. Setelah dilaksanakan pelatihan mendapat hasil dan luaran kegiatan yaitu
pertama, YPMS mengalami peningkatan pemahaman mengenai Pasal 21 atau PPh 21.
Kedua, setelah diberikan pelatihan dapat melakukan proses akuntansi yang benar dalam
menjalankan usahanya. Ketiga, YPMS mengalami peningkatan pemahaman dapat
membuat laporan pajak yang sesuai dengan kaidah akuntansi. Dengan dilaksanakannya
program ini, maka terjadi perbaikan tatanan nilai masyarakat di bidang pendidikan
khususnya bidang ilmu ekonomi. Kecerdasan financial adalah gabungan dari akuntansi,
investasi, pemasaran dan hukum.
Kata Kunci : Pelatihan, Pajak penghasilan, PPh 21, Laporan pajak.

7
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada allah swt. atas semua nikmat dan karunia Nya
sehingga Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema Perhitungan PPh 21 pada
Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera Kedaung Ciputat dapat
terselenggara dengan baik.

Kegiatan ini ditulis dalam bentuk Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat ini
tidak lepas dari bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak. Oleh karena itu
Tim PKM ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Endang Ruhiyat, SE, MM, CSRS, CSRA. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang
2. Iin Rosini, SE., MSi., CSRS., CADE., CFRM. Selaku Kepala Program
Studi D3 Akuntansi Universitas Pamulang
3. Euis Nessia Fitri, S.Pd., M.Pd.,M.Ak. Selaku Ketua Pengabdian Kepada
Masyarakat pada ayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera
4. Seluruh keluarga dan kerabat yang selalu mendo’akan untuk penyelesaian
kegiatan PKM ini.

Semoga hal ini membawa manfaat bagi para peserta pelatihan dan dapat dijadikan
referensi bagi pembaca laporan pengabdian kepada masyarakat ini. Dalam
penulisan Laporan Akhir PKM ini, penulis menyadari adanya kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

Tangerang Selatan, Mei 2023

Euis Nessia Fitri, S.Pd., M.Pd.,M.Ak

8
DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR


PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Tim Pengusul
Lampiran 2. Surat Kontrak Pengabdian
Lampiran 3. Surat Tugas Pengabdian
Lampiran 4. Surat Permohonan Pengabdian
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pengabdian
Lampiran 6. Daftar Hadir Kegiatan
Lampiran 7. Penggunaan Dana
Lampiran 8. Foto Kegiatan

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Taat akan peraturan dan kebijakan pemerintah adalah wujud nyata sebagai
warga negara yang bijak. Membayar pajak merupakan salah satu kewajiban
warga negara di Indonesia sebagai wujud taat kepada pemerintah. Membayar
pajak merupakan kewajiban berupa pungutan yang dikenakan terhadap
seseorang atau badan berdasarkan undang-undang. Pemerintah melakukan
pemungutan pajak bertujuan agar pendapatan pemerintah pada sektor pajak
dapat menunjang kemajuan bangsa dan Negara. Selain sektor migas, pajak
merupakan salah satu pendapatan Negara yang menjadi penyumbang dana
terbesar dalam APBN. Lain hal nya dengan sector migas yang merupakan
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, pajak merupakan merupakan
sumber daya yang dapat diperbaharui, sehingga diharapkan mampu menopang
kondisi ekonomi bangsa. Pajak Negara dapat berupa Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak atas Penjualan Barang
Mewah, penyerahan jasa dan lain-lain.
Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan
wajib pajak baik perorangan maupun badan dalam negri berupa upah, gaji,
honorarium, tunjangan, dan pembayara lainnya dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan.
Terjadi perubahan ketentuan pada pajak penghasilan ditetapkan pada tahun
2021 pada Undang- undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) No
7 tahun 2021, mulai diberlakukan per Januari 2021. Tentu atas perubahan
tersebut menjadi perhatian pada wajib pajak untuk diaplikasikan secara
simulatif oleh para wajib pajak baik perorangan maupun wajib pajak badan.
Terlebih PPh 21 merupakan kewajiban yang penting. Kewajiban pemungutan
pasal 21 seperti yang telah diketahui secara umum bahwa pemungutan ini

10
dapat dilakukan oleh organisasi profit maupun non-profit. Perubahan ini
dipahami agar pemotongan bagi pemotong dan penerima penghasilan
mendapat laporan yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesalahan dalam pemotongan pajak penghasilan akan berakibat pada sanksi
perpajakan.
Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) merupakan jenis pajak yang
dikenakan terhadap penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain yang diterima oleh pegawai, bukan pegawai, mantan
pegawai, penerima pesangon dan lain sebagainya.
Metode Perhitungan Gaji Karyawan
Walaupun perhitungan PPh 21 telah diatur oleh DJP, namun pada
praktiknya, setiap perusahaan memiliki metode perhitungan PPh 21 sendiri
yang disesuaikan dengan tunjangan pajak atau gaji bersih yang diterima
karyawannya.
Ada 3 metode perhitungan PPh 21 yang paling umum, yaitu:
1. Metode Gross (Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak)
Metode gross diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan yang
menanggung PPh 21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji pegawai tersebut
belum dipotong PPh 21.
2. Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak)
Metode gross-up diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan
yang diberikan tunjangan pajak (gajinya dinaikkan terlebih dahulu) sebesar
pajak yang dipotong.
3. Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)
Metode net diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang
mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung perusahaan.

Cara Perhitungan PPh 21 Karyawan Tetap


Dikutip dari situs DJP, karyawan tetap adalah karyawan yang menerima
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur atau pegawai yang berstatus

11
kontrak dalam jangka waktu yang telah ditentukan, yang menerima
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.
1. Berikut ini adalah contoh-contoh penghitungan PPh 21 untuk
karyawan atau pegawai tetap dengan memperhitungkan PTKP.

Alya adalah karyawati pada perusahaan PT. ABC dengan status menikah
dan mempunyai tiga anak. Suami Alya merupakan pegawai di perusahaan PT
BCD. Alya menerima gaji Rp 7.000.000 per bulan. PT. ABC mengikuti
program pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaan membayarkan iuran
pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar 1% dari perhitungan gaji, yakni
senilai Rp 70.000 per bulan. Di samping itu perusahaan membayarkan iuran
Jaminan Hari Tua (JHT) karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji,
sedangkan Alya membayar iuran (JHT) setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji.
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar
oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 0,24% dan 0,3%
dari gaji. Pada bulan Mei 2020, di samping menerima pembayaran gaji, Alya
juga menerima uang lembur (overtime) senilai Rp 2.000.000.
Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Gaji Pokok 7.000.000


(i) Tunjangan Lainnya (jika ada) 2.000.000
(ii) JKK 0,24% 16.800
JK 0,3% 21.000
Penghasilan Bruto 9.037.800
Pengurangan:
1. (iii) Biaya jabatan 5% x 9.037.800 451.890
2. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT), 2% dari gaji pokok 140.000
3. (iv) Jaminan Pensiun (JP), 1% dari gaji pokok 70.000 (661.890)
Penghasilan neto (bersih) sebulan 8.375.910
(v) Penghasilan neto setahun 12 x 8.375.910
100.510.920

12
(vi) PTKP (54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak Setahun 46.510.920
(vii) Pembulatan ke bawah 46.510.000
PPh Terutang 5% x 46.510.920 2.325.500
PPh Pasal 21 Bulan Mei = 2.325.500/12 193.792

Ilustrasi di atas berlaku bagi wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP). Sementara, bagi wajib pajak yang tidak memiliki
NPWP, akan dikalikan 120%, sehingga PPh Pasal 21 Bulan Mei menjadi Rp
193.792 x 120% = Rp 232.550

Cara Perhitungan PPh 21 Karyawan dengan Tunjangan Pajak


Cara menghitung PPh 21 karyawan atau pegawai tetap yang menerima
tunjangan pajak (gross up) dari perusahaan tempatnya bekerja adalah dengan
memperlakukan tunjangan pajak sebagai penghasilan pegawai dan
ditambahkan pada penghasilan yang diterimanya.

Contoh Perhitungan PPh 21 secara manual untuk karyawan yang


menerima tunjangan pajak adalah sebagai berikut:
Farhan bekerja pada PT ABCD. Status-nya belum menikah dan tidak
mempunyai tanggungan dengan gaji bersih senilai Rp 7.500.000 sebulan.
Perusahaan tempatnya bekerja memberikan tunjangan pajak penuh kepada
Farhan sejumlah Rp 35.167. Sementara, iuran pensiun yang dibayar Farhan
adalah Rp 75.000 sebulan.

Jadi, Contoh Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bulan Agustus


2020 bagi Farhan yang tidak menerima penghasilan lain dari PT. ABCD selain
gaji adalah:

13
Gaji Pokok 7.500.000
(i) Tunjangan Pajak 35.167
Penghasilan bruto (kotor) sebulan 7.464.833
Pengurangan

1. (iii) Biaya Jabatan: 5% x 7.464.833,00 = 373.242 373.242


2. Iuran/Jaminan Hari Tua, 2% dari gaji pokok 150.000
3. (iv) JP (Jaminan Pensiun), 1% dari gaji pokok, jika ada 75.000
(598.242)

(v) Penghasilan neto (bersih) sebulan .866.591 Penghasilan neto setahun


12 x 6.866.591= 82.399.092
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 54.000.000
(vii) Penghasilan Kena Pajak Setahun 28.399.092
(viii) Pembulatan ke bawah 28.399.000 PPh Terutang 5% x 28.399.000
=
1.419.950

PPh Pasal 21 Bulan September = 1.419.950/ 12= 118.329

Jika wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka PPh 21 perlu dikalikan
120%, sehingga PPh 21 terutangnya menjadi Rp 118.329 x 120% = Rp
141.995.

Cara Perhitungan PPh 21 Karyawan Tidak Tetap Tidak


Berkesinambungan
Mengutip situs resmi DJP, pegawai tidak tetap tidak berkesinambungan
adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja
lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun
dari Pemotong PPh 21 dan/atau PPh 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan
berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan.

14
Berikut ini adalah cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai
tidak tetap yang menerima penghasilan tidak berkesinambungan:
Arzi adalah pegawai tenaga lepas untuk desain grafis di PT. CDE dengan
penghasilan Rp 8.000.000.

Besarnya PPh 21 yang terutang adalah:


5% x 50% x Rp 8.000.000,00 = Rp 200.000.
Bila Arzi tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang
terutang
adalah: 120% x 5% x 50% x Rp 8.000.000,00 = Rp 240.000.
Penjelasan:
Karena Arzi bukan pegawai tetap di PT. CDE, maka PKP yang dikenakan
sebesar 50% dari jumlah penghasilan bruto.

Hal ini sesuai dengan peraturan PER-32/PJ/2015 Pasal 3 huruf c.


Sedangkan tarif PPh Pasal 21 untuk penghasilan tahunan sampai dengan Rp
50.000.000 adalah 5%.

Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera dalam salah satu


programnya adalah yayasan yang menjadi tempat anak- anak berkumpul dan
mengkaji ilmu di sekolah yang diberikan pengajaran dan pendidikan
formal. Berdasarkan hal tersebut, kami bermaksud mengadakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dengan berusaha memanfaatkan bidang
keilmuaan kami untuk berbagi kepada Guru/Siswa/i di Yayasan Pembangunan
Masyarakat Sejahtera agar dapat memahami dan mengerti bahkan
mengimplemntasikan dengan topik Pengabdian Kepada Masyarakat dengan
tema Perhitungan PPh 21
PKM yang dilaksanakan di lingkungan bidang Pendidikan menjadi
perhatian untuk disampaikan mengenai ketentuan perhitungan pemotongan
penghasilan PPh 21 bagi pekerja di lingkungan ini. Pendidikan memegang

15
peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Dunia pendidikan harus mampu meyakinkan bahwa SDM
yang dihasilkannya akan mempunyai kompetensi yang mampu bersaing dalam
era global. Hal tersebut sesuai dengan pengertian pendidikan yang telah
tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses perkuliahan agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Republik Indonesia, 2003:
27).
Hukum yuridis tersebut menegaskan bahwa pendidikan nasional
mengemban misi untuk membangun manusia yang sempurna. Oleh karena itu,
program-program pendidikan yang ditawarkan harus mampu memberikan
bukti keterbentukan kemampuan/kompetensi yang dianggap relevan dengan
era global.
Lembaga Pendidikan yang didirikan oleh yayasan merupakan bentuk
upaya meningkatkan kualitas SDM atau generasi di masa yang akan datang.
Bimbingan menjadi salah satu proses yang dapat dijadikan sebagai cara
pencapaian suatu pendidikan. Bimbingan merupakan cara yang dilakukan
untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam mencapai
kesejahteraan hidup. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor pengaruh
didalamnya, meliputi pendidik, alat bantu pendidikan dan gaya belajar.
Pendidik menjadi salah satu unsur lingkungan belajar, yang dimaksudkan
sebagai pendidik adalah individu yang memiliki kemampuan dalam bidang
pendidikan guna mempengaruhi individu lainnya. Keberhasilan proses
pembelajaran, sangat tergantung pada kesiapan pendidik dan terdidik dalam
menggunakan alat bantu pendidikan, misalnya buku, alat tulis, lembar kerja,
dan sebagainya. Cara yang bersifat pribadi dari dalam diri seseorang disebut
gaya belajar. Hal yang mempengaruhi gaya belajar yaitu tempo belajar dan

16
pemilihan strategi belajar. Tercapainya ketiga faktor tersebut menjadi kunci
keberhasilan proses belajar.
YPMS sangat mendukung proses belajar dan mengajar dengan cara
memberikan fasilitas, mempermudah prosesnya dengan bantuan sarana dan
prasarana, namun ada kesulitan yang dialami YPMS dalam proses
pengadministrasian akuntansi dan pajak.
Kegiatan pengabdian berupa pendampingan bertujuan untuk menguatkan
Lembaga dalam mengelola proses pembelajaran. Program pendampingan
menimbulkan gerakan memperbaiki proses keuangan dan pelaporannya.
Dalam perusahaan atau organisasi, manajemen keuangan memiliki
sejumlah fungsi, yaitu:
a. Manajemen keuangan dapat digunakan untuk menyusun rencana
pemasukan dan pengeluaran serta aktivitas-aktivitas lainnya yang
berkaitan dalam suatu periode tertentu.
b. Membuat penganggaran dana secara detail, baik pada bagian
pemasukan maupun pengeluaran.
c. Manajemen keuangan juga berfungsi sebagai pengelolaan keuangan.
Dengan begitu, penggunaan dana bisa berjalan maksimal dengan berbagai
cara yang ada.
d. Penyimpanan keuangan, yaitu dengan mengumpulkan dana-dana
perusahaan dan menyimpannya secara aman.
e. Dengan adanya manajemen keuangan, perusahaan dapat mencari dan
mengeksploitasi sumbersumber dana yang ada untuk kegiatan
operasional perusahaan.
f. Pengendalian keuangan dengan cara melakukan evaluasi dan
perbaikan atas kondisi keuangan perusahaan dan sistem keuangan yang
ada di dalam perusahaan tersebut.
g. Sebagai pemeriksaan keuangan, dengan melakukan audit secara
internal mengenai keuangan perusahaan. Dengan begitu, tidak ada
penyimpangan dan penyalahgunaan dana di dalam perusahaan.

17
h. Manajemen keuangan juga berfungsi untuk menyediakan informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan. Manajemen keuangan dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan. (https://www.cermati.com)

Tugas sebagai karyawan dalam Lembaga tidak hanya mengelola proses


belajar mengajar namun juga perlu dipahami karyawan termasuk pendidik
untuk mengetahui mengenai manejemen keuangan khususnya perhitungan
PPh 21 wajib pajak perorangan. Penyampaian materi tentang Pasal 21 atau
PPh 21 yang akan disampaikan adalah perhitungannya dengan metode net.
Metode Net yang dipakai jika perusahaan menanggung penuh pajak
karyawannya. Artinya, gaji pokok yang diterima karyawan tidak akan
dipotong pajak lagi. Dalam perhitungannya, metode Net sedikit lebih rumit
karena dalam perhitungan anggaran, pihak HR harus menghitung subsidi
pajak terlebih dahulu.
Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) merupakan jenis pajak yang
dikenakan terhadap penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain yang diterima oleh pegawai, bukan pegawai, mantan
pegawai, penerima pesangon dan lain sebagainya.

Metode Perhitungan Gaji Karyawan, walaupun perhitungan PPh 21 telah


diatur oleh DJP, namun pada praktiknya, setiap perusahaan memiliki metode
perhitungan PPh 21 sendiri yang disesuaikan dengan tunjangan pajak atau gaji
bersih yang diterima karyawannya. Ada 3 metode perhitungan PPh 21 yang
paling umum, yaitu:
a. Metode Gross (Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak)
Metode gross diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan yang
menanggung PPh 21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji pegawai tersebut
belum dipotong PPh 21.
b. Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak)

18
Metode gross-up diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan
yang diberikan tunjangan pajak (gajinya dinaikkan terlebih dahulu)
sebesar pajak yang dipotong.
c. Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)
Metode net diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang
mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung perusahaan.

Metode pelatihan menggunakan Metode inquiry menurut Santoso (2010)


merupakan “salah satu metode yang dapat digunakan dalam pelatihan, dimana
pelatih dapat membagi tugas untuk meneliti suatu masalah pada masing-
masing peserta yang terlibat dalam pelatihan”. Metode ini menekankan pada
kegiatan peserta untuk mencari dan menemukan masalah. Peserta bertindak
sebagai subjek belajar yang dituntut untuk mandiri. Ketika metode inquiry
diterapkan dalam suatu pelatihan, peserta bukan hanya menerima materi yang
diberikan oleh seorang pelatih. Peserta juga harus menemukan sendiri inti dari
materi pelatihan yang diberikan oleh pelatih. Pelatih bertindak sebagai
fasilitator sekaligus motivator. Tujuan dari metode inquiry yaitu untuk
mengembangkan kemampuan peserta agar dapat berpikir logis, kritis, dan
sistematis serta untuk mengembangkan kemampuan intelektual.

Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera bergerak dibidang


pendidikan dan kepesantrenan untuk anak yatim piatu dan kaum dhu’afa yang
dirancang untuk membekali IPTEK yang didasari semangat iman dan taqwa
agar siswa menguasai ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang berkualitas, serta memiliki kecakapan hidup.
Program pembelajaran YPMS memberi perhatian khusus pada pembinaan
mental serta pemberdayaan ekonomi ummat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hal tersebut, kami bermaksud mengadakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dengan berusaha memanfaatkan bidang

19
keilmuaan kami untuk berbagi kepada karyawan serta pendidik dalam
pengelolaan keuangan lembaga. Baik dalam menyusun laporan keuangan dan
laporan pajak penghasilan yang ada di YPMS, berkaitan dengan hal tersebut
kami tertarik untuk mengangkat judul Pengabdian Kepada Masyarakat dengan
tema “Perhitungan PPh 21 bagi karyawan koperasi dan guru di Yayasan
Pembangunan Masyarakat Sejahtera (YPMS).”

1.3 Tujuan Kegiatan


Tujuan umum dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
membantu seluruh karwayan dan pendidik memahami aspek pajak
Penghasilan atau PPh 21. Secara khusus tujuan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini adalah:
1. Membantu untuk mengenal dan memahami Pajak Penghasilan atau PPh 21.
2. Membantu untuk memahami cara pemotongan pajak dan pelaporannya.

1.4 Manfaat Pengabdian Kepada Masyarakat


a. Manfaat Teoritis
Pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu mengenai proses akuntansi yang terjadi di masyarakat dan
mampu menerapkan ilmu oleh YPMS
b. Manfaat Praktis
a. Bagi UMKM
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat digunakan bagi
pihak manajemen sebagai bahan informasi mengenai perhitungan
pajak penghasilan dan diharapkan menjadi masukan atau saran atas
solusi dari permasalahan yang dialami perusahaan.
b. Bagi Masyarakat
Dapat memperluas pengetahuan serta wawasan tentang Pajak PPH 21
dan penerapannya pada masyarakat khususnya YPMS Kedaung.

20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha di Bidang Pendidikan


Perusahaan atau pelaku usaha dalam suatu lembaga menurut UU No. 8
Pasal 1 ayat 1 tahun 1997 adalah setiap bentuk usaha yang melakukan
kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang - perorangan
maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum,
yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya pasti memiliki tujuan tertentu,
salah satu tujuannya adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham melalui memaksimalkan nilai perusahaan (Sartono, 2010: 8). Maka dari
itu perusahaan akan melakukan berbagai cara dalam melakukan bisnisnya
untuk bisa mendapatkan laba atau keuntungan tersebut.
Badan Usaha tidak hanya bergelut dibidang produksi namun ada pula di
bidang jasa salah satunya bidang Pendidikan. Semakin banyak sektor swasta
termasuk yayasan yang melirik bisnis di bidang Pendidikan karena tingginya
alokasi anggaran pemerintah terhadap pendidikan yakni sebesar 20 persen dari
APBN sebagaimana tercantum dalam aturan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2015 pasal 20 ayat 2. Hal ini sejalan dengan amanat putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008 dan amanat amandemen
keempat UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4 total anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sumber : bppk.kemenkeu.go.id

Peluang besar penggalian pada potensi pajak atas yayasan yang bergerak
di bidang Pendidikan. Anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

21
menjadi salah satu perhatian terhadap pelaporan pajak. Kegiatan yang
menunjang proses belajar di sekolah mendapat anngaran pada dana BOS,
seperti kegiatan yang membiayai narasumber, ikut serta nya peserta didik
dalam perlombaan, kegiatan pelatihan guru atau seminar yang pembiayaannya
menggunakan dana BOS.
Undang Undang no 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
undang no 16 tentang Yayasan tertulis bahwa yayasan adalah suatu badan
hukum yang mempunyai tujuan yang bersifat social, keagamaan dan
kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal. Dengan
yayasan memiliki kekayaan asset bergerak da tidak bergerak, yayasan
kekayaannya dapat diperoleh dari sumbangan atau bantuan yang tidak
mengikat, wakaf, hibah, dan berolehan lainnya yang tidak bertentangan
dengan anggaran dasar dan atau perundang-undangan yang berlaku.
Memperhatikan uraian mengenai yayasan yang diatur dalam pasal 2 ayat 1
huruf b UU Pajak Penghasilan bahwa yayasan termasuk salah satu subjek
pajak yang berupa badan usaha yang berkewajiban mengikuti dan mentaati
aturan pajak yang berlaku termasuk pajak penghasilan.

2.2 Pajak Penghasilan


Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan
wajib pajak baik perorangan maupun badan dalam negri berupa upah, gaji,
honorarium, tunjangan, dan pembayara lainnya dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan.
Terjadi perubahan ketentuan pada pajak penghasilan ditetapkan pada tahun
2021 pada Undang- undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) No
7 tahun 2021, mulai diberlakukan per Januari 2021. Tentu atas perubahan
tersebut menjadi perhatian pada wajib pajak untuk diaplikasikan secara
simulatif oleh para wajib pajak baik perorangan maupun wajib pajak badan.
Terlebih PPh 21 merupakan kewajiban yang penting. Kewajiban pemungutan
pasal 21 seperti yang telah diketahui secara umum bahwa pemungutan ini
dapat dilakukan oleh organisasi profit maupun non-profit. Perubahan ini
dipahami agar pemotongan bagi pemotong dan penerima penghasilan
mendapat laporan yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesalahan dalam pemotongan pajak penghasilan akan berakibat pada sanksi
perpajakan. Adapun kewajiban lembaga pendidikan sebagai subjek pajak
penghasilan badan diantaranya adalah;
1. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat
sebagai Wajib Pajak dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)

22
2. Menghitung dan melaporkan pajak terutang (PPh pasal 25 dan 29)
3. Memotong dan memungut pajak terutang (PPh pasal 21, 22, dan 23)

Dari berbagai kewajiban perpajakan tersebut, pemerintah memberikan


fasilitas (insentif) berupa keringanan atau pengecualian pengenaan pajak, atas
penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama proses penyelenggaraan
pendidikan berlangsung.

Undang- undang No.7 Tahun 1983 sebagaimana terkahir telah diubah


dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas
UU No.7 tentang Pajak Penghasilan, terlebih pada Undang Undang PPh pasal
2 yang memiliki prinsip bahwa penghasilan yang menjadi objek pajak adalah
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Sejalan dengan
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata
Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan
atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, Jasa dan
Kegiatan Orang Pribadi. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau
PPh pasal 26 adalah:
a. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, baik berupa
Penghasilan yang Bersifat Teratur maupun Tidak Teratur;
b. penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
c. penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang
pembayarannya melewati jangka waktu 2 (dua) tahun sejak pegawai
berhenti bekerja;
d. penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah
yang dibayarkan secara bulanan;
e. imbalan kepada Bukan Pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun sebagai imbalan sehubungan jasa yang dilakukan;
f. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama
apapun;

23
g. penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada
perusahaan yang sama;
h. penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
mantan pegawai; atau
i. penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program
pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Orang yang bekerja pada satu yayasan yang bergerak di bidang Pendidikan
merupakan wajib pajak. Besaran Penghasilan Kena Pajak (PTKP) masing-
masing Wajib Pajak jelas berbeda, menyesuaikan jumlah pendapatan masing-
masing dan mengikuti aturan yang tercantum. Aturan terbaru menetapkan
bahwa PTKP untuk Wajib Pajak pribadi adalah sebesar Rp 54.000.000
setahun atau Rp 4.500.000 per bulan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa
pendapatan di bawah atau sama dengan Rp 4.500.000 per bulan akan
dibebaskan dari pungutan PPh 21. Sebab, jumlah pendapatan tersebut dalam
satu tahun tidak melebihi ambang batas PTKP. Namun jika jumlah pendapatan
dalam satu tahun melebihi ambang batas PTKP, Wajib Pajak akan dikenai
pungutan PPh 21.
Tarif yang dipakai adalah tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Pajak
Penghasilan, yaitu

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 250.000.000,00 15%
Di atas 250.000.000,00 s.d. Rp 500.000.000,00 25%
Di atas Rp 500.000.000,00 30%

Berikut in merupakan rincian besaran tarif PTKP terbaru untuk


menghitung Penghasilan Tidak Kena Pajak sesuai Peraturan Menteri
Keuangan RI No. 101/PMK.010/2016 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Keterangan Status Besaran PTKP


Tidak Kawin Tanpa Tanggungan TK 0 Rp54.000.000
Tidak Kawin 1 Tanggungan TK 1 Rp58.500.000

24
Tidak Kawin 2 Tanggungan TK 2 Rp63.000.000
Tidak Kawin 3 Tanggungan TK 3 Rp67.500.000
Kawin Tanpa Tanggungan K0 Rp58.500.000
Kawin 1 Tanggungan K1 Rp63.000.000
Kawin 2 Tanggungan K2 Rp67.500.000
Kawin 3 Tanggungan K3 Rp72.000.000
Kawin Penghasilan Istri Digabung dengan K/I/0 Rp112.500.000
Suami Tanpa Tanggungan
Kawin Penghasilan Istri Digabung dengan K/I/1 Rp117.000.000
Suami 1 Tanggungan
Kawin Penghasilan Istri Digabung dengan K/I/2 Rp121.500.000
Suami 2 Tanggungan
Kawin Penghasilan Istri Digabung dengan K/I/3 Rp126.000.000
Suami 3 Tanggungan

Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan
tertentu, termasuk mengikuti rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop),
pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan lainnya dan menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan
tersebut. Jenis Peserta Kegiatan Berikut adalah jenis-jenis peserta kegiatan
menurut PER-16/PJ/2016 : Peserta perlombaan dalam segala bidang Peserta
rapat, konferensi, sidang, pertemuan/kunjungan kerja Peserta atau anggota
dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu Peserta
pendidikan & pelatihan Peserta kegiatan lainnya.

Teknis Penghitungan: Menurut PER-16/PJ/2016, PPh Pasal 21 dihitung


dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh sebagaimana telah
diubah terakhir dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2021 mengenai tarif
pajak progresif PPh 21 yaitu:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%
Di atas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 250.000.000,00 15%
Di atas 250.000.000,00 s.d. Rp 500.000.000,00 25%
Di atas Rp 500.000.000,00 30%

Maka berdasarkan Tarif UU HPP terbaru maka atas jumlah penghasilan


bruto untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah, yang
diterima oleh peserta kegiatan. Berikut contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas
peserta kegiatan. Prasetyo Sigit (ber-NPWP) adalah seorang atlet catur

25
professional Indonesia yang bertempat tinggal di Semarang. la menjuarai
turnamen Indonesia Chess Grand Prix Gold dan memperoleh hadiah sebesar
Rp200.000.000,00. PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen
Indonesia Grand Prix Gold tersebut adalah:

5% x Rp60.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

15% x Rp140.000.000,00 = Rp 21.000.000,00

Rp 24.000.000,00

Akuntansi merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi, mengukur,


sekaligus melaporkan informasi ekonomi suatu entitas dalam rangka
pengambilan keputusan serta menilai kondisi entitas.
Akuntansi sendiri juga telah disebut “ bahasa bisnis ” untuk mengukur
hasil kegiatan ekonomi dalam organisasi dan menyampaikan informasi kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk investor, kreditor, manajemen,
dan regulator lainnya. Dengan adanya akuntansi banyak perusahaan
merasakan manfaat yang didapat slah satu dari manfaat tersebut adalah
mampu mengelola ataupun mengontrol keuangan dengan baik.

Menurut Riahi dan Belkaoui (2011 : 50) akuntansi adalah suatu seni
pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan
dan satuan mata uang, transaksi – transaksi dan kejadian.

Dalam skala besar, akuntansi sangat bermanfaat sebab bisa menunjukan


status dan keadaan dari keuangan perusahaan, memperoleh gambaran dari
tingkat laba perusahaan, dasar penentuan pajak serta peraturan perusahaan.
Dengan adanya akuntansi perusahaan bisa menetepkan tingakt resiko yang
berhubungan dengan pinjaman atau kredit. Manfaat akuntansi bagi perusahaan
adalah sebagai Sebagai informasi keuangan untuk pihak yang membutuhkan,
Sebagai bahan evaluasi keuangan, Sebagai bukti keuangan yang mampu
dipertanggungjawabkan.

Ciptaningsih, dkk. ( 2014 : 264) menyatakan bahwa “ Dalam perusahaan


sistem tanggung jawab dan tanggung gugat di perusahaan diatur dalam sistem
manajemen perusahaan.” Semua aktivitas operasional perusahaan akan diatur
oleh sistem manajemen dimana penerapan sistem tersebut harus bisa
meningkatkan efisiensi dan keefektifitasan dalam perusahaan. Dengan adanya

26
sistem manaejemn dalam perusahaan segala aktivitas akan terkontrol dengan
baik dan berjalan sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan perusahaan.

Menurut Astuti, D.S (2010 : 154) Sistem diibaratkan sebagai jantungnya


suatu perusahaan, sehingga tanpa ada sistem perusahaan tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya, dan apabila sistem tidak diterapkan maka kegiatan
operasional tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien dan kemungkinan
terjadi banyak penyelewengan - penyelewengan dalam praktik. Oleh karena
sedemikian pentingnya sistem tersebut maka perusahaan harus mulai
menerapkannya dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Tanpa
informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi, manajemen tidak akan
mempunyai kemampuan untuk merencanakan atau mencapai tujuan
perusahaan.

2.3 Perhitungan Pajak Penghasilan Metode Nett.


Perhitungan Pajak Penghasilan dapat dilakukan dengan 3 metode setidaknya
yang biasa di Indonesia yaitu
a. Metode Gross (Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak)
Metode ini diterpakan bagi pegawai atau penerima pengjasilan yang
menanggung PPh 21 terutang sendiri atau gaji belum dipotong pajak.
b. Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak)
Metode ini diterapkan ketika perusahaan memberikan tunjangan pajak
bagi karyawan atau penerima penghasilan dengan menaikkan gajinya
terlebih dahulu.
c. Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)
Metode ini diterapkan ketika perusahaan memberikan tunjangan pajak
bagi karyawan atau penerima penghasilan diluar gaji bersih.

Komponen-komponen penting dalam perhitungan PPh 21 2018 tersebut adalah


sebagai berikut:

a. Penghasilan bruto (kotor).


Termasuk dalam penambah penghasilan bruto adalah penghasilan
teratur (gaji pokok, tunjangan tetap), penghasilan tidak teratur (bonus,
THR), BPJS yang ditanggung perusahaan, tunjangan PPh 21 yang
ditanggung perusahaan.
b. Pengurang penghasilan bruto.
Termasuk dalam pengurang penghasilan bruto adalah biaya jabatan,
biaya pensiun, iuran BPJS yang dibayarkan karyawan (Jaminan Hari
Tua, Jaminan Pensiun, Jaminan Kesehatan).

27
c. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
Setiap wajib pajak memiliki jatah penghasilan tidak kena pajak yang
dihitung berdasarkan status pernikahan dan jumlah tanggungannya.
Pemerintah belum lama ini telah memperbarui tarif PTKP melalui
peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016.

2.4 Lembaga Pendidikan sebagai Subjek Pajak


Sebagai warga negara yang bijak adalah warga negara yang taat akan
peraturan yang telah ditetapkan. Membayar pajak merupakan salah satu
kewajiban warga negara di Indonesia sebagai wujud taat kepada pemerintah.
Membayar pajak merupakan kewajiban berupa pungutan yang dikenakan
terhadap seseorang atau badab berdasarkan undang-undang. Pemerintah
melakukan pemungutan pajak bertujuan agar pendapatan pemerintah pada
sector pajak dapat menunjang kemajuan bangsa dan Negara. Selain sektor
migas, pajak merupakan salah satu pendapatan Negara yang menjadi
penyumbang dana terbesar dalam APBN. Lain hal nya dengan sector migas
yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, pajak merupakan
merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui, sehingga diharapkan
mampu menopang kondisi ekonomi bangsa. Pajak Negara dapat berupa Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak atas
Penjualan Barang Mewah, penyerahan jasa dan lain-lain.
Guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar nya terlibat dalam
kegiatan kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Jenis jenis
kegiatan menurut PER 16/PJ/2016 kegiatan yang terkena pajak penghasilan
adalah:
a. Peserta perlombaan dalam segala bidang
b. Peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan, / kunjungan kerja
c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggaran
kegiatan tertentu
d. Peserta kegiatan lainnya.

28
BAB III
MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

Universitas Pamulang (UNPAM) merupakan kampus yang berdiri di


bawah naungan Yayasan Sasmita Jaya yang beralamat di Jl. Surya Kencana
No. 1 pamulang dengan mengemban visi “Bermutu dalam pengembangan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian terjangkau seluruh lapisan
masyarakat, berlandaskan ridha tuhan yang maha esa”. UNPAM dalam
lingkup perguruan tinggi ada di dalam wilayah lingkungan Kopertis IV.
UNPAM membuka diri untuk melakukan berbagai kerjasama dengan
berbagai pihak dalam rangka pengembangan ilmu, institusi, teknologi dan seni
dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian. UNPAM sudah mempunyai jaringan dengan
berbagai lembaga lain yakni pemerintah pusat, pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten, dunia usaha, swasta maupun dengan masyarakat.
Melihat Universitas Pamulang semakin berkembang, maka sudah menjadi
kewajiban bagi perguruan tinggi untuk ikut serta membantu berbagai
persoalan yang dihadapi masyarakat. Sudah selayaknya kehadiran perguruan
tinggi agar dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat baik
yang dekat maupun yang jauh.
Prinsip pemberdayaan masyarakat yang paling baik adalah kelompok yang
memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola, dan
dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di
masyarakat tersebut, dan memiliki tujuan yang sama. Menghadapi masa
pandemi membuat masyarakat harus lebih baik lagi mengatur keuangan dan
sigap atau jeli melihat peluang. Sehingga kegiatan penyuluhan dan pelatihan
Perhitungan Pasal 21 ini sangat relevan dengan kebutuhan di masyarakat
khususnya pada Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera.
Strategi menurut Solihin (2012) didefinisikan sebagai berbagai cara
untuk mencapai tujuan (ways to achieve ends). Menurut Alfred Chandler
dalam Solihin (2012) strategi adalah the determination of longterm goals of an
enterprise and the adoption of courses of action and the allocation of resource

29
necessary for carrying out these goals atau suatu penentuan sasaran dan tujuan
dasar jangka panjang dari suatu organisasi (perusahaan) serta pengadopsian
seperangkat tindakan serta alokasi sumbersumber yang perlu untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Umumnya strategi akan berubah sewaktuwaktu
sesuai kebutuhan dan berdasarkan sudut pandang perencanaannya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2015)
menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang
dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”.
Dalam pelaksanaan kegiatan PKM nya kami melakukan strategi
penerapannya memberikan materi terlebih dahulu dan memberikan penugasan
dengan perhitungan berbagai kasus perhitungan PPh 21 guna memberikan
pengalaman kepada peserta dan lebih memahami materinya. Sehingga tidak
hanya diberikan melalui ceramah/pemaparan materi secara teori saja
melainkan juga memberikan contoh kasus perhitungannya sehingga pada
pelaksanaan PKM ini benar-benar peserta dapat memahami dan
menguasainya. Tujuannya agar peserta kedepannya dapat menghitung dan
sudah memiliki pengetahuan dan bekal dalam mengelola, menghitung dan
memastikan jumlah PPh yang akan dikenakan sudah sesuai dengan
perhitungan yang benar. Jika perhitungan tidak tepat maka terdapat
kekurangan bayar yang nantinya akan ada penyesuaian pembayaran kepada
Wajib Pajak. Hal ini tentu memberikan dampak pada pembetulan pembayaran
pajaknya. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut dalam kegiatan
PKM ini benar-benar peserta dibekali materi dan dilakukan perhitngan konkrit
mengenai PPh 21 keikutsertaan kegiatan ini.
Sehingga jelas sekali dan peserta dapat menguasai perhitungan
pajaknya. Tentu bagi wajib pajak dan/atau diri sendiri ketika mendapatkan
penghasilan dari suatu kegiatan dan mampu secara mandiri menghitung
pembayaran pajaknya seperti apa. Agar kedepannya tidak terjadi kekurangan
bayar dan benar-benar telah dilakukan perhitungan dengan cermat dan tepat
agar tidak terjadi kesalahan perhitungan dan kesalahan pembayaran pajaknya.

30
Hal mendasar yang ditawarkan untuk ikut memecahkan masalah adalah
melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan kepada YPMS yang dikemas
dengan nama kegiatan “Perhitungan Pasal 21 pada karwayan koperasi dan
pendidik di Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera”.

Tim PKM memiliki skema dan metode pendekatan berikut :

1. Observasi dan wawancara pada YPMS untuk mengetahui pemahaman dan


pengetahuan mengenai akuntansi dan kaidahnya.
2. Penyuluhan/Penyadaran

Menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota dengan didasari oleh keterbukaan,
rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya
dalam membantu masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Teori-teori dasar akuntansidan pelaporannya
b. Pengenalan PPh 21
c. Pemahaman pemungutan pajak penghasilan
d. Membuat perhitungan PPh 21
e. Diskusi dan Tanya jawab

31
3.1 Solusi dan target luaran

Perumusan Masalah Solusi yang Ditawarkan Hasil yang Diharapkan


1. Karwayan dan Pelatihan / Penyuluhann Peningkatan kompetensi
pendidik di YPMS dalam pemahaman
belum memahami pada pasal 21
pasal 21
2. Karwayan danPelatihan/ penyuluhan Peningkatan kompetensi
pendidik di YPMS dalam pemahaman
belum melakukan penerapan Pasal 21
aktivitas pada laporan keuangan
motongan pajak
penghasilan atau
PPh 21
4. Karwayan dan Pelatihan cara mengitung Peningkatan pemahaman
pendidik di YPMS pajak penghasilan. dalam membuat
belum melakukan laporan perhitungan
aktivitas pajak penghasilan
motongan pajak
penghasilan atau
PPh 21 atas
keikutsertaan
kegiatan dengan
benar

Evaluasi Awal Evaluasi Proses Evaluasi Akhir

3.2 Rancangan Evaluasi


Evaluasi kegiatan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pertama, Tim
PKM menganalisis permasalahan yang dihadapi mitra. Dalam proses
evaluasi ini tim mencari data sebanyak mungkin atas permasalahan yang
dihadapi oleh Karwayan dan pendidik di YPMS . Kedua evaluasi proses,
yaitu tim PKM memberikan pelatihan kepada Karwayan dan pendidik di
YPMS, dengan harapan setelah diberikan pelatihan, pemahaman dan
pelaksanaan pemotongan pajak yang sudah dilaksanakan berdasarkan
kaidah akuntansi dan aspek rhitungan pajak yang baik. Ketiga tim PKM
akan mengevaluasi proses perhitungan pemotongan pajak penghasilan
pada karwayan dan pendidik di YPMS untuk memastikan bahwa pelatihan

32
yang telah diberikan dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik
lagi bagi YPMS

3.3 Target Luaran


Dalam program pemberdayaan masyarakat ini, luaran yang diharapkan
adalah:
a. Jasa, yang dihasilkan berupa pengajaran dan pelatihan serta praktik
b. Metode, berupa pengetahuan tentang akuntansi Pasal 21
c. Peningkatan, penambahan pengetahuan tentang
1) Mampu memahami pajak penghasilan atau PPh 21
2) Mampu menghitung pemotongan pajak penghasilan atau PPh 21 bagi
Karwayan dan pendidik di YPMS
3) dapat mengetahui laporan pajak dengan benar

3.4 Metode PELAKSANAAN


a. Bentuk kegiatan
Metode yang akan digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah
melalui kegiatan:
1. Observasi dan wawancara kepada karyawan, pendidik atau guru di
YPMS.
2. Pelatihan secara offline kepada karyawan, pendidik atau guru di
YPMS.
3. Pembinaan dan pemantauan atas perhitungan pajak penghasilan
karyawan, pendidik atau guru di YPMS.

Tim PKM akan melaksanakan pelatihan langsung atau seminar. Seluruh


karyawan dan guru dan jajaran manajemen di YPMS mengikuti dan
menghadiri pelatihan ini. Pada pelaksanaan ini ada beberapa tahapan, yaitu
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi
3. Diskusi

33
4. Tanya jawab
5. Penutup
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak hanya
dilaksanakan saat pelatihan saja, namun akan berlanjut pada bimbingan
dan pemantauan dalam kurun waktu tertentu agar dapat melihat hasil dari
pelatihan yang sudah diberikan.

Metode pendekatan pada program yang akan dilaksanakan adalah:


a. Pertama melakukan observasi dan wawancara pada warga karyawan,
pendidik atau guru di YPMS, seberapa dalam kompetensi pemahaman
Pasal 21.
b. Kedua melakukan observasi dan wawancara pada karyawan, pendidik
atau guru di YPMS, seberapa dalam kompetensi pemahaman mitra
tentang proses perhitungan pemotongan pajak penghasilan atau PPh 21
sesuai dengan kaidah akuntansi yang benar.
a. Melakukan pelatihan dan penjelasan pertama berupa teori tentang
Pasal 21.
b. Melakukan pelatihan kedua menjelaskan dan mengajarkan teori
perhitungan pajak penghasilan atau PPh 21
c. Melakukan pengajaran kedua menjelaskan dan mengajarkan teori
perhitungan pajak penghasilan atau PPh 21dengan metode net bagi
karyawan atau tamu undangan yang ikut dalam suatu kegiatan.
d. Mitra diberikan pendampingan didalam mempraktikkan proses
perhitungan pemotongan PPh 21.

34
b. Rencana Jadwal Kegiatan
Rencana jadwal dari awal hingga pelaporan dapat dilihat pada table di
bawah ini:

No Kegiatan Waktu (1 Maret– 1 April)


I II III IV
1 Perijinan
2 Observasi Awal
3 Pelatihan Anggota Tim
4 Sosialisasi Program
5 Pelaksanaan penyuluhan dan
pelatihan
6 Evaluasi Pelatihan
7 Pengolahan Data
8 Analisis Data
9 Perumusan Hasil & Kesimpulan
10 Evaluasi Program
11 Publikasi
12 Pelaporan

35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan pada Yayasan


Pembangunan Masyarakat Sejahtera dilakukan dengan menggunakan metode
pelatihan, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan ini merupakan pengabdian dalam
rangka menumbuhkan minat dan kesadaran para masyarakat, khusus nya pada
Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera untuk dapat memahami aspek
dan proses akuntansi dan menghitung serta menyusun keuangan secara benar
dan transparan serta bertanggungjawab sesuai dengan kaidah perpajakan yang
benar.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Pelaksanaan


Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa yang menjadi
lokasi kegiatan pelatihan secara langsung berupa pelatihan atau seminar.

4.2 Peserta Pelatihan


Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta dari tim pelaksana harian kegiatan
usaha Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera. Mulai dari administrasi,
guru, kepala sekolah, peserta didik dan yayasan.

4.3 Capaian Hasil Kegiatan

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan Yayasan Pembangunan


Masyarakat Sejahtera maka pada tanggal 18 Maret hingga April tahun 2023
telah dilaksanakan kegiatan pelatihan perhitungan pajak pada Yayasan
Pembangunan Masyarakat Sejahtera, dalam meningkatkan pemahaman
perpajakan dan perhitungannya serta membuat laporan keuangan usahanya.
Peserta pelatihan pada tahap awal (sesi I), diberikan materi tentang aspek
dasar perpajakan, pemahaman mengenai apa itu pajak penghasilan atau PPh
21, bagaimana prosesnya, apa manfaat dan kegunaan dari laporan pajak.
Kemudian disampaikan dasar hukum dan peraturan undang undang. Peserta
pada tahap kedua (sesi II) diberikan pelatihan penyusunan laporan perhitungan
pajak singkat sesuai contoh kasus. Setelah itu para peserta diajak berdialog
dengan tanya jawab menyangkut materi yang telah disampaikan. Sedangkan
hasil evaluasi yang telah dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan
program kegiatan pengabdian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pengetahuan serta pemahaman warga Yayasan Pembangunan Masyarakat
Sejahtera tentang aspek keuangan, akuntansi, perpajakan, proses usaha
menggunakan kaidah akuntansi yang benar.

36
b. Pengetahuan serta pemahaman warga Yayasan Pembangunan Masyarakat
Sejahtera tentang materi laporan pajak
c. Tingkat pengetahuan dan pemahaman para peserta pelatihan diukur
dengan kegiatan tanya jawab dan praktek ilustrasi pelatihan perhitungan
contoh soal kasus penyusunan laporan pajak pph 21 dengan metode nett

Berdasarkan data di lapangan nampak bahwa para peserta kegiatan pelatihan


sangat memahami penjelasan materi yang disampaikan. Hal ini dibuktikan
dengan berbagai macam pertanyaan yang diajukan serta diskusi.
Dengan pelatihan yang diikuti dari tangga 18 Maret hingga 18 April 2023
oleh Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera perlahan pengelola
memulai dengan pencatatan transaksi dengan baik sesuai kaidah pajak PPH
21. Dengan pencatatan transasi dengan benar dan detail, laporan keuangan
akan mulai tersusun dan sesuai. Walaupun pada awalnya membutuhkan waktu
untuk tim Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera memahami dan
menjalankan usahanya dengan pencatatan laporan pajak yang baik dan benar.

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kegiatan pelatihan Perhitungan Pajak PPh 21 pada Yayasan Pembangunan


Masyarakat Sejahtera, untuk meningkatkan kinerja laporan keuangan
khususnya pajak berjalan dengan lancar. Semua peserta antusias mengikuti
acara hingga selesai dan merasakan manfaat pelatihan bagi kemajuan usaha
mereka. Peserta pelatihan perlahan memiliki kemampuan menyusun laporan
pajak sesuai dengan SAK.

5.2 Saran
Pelatihan serupa dapat dilaksanakan kembali dengan peserta (audience) yang
lebih banyak/luas, dan dengan topik lainnya. Di samping itu fasilitas untuk
Ruang seminar agar di modifikasi hingga leluasa, LCD proyektor disiapkan,
pengeras suara sebaiknya diperiksa kembali sebelum acara dilaksanakan. hasil
kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para peserta pelatihan untuk
dapat menyusun dan menghitung atau me manajemen laporan keuangan
secara baik dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat
pelatihan perhitungan pajak PPh 21 ini sangat penting bagi para peserta
pengelola Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera, maka disarankan
kegiatan ini disosialiasikan dan dapat berkelanjutan serta membuahkan hasil
dari minat yang dimiliki oleh para peserta dan masyarakat guna mendukung
program pemerintah. Antusias para peserta sangat tercermin dari keseriusan
dalam mengajukan berbagai macam pertanyaan, diskusi dan memahami
ilustrasi soal praktek.

38
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad. 1998. Dasar – dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP


AMP YKPN

Jumaiyah, Wahidullah, 2021. Pajak Penghasilan Teori, Kasus dan Praktek.


Yogyakarta: Lautan Pustaka.

Kuncoro, A.R., Pratama.A.D.Y. (2017): Optimalisasi Pajak Atas Yayasan Yang


Bergerak di Bidang Pendidikan. Jurnal Pajak Indonesia, 1(2), 31-37.

Resmi Siti, 2014. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat

Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan No 7 Tahun 2021.

Undang Undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008.

Waluyo, 2013. Perpajakan Indonesia, Buku Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

https://pajak.go.id/pph-pasal-21.

https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-21-2/

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32399/1/M.%20IRHA
MNI.PDF

www.cermati.com

39
LAMPIRAN

40
Lampiran 1. Identitas Tim Pengusul
TIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PRODI D3 Akuntansi UNIVERSITAS PAMULANG

1. Ketua
1 Nama Euis Nessia Fitri, S.Pd., M.Pd., M.Ak.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Asisten Ahli
4 NIDN/NIDK 04180588509
5 Tempat dan Tanggal Lahir Langsa, 18 Mei 2988
6 Email dosen01221@unpam.ac.id
7 No HP 085782688509

2. Nara Sumber
1 Nama Dr. Subhan Fadli, S,Pd. I, M. A.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Asisten Ahli
4 NIDN/NIDK 0418077403
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 18 Juli 1974
6 Email dosen01222@unpam. ac. id
7 No HP 087876595750

3. Sekretaris

1 Nama Indria Ningsih, S.Pd.I.,M.Ak.,CHA


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Asisten Ahli
4 NIDN 0408018102
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 8 Januari 1981
6 Email dosen00796@unpam.ac.id
7 No HP 082114090205

41
4. Anggota
1 Nama Devia Juma Rinsi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Mahasiswa
4 NIM 221010400007
5 Tempat dan Tanggal Lahir 10 Oktober 2002
6 Email deviajumarinsidili@gmail.com
7 No HP 085283027137

42
Lampiran 2. Surat Kontrak Pengabdian

43
UNIVERSITAS PAMULANG
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Alamat : Jl. Witana Harja No.18B, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15417 Email : lppm@unpam.ac.id
http://sintias.unpam.ac.id Telp/Fax (021)7412566/74709855

SURAT PERJANJIAN KONTRAK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


No: 0001/D5/SPKPM/LPPM/UNPAM/III/2023

1. Nama Pejabat Dr. Susanto, S.H., M.M., M.H Ketua LPPM Universitas Pamulang
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas
Pamulang, yang berkedudukan di Jl. Surya Kencana No. 1
Pamulang, Kota Tangerang Selatan untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;
2. Nama Ketua Pengabdi EUIS NESSIA FITRI, S.Pd., M.Pd., M.Ak., NIDN 0418058802, .
Prodi AKUNTANSI D3, Universitas Pamulang, dalam hal ini
bertindak sebagai pengusul dan Ketua Pelaksana Pengabdian
kepada masyarakat Tahun Anggaran 20222, untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam suatu
Kontrak Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Tahun Anggaran 20222, dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA memberi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
pekerjaan tersebut dari PIHAK PERTAMA, untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pengabdian
kepada Masyarakat Dosen Tahun Anggaran 20222, dengan judul "Perhitungan PPh Pasal 21 Pada
Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera Kedaung Tengerang Selatan"
2. PIHAK KEDUA sanggup melakukan pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti ke lokasi pengabdian kepada masyarakat (ditandai dengan surat keterangan pengabdian kepada
masyarakat jika ada).
3. PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pengabdian kepada masyarakat hingga 100% sesuai dengan
jadwal yang ditentukan mulai tanggal 08 Maret 2023, dan berakhir pada tanggal 10 Maret 2023.
4. Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Pengabdian kepada
Masyarakat ini telah berakhir, namun PIHAK KEDUA belum menyelesaikan tugasnya, terlambat
mengirim laporan akhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi administratif berupa penghentian
pembayaran dana pengabdian kepada masyarakat setiap bulanya pada semester berikutnya.
5. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA berupa laporan laporan
akhir dan luaran wajib, berita pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di media masa.
6. PIHAK KEDUA bersedia menerima pembayaran dana pengabdian kepada masyarakat yang akan
diberikan melalui tranfer bank secara bertahap setiap bulan bersamaan dengan Gaji bulanan.
7. PIHAK KEDUA bersama anggota maksimal 4 orang dosen bersedia menggunakan dana pada butir 6
untuk pembiayaan PKM dan melibatkan mahasiswa maksimal 5 orang mahasiswa.
8. Apabila dikemudian hari terhadap judul pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
butir 1 ditemukan adanya duplikasi dengan pengabdian kepada masyarakat lain dan/atau ditemukan
adanya ketidakjujuran, itikad tidak baik, dan/atau perbuatan yang tidak sesuai dengan kaidah ilmiah dari
atau dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka perjanjian pengabdian kepada masyarakat ini dinyatakan
batal dan PIHAK KEDUA akan diberikan sanksi.
9. PIHAK PERTAMA dalam rangka pengawasan akan melakukan Monitoring dan Evaluasi internal
terhadap kemajuan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
10. PIHAK KEDUA bersedia dan sanggup mempublikasikan hasil pengabdian kepada masyarakat pada
jurnal nasional ber ISSN, atau pada proseding ber ISBN, dan bersedia hasil luaran yang di hasilkan
diproses dalam HAKI .
11. PIHAK KEDUA bersedia mengupload laporan akhir pada system sintias.unpam.ac.id dan menyerahkan
hasil akhir pengabdian kepada masyarakat berupa hard copy pengabdian kepada masyarakat serta
meyerahkan bukti hasil luaran ke LPPM Universitas Pamulang dan ke prodi terkait.
UNIVERSITAS PAMULANG
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Alamat : Jl. Witana Harja No.18B, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15417 Email : lppm@unpam.ac.id
http://sintias.unpam.ac.id Telp/Fax (021)7412566/74709855

SURAT PERJANJIAN KONTRAK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


No: 0001/D5/SPKPM/LPPM/UNPAM/III/2023

1. Nama Pejabat Dr. Susanto, S.H., M.M., M.H Ketua LPPM Universitas Pamulang
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas
Pamulang, yang berkedudukan di Jl. Surya Kencana No. 1
Pamulang, Kota Tangerang Selatan untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;
2. Nama Ketua Pengabdi EUIS NESSIA FITRI, S.Pd., M.Pd., M.Ak., NIDN 0418058802, .
Prodi AKUNTANSI D3, Universitas Pamulang, dalam hal ini
bertindak sebagai pengusul dan Ketua Pelaksana Pengabdian
kepada masyarakat Tahun Anggaran 20222, untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam suatu
Kontrak Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Tahun Anggaran 20222, dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA memberi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
pekerjaan tersebut dari PIHAK PERTAMA, untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pengabdian
kepada Masyarakat Dosen Tahun Anggaran 20222, dengan judul "Perhitungan PPh Pasal 21 Pada
Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera Kedaung Tengerang Selatan"
2. PIHAK KEDUA sanggup melakukan pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti ke lokasi pengabdian kepada masyarakat (ditandai dengan surat keterangan pengabdian kepada
masyarakat jika ada).
3. PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pengabdian kepada masyarakat hingga 100% sesuai dengan
jadwal yang ditentukan mulai tanggal 08 Maret 2023, dan berakhir pada tanggal 10 Maret 2023.
4. Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Pengabdian kepada
Masyarakat ini telah berakhir, namun PIHAK KEDUA belum menyelesaikan tugasnya, terlambat
mengirim laporan akhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi administratif berupa penghentian
pembayaran dana pengabdian kepada masyarakat setiap bulanya pada semester berikutnya.
5. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA berupa laporan laporan
akhir dan luaran wajib, berita pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di media masa.
6. PIHAK KEDUA bersedia menerima pembayaran dana pengabdian kepada masyarakat yang akan
diberikan melalui tranfer bank secara bertahap setiap bulan bersamaan dengan Gaji bulanan.
7. PIHAK KEDUA bersama anggota maksimal 4 orang dosen bersedia menggunakan dana pada butir 6
untuk pembiayaan PKM dan melibatkan mahasiswa maksimal 5 orang mahasiswa.
8. Apabila dikemudian hari terhadap judul pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
butir 1 ditemukan adanya duplikasi dengan pengabdian kepada masyarakat lain dan/atau ditemukan
adanya ketidakjujuran, itikad tidak baik, dan/atau perbuatan yang tidak sesuai dengan kaidah ilmiah dari
atau dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka perjanjian pengabdian kepada masyarakat ini dinyatakan
batal dan PIHAK KEDUA akan diberikan sanksi.
9. PIHAK PERTAMA dalam rangka pengawasan akan melakukan Monitoring dan Evaluasi internal
terhadap kemajuan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
10. PIHAK KEDUA bersedia dan sanggup mempublikasikan hasil pengabdian kepada masyarakat pada
jurnal nasional ber ISSN, atau pada proseding ber ISBN, dan bersedia hasil luaran yang di hasilkan
diproses dalam HAKI .
11. PIHAK KEDUA bersedia mengupload laporan akhir pada system sintias.unpam.ac.id dan menyerahkan
hasil akhir pengabdian kepada masyarakat berupa hard copy pengabdian kepada masyarakat serta
meyerahkan bukti hasil luaran ke LPPM Universitas Pamulang dan ke prodi terkait.
Lampiran 3. Surat Tugas Pengabdian

44
Lampiran 4. Surat Permohonan Pengabdian

45
Lampiran 5. Daftar Hadir Kegiatan

46
Lampiran 6. Penggunaan Dana
1. Sumber dana
Iuran Peranggota Rp 300.000 X4 = Rp 1.200.000
Yayasan = Rp 6.850.000
Pihak Ketiga = Rp. –
Total = Rp 8.050.000
2. Penggunan dana
a. Kesektretarian
No Uraian Jumlah Harga Satuan Total
1 Plakat/Cinderamata 1 Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
2 Materi Pelatihan 1 Set (soft Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-
file)
3 Fotocopy materi 20 set Rp. 20.000,- Rp. 400.000,-
4 Sertifikat 1 Rp. 100.000,-
5 Pembuatan 3 Set Rp.100.000,- Rp. 300.000,-
Proposal dan
Laporan
6 Materai 5 Lembar Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
Jumlah Rp. 1.550.000,-

b. Konsumsi di hari pelatihan


No Uraian Jumlah Harga Satuan Total
1 Snack Peserta 100 Rp. 20.000.- Rp. 2.000.000.-
Jumlah Rp. 2.000.000,-

c. Media Pelatihan
No Uraian Jumlah Total
1 Sewa Projector 1 Rp. 500.000,-
/Infokus
2 Sewa ruangan Rp. 500.000,-

47
Rp. 1.000.000,-

d. Publikasi
No Uraian Jumlah Total
1 Publikasi dimedia 1 kali Rp. 200.000,-
social
2 Publikasi artikel 1 kali Rp. 500.000,-
ilmiah (jurnal)
Rp.700.000,-

Rekapitulasi penggunaan dana pengabdian masyarakat


a. Honor Rp 1.800.000.-
b. Kesekretariatan Rp. 1.550.000,-
c. Konsumsi kegiatan Rp. 2.000.000,-
d. Media Pelatihan Rp. 1.000.000,-
e. Publikasi Rp. 700.000,-
f. Biaya observasi dan wawancara Rp. 1.000.000
Total Rp. 8.050.000,-
Terbilang : Delapan Juta Lima Puluh Ribu Rupiah

48
Lampiran 7. Foto Kegiatan

49
50

Anda mungkin juga menyukai