Anda di halaman 1dari 6

FIRIANTI FATMASARI

NIM : 22010101
KELAS : A1
J u r n a l S i a s a t B i s n i s Vol. 21 No. 1, 2 0 1 7, 5 5 - 6 9
Evaluasi produk berlabel standar: Persepsi konsumen pria dan wanita
Medi Yarmen, I Gede Mahatma Yudha Bakti
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Rangkuman
Satu jenis label yang ada pada produk adalah label standard atau label kualitas.
Secara konseptual label standard didefinisikan sebagai tanda yang ada pada produk
atau kemasannya menunjukkan bahwa produk atau proses pembuatannya telah
sesuai standard tertentu dan kepatuhannya telah disertifikasi oleh pihak ketiga
(Velčovska dan Marhounova 2005, Velčovska dan Sadilek 2014). Hal terpenting
bagi perusahaan adalah label standar karena memiliki hubungan yang erat dengan
kualitas produk. Label standard dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria wilayah
yaitu label standar nasional, regional dan internasioal (Velčovska dan Sadilek,
2014), contoh: SNI
Hipotesa yang digunakan sebagai penelitian dari perilaku konsumen terhadap
label produk adalah jenis kelamin pria dan wanita memiliki perbedaan persepsi
dalam mengevaluasi produk standar baik pada kualitas produk dan keinginan untuk
membeli produk berlabel standar.
Penelitian kuantitatif menggunakan pengambilan data melalui survey dengan
penyebaran kuesioner yaitu setiap responden menjawab dari beberapa pertanyaan
yang diajukan penulis pada konteks berbeda. Konteks didalam kuesioner meliputi
pengenalan merk (brand familiarity) dan keterlibatan produk (product
involvement).
Variabel yang digunakan yaitu persepsi kualitas produk berlabel standard dan
keinginan untuk membeli prooduk berlabel standard dikalangan anak remaja usia
17-25 memberikan hasil yang spesifik dan terfokus.
Hasil analisa dari pengujian kuisioner bahwa pria dan wanita memiliki
kesamaan pandangan dalam mengevaluasi produk berlabel standar baik kualitas
produk dan keinginan untuk membeli suatu produk berlabel standard. Pengujian
terhadap label standar dengan uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesa.
Secara umum pria dan wanita mempunyai kesamaan persepsi dalam
mengevaluasi produk berlabel standar, kecuali pada kondisi tertentu ada perbedaan
persepsi untuk mengevaluasi produk berlabel standar.

Metodologi
Coveneience sampling sebagai metode pengambilan sampling data yang
digunakan peneliti bertujuan untuk mengukur persepsi konsumen pria dan wanita
terhadap evaluasi produk berlabel standar. Metode coveneience sampling
digunakan dengan penyebaran kuesioner untuk mengumpulkan informasi agar
mendapatkan umpan balik dari fitur produk berlabel standar. Penggunaan teknik
coveneience sampling banyak diadopsi oleh peneliti karena sangat cepat, tidak
rumit dan ekonomis, tetapi kelemahannya bahwa teknik conveneience sampling
kemungkinan populasi yang dipilih secara acak tidak mewakili populasi yang
diinginkan sehingga menimbulkan bias. Peneliti dapat menggunakan teknik
coveneience dan probability secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat, denga cara sebagai berikut:
 Mengambil beberapa sampel untuk mendapatkan hasil yang mendekati akurat;
 Ulani survey untuk memahami apakah hasil anda benar-benar mewakili
populasi;
 Untuk ukuran sampel yang besar dengan menggunakan validasi silang untuk
setengah data. Kemudian bandingkan temuan tersebut denga separuh data
lainnya.
Definisi Operational Variabel
Penelitian ini definisi operasional dari persepsi kualitas produk berlabel standar
adalah persepsi mahasiswa terhadap kinerja produk berlabel standar, sedangkan
keinginan untuk membeli produk berlabel standar dioperasionalkan sebagai
keiginan mahasiswa untuk membeli produk berlabel standard. Kelemahan dari 2
(dua) variabel yang tidak dapat diukur langsung dan peneliti tidak menjelaskan
variabel mana yang dipakai, karena jenis variabel dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu
variabel eksogen, intervening, endogen dalam analisa data dan masing-masing
variabel mempunyai indikator pengukuran yang berbeda.
Analisa Hasil Uji
Peneliti melakukan hasil analisa melalui 3 (tiga) pengujian yaitu Uji validitas,
Uji Reliabilitas Kuesioner dan Uji Hipotesa. Pada Uji Hipotesa 1 pengambilan data
kuesioner dilakukan pada konteks pengenalan merek, sedangkan hipotesa 2
pengambilan data kuesioner pada konteks tingkat kertelibatan produk bila konteks
pengujian berbeda, maka tidak dapat dilakukan uji t-test. Untuk dapat dilakukan
pengujian maka menggunakan analisa independent sampel t-test pada hasil dari
kedua data. Proses analisa independent sampel t-test belum melakukan pengujian
Levene’s test untuk mengetahui asumsi homogenitas varians di 2 kelompok.

Modifikasi
Metode pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Membagikan kuesioner kepada responden dengan kriteria yang sudah
ditetapkan;
2. Kuesioneryang telah diisi oleh responden dikumpulkan, disortir dan diolah;
3. Kusioner menggunakan skala Likert dimana jawaban responden telah dibatasi.
Skala pengukuran yang digunakan skala likert yaitu “skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang.” Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.. Setiap
jawaban mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.
Berdasarkan skala Likert, maka jawaban responden terhadap pernyataan yang
terdapat pada kuesioner adalah:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Opersional Variabel
Peneliti seharusnya menentukan 2 (dua) variabel dalam evaluasi produk berlabel
standard yaitu persepsi kualitas produk berlabel standard (variabel independe) dan
keinginan untuk membeli produk berlabel standard) masing-masing dapat sebagai
variabel eksogen, intervening, variabel endogen yang bisa mempengaruhi indikator
pengukuran untuk memberikan hasil analisa lebih akurat.
Analisa
Penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji validitas, uji realibilitas
maupun hipotesa, maka penelitian juga dapat menggunakan cara dengan metode
penelitian deskriptif. Pelaksanaan metode deskriptif melalui teknik survey, studi
kasus, study komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan
analisis documenter. Metode deskriptif dapat dilakukan melalui pendekatan metode
longitudinal atau croos sectional. Metode Logitudinal adalah metode yang dapat
dilakukan dalam waktu yang lama, salah satu contoh yaitu penelitian dapat
dilakukan lagi untuk golongan usia lain yang mempunyai persepsi terhadap produk
berlabel standar. Sebab hasil analisa dari pengujian terhadap evaluasi produk
berlabel standar pada usia 17-25 belum dapat mewakili semua kalangan. Dari hasil
survey kuesienor, maka Peneliti perlu melakukan mengembangkan uji hipotesa
terhadap persepsi terhadap produk berlabel standar pada usia lain,
karyawan/karyawati atau masyarakat umum yang dapat memberikan konstribusi
untuk pengujian empiris perbedaan jenis kelamin dalam mengevaluasi produk
berlabel standar.

DAFTAR PUSTAKA

Bakti, IGMY, dan Sumaedi. S. 2015. P-TRANSQUAL : a. service quality model


of public land transport services, International Journal of Quality &
Reliability Management, 32 (6), 534-558;
Rahmawati T. 2016. Jenis Kelamin sebagai Variabel Moderasi dalam Hubungan
Kualitas Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
Kepercayaan Pasien: Sebuah Model Konseptual Quality Management
Review, 1 (1), 30-58;
Cooper, D.R. dan Schindler, Pamela S 2008. Business Research Methods (10th
edition), McGraw-Hill International Edition;
Caswell, Julie A. 2006. Quality assurance, information tracking, and consumer
labelling. Marine Pollution Bulletin, 53, 650-656;
ISO. 2015, ISO 9001, International Standard, Quality Management Systems
Requirements;
Kotler, P., dan Keller, K.L 2012. Marketing Management (14th ed.) Upper Saddle
River, Prentice Hall :New Jersey;
Solomon, Michael R. 2013. Consumer Behavior: Buying and Having (10th
editition), Pearson Prentice Hall;
Hair, J.F. Anderson, R.E., Tatham, R.L., da Black, W.C. 2006. Multivariate Data
Analysis, 6 th ed., Prentice Hal : New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai