Anda di halaman 1dari 27

Apersepsi

Perhatikan gambar di atas. Pada gambai terlihat Eleanor Roosevelt dengan Pernyataan Umum
tentang Hak Asasi Manusia (Universal Dedaration of Human Rights) versi bahasa Spanyol. Eleanor
Roosevelt adalah ketua wanita pertama Komisi Hak Asasi Manusia (Commission on Human Rights/CHR.)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyusun deklarasi ini. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 3-5
orang. Buatlah lirr*a pertanyaan berkaitan dengan penyusunan Pernyataan Umum tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Dedaration of Human Rights) oleh PBB dan pelanggaran hak asasi manusia.
Selanjutnya, diskusikanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian susun tersebut.
Kalian telah berdiskusi mengenai hak asasi manusia dan pelanggaran hak asasi manusia.
Diperkirakan hak asasi manusia secara tertulis ada sejak piagam Magna Charta di Inggris tahun 1215
ditetapkan. Piagam tersebut antara lain berisi tuntutan agar raja berlaku adil terhadap rakyat serta tuntutan
agar raja dihukum atau didenda berdasarkan kesamaan dan sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya.
Pada kronologi sejarah, hak asasi manusia (HAM) semakin berkembang dan tuntutan terhadap
penegakan HAM semakin menguat. Salah satu puncaknya adalah piagam Universal Dedaration of Human
Rights tahun 1948. Piagam ini menyerukan kepada semua anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin
dan mengakui hak-hak asasi manusia yang harus dimuat di dalam konstitusi tiap-tiap negara.
Dalam bab ini akan dibahas tentang hak asasi manusia. Pada bagian awal kita akan membahas
konsep hak dan kewajiban asasi manusia. Selanjutnya, akan dibahas i' substansi hak dan kewajiban asasi
manusia dalam Pancasila. Berbagai kasus pelanggaran -« hak asasi manusia akan dibahas setelahnya.
Akhirnya, kita akan membahas upaya penegakan hak asasi manusia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


A. Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Hak asasi manusia (HAM) merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa
kepada manusia sejak dalam kandungan dan bersifat universal. Hak asasi
tersebut bersifat universal artinya hak tersebut dimiliki semua manusia sejak
dalam kandungan tanpa memandang jenis kelamin, negara, ras, agama, dan
budaya. Hal ini menjadi landasan moral manusia dalam berinteraksi dengan
manusia lain dalam masyarakat. Tujuannya untuk menjamin keberadaan harkat
dan martabat manusia serta menjaga keharmonisan dengan lingkungannya.
Hak ini berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.

1. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Dunia


Hak asasi manusia lahir tidak terlepas dari sejarah penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang pihak penguasa kepada rakyat atau
bawahannya. Bentuk tindakan yang dilakukan misalnya perlakuan diskriminatif
atas dasar etnik, ras, warna kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis
kelamin, dan.status sosial. Tindakan tersebut menimbulkan banyak
penderitaan, bahkan tidak jarang menimbulkan korban jiwa dengan jumlah
yang tidak sedikit. Kesadaran manusia untuk lepas dari penindasan melahirkan
gerakan-gerakan perlawanan dan pemberontakan untuk memperjuangkan hak
asasi. Masyarakat semakin sadar bahwa sesungguhnya manusia lahir dengan
hak-hak asasi yang sama yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.
Sebagian pakar berpendapat kelahiran HAM dalam bentuk peraturan
tertulis berawal dan dunia Barat, khususnya di Inggris pada tahun 1215.
Masyarakat menentang kepemimpinan Raja John yang sewenang-wenang
terhadap rakyat dan bangsawan. Hai ini melahirkan Magna Charta yang
mengurangi kekuasaan raja secara absolut. Magna Charta atau Piagam Agung
menjadi tanda lahirnya perlindungan terhadap HAM yang menjadi inspirasi
munculnya perlindungan HAM di tempat lain, seperthdikemukakan pada Tabel
1.1
' Sumber wikipedia.org

Bab 1 | Hak Asasi Manusia


.....

Tabel 1.1 Sejarah Perkembangan HAM di Dunia.


1 • Nama Piagam |
Tahun
1 .-Isi/Keterangah
1 | Magna Charta 1215
. (pemerintahan
Raja John Mengurangi kekuasaan raja secara
absolut, yaitu mencakup:
Lockiand, Inggris)
• Adanya tuntutan agar raja berlaku
adil terhadap rakyat.
• Adanya tuntutan raja dihukum atau
didenda berdasarkan kesamaan
dan sesuai dengan pelanggaran
yang dilakukannya.
• Menuntut raja untuk menyampaikan
pertanggungjawabannya kepada
rakyat.
• Menuntut raja untuk segera
menegakkan hak dan keadilan bagi
rakyat
2. ^fetition of Rights 1628 • Pajak dan hak-hak istimewa harus
(pemerintahan dengan izin parlemen.
Charles 1, Inggris) • Orang tidak boleh ditangkap tanpa
tuduhan yang sah.
• Daiam keadaan damai, tentara
tidak boleh menjalankan hukum
perang
3. Habeas 1679 • Seseorang yang ditahan segera
Corpus Act diperiksa dalam waktu 2 hari
(pemerintahan setelah penahanan.
Charles II, Inggris)
• Alasan penahanan seseorang harus
disertai bukti yang sah menurut
hukum.
-
4
Bill o f Rights 1689 • Kebebasan dalam pemilihan
(pemerintahan anggota parlemen.
William III,
• Kebebasan berbicara dan
Inggris)
mengeluarkan pendapat.
• Pajak, undang-undang, dan
pembentukan tentara tetap harus
seizin parlemen.
• Hak warga negara untuk memeluk
agama menurut kepercayaan
masing-masing.
• Parlemen berhak untuk mengubah
keputusan raja.
5. Dedaration of 1776 Bahwa semua orang diciptakan sama,
tndependence dikaruniai Tuhan hak-hak untuk hidup,
(Amerika Serikat) ____ menikmati kebebasan, j dan mengejar
kebahagiaan.
- 1
|
No. I Narnd Piagam | Tahun '. Isi/Keterangan
Dedaration 1789 Pernyataan hak-hak asasi manusia dan
Des Droits de warga negara" sebagai hasil Revolusi
L'homme et du Prancis di bawah pimpinan
Citoyen Jenderal Laffayete ini antara lain
menyebutkan:
• manusia dilahirkan bebas dan
mempunyai hak-hak yang sama;
• hak-hak tersebut antara lain hak
kebebasan, hak miliki, dan hak
keamanan
7. Atlantic Charter 1941 Piagam ini merupakan kesepakatan
antara F. D. Roosevelt dan Winston
Churchill pada tanggal 14 Agustus 1941,
yang menyebutkan lima kebebasan dasar
manusia, yaitu:
• freedom from fear (kebebasan d^ri
rasa takut),
• freedom o f rehgion (kebebasan untuk
beragama dan beribadah),
• , freedom o f expression (kebebasan
berbicara, mengeluarkan pendapat,
berkumpul, dan berorganisasi),
i» freedom of Information (kebebasan
dalam hal pemberitaan), dan
• freedom from want (kebebasan dari
kemiskinan dan kekurangan).
Deklarasi ini berisi pernyataan sedunia
tentang hak-hak asasi manusia yang
Universal 1948 terdiri atas 30 Pasal. Piagam ini
Dedaration o f menyerukan kepada semua anggota dan
Human Rights bangsa di dunia untuk menjamin dan
mengakui hak- hak asasi manusia yang
dimuat di I dalam konstitusi tiap-tiap
negara.

2. Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia


Pada dasarnya, perkembangan pemahaman HAM di Indonesia sebagai
tatanan nilai, norma, sikap, dan acuan bertindak dalam masyarakat sudah
berlangsung sejak lama. Secara garis besar, perkembangan pemikiran dan
pengaturan HAM di Indonesia dibagi ke dalam dua periode, yaitu periode
sebelum kemerdekaan dan periode sesudah kemerdekaan.
a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908—1945)
Periode sebelum kemerdekaan ditandai dengan kemunculan berbagai
organisasi pergerakan nasional. Lahirnya berbagai organisasi tersebut tidak
lepas dan sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penjajah. Berikut
adalah organisasi yang lahir pada periode ini.

Bab 1 | Hak Asasi Manusia


1) Budi Utomo (1908), organisasi ini memperjuangkan hak kebebasan
berserikat dan mengeluarkan pendapat.
2) Sarekat Islam (1911), organisasi ini memperjuangkan hak penghidupan
yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial.
3) Indische Partij (1912), organisasi ini memperjuangkan hak untuk
mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama.
4) Perhimpunan Indonesia (1925), organisasi ini memperjuangkan hak untuk
menentukan nasib sendiri.
5) Pendidikan Nasional Indonesia (1931) memperjuangkan hak untuk
menentukan nasib sendiri, hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk
berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum, dan hak untuk
turut dalam penyelenggaraan negara.
b. Periode Sesudah Kemerdekaan (1945-sekarang)
1) Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan,
masiff’menekankan pada:
a) hak untuk merdeka,
b) hak kebebasan untuk berserikat dan berkumpul melalui organisasi politik,
dan
c) hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Legitimasi HAN/1 secara formal tercantum dalam UUD NRI tahun 1945
dan Maklumat Pemerintah 3 November 1945. Legitimasi HAM tersebut
memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik.
2) Periode 1950-7959
Periode ini dikenal sebagai masa pemerintahan parlementer yang
menganut prinsip demokrasi liberal. Sejalan dengan prinsip tersebut,
implementasi pemikiran HAM pada periode ini lebih memberi ruang bagi
perkembangan lembaga demokrasi, seperti.
a) kemunculan partai politik dengan beragam ideologi,
b) adanya kebebasan pers,
c) pemilu dengan sistem multipartai,
d) kendali parlemen atas pemerintah, dan
e) wacana pemikiran HAM yang kondusif karena pemerintah memberi
kebebasan.
Pada periode ini, Indonesia ikut serta menandatangani dan mengesahkan
(meratifikasi) dua konvensi HAM internasional, yaitu Konvensi Geneva dan
Konvensi tentang Hak Politik Perempuan.
3) Periode 1959-1966
Periode ini merupakan awal masa Demokrasi Terpimpin, di mana
kekuasaan terpusat pada presiden. Parlemen tidak lagi memiliki

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


kewenangan mengontrol presiden. Akibat dari model pemerintahan ini adalah
tidak adanya pemikiran HAM. Pemerintah membatasi hak sipil dan hak politik
warga negara, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pikiran dengan tulisan.
4) Periode 1966-1998
Periode ini dikenal dengan masa pemerintahan Orde Baru. Pemikiran
HAM pada periode ini dibagi ke dalam tiga kurun waktu.
a) Pada tahun 1967, pemerintah berusaha melindungi kebebasan dasar
manusia yang ditandai dengan adanya hak uji material yang diberikan
kepada Mahkamah Agung.
b) Pada tahun 1970-1980, pemerintah cenderung melakukan pemasungan
HAM dengan sikap defensif yang tercermin dalam produk hukum yang
bersifat restriktif (membatasi) HAM Kebijakan pemerintah tersebut
didasarkan antara lain pada alasan bahwa HAM adalah produk pemikiran
Barat dan dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa
yang tercermin dalam Pancasila. «
c) Pada tahun 1990-an, pembentukan lembaga penegakan HAM, seperti
Komisi Nasional (Komnas) HAM pada tahun 1993.

5) Periode 1998-sekarang
Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi
memberikan dampak yang sangat besar terhadap penegakan dan
perlindungan HAM di Indonesia. Pada periode ini, pemerintah melakukan
amandemen UUD NRI tahun 1945 untuk menjamin HAM. Pemerintah
menetapkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM Selain itu, dibentuk Kantor
Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian digabung dengan Departemen
Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departeman Kehakiman dan HAM
(sekarang Kementerian Hukum dan HAM).
Terdapat pula Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia (1998-
2003) yang dicanangkan oleh Presiden B. J. Habibie melalui Keputusan
Presiden No. 129'Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi
Manusia (RANHAM) Indonesia pada tanggal 25 Juni 1998 yang kemudian
diubah dengan Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2003.
Pada 22 Juni 2015 telah ditandatangani Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 75 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015-
2019. Perpres ini dibuat berdasarkan pertimbangan RANHAM tahun 2011-
2014 yang telah berakhir perlu dilanjutkan.
RANHAM adalah dokumen yang memuat sasaran, strategi, dan fokus
kegiatan prioritas rencana aksi nasional hak asasi manusia Indonesia.
RANHAM digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, dan pemerintah
daerah dalam melaksanakan
penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM di
Indonesia.
Sasaran umum RANHAM adalah meningkatkan penghormatan,
perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM bagi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia oleh negara terutama pemerintah dengan
mempertimbangkan nilai-nilai agama, moral, adat istiadat, budaya, keamanan,
ketertiban umum, dan kepentingan bangsa Indonesia.
Berbagai langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintah telah
berupaya melakukan pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM dalam
berbagai aspek, yaitu aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan,
hukum, dan pemerintahan

3. Makna Hak Asasi Manusia


a Pengertian Hak Asasi Marit'sia
Berbagai definisi tentang HAM memiliki penekanan aspek yang berbeda,
namun pada dasarnya adalah sama, yaitu bersifat kodrati, dimiliki oleh semua
orang, serta berlaku di mana pun dan kapan pun. Beberapa pengertian
mengenai HAM, di antaranya sebagai berikut.
a John Locke berpendapat bahwa individu sesuai dengan kodratnya adalah
makhluk yang bebas dan setara. Manusia memiliki hak kodrati yang
meliputi hak hidup (right to Hfe), hak untuk merdeka (right to liberty), dan
hak memperoleh/ memiliki kekayaan (right to property). Hak ini tidak
dapat diganggu gugat atau bersifat mutlak.
b UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa hak
asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan /MAK Kelas •,!


Sang Tokoh
‘W . ’M* ..K .... • » • • • 'r- .♦ . '

John Locke lahir pada tanggal 29 Agustus 1632 di Somerset, Inggris. Locke sekolah di
Westminsrer, London hingga tahun 1652. Tahun 1652-1667, ia belajar dan mengajar
di Universitas Oxford, Inggris. Locke juga sempat mengajar nr Prancis dan Belanda.

John Locke merupakan salah satu tokoh pertama yang berpendapat bahwa manusia memiliki hak kodrati.
Menurut Locke, pemerintah harus menjamin dan menjaga hak kodrati tersebut.
Locke berteori tentang pemerintah yang disetujui oleh yang diperintah sebagai penjaga "kehidupan,
kebebebasan, dan kepemilikan (//fe, Uberi/, and estate)". Teori ini kemudian memengaruhi pembuatan dokumen
pendirian negara Amerika Serikat.
Karya Locke antara lain Two Treatises of Government (1689), An Essay Concerning Human Understanding
(1670), dan Sorre Thoughts Concerning Education (1693). Locke wafat pada 28 Oktober 1704. Sumber cpmmom.wikimedia.o(g

(olahan dari berbagai sumber)

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, merupakan anugerah- Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, serta dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia,
c. Prof. Darji Darmodiharjo mengatakan bahwa hak-hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi itu menjadi dasar
dari hak dan kewajiban-kewajiban yang lain.
b. Macam-macam Hak Asasi Manusia
HAM tidak terlepas dari aktivitas kehidupan manusia sehingga ruang
lingkup HAM sangat luas. Semakin berkembangnya kehidupan manusia,
pemaknaan terhadap HAM juga semakin berkembang. Manusia memiliki naluri
untuk mempertahankan dan mendapatkan hidup yang lebih baik. Akan tetapi,
pada dasarnya HAM mencakup hal-hal sebagai berikut.
c. Makna Hak Asasi Manusia
Menurut Jan Materson dari Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada
manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.
Berdasarkan pengertian dari Materson tersebut, pada hakikatnya, HAM
memiliki makna sebagai berikut.
1) Hak asasi manusia merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan
ke dunia. Hak alamiah tersebut sesuai dengan kodrat manusia sebagai insan yang merdeka. Oleh
karena itu, tidak ada seorang pun yang diperkenankan merampas hak tersebut dari tangan

Bab 'l | Hak Asasi Manusia


pemiliknya. Meski demikian, tidak berarti HAM bersifat mutlak tanpa ada pembatasan. Batas HAM seseorang adalah HAM
yang melekat pada orang lain.
2) Hak asasi manusia merupakan alat untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiaannya
Ketiadaan HAM membuat manusia tidak akan dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai
makhluk Tuhan yang paling mulia.

Tabel 1.2 Macam-Macam HAM


Mo. Macam-Macam
HAM
1. Hak asasi pribadi Kebebasan bergerak,
(personal rights') bepergian, dan berpindah
tempat Kebebasan masuk
dan mengikuti organisasi
Kebebasan mengeluarkan
pendapat
Hak untuk memilih,
memeluk, dan menjalankan
agama dan kepercayaan
2 Hak asasi politik
(political rights} Hak menjadi warga negara
Hak untuk memilih dan
dipilih Kebebasan untuk
masuk/ mendirikan partai
politik Hak berkumpul dan
3. Hak asasi berserikat
ekonomi
(property rights) Hak memiliki, mencari, dan
mengumpulkan kekayaan
____________________
Kebebasan memilih
L
pekerjaan Hak untuk
4. Hak asasi hukum menjual, membeli, dan
(rights o f legal menyewa
eguality)
Hak untuk mendapatkan
5. Hak asasi sosial dan perlakuan yang sama
budaya (social and dalam hukum dan
cultural rights) pemerintahan
Hak untuk mendapatkan
pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, dan
perumahan yang layak
Hak untuk
6. mengembangkan dan
Hak asasi dalam tata berpartisipasi dalam
cara peradilan dan kebudayaan Hak untuk
perlindungan mendapatkan perlindungan
(procedural rights) terhadap karya cipta Hak
untuk mendapatkan
peradilan dan perlindungan dalam penahanan, penangkapan, peradilan, penyitaan, atau penggeledahan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


•i *”* • •^iti-v.’

Menurut Thomas Jefferson, Tuhan sebagai pencipta manusia memberikan hak-hak kepada manusia yang tidak
boleh diambil oleh siapa pun. Hak tersebut berupa hak untuk hidup (rights of life') dan hak untuk kebebasan (liberty)
dan diikuti adanya tujuan dari hak itu, yaitu kebahagiaan/kesejahteraan manusia.
Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia memiliki beberapa ciri khusus,
yaitu sebagai berikut (Jasin, 2014).
1) Hakiki, yaitu ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan.
2) Universal, yaitu hak itu berlaku untuk semua orang di mana saja, tanpa memandang status, ras, harga diri,
gender, atau perbedaan lainnya.
3) Permanen atau tidak dapat dicabut, yaitu hak itu tetap selama manusia itu hidup dan tidak dapat dihapuskan oleh
siapa pun.
4) Tidak dapat dibagi, yaitu semua 'orang berhak mendapatkan
semau hak, apakah hak sipil atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya. >

4. Makna Kewajiban Asasi Manusia


Kita telah membahas tentang hak asasi manusia. Selain hak asasi, manusia juga memiliki kewajiban asasi. UU
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang
secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng sehingga harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapa pun. UU yang sama menyatakan bahwa
selain hak asasi, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan
terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Berdasarkan penjabaran mengenai hak asasi manusia dan kewajiban dasar mantisia dalam UU No. 39 tahun
1999, dapat

dikemukakan bahwa di balik adanya hak asasi yang perlu dihormati terdapat
makna adanya kewajiban asasi dari setiap orang. Kewajiban asasi yang
dimaksud adalah kewajiban dasar manusia yang ditekankan dalam UU No. 39
tahun 1999 sebagai seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan,
tidak memungkinkan terlaksana, dan tegaknya hak asasi manusia
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya
memiliki hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan hak setelah
menjalankan kewajibannya. Contohnya, seorang pekerja akan mendapatkan
haknya, seperti upah atau gaji setelah menjalankan kewaj i bannya, yaitu
mengerjakan pekerjaannya. Contoh lain, seorang pelajar akan mendapatkan
haknya, yaitu ilmu pengetahuan setelah ia menjalankan kewajibannya, yaitu
belajar dengan sungguh-sungguh.

Bab 1 | Hak Asasi Manusia


B. Substansi Hak dan Kewajiban. Asasi Manusia dalam Pancasila
Sebagai ideologi negara, Pancasila mengandung nilai-nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis
(Moerdiono dalam Sutaryo, dkk., 2015). Berikut pembahasan mengenai hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar,
nilai instrumental, dan Tiilai praksis Pancasila.

1. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila


Nilai dasar merupakan suatu nilai yang bersifat abstrak dan tetap, yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Nilai
dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar, dan ciri khasnya.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyataan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalan Permusyawaratan/Perwakilan,
dan nilai Keadiian Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jika disarikan, maka dalam kelima nilai dasar tersebut terdapat lima
prinsip dasar yang menjadi tolak ukur identitas bangsa Indonesia, yaitu Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan,
Nilai Kerakyatan, dan Nilai Keadilan (Munir, dkk. 2015).
Hubungan antara hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar Pancasila dibahas secara singkat sebagai
berikut.
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan jaminan dan hak bagi setiap warga negara untuk memeluk agama,
beribadah, dan menghormati perbedaan agama. Tidak boleh ada diskriminasi dan intimidasi terhadap kegiatan
keagamaan yang dilakukan. Jika ada kesalahpahaman atau penyimpangan, sebaiknya diselesaikan secara
kekeluargaan, bukan kekerasan.
b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memberikan jaminan dan hak bagi setiap warga negara untuk mendapatkan
perlakuan yang adil dan setara, baik di hadapan hukum dan undang- undang maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Kemanusiaan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


berkaitan juga dengan hak untuk mendapatkan pendidikan, penghidupan yang layak, dan kesejahteraan.

c. Nilai Persatuan Indonesia menuntut kewajiban bagi seluruh warga negara untuk memelihara persatuan dan kesatuan
Indonesia. Hal ini dapat diawali dengan menanamkan rasa cinta tanah air, melalui sekolah, budaya, dan gerakan-
gerakan sosial, seperti "100% Cinta Indonesia".
I HHMWl «41

d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dibuktikan dengan
adanya sistem demokrasi yang berjalan dengan baik. Setiap warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi di bidang
pemerintahan karena demokrasi merupakan sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
e. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan hak-hak yang harus diterima oleh setiap warga
negara berupa keadilan dalam pendidikan, kesempatan mengembangkan diri, kebebasan berpendapat, dan hal
lainnya yang berkaitan dengan hak dasar manusia.
I
£ 2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila
S Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar untuk kurun waktu dan kondisi tertentu Nilai instrumental
I dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman, namun tetap mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya. Niiai instrumental
4 merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana, maupun program yang menindaklanjuti nilai dasar.
£ Perwujudan nilai instrumental umumnya berbentuk peraturan, mulai dari undang- undang dasar hingga peraturan daerah.
Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hak asasi manusia antara lain sebagai berikut.
a. Undang-Undang'Dasar 1945 beserta amandemennya yang tercermin dalam pembukaan UUD, Pasal 27, 28, 30, 31, 32,
33, dan 34.
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang di dalamnya berisi Piagam HAM.
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman
yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.
d. Undang-Undang Nomor 9 Tahun I998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat.
e. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Bab 1 | Hak Asasi Manusia


g. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
h. Undang-Undang Nomor 1 1 Tahun 2005 tentang Konvensi Internasional Yang Maha Esa.
yang berisi Hak-Hak Sipil dan Politik. 6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
i. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Konvensi Internasional ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
yang berisi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
j. Undang-Undang RI Nomor 2 I Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Maha Esa kepada orang lain.
Perdagangan Orang. b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
k. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia yang Berat.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak* dan kewajiban asasi setiap
l. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi,
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
Restitusi, dan Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
Manusia yang Berat.
sebagainya.
m. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Asasi Manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
n. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
untuk Berorganisasi.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
Pengadilan Hak Asasi Manusia pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dan seluruh umat
Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan, dan Pengadilan
manusia.
Negeri Makassar.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan
p. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
bangsa lain.
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat.

3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Pancasila


Nilai praksis merupakan nilai yang terdapat dalam kenyataan sehari-hari,
berupa bagaimana warga negara melaksanakan nilai Pancasila. Nilai praksis
terwujud pada penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak
tertulis.
Nilai praksis Pancasila dari hak dan kewajiban asasi manusia dapat
terwujud apabila seluruh warga negara menunjukkan sifat positif dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap positif tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
iumber Hickr com
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Gambar 1.3 Anak-anak bermain bersama. Sikap tidak membeda-bedakan suku, keturunan,
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan warna kulit merupakan salah satu nilai
praksis Pancasila dari hak dan kewajiban asasi manusia yang wajib diterapkan
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Bab 1 I Hak Asasi Manusia
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa."
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Ke: .


5 > T'Y’T?'"'

Nilai praksis terwujud c Sila Persatuan Indonesia 4) Menghormati hak orang lain.
pada penerapan nilai-nilai Pancasila, Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
baik secara 1)
tertulis maupun tidak tertulis keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas berdiri sendiri. * —
kepentingan pribadi dan golongan. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk dsaha-usaha yang bersifat
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila pemerasan terhadap orang lain.
diperlukan. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
3)
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. gaya hidup mewah.
4)
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
Indonesia. kepentingan umum.
5)
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian 9) Suka bekerja keras.
6) abadi, dan keadilan sosial. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. dan kesejahteraan bersama.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
7) d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
1) ''Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Diskusikanlah hal berikut. ■
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang iain. Sebagai peserta didik, bagaimana cara kita menjalankan nilai praksis Pancasiia dari hak dan kevvajiban
asasi manusia?
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama. Buatlah simpulan dari hasil diskusi kelompok kalian. Kurnpu'kan kepada Guru untuk diperiksa dan dinilai.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
1 Pengertian dan Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia
melaksanakan hasil keputusan musyawarah. a. Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Pelanggaran hak asasi manusia menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk
yang luhur. aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau'kelalaian yang
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk mekanisme hukum yang berlaku.
melaksanakan pemusyawaratan. Berdasarkan pengertian di atas, pelanggaran HAM dapat dilakukan oleh
individu, kelompok, maupun aparat negara. Pelanggaran HAM yang dilakukan
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia oleh individu terhadap individu lain dikatakan sebagai pelanggaran HAM
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan horizontal, sedangkan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat negara
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. terhadap rakyat disebut sebagai pelanggaran HAM vertikal. Pelanggaran HAM
2) Mengembangkan sikap adil-terhadap sesama. merupakan tindakan yang merendahkan harkat dan martabat manusia.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Tindakan itu terjadi karena ada pemicu dan diiringi dengan

Bab 1 | Hak Asasi Manusia

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


tujuan tertentu. Objek pelanggaran HAM dapat menimpa individu maupun
kelompok.

b. Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Pelanggaran HAM meliputi pelanggaran hak asasi manusia yang dapat
bersifat kejahatan biasa (ordinary crimes) dan kejahatan luar biasa
{extraordinary crimes). Contoh yang termasuk kejahatan biasa antara lain
pemukulan, penganiayaan, pencemaran nama baik, dan menghalangi orang
untuk mengekspresikan pendapatnya.
Adapun pelanggaran hak asasi manusia yang termasuk kelompok
kejahatan luar biasa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Hal ini
merupakan kejahatan serius terhadap hak asasi manusia Karakteristik
kejahatan hak asasi manusia yang berat antara lain sebagai berikut.
1) Kejahatan terhadap kemanusiaan dengan bermotifkan kekuasaan yang
dilakukan secara sistematis dan meluas.
2) 'kejahatan ini akan menimbulkan teror juga kekhawatiran dan ketakutan
dalam diri masyarakat.
3) Kejahatan ini diakui oleh dunia sebagai kejahatan yang paling serius yang
harus diselesaikan oleh seluruh negara dan bahkan menjadi yurisdiksi
internasional jika penyelesaiannya tidak dapat diselesaikan pada tingkat
nasional.

2. Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Penyebab pelanggaran HAM antara lain sebagai berikut
a. Faktor internal (faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang)
1) Tidak seimbangnya pelaksanaan hak asasi dan kewajiban asasi.
Perkembangan kehidupan yang semakin luas mengharuskan setiap
manusia untuk dapat bertahan hidup. Hal inilah yang kadangkala
menyebabkan permasalahan ketika satu kepentingan bersinggungan
dengan kepentingan lainnya, karena masing-masing menganggap
memiliki hak yang harus didahulukan.
Selain mempunyai hak asasi, setiap manusia juga mempunyai kewajiban
asasi. Kewajiban asasi manusia adalah menghormati, menjamin dan
melindungi hak asasi manusia lainnya. Ketika tidak ada pihak yang mau
mengalah inilah yang kemudian memicu seseorang untuk melakukan
pelanggaran HAM
2) Belum adanya kesepahaman dan kesamaan mengenai konsep HAM.
Pada tataran konsep, belum ada kesepahaman antara paham yang
memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


Info Kewarganegaraan
Pelanggaran HAM dapat terjadi di mana saja. seperti di lingkungan keluarga, sekolah, atau pun di
lingkungan masyarakat. Dunia internasional mengakui beberapa peianggaran HAM yang bersifat > i-v i
'■i : y i >: 1 ■J
a. Kejahatan Genosida
Istilah kejahatan genosida pertama sekali disampaikan oleh Raphael Lemkin (1900-1959). Raphael
Lemkin adalah seorang pengacara Polandia. Dia pertama kali menggunakan kata ini dalam Axis Rule in
(Jccupied Europe. l aws ofOccupation-Analysis ot GovernmentProposals forRedress (1944). Menurutnya,
definisi kata ini adalah penghancuran suatu bangsa atau kelompok etnis.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM mendefinisikan kejahatan genosida adalah setiap
perbuatan yang dilakukan untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,
ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara berikut.
1) Membunuh anggota kelompok.
2) Mengakibatkan penderitaan fisik dan merital yang berat terhadap anggota-anggota kelompok.
3) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik
seluruh atau sebagiannya.
4) Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok.
5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Genosida secara tegas sangat ditentang di dunia, namun banyak kejahatan genosida dilakukan oleh para
penguasa. Contoh kejahatan genosida yang terjadi dalam sejarah dunia antara lain sebagai berikut.
1) Pembunuhan terhadap penganut Yahudi Eropa setema Perang Dunia II yang dilakukan oleh Nazi Jerman.
2) Pembantaian terhadap hampir tiga juta orang Kamboja di Kamboja. Mereka tewas akibat eksekusi,
kelaparan, penyiksaan, dan kelelahan di bawah rezim komunis Khmer Merah yang dipimpin oleh diktator
militer Pol Pot. Hal ini terjadi pada 1975-1979.
3) Genosida terhadap sekitar 100.000 suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Bosnia oleh pasukan Serbia pada
Perang Bosnia 1992-1995.
4) Pembunuhan terhadap kurang lebih 800.000 suku Tutsi dan Hutu moderat oleh sekelompok ekstremis
Hutu selama periode 100 hari pada tahun 1994 di Rwanda.
5) Pembantaian suku-suku Afrika non-Arab di Darfur oleh milisi Janjaweed di Sudan pada konflik Darfur
tahun 2003.
b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan kepada penduduk sipil.
Beberapa aspek kejahatan kemanusiaan biasanya mengacu terhadap kejahatan yang menyebabkan
penderitaan besar pada tubuh atau mental dan fisik seperti perbuatan-perbuatan berikut.
1) Pemusnahan, meliputi perbuatan yang menimbulkan penderitaan yang dilakukan dengan sengaja yang
dapat melenyapkan sejumlah penduduk tertentu.
2) Perbudakaq,j:ermasuk perdagangan manusia, khususnya perdagangan wanita dan anak-anak.
3) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
4) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang
melanggar (asa^asas) ketentuan pokok hukum internasional.
5) Penyiksaan, pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasaan seksual lain yang setara.
6) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham
politik,'etrfis;:budaya?agama, jenis'kr^mWatau,alasan?lain yang telah diakui .secara universal sebagai hal
yang dilafang menurut hukiirn internasional. W? S
7) Kejahatan apartheid.
paham yang memandang bahwa setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri dan berbeda pelaksanaannya dengan
bangsa yang lain.
3) Sikap individualisme
Pandangan HAM yang bersifat individualistik dapat mengancam kepentingan umum. Hal ini karena orang akan
berorientasi terhadap kepentingan individu tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Dengan kondisi seperti ini,
orang merasa tidak peduli dengan hak-hak orang lain, yang penting adalah hak dirinya terpenuhi.
4) Kurangnya kesadaran tentang Hak Asasi Manusia Pemahaman terhadap HAM yang tidak sama menyebabkan
pandangan terhadap HAM juga berbeda-beda. Jika seseorang sadar akan pentingnya menjunjung HAM, dalam
bersikap dan bertingkah laku, seseorang akan hati-hati agar tidak sampai melanggar HAM. Hal ini berbeda dengan
orang yang kurang memiliki kesadaran terhadap HAM. Orang akan cenderung tidak mengindahkan hak-hak orang lain.
5) Rendahnya sikap toleransi
Toleransi merupakan salah satu kunci terciptanya kehidupan yang harmonis, aman, dan damai. Dengan adanya
toleransi, orang akan berpikir ulang jika akan mengambil hak orang lain atau melakukan pelanggaran HAM.
b. Faktor eksternal (faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang)
1) Lemahnya dan kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum.
sumber shutrerstock com
Aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan pengadilan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


ftay/W,

yang kurang maksimal akan semakin memperburuk upaya penegakan HAM bagi pelaku pelanggaran HAM.
Penguatan aparat penegak hukum sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya hukum bagi kasus pelanggaran
HAM.
2) Penyalahgunaan kekuasaan
Faktor ini lebih terkait dengan unsur kepentingan yang ® menaunginya. Kepentingan individu atau kelompok
terhadap
kekuasaan terkadang melegalkan segala cara, bahkan tidak masalah jika harus melakukan pelanggaran HAM
sekalipun.
3) Penyalahgunaan kemajuan teknologi
Perkembangan teknologi selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif yang tidak kalah
penting. Berbagai pelanggaran HAM dapat dilakukan dengan memanfaatkan
jarang pula pelanggaran HAM yang mengakibatkan dampak terhadap mental dan psikologis berupa kelserasan
verbal, seperti hinaan, cacian, dan makian, di dunia yang serba digital ini.
teknologi, seperti melalui media televisi, surat kabar, telepon, dan
internet. Contohnya, pelanggaran HAM melalui media internet. Kasus
penculikan, pemerasan, bahkan berujung
3. pembunuhan terkadang
Kasus Pelanggaran Hakmemanfaatkan media
Asasi Manusia ini. Tidak
di Indonesia
Pada paruh kedua abad ke-20, standar hak asasi manusia telah dirumuskan dan diterima secara luas oleh
bangsa-bangsa di dunia. Namun, sayangnya pelanggaran HAM menjadi fenomena yang menoreh perjalanan sejarah
dunia. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Ada beberapa pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di
Indonesia. Pelanggaran-pelanggaran itu antara lain sebagai berikut.

Bab 1 I Hak Asasi Manusia


a. Peristiwa Tanjung Priok (1984) memanas. Terjadi pelanggaran HAM yang meliputi pembunuhan dan
Peristiwa ini terjadi pada pada tanggal 12 September 1984. Peristiwa ini perusakan gedung. Akibatnya, diduga terdapat penduduk sipil yang terbunuh
dipicu oleh masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Dalam dan terluka.
peristiwa ini diduga terjadi pembunuhan, penangkapan dan penahanan
sewenang-wenang, penyiksaan, dan penghilangan orang secara paksa.
b. Peristiwa Aceh (1990-1998)
Peristiwa ini terjadi ketika Daerah Operasi Militer (DOM) diberlakukan di
F Diskusikan
Aceh. Tragedi pelanggaran HAM terjadi diduga karena dipicu unsur politis
D. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia
pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh menjadi negara merdeka.
Banyak tindakan kekerasan dialami oleh rakyat Aceh. Ditemukan sejumlah 1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM
kasus pembunuhan, penculikan, dan penyiksaan.
a. Kewajiban dan Tanggung jawab Negara dalam HAM
c. Kasus terbunuhnya Marsinah (1993)
Marsinah adalah seorang buruh pabrik PT CPS. Marsinah aktif dalam Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia yang dibawa
unjuk rasa untuk memperjuangkan nasib para buruh. Selang beberapa hari sejak lahir Sebagai hak dasar yang dimilik oleh setiap manusia, maka negara,
setelan unjuk rasa, Marsinah ditemukan meninggal dengan tubuh yang penuh wajib memberikan perlindungan. Pada awalnya, konsepsi HAM menekankan
tanda penyiksaan dan penganiayaan. Peristiwa ini diduga merupakan peristiwa pada hubungan vertikal, yang salah satunya dipengaruhi oleh sejarah
pelanggaran HAM. pelanggaran HAM, terutama yang dilakukan oleh negara, baik terhadap hak
d. Kasus terbunuhnya wartawan Udin (1996) sipil-politik maupun hak ekonomi, sosial, dan budaya. Konsekuensinya,
Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin adalah seorang wartawan harian perlindungan dan pemajuan HAM tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja,
Bernas yang cukup kritis. Beliau meninggal setelah diserang oleh dua orang ...... •
laki-laki yang tidak dikenal. Penyerangan diduga karena penyelidikan dan Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2-4 orang. Diskusikanlah hal berikut.
penulisan Udin tentang kasus korupsi dan manipulasi. • F aktor internal penyebab pelanggaran hak asasi manusia apa saja yang dapat kalian temukan di lingkungan
e. Tragedi Trisakti dan Semanggi tahun 1998 sekitar?
Tragedi Trisakti berawal pada tahun 1998. Ekonomi Indonesia mulai Buatlah simpulan dari hasil diskusi kelompok kalian. Kumpulkan kepada Guru untuk diperiksa dan dinilai.
goyah sebagai dampak krisis finansial Asia. Akibatnya, harga-harga puri
meroket naik Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut
kestabilan ekonomi di hampir seluruh wilayah Indonesia, yang paling besar tetapi juga menjadi kewajiban utama pemerintah.
adalah di Jakarta. Demonstrasi kemudian mengarah agar Presiden Soeharto Hal ini dapat kitajihat dari rumusan-rumusan dalam Deklarasi Universal
mengundurkan diri. Pada 12 Mei 1998, terjadi demonstrasi yang
Hak Asasi Manusia, Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, serta
mengakibatkan empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal.
Konvenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, yang
Kerusuhan merebak pada tanggal 13-15 Mei 1998. Terjadi tindakan
merupakan pengakuan negara terhadap hak asasi manusia sebagaimana
anarkistis berupa penjarahan dan perusakan. Tragedi ini menimbulkan banyak
menjadi substansi dari ketiga instrumen tersebut. Dengan demikian, negara-lah
korban jiwa. Pada tanggal 11—13 November 1998, terulang kembali kerusuhan
yang memiliki kewajiban perlindungan dan pemajuan HAM.
di Jakarta yang dikenal sebagai Tragedi Semanggi I. Terjadi demonstrasi
mahasiswa besar- besaran menolak Sidang Istimewa MPR. Peristiwa ini
setidaknya menewaskan belasan orang, baik dari masyarakat sipil maupun
mahasiswa. Rentetan peristiwa 1998 merupakan salah satu kasus kekerasan
terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia.
Satu tahun berselang, terjadi Tragedi Semanggi II pada tanggal 23
September 1999 Saat itu, para mahasiswa berdemonstrasi menolak Undang-
Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UU PKB). Tragedi ini pun
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan mahasiswa.
f. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pascajajak pendapat (1999)
Timor Timur berintegrasi dengan Republik Indonesia pada 17 Juli 1976.
Perubahan politik serta desakan internasional untuk segera menentukan nasib
sendiri memunculkan dua opsi bagi Timor Timur, yakni otonomi khusus atau
lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 30 Agustus
1999 diadakan jajak pendapat, dengan hasil mayoritas masyarakat Timor Timur
memilih merdeka. Pascajejak pendapat, keadaan Timor Timur semakin
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI Bab 1 | Hak Asasi Manusia
Kewajiban negara tersebut ditegaskan dalam konsideran "Menimbang", baik
dalam Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik maupun Konvenan
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Dalam hukum nasional.
Pasal 281 Ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara,
terutama pemerintah negara menjamin dan melindungi HAM. Negara membuat
peraturan secara konstitusional agar semua warganya dapat menikmati hak- hak
Dalam hal pelanggaran'HAM, jika negara tidak mau meyelidiki,
memproses dan mengadili kasus HAM, negara tersebut disebut sebagai
unwiHing/unwillingness. Jika negara tidak mampu, kasus pelanggaran HAM
tersebut akan dilimpahkan kepada Mahkamah Pidana Internasional.
Secara garis besar, kewajiban negara dalam HAM terdiri dari dua unsur
pokok yang harus dijalankan, yaitu proteksi (protection) dan realisasi
(realizationi). Proteksi atau perlindungan mengharuskan

dasar yang seharusnya dimiliki. Contoh konkret proteksi adalah negara membentuk
peraturan perundang-undangan dan sejenisnya L untuk memberikan perlindungan,
pemajuan, dan pemenuhan HAM.
Adapun unsur realisasi mengarah kepada kewajiban negara untuk " bertindak secara
aktif dalam memenuhi HAM. Contohnya, menindak pelaku pelanggaran HAM dengan
hukuman seadil-adilnya.
Peran negara sangat dibutuhkan dan bahkan wajib untuk melindungi,
memajukan, dan memenuhi HAM Lebih lanjut, kewajiban dan tanggung jawab
negara terhadap HAM antara lain sebagai berikut.

.^Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraar. u itu k SM K/MAK Kelas X!


Kewajiban untuk menghormati (the obligation to respecf) hak asasi
manusia
Tugas utama untuk menjamin hak-hak manusia adalah kewajiban untuk
menghormati hak asasi manusia. Kewajiban untuk menghormati berarti
bahwa negara harus menahan diri dari sesuatu yang melanggar integritas
individu atau melanggar kebebasannya, termasuk kebebasan untuk
menggunakan sumber-sumber material yang tersedia dengan cara yang
terbaik menurutnya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dengan
demikian, negara memiliki kewajiban untuk tidak mengambil langkah-
langkah yang mengakibatkan pelanggaran hak warga negara.
Kewajiban untuk melindungi (the obligation to protect) hak asasi manusia
Kewajiban untuk melindungi berarti bahwa negara harus mengambil
tindakan yang diperlukan untuk mencegah individu atau kelompok lain
melanggar integritas, kebebasan bertindak, atau hak asasi individu
lainnyh. Termasuk di dalamnya pencegahan pelanggaran terhadap
penggunaan sumber-sumber material. Dengan kata lain, negara perlu
secara proaktif memastikan bahwa orang-orang dalam yurisdiksinya tidak
menderita pelanggaran hak asasi manusia dari pihak ketiga. Dalam hal
ini, negara berusaha menciptakan suatu lingkungan di mana hak-hak
dapat dinikmati.
Tentu saja, negara tidak bertanggung jawab atas setiap gangguan yang
merugikan hak-hak individu oleh pelaku pribadi Namun, negara
bertanggung jawab atas kegagalan mereka yang dapat ditelusuri dari
kekurangannya ketika melindungi individu dari individu lain. Contohnya,
dengan mengadopsi undang-undang yang memberi ruang bagi terjadinya
pelanggaran HAM, atau lalai mencegah terjadinya pelanggaran HAM.
Kewajiban untuk memenuhi (the obligation to fulfilh hak asasi manusia
Kewajiban untuk memenuhi berarti bahwa negara harus mengambil
tindakan positif untuk memfasilitasi pemenuhan hak-hak dasar manusia.
Contohnya, salah satu hak-hak sipil dan politik adalah hak untuk memilih
dan dipilih. Hak ini tidak ada artinya jika negara tidak melakukan apa pun
untuk menerapkannya Demikian pula hak untuk bebas dari penyiksaan,
tidak hanya memerlukan kewajiban untuk tidak menyiksa, tetapi juga
kewajiban untuk mengadopsi semua jenis langkah-langkah konkret untuk
mencegah dan memberi sanksi atas penyiksaan. Secara formal,
kewajiban untuk memenuhi juga melibatkan salah satu kewajiban negara,
yakni mengadopsi undang-undang yang sesuai secara internasional.
Dengan kata

Bab 1 | Hak Asasi Manusia


lain, negara harus memasukkan hak yang sangat dilindungi oleh
instrumen internasional ke dalam hukum domestik.
4) Kewajiban untuk memajukan/mengembangkan/meningkatkan obHgation
to promote') hak asasi manusia
Kewajiban untuk memajukan hak asasi manusia menuntut agar negara
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak dasar yang
mereka miliki sampai kepada pemahaman mengenai mekanisme
penegakannya. Untuk itu, negara perlu mengadopsi kebijakan yang
mempromosikan hak-hak, baik di dalam negeri (misalnya pendidikan hak
asasi manusia, program pelatihan bagi badan-badan administratif dan
peradilan) maupun di luar negeri (seperti kebijakan luar negeri yang
kondusif bagi hak asasi manusia). Kewajiban untuk mempromosikan
mengharuskan negara mengambil langkah-langkah aktif dalam melakukan
advokasi, atau mendorong, dan mendukung kemajuan hak- hak asasi.
Termasuk di dalamnya, negara perlu memastikan rbahwa undang-undang
dan prosedur HAM terus dikaji dan diperbaiki.
Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan HAM dilaksanakan oleh organ-organ
negara. Organ-organ negara secara umum dibagi dalam kekuasaan
legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif
Negara Indonesia sebagai negara hukum sesuai dengan Pasal 1 ayat (3)
UUD NRI Tahun 1945 wajib memberikan perlindungan terhadap hak asasi
manusia. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri negara hukum. Perkembangan pesat
dalam pengakuan dan penghargaan HAM di Indonesia dimulai sejak
amandemen kedua UUD NRI Tahun 1945 yang secara eksplisit memasukkan
ketentuan HAM menjadi
Gambar 1.7 Kunjungan para mahasiswa
ke Komnas HAM. Penjelasan mengenai
hak asasi manusia yang diberikan pada
para siswa, mahasiswa, atau masyarakat
umum merupakan salah satu cara
mempromosikan hak asasi manusia
kepada masyarakat.
bagian dari UUD NRI Tahun 1945. Pengakuan dan penghargaan HAM di
Indonesia diikuti oleh perlindungan hukum kepada warga negara dengan
didirikannya Komisi Nasional Hak -Asasi Manusia yang diikuti dengan
didirikannya pengadilan HAM di Indonesia.
Apabila hak asasi manusia dalam suatu negara terabaikan atau dilanggar
dengan sengaja serta penderitaan yang ditimbulkan tidak dapat di atasi secara
adil, negara tersebut tidak dapat disebut sebagai negara hukum dan demokrasi
dalam arti sesungguhnya.
b. Makna Perlindungan, Pemajuan, dan Pemenuhan HAM
Sebagaimana yang dikatakan rights based theory, semua orang
mempunyai hak yang melekat pada dirinya dan harus dihormati oleh negara. Di
sisi lain, banyak terjadi kasus pelanggaran HAM. Kasus pelanggaran HAM
secara garis besar banyak didominasi oleh kekuasaan. Pelanggaran HAM
dilakukan oleh pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaanterhadap orang
yang lebih lemah. Pelanggaran HAM tidak semata-mata melanggar undang-
undang yang berlaku, tetapi juga menurunnya penghargaan kepada harkat dan
martabat manusia.
1) Perlindungan HAM
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI
Upaya perlindungan HAM ditekankan pada berbagai tindakan
pencegahan terjadinya pelanggaran HAM. Perlindungan HAM yang paling
utama dilakukan melalui pembentukan instrumen hukum perlindungan
HAM oleh pemerintah karena negaralah yang memiliki tugas utama untuk
melindungi hak-hak asasi warga negaranya. Perlindungan HAM lainnya
adalah memperkuat sistem perlindungan hak asasi manusia dengan
mendirikan lembaga-lembaga baru untuk memberikan perlindungan hak
asasi manusia seperti. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM), atau Komisi Ombudsman Nasional, dan dibentuknya pengadilan
HAM ad hoc. Selain itu, juga dapat dilakukan upaya pencegahan
pelanggaran HAM yang dilakukan individu maupun masyarakat melalui
berbagai kegiatan sehari-hari, seperti:
(a) kegiatan belajar bersama dan berdiskusi untuk memahami
pengertian dan konsep HAM;
(b) mempelajari peraturan perundang-undangan tentang HAM maupun
peraturan hukum lainnya yang berhubungan dengan perlindungan
HAM,
(c) mempelajari peran dan fungsi lembaga-lembaga perlindungan HAM,
seperti Komnas HAM dan pengadilan HAM;
(d) menghormati hak orang lain, baik dalam lingkungan keluarga, kelas,
sekolah, pergaulan, maupun masyarakat;
(e) bertindak dengan mematuhi peraturan yang berlaku di lingkungan
keluarga, kelas, sekolah, masyarakat, dan

Bab 1 | Hak Asasi Manusia


InfoKewarganegaraan

Indonesia telah meratifikasi sejumlah instrumen hak asasi manusia (HAM) internasional. Ratifikasi adalah
pengesahan perjanjian antarnegara dan persetujuan hukum internasional ke suatu dokumen negara.
SerikuTsejiirrta1nl7istrumen4lAMVhTerrra’storia1
b. yang^tetah-dfTatl^ka^iT^eh'fridbTresfa.“~ -
a.

Geneva Convention Reiative to the Treatmer.t of Priscners of War of August 12, 1949 telah diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Ikut Serta Negara Republik Indonesia dalam
Seluruh Konpensi Jenewa Tanggal 12 Agustus 1949.
Convention ofWomen's Political Rights telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor68 Tahun 1958 tentang
Persetujuan Konvensi Hak-hak Poiitik Kaum Perempuan.
Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women telah diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskiriminasi terhadap Wanita.
d. Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment telah
diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahup 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman±Lain yang Kejam, Tidak. Manusiawi, atau Merendahkan
MartatJfct Manusia.
*
e. International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination 1965 telah diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor 29Tahun 1999 tentang Konvensi Internasional tentang Penghapusan
Segaia Bentuk Diskriminasi Rasial 1965.
f. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights telah diratifikasi dengan Undang- Undang
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya
g. International Covenant on Civil and Political Rights telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.

2; Pemajuan HAM
Pemajuan HAM merupakan proses pembangunan dan pengembangan
instrumen hak asasi manusia, baik secara konstitusi maupun kelembagaan. Upaya pemajuan
HAM yang telah dilakukan di Indonesia antara lain masuknya Indonesia dalam keanggotaan
komisi HAM PBB Tahun 1991. Selanjutnya, melalui berbagai macam institusi seperti Komisi
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 50
Tahun 1993. Keputusan itu diikuti dengan pengesahan Komnas Anti Kekerasan terhadap
Wanita (Keputusan Pemerintah No. 181, Tahun 1998), dan pembentukan Kementerian HAM
pada tahun 1999 yang akhirnya diubah menjadi Direktorat Jenderal Perlindungan HAM dalam
naungan Kementrian Hukum dan HAM. Pada tahun 1999, Undang-Undang No. 39 tentang
HAM diterapkan, kemudian diikuti Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM. Ketentuan mengenai HAM juga dimuat dalam amandemen UUD NRI tahun 1945.
Akhirnya, terdapat pula Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019
3) Pemenuhan HAM
Terwujudnya penegakan hukum atas
pelanggaran HAM berkorelasi dengan
pemenuhan hak asasr manusia itu

ndidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI


sendiri. Pemenuhan HAM erat kaitannya dengan penegakan hukum.
Apabila penegakan hukum tidak berhasil dilakukan, tentu pemenuhan
HAM tidak akan dapat terwujud. Dalam penegakan hukum, banyak faktor
yang sangat berpengaruh, salah satunya aparat penegak hukum itu
sendiri. Aparat penegak hukum merupakan penyelenggara negara yang
bertugas melindungi dan memberikan jaminan HAM secara langsung
kepada warga masyarakat.
Demikian signifikannya fungsi penegakan hukum dalam pemenuhan
HAM sehingga pembenahan sistem peradilan, baik itu kemauan dari
aparat penegak hukum, maupun kesadaran kritis masyarakat, sangat
diperlukan demi terciptanya keseimbangan dan kepastian hukum dalam
rangka pemenuhan hak asasi manusia. Hal ini dimaksudkan agar praktik-
praktik pelanggaran HAM dapat dihindarkan den'ii mewujudkan keadilan
serta menciptakan budaya taat hukum dalam kehidupan bernegara.

2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia


a. Proses Penyelesaian Kasus Pelanggaran Berat HAM
Hingga saat mi, penegakan hak asasi manusia (HAM) merupakan salah satu isu penting dalam
kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini karena masih ada peianggaran HAM di
Indonesia yang dianggap belum terselesaikan dengan baik. Lahirnya UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia diharapkan dapat membantu penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia.
Selain itu, lahirnya UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM menjadi tonggak baru dalam
perlindungan HAM di Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menegakkan
dan melindungi HAM. Undang-undang ini merupakan hukum formal yang merupakan pelengkap dari UU
Nomor 39 Tahun 1999 Dengan adanya UU Pengadilan HAM, diharapkan pihak yang berwenang dapat
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM terdahulu (yang terjadi pada masa lalu) dan mencegah serta
mengurangi terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia.
Upaya penyelesaian penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM bergantung pada kondisi
pelanggaran itu, apakah kategori berat atau biasa. Apabila termasuk dalam pelanggaran kategori berat,
penyelesaiannya melalui Peradilan HAM. Namun, apabila pelanggaran merupakan kategori ringan atau
biasa, penyelesaiannya melalui peradilan umum.

Babi | Hak Asasi Manusia


sumber-komnaiham.go.id
Gambar 1.8 Logo Komnas HAM. Berdasarkan UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Komnas HAM berwenang menyelidiki
pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Dalam melakukan penyelidikan, Komnas HAM dapat membentuk tim ad hoc yang terdiri atas Komnas HAM
dan unsur masyarakat. '

Undang-undang pengadilan HAM secara jelas menyebutkan mekanisme yang dapat ditempuh oleh para pencari
keadilan. yaitO melalui pengadilan HAM atau pengadilan HAM ad hoc untuk pelanggaran berat. Jika pelanggaran yang
dimaksud terjadi di masa lalu, informasi yang dibutuhkan dapat dicari melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)—-
dalam kondisi ketika bukti-bukti yuridis sangat sulit untuk diperoleh.
Selain aturan khusus pengadilan HAM bagi pelanggaran berat, Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 ini juga
memberikan upaya hukum melalui jalur yang lain. Penyelesaian pelanggaran HAM biasa diatur dalam KUHP dan undang-
undang lain, melalui proses peradilan di pengadilan umum, pengadilan tata usaha negara (PTUN), lembaga praperadilan, dan
Komnas HAM.
Dalam pengembangan sistem hukum yang ditempuh bangsa Indonesia sebagai upaya penegakan dan perlindungan
HAM, maka prinsip yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut.
a) Prinsip transparansi, yaitu pembahasan naskah RUU harus terbuka. Artinya adalah DPR dan presiden dalam membuat
UU harus terbuka menerima masukan dari masyarakat.
b) Prinsip supremasi hukum, yaitu kepastian hukum, persamaan kedudukan di depan hukum dan keadilan hukum
berdasarkan proporsionalitas.
c) Prinsip profesionalisme, yaitu dalam penyusunan dan pembentukan hukum, keikutsertaan dan peranan pakar- pakar
hukum dan nonhukum yang relevan harus diutamakan sehingga diharapkan dapat melahirkan perundang-undangan
yang berkualitas.

b. Proses Penyelesaian Kasus Pelanggaran Berat HAM


Adapun proses penyelesaian kasus pelanggaran berat HAM menurut UU Nomor 26 Tahun 2000 adalah sebagai berikut.
1; Penyelidikan, penyidikan, dan penangkapan
Penyelidikan dilakukan oleh Komnas HAM, yang memiliki wewenang dalam hal berikut.
a) Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang
berdasarkan sifat atau lingkupnya patut diduga terdapat pelanggaran berat HAM.
b) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang atau sekelompok orang tentang terjadinya
pelanggaran berat HAM serta mencari keterangan dan barang bukti.
c) Memanggil pihak pengadu, korban, atau pihak yang diadukan untuk diminta dan didengar keterangannya.
d) Memanggil saksi untuk dimintai kesaksiannya.
e) Meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat kejadian dan tempat lainnya jika dianggap perlu.
f) Memanggil pihak terkait untuk rgelakukan keterangan secara
tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan aslinya. *
g) Atas perintah penyidik, dapat melakukan tindakan berupa pemeriksaan surat, penggeledahan dan penyitaan,
pemeriksaan setempat, mendatangkan ahli dalam hubungan dengan penyelidikan.
2) Penyidikan yang dilakukan oleh Jaksa Agung
Dalam pelaksanaan tugasnya. Jaksa Agung dapat mengangkat penyidik ad hoc yang terdiri atas unsur pemerintah dan
masyarakat. Jika dalam waktu yang telah ditentukan, penyidikan tidak juga terselesaikan. Jaksa Agung mengeluarkan surat
perintah penghentian penyidikan. Tindakan berikutnya adalah penangkapan untuk kepentingan penyidikan berdasarkan bukti
permulaan yang cukup.
3) °enuntutan
Penuntutan dilakukan oleh jaksa agung yang dapat mengangkat penuntut umum ad hoc yang terdiri dari unsur
pemerintah dan masyarakat. Penuntutan dilakukan setelah tahap penyelidikan selesai. Penuntutan dilakukan paling lama 70
hari sejak tanggal hasil penyidikan diterima.
4) Pemeriksaan di pengadilan
Berkas perkara diserahkan kepada pengadilan HAM oleh Jaksa Agung untpk kemudian diperiksa dan diputuskan.
Pemeriksaan perkara pelanggaran berat HAM dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang, terdiri
ndidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Kelas XI
atas 2 orang hakim pada Pengadilan HAM dan 3 orang hakim ad hoc. Perkara paling lama diperiksa dan diputus dalam 180
hari, terhitung sejak perkara dilimpahkan ke pengadilan HAM.

Babi | Hak Asasi Manusia

Anda mungkin juga menyukai