Anda di halaman 1dari 1

Renungan Harian

Hidup tak pernah lepas dari masalah, karena


masalah adalah salah satu cara Tuhan
menjadikanmu pribadi yg lebih kuat dan dewasa.
GBU

Beranda ▼

Jumat, 24 Mei 2013

Bekerja Dengan Hati Gembira


Pengkhotbah 3:22
=======================
"Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik
bagi manusia dari pada bergembira dalam
pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya.
Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya
apa yang akan terjadi sesudah dia?"

Apa yang membuat kita


bisa bekerja dengan hasil
maksimal, bisa
memuliakan Tuhan di
dalamnya? Saya bertemu
dengan begitu banyak
orang yang melakukan
pekerjaan hanya karena
mereka butuh mencukupi
kebutuhan diri dan keluarganya. Malah beberapa
orang mengaku terpaksa demi menyambung
hidup. "Bagaimana lagi? Cari kerja itu susah..
kami sekeluarga perlu makan, kebutuhan rumah
tangga harus dipenuhi, anak-anak harus dibiayai
bersekolah. Suka atau tidak, saya terpaksa harus
bekerja disana." kata seorang teman suatu hari.
Jika keterpaksaan yang menjadi landasan dalam
bekerja, tentu sulit bagi kita untuk
mengharapkan top performance didalamnya.
Bagaimana mau berbuat yang terbaik jika
terpaksa? Bergaul di dunia art dan design, saya
pun bisa melihat langsung bagaimana hasil yang
dilakukan ketika dikerjakan sepenuh hati dan
dinikmati dengan yang dipaksakan atau dikejar
waktu akan sangat berbeda. Begitu juga dengan
di dunia musik yang tidak asing pula bagi saya.
Para artis yang melakukan dengan kecintaan
penuh dan karena hanya ingin memperoleh uang
semata akan membawa hasil yang terasa sangat
berbeda. Hari-hari ini saya bahkan semakin
sering menjumpai orang yang sulit mensyukuri
pekerjaannya. Lantas apa yang harus dilakukan
agar bisa membawa hasil yang terbaik? Alkitab
mengingatkan kita untuk mencintai pekerjaan,
yang artinya bergembira dalam pekerjaannya,
melakukan bagian masing-masing dengan hati
yang gembira.

Pengkotbah sudah menyatakan hal seperti ini


yang berasal lewat perenungan, pengalaman dan
kesaksiannya sendiri. "Aku melihat bahwa tidak
ada yang lebih baik bagi manusia dari pada
bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu
adalah bahagiannya. Karena siapa akan
memperlihatkan kepadanya apa yang akan
terjadi sesudah dia?" (Pengkotbah 3:22).
Mencintai profesi atau tidak, Pengkotbah
menyimpulkan bahwa tidak ada yang lebih baik
daripada bergembira dalam pekerjaannya.
Mengapa? Karena itu adalah bagian atau
panggilan kita masing-masing. Jika kita tidak
berbahagia dengan pekerjaan, jika terpaksa atau
melakukannya dengan hati yang berat, apa yang
bisa kita dapatkan? Berkeluh kesah sepanjang
hari? Mengasihani diri berlebihan, emosi, terus
merasa tidak puas dan kehilangan damai
sejahtera, adakah itu membawa manfaat atau
malah membuat etos kerja kita menurun,
mengganggu orang lain bahkan mendatangkan
penyakit bagi diri kita sendiri? Apakah baik
apabila kita sulit bersyukur dan hanya bersungut-
sungut tidak pernah merasa puas? Akankah itu
baik bagi diri kita, keluarga kita, atau bahkan
bagi Tuhan?

Satu hal yang perlu kita ingat, soal bahagia atau


tidak bukanlah tergantung dari kondisi atau
situasi yang kita hadapi, melainkan tergantung
dari seberapa jauh kita mengijinkan Tuhan
untuk ambil bagian dalam hidup kita.
Kebahagiaan atau kegembiraan berasal dari
Tuhan dan bukan dari keadaan. "Ya, karena Dia
hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya
yang kudus kita percaya." (Mazmur 33:21).
Selanjutnya Amsal mengatakan bahwa "Hati yang
gembira membuat muka berseri-seri, tetapi
kepedihan hati mematahkan semangat." (Amsal
15:13). Atau lihatlah ayat lain: "Hati yang
gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang."
(Amsal 17:22). Bekerja dengan hati yang lapang,
hati yang gembira, itu adalah obat yang manjur
dan menjaga kita agar tetap memiliki semangat
untuk melakukan yang terbaik. Dan rasa syukur
kita dalam menikmati anugerah Tuhan akan
membuat itu bisa terjadi. Apakah kita menikmati
pekerjaan dengan penuh rasa syukur sebagai
sebuah berkat dari Tuhan atau kita terus merasa
kurang puas, itu tergantung kita. Tuhan sanggup
membuat pekerjaan sekecil apapun menjadi
seindah atau seberharga emas. Saya tidak
berbicara mengenai kekayaan materi saja karena
itu sangatlah sempit, tetapi mengenai hasil atau
pencapaian yang bisa kita peroleh lewat hati
yang gembira dalam bekerja. Itulah yang akan
membuat kita mampu menghasilkan karya-karya
yang 'monumental'.

Mungkin ada saat ini di antara kita yang mulai


merasa jenuh dengan pekerjaan anda, mungkin
ada yang merasa bahwa pekerjaan saat ini tidak
cukup baik, hanya terpaksa untuk mencari
nafkah semata, namun saya ingin mengingatkan
bahwa Tuhan tidak akan pernah kekurangan cara
untuk memberkati kita. Yang dituntut dari kita
adalah bekerja sungguh-sungguh dengan segenap
hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia (Kolose 3:23). Itu akan sangat sulit
untuk dilakukan apabila kita tidak memiliki hati
yang gembira dalam melakukannya. Tinggi
rendah pendapatan bukanlah alasan untuk
bergembira atau tidak. Saya bertemu dengan
orang-orang yang dalam pandangan dunia
dianggap melakukan pekerjaan kasar atau
bahkan rendah, tapi mereka tetap bisa
bersukacita dalam melakukannya dan itu
mendatangkan hasil yang baik. Akibatnya
merekapun terus meningkat dalam pekerjannya.
Sebaliknya, tidak jarang kita melihat keluarga
yang hancur, hidup orang yang jauh dari bahagia,
padahal mereka memiliki kekayaan yang besar.
Jika demikian, mengapa kita tidak mencoba
memberikan setitik cinta pada pekerjaan kita,
apapun itu, mengucap syukur atas pekerjaan itu
kepada Tuhan, memberikan yang terbaik dari
kita, dan melihat bagaimana luar biasanya Tuhan
bisa memberkati kita lewat apapun yang kita
kerjakan? Mari belajar untuk bersyukur dan
menikmati pekerjaan kita bersama Tuhan dengan
hati yang gembira. Be happy and thankful with
everything you do today!

Syukuri pekerjaan yang diberikan Tuhan,


muliakan Dia didalamnya

IT-Solution di 09.11

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai