OLEH :
I. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas
kesehatan tetapi juga sangat bergantung pada peran serta masyarakatnya.
Masyarakat yang aktif dan tanggap terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar
akan membantu terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang
difasilitasi oleh petugas kesehatan khususnya petugas kesehatan dari Puskesmas.
Banyak penyakit terjadi pada masyarakat, namun mereka tidak tau apa
penyebabnya. Mereka kurang sadar bahwa hal-hal sepele yang menyebabkan
terjadinya penyakit. Seperti kurangnya kesadaran pada masyarakat tentang
prilaku hidup yang beersih dan sehat. Seperti cuci tangan atau toileting yang
aman dan bersih. Prilaku hidup bersih dan sehat sangat penting di terapkan di
dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan hidup bersih dan sehat kita akan
terhindar dari kuman-kuman atau bakteri serta virus penyebab penyakit. Melihat
masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
maka untuk mengatasi masalah yang ada perlu diadakan suatu penyuluhan
tentang bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat secara benar sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi angka
kesakitan akibat lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu mulai dari sejak
dini kita harus berprilaku hidup bersih dan sehat dan kita pula harus mengajar
hal-hal tersebut kepada anak-anak agar mereka bisa menerapkan hal tersebut dari
masih kecil. Sehingga akan menjadi kebiasaan yang baik bagi kehidupan
kesehatan mereka.
II. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1 x 20 menit,
pekerja/karyawan tempat uasaha diharapkan mampu mengetahui, memahami dan
melakukan pola hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
IV. Metode
Ceramah
Diskusi
Demonstrasi
V. Media
Laptop
Lcd
Alat-alat cuci tangan
Leaflet
Poster
LAPTOP
Observer
IX. Pengorganisasian
1. Ketua : Kadek Widi Artawan
2. Moderator : Kadek Widi Artawan
3. Penyaji : Kadek Widi Artawan
4. Fasilitator : Rika Melinda
5. Observer : Rika Melinda
6. Dokumentasi : Rika Melinda
X. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
b. Media ( laptop, LCD, Leaflet, Poster).
c. Moderator dan penyaji sudah siap
d. Peserta siap mengikuti penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Media ( Laptop, LCD, Leaflet,Poster) dan alat cuci tangan sudah sesuai
dengan rencana.
b. Tempat siap dan disusun sesuai dengan seting tempat yang telah
direncanakan
c. Penyaji, moderator, fasilitator dan peserta siap mengikuti penyuluhan
d. Audien mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
e. Audiens antusian dan berperan aktif selama penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Minimal 60 % audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menjelaskan pengertian pola hidup bersih dan sehat
b. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menjelaskan pengertian pola hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
c. Minimal 60% audeins dpat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan macam-macam pola hidup bersih dan sehat
d. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan Manfaat pola hidup bersih dan sehat di tempat kerja
e. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan indicator pola hidup bersih dan sehat
f. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
mendemontrasikan cuci tangan yang benar
XI. Referensi
Dinas Kesehatan RI, 2001. Buku Saku Pelaksanaan PHBS Bagi Masyarakat Di
Wilayah Kecamatan.
PHBS di Pasar
a. Menggunakan air bersih.
b. Menggunakan jamban.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok di pasar.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
6. Melatih siswa secara dini untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat
7. Masyarakat dapat terhindar dari bakteri, virus, dan jamur ketika berada ditempat
umum.
PENJELASAN
1. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan
tenaga para medis lainnya)
a. Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
1) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin.
2) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk
ke puskesmas atau rumah sakit.
3) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan
yang aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
b. Tanda-tanda persalinan?
1) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin
kuat.
2) Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
3) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
5) Merasa seperti mau buang air besar
c. Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
1) Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
2) Tetap tenang dan tidak bingung
3) Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung
dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
d. Tanda-tanda bahaya persalinan
1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
2) Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
3) Tali pusat atau tangan/kaki nayi terlihat pada jalan lahir.
4) Tidak kuat mengejen.
5) Mengalami kejang-kejang.
6) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
7) Air ketuban keruh dan berbau.
8) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
9) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
10) Keluar darah banyak setelah bayi lahir Bila ada tanda bahaya, ibu harus
segera dibawa kebidan/dokter.
e. Peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan dibantu
oleh tenaga kesehatan dan di fasilitasi oleh fasiitas kesehatan
1) Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan
memberi tanda seperti menempelkan stiker.
2) Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidang/
dokter.
3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu,
arisan, pengajian, dan kunjungan rumah.
4) Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan
bayi seperti dana sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa,
calondonor darah, warga dan suami siap Antar jaga, dan sebagainya.
5) Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke
bidan/dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga
kali pada hari minggu pertama, ketiga, dam keenam setelah melahirkan.
6) Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
7) Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi
berumur 6 bulan (ASI Eklusif).
2. Memberi Bayi ASI Eklusif
Adalah bayi berusia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain.
a. Keunggulan ASI?
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup
dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan
terhadap penyakit.
b. Keunggulan ASI
1) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
2) Mengandung zat kekebalan.
3) Melindungi bayi dari alergi.
4) Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi
dalam keadaan segar.
5) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan
kapan saja dan di mana saja.
6) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
c. Kapan dan bagaimana ASI diberikan?
1) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan
mendapat dukungan dari keluarga.
2) Bayi segera dieteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit
setelah melahirkan untuk memasang agar ASI cepat keluar dan
menghentikan pendarahan.
3) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan
ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi,
dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
4) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6
bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan
perkembangan umur bayi.
5) Pemberian ASI tetap dilanjutkab hingga berusia 2 tahun.
d. Cara menyusui yang benar
1) sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kesua tangannya
dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
2) Lalu bersihkan kedua putting susu dengan kapas yang telah di rendam
terlebih dahulu demngan air hangat.
3) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai,
pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
4) Pegang bayi pada belakang bahunya. Tidak pada dasar kepala.
5) Upayakan badan bayi menghadap rada badan ibu,rapatkan dada bayi
dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
6) Tenpelkan dagu bayi pada payudara ibu.
7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu bagian dalam.
8) Bayi di susui dengan cara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu kesebelah
Kanan sampaibayi merasa kenyang.
9) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi di bersihkan
dengan kapas yang telah di rendam air hangat.
10) Sebelum di tidurkan, bayi harus di sendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bias keluar dengan cara meletekkan bayi tegak lurus pada ibu dan
perlahan-lahan di usap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar
dengan sendirinya.
e. Manfaat memberikan ASI
1) Bagi ibu:
1) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
2) Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
3) Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
4) Menunda kehamilan berikutnya.
5) Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
6) Lebih praktis krena ASI lebih mudah di berikan pada saat bayi
membutuhkan.
2) Bagi bayi:
1) Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
2) Bayi tidak sering sakit.
3) Bagi keluarga:
1) praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.
2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula
misalnya merebus air dan perlengkapannya.
f. Cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI
1) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan. Sayuran dan
buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
2) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
3) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga
ketenangan pikiran.
4) Susui bayi seserimg mungkin dari kedua parudara kiri dan kanan secara
bergantian hingga bayi tenang dan puas.
g. Yang perlu diperhatikan untuk membantu keberhasilan pemberian ASI Eklusif
Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat
diperlukan agar upaya pemberian ASI Eklusif selama enam bulan bias berhasil.
h. Ibu yang bekerja tetap biasa memberikan ASI Eklusif pada bayi caranya:
1) Berikan ASI sebelum berangkat kerja.
2) Selama bekerja, bayi tetap nisa diberi ASI dengan cara memerah ASI
sebelum berangkat kerja dan ditampung digelas yang bersih dan tertutup
untuk diberikan kepada bayi dirumah.
3) Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.
i. Cara menyimpan ASI di rumah
1) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam.
2) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
3) ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
4) ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.
j. Cara memberikan ASI yang disimpan
1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
2) Apabila ASI diletakan diruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa
simpan berakhir (8 jam).
3) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan
dalan gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam
mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa hangat
(tidak dingin).
4) ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot,
karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya
bingung puting susu pada bayi.
k. Peran kader untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI Eklusif
1) Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang
ada di wilayah kerjanya.
2) Menberikan penyuluhan kepada ibu hamil, dan ibu menyusui diposyandu.
Tentang pentingnya memberikan ASI Eklusif.
3) Melakukan kunjungan ruma kepada ibu nifas yang tidak dating ke
posyandu dan menganjurkan agar ritin memeriksakan kesehatan bayinya
serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI Eklusif.
1. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola hidup sehat dan bersih merupakan semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan
di masyarakat. Pola hidup bersih dan sehat bukan saja dapat dilakukan di rumah
melainkan bisa di tempat umum, sekolah, tempat ibadah dan tempat kerja.
2. SARAN
Sebaiknya pola hidup bersih dan sehat diterapkan sedini mungkin agar menjadi suatu
kebiasaan di kemudian hari sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan di
masyarakat.