Perhatikan gambar di atas. Pada gambai terlihat Eleanor Roosevelt dengan Pernyataan Umum
tentang Hak Asasi Manusia (Universal Dedaration of Human Rights) versi bahasa Spanyol. Eleanor
Roosevelt adalah ketua wanita pertama Komisi Hak Asasi Manusia (Commission on Human Rights/CHR.)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyusun deklarasi ini. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3-5
orang. Buatlah lirr*a pertanyaan berkaitan dengan penyusunan Pernyataan Umum tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Dedaration of Human Rights) oleh PBB dan pelanggaran hak asasi manusia.
Selanjutnya, diskusikanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian susun tersebut.
Kalian telah berdiskusi mengenai hak asasi manusia dan pelanggaran hak asasi manusia.
Diperkirakan hak asasi manusia secara tertulis ada sejak piagam Magna Charta di Inggris tahun 1215
ditetapkan. Piagam tersebut antara lain berisi tuntutan agar raja berlaku adil terhadap rakyat serta tuntutan
agar raja dihukum atau didenda berdasarkan kesamaan dan sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya.
Pada kronologi sejarah, hak asasi manusia (HAM) semakin berkembang dan tuntutan terhadap
penegakan HAM semakin menguat. Salah satu puncaknya adalah piagam Universal Dedaration of Human
Rights tahun 1948. Piagam ini menyerukan kepada semua anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin
dan mengakui hak-hak asasi manusia yang harus dimuat di dalam konstitusi tiap-tiap negara.
Dalam bab ini akan dibahas tentang hak asasi manusia. Pada bagian awal kita akan membahas
konsep hak dan kewajiban asasi manusia. Selanjutnya, akan dibahas i' substansi hak dan kewajiban asasi
manusia dalam Pancasila. Berbagai kasus pelanggaran -« hak asasi manusia akan dibahas setelahnya.
Akhirnya, kita akan membahas upaya penegakan hak asasi manusia.
5) Periode 1998-sekarang
Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi
memberikan dampak yang sangat besar terhadap penegakan dan
perlindungan HAM di Indonesia. Pada periode ini, pemerintah melakukan
amandemen UUD NRI tahun 1945 untuk menjamin HAM. Pemerintah
menetapkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM Selain itu, dibentuk Kantor
Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian digabung dengan Departemen
Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departeman Kehakiman dan HAM
(sekarang Kementerian Hukum dan HAM).
Terdapat pula Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia (1998-
2003) yang dicanangkan oleh Presiden B. J. Habibie melalui Keputusan
Presiden No. 129'Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi
Manusia (RANHAM) Indonesia pada tanggal 25 Juni 1998 yang kemudian
diubah dengan Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2003.
Pada 22 Juni 2015 telah ditandatangani Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 75 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015-
2019. Perpres ini dibuat berdasarkan pertimbangan RANHAM tahun 2011-
2014 yang telah berakhir perlu dilanjutkan.
RANHAM adalah dokumen yang memuat sasaran, strategi, dan fokus
kegiatan prioritas rencana aksi nasional hak asasi manusia Indonesia.
RANHAM digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, dan pemerintah
daerah dalam melaksanakan
penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM di
Indonesia.
Sasaran umum RANHAM adalah meningkatkan penghormatan,
perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM bagi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia oleh negara terutama pemerintah dengan
mempertimbangkan nilai-nilai agama, moral, adat istiadat, budaya, keamanan,
ketertiban umum, dan kepentingan bangsa Indonesia.
Berbagai langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintah telah
berupaya melakukan pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM dalam
berbagai aspek, yaitu aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan,
hukum, dan pemerintahan
John Locke lahir pada tanggal 29 Agustus 1632 di Somerset, Inggris. Locke sekolah di
Westminsrer, London hingga tahun 1652. Tahun 1652-1667, ia belajar dan mengajar
di Universitas Oxford, Inggris. Locke juga sempat mengajar nr Prancis dan Belanda.
John Locke merupakan salah satu tokoh pertama yang berpendapat bahwa manusia memiliki hak kodrati.
Menurut Locke, pemerintah harus menjamin dan menjaga hak kodrati tersebut.
Locke berteori tentang pemerintah yang disetujui oleh yang diperintah sebagai penjaga "kehidupan,
kebebebasan, dan kepemilikan (//fe, Uberi/, and estate)". Teori ini kemudian memengaruhi pembuatan dokumen
pendirian negara Amerika Serikat.
Karya Locke antara lain Two Treatises of Government (1689), An Essay Concerning Human Understanding
(1670), dan Sorre Thoughts Concerning Education (1693). Locke wafat pada 28 Oktober 1704. Sumber cpmmom.wikimedia.o(g
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, merupakan anugerah- Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, serta dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia,
c. Prof. Darji Darmodiharjo mengatakan bahwa hak-hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi itu menjadi dasar
dari hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
b. Macam-macam Hak Asasi Manusia
HAM tidak terlepas dari aktivitas kehidupan manusia sehingga ruang
lingkup HAM sangat luas. Semakin berkembangnya kehidupan manusia,
pemaknaan terhadap HAM juga semakin berkembang. Manusia memiliki naluri
untuk mempertahankan dan mendapatkan hidup yang lebih baik. Akan tetapi,
pada dasarnya HAM mencakup hal-hal sebagai berikut.
c. Makna Hak Asasi Manusia
Menurut Jan Materson dari Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada
manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.
Berdasarkan pengertian dari Materson tersebut, pada hakikatnya, HAM
memiliki makna sebagai berikut.
1) Hak asasi manusia merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan
ke dunia. Hak alamiah tersebut sesuai dengan kodrat manusia sebagai insan yang merdeka. Oleh
karena itu, tidak ada seorang pun yang diperkenankan merampas hak tersebut dari tangan
Menurut Thomas Jefferson, Tuhan sebagai pencipta manusia memberikan hak-hak kepada manusia yang tidak
boleh diambil oleh siapa pun. Hak tersebut berupa hak untuk hidup (rights of life') dan hak untuk kebebasan (liberty)
dan diikuti adanya tujuan dari hak itu, yaitu kebahagiaan/kesejahteraan manusia.
Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia memiliki beberapa ciri khusus,
yaitu sebagai berikut (Jasin, 2014).
1) Hakiki, yaitu ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan.
2) Universal, yaitu hak itu berlaku untuk semua orang di mana saja, tanpa memandang status, ras, harga diri,
gender, atau perbedaan lainnya.
3) Permanen atau tidak dapat dicabut, yaitu hak itu tetap selama manusia itu hidup dan tidak dapat dihapuskan oleh
siapa pun.
4) Tidak dapat dibagi, yaitu semua 'orang berhak mendapatkan
semau hak, apakah hak sipil atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya. >
dikemukakan bahwa di balik adanya hak asasi yang perlu dihormati terdapat
makna adanya kewajiban asasi dari setiap orang. Kewajiban asasi yang
dimaksud adalah kewajiban dasar manusia yang ditekankan dalam UU No. 39
tahun 1999 sebagai seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan,
tidak memungkinkan terlaksana, dan tegaknya hak asasi manusia
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya
memiliki hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan hak setelah
menjalankan kewajibannya. Contohnya, seorang pekerja akan mendapatkan
haknya, seperti upah atau gaji setelah menjalankan kewaj i bannya, yaitu
mengerjakan pekerjaannya. Contoh lain, seorang pelajar akan mendapatkan
haknya, yaitu ilmu pengetahuan setelah ia menjalankan kewajibannya, yaitu
belajar dengan sungguh-sungguh.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dibuktikan dengan
adanya sistem demokrasi yang berjalan dengan baik. Setiap warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi di bidang
pemerintahan karena demokrasi merupakan sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
e. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan hak-hak yang harus diterima oleh setiap warga
negara berupa keadilan dalam pendidikan, kesempatan mengembangkan diri, kebebasan berpendapat, dan hal
lainnya yang berkaitan dengan hak dasar manusia.
I
£ 2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila
S Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar untuk kurun waktu dan kondisi tertentu Nilai instrumental
I dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman, namun tetap mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya. Niiai instrumental
4 merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana, maupun program yang menindaklanjuti nilai dasar.
£ Perwujudan nilai instrumental umumnya berbentuk peraturan, mulai dari undang- undang dasar hingga peraturan daerah.
Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hak asasi manusia antara lain sebagai berikut.
a. Undang-Undang'Dasar 1945 beserta amandemennya yang tercermin dalam pembukaan UUD, Pasal 27, 28, 30, 31, 32,
33, dan 34.
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang di dalamnya berisi Piagam HAM.
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman
yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.
d. Undang-Undang Nomor 9 Tahun I998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat.
e. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Nilai praksis terwujud c Sila Persatuan Indonesia 4) Menghormati hak orang lain.
pada penerapan nilai-nilai Pancasila, Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
baik secara 1)
tertulis maupun tidak tertulis keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas berdiri sendiri. * —
kepentingan pribadi dan golongan. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk dsaha-usaha yang bersifat
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila pemerasan terhadap orang lain.
diperlukan. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
3)
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. gaya hidup mewah.
4)
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
Indonesia. kepentingan umum.
5)
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian 9) Suka bekerja keras.
6) abadi, dan keadilan sosial. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. dan kesejahteraan bersama.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
7) d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
1) ''Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Diskusikanlah hal berikut. ■
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang iain. Sebagai peserta didik, bagaimana cara kita menjalankan nilai praksis Pancasiia dari hak dan kevvajiban
asasi manusia?
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama. Buatlah simpulan dari hasil diskusi kelompok kalian. Kurnpu'kan kepada Guru untuk diperiksa dan dinilai.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
1 Pengertian dan Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia
melaksanakan hasil keputusan musyawarah. a. Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Pelanggaran hak asasi manusia menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk
yang luhur. aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau'kelalaian yang
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk mekanisme hukum yang berlaku.
melaksanakan pemusyawaratan. Berdasarkan pengertian di atas, pelanggaran HAM dapat dilakukan oleh
individu, kelompok, maupun aparat negara. Pelanggaran HAM yang dilakukan
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia oleh individu terhadap individu lain dikatakan sebagai pelanggaran HAM
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan horizontal, sedangkan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat negara
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. terhadap rakyat disebut sebagai pelanggaran HAM vertikal. Pelanggaran HAM
2) Mengembangkan sikap adil-terhadap sesama. merupakan tindakan yang merendahkan harkat dan martabat manusia.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Tindakan itu terjadi karena ada pemicu dan diiringi dengan
yang kurang maksimal akan semakin memperburuk upaya penegakan HAM bagi pelaku pelanggaran HAM.
Penguatan aparat penegak hukum sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya hukum bagi kasus pelanggaran
HAM.
2) Penyalahgunaan kekuasaan
Faktor ini lebih terkait dengan unsur kepentingan yang ® menaunginya. Kepentingan individu atau kelompok
terhadap
kekuasaan terkadang melegalkan segala cara, bahkan tidak masalah jika harus melakukan pelanggaran HAM
sekalipun.
3) Penyalahgunaan kemajuan teknologi
Perkembangan teknologi selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif yang tidak kalah
penting. Berbagai pelanggaran HAM dapat dilakukan dengan memanfaatkan
jarang pula pelanggaran HAM yang mengakibatkan dampak terhadap mental dan psikologis berupa kelserasan
verbal, seperti hinaan, cacian, dan makian, di dunia yang serba digital ini.
teknologi, seperti melalui media televisi, surat kabar, telepon, dan
internet. Contohnya, pelanggaran HAM melalui media internet. Kasus
penculikan, pemerasan, bahkan berujung
3. pembunuhan terkadang
Kasus Pelanggaran Hakmemanfaatkan media
Asasi Manusia ini. Tidak
di Indonesia
Pada paruh kedua abad ke-20, standar hak asasi manusia telah dirumuskan dan diterima secara luas oleh
bangsa-bangsa di dunia. Namun, sayangnya pelanggaran HAM menjadi fenomena yang menoreh perjalanan sejarah
dunia. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Ada beberapa pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di
Indonesia. Pelanggaran-pelanggaran itu antara lain sebagai berikut.
dasar yang seharusnya dimiliki. Contoh konkret proteksi adalah negara membentuk
peraturan perundang-undangan dan sejenisnya L untuk memberikan perlindungan,
pemajuan, dan pemenuhan HAM.
Adapun unsur realisasi mengarah kepada kewajiban negara untuk " bertindak secara
aktif dalam memenuhi HAM. Contohnya, menindak pelaku pelanggaran HAM dengan
hukuman seadil-adilnya.
Peran negara sangat dibutuhkan dan bahkan wajib untuk melindungi,
memajukan, dan memenuhi HAM Lebih lanjut, kewajiban dan tanggung jawab
negara terhadap HAM antara lain sebagai berikut.
Indonesia telah meratifikasi sejumlah instrumen hak asasi manusia (HAM) internasional. Ratifikasi adalah
pengesahan perjanjian antarnegara dan persetujuan hukum internasional ke suatu dokumen negara.
SerikuTsejiirrta1nl7istrumen4lAMVhTerrra’storia1
b. yang^tetah-dfTatl^ka^iT^eh'fridbTresfa.“~ -
a.
Geneva Convention Reiative to the Treatmer.t of Priscners of War of August 12, 1949 telah diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Ikut Serta Negara Republik Indonesia dalam
Seluruh Konpensi Jenewa Tanggal 12 Agustus 1949.
Convention ofWomen's Political Rights telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor68 Tahun 1958 tentang
Persetujuan Konvensi Hak-hak Poiitik Kaum Perempuan.
Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women telah diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskiriminasi terhadap Wanita.
d. Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment telah
diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahup 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman±Lain yang Kejam, Tidak. Manusiawi, atau Merendahkan
MartatJfct Manusia.
*
e. International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination 1965 telah diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor 29Tahun 1999 tentang Konvensi Internasional tentang Penghapusan
Segaia Bentuk Diskriminasi Rasial 1965.
f. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights telah diratifikasi dengan Undang- Undang
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya
g. International Covenant on Civil and Political Rights telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.
2; Pemajuan HAM
Pemajuan HAM merupakan proses pembangunan dan pengembangan
instrumen hak asasi manusia, baik secara konstitusi maupun kelembagaan. Upaya pemajuan
HAM yang telah dilakukan di Indonesia antara lain masuknya Indonesia dalam keanggotaan
komisi HAM PBB Tahun 1991. Selanjutnya, melalui berbagai macam institusi seperti Komisi
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 50
Tahun 1993. Keputusan itu diikuti dengan pengesahan Komnas Anti Kekerasan terhadap
Wanita (Keputusan Pemerintah No. 181, Tahun 1998), dan pembentukan Kementerian HAM
pada tahun 1999 yang akhirnya diubah menjadi Direktorat Jenderal Perlindungan HAM dalam
naungan Kementrian Hukum dan HAM. Pada tahun 1999, Undang-Undang No. 39 tentang
HAM diterapkan, kemudian diikuti Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM. Ketentuan mengenai HAM juga dimuat dalam amandemen UUD NRI tahun 1945.
Akhirnya, terdapat pula Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019
3) Pemenuhan HAM
Terwujudnya penegakan hukum atas
pelanggaran HAM berkorelasi dengan
pemenuhan hak asasr manusia itu
Undang-undang pengadilan HAM secara jelas menyebutkan mekanisme yang dapat ditempuh oleh para pencari
keadilan. yaitO melalui pengadilan HAM atau pengadilan HAM ad hoc untuk pelanggaran berat. Jika pelanggaran yang
dimaksud terjadi di masa lalu, informasi yang dibutuhkan dapat dicari melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)—-
dalam kondisi ketika bukti-bukti yuridis sangat sulit untuk diperoleh.
Selain aturan khusus pengadilan HAM bagi pelanggaran berat, Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 ini juga
memberikan upaya hukum melalui jalur yang lain. Penyelesaian pelanggaran HAM biasa diatur dalam KUHP dan undang-
undang lain, melalui proses peradilan di pengadilan umum, pengadilan tata usaha negara (PTUN), lembaga praperadilan, dan
Komnas HAM.
Dalam pengembangan sistem hukum yang ditempuh bangsa Indonesia sebagai upaya penegakan dan perlindungan
HAM, maka prinsip yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut.
a) Prinsip transparansi, yaitu pembahasan naskah RUU harus terbuka. Artinya adalah DPR dan presiden dalam membuat
UU harus terbuka menerima masukan dari masyarakat.
b) Prinsip supremasi hukum, yaitu kepastian hukum, persamaan kedudukan di depan hukum dan keadilan hukum
berdasarkan proporsionalitas.
c) Prinsip profesionalisme, yaitu dalam penyusunan dan pembentukan hukum, keikutsertaan dan peranan pakar- pakar
hukum dan nonhukum yang relevan harus diutamakan sehingga diharapkan dapat melahirkan perundang-undangan
yang berkualitas.