Anda di halaman 1dari 4

SYARAT AMAL DITERIMA

berarti amalnya akan diterima Allah, dan jika kurang, maka


akan ditolak.
Sebagai seorang muslim yang menghendaki agar amal
ibadahnya diterima dan mendapatkan ganjaran dari Allah,
maka kita harus berusaha semaksimal untuk mengetahui
dan selanjutnya memenuhi persyaratan itu. Sebab, apalah
artinya amal banyak, namun tidak mendatangkan
keridhaan Allah?! Bahkan justru sebaliknya, menyebabkan
murka Allah. Sia-sialah kita dalam beramal, kalau pada
akhirnya akan ditolak dan dikembalikan kepada kita.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Dalam Al Qur’an Surat Al Furqan, Allah telah berfirman,

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan,


lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan. (QS Al Furqan:23)
Ibnu Katsir t menjelaskan, ini merupakan kejadian
pada hari kiamat. Yaitu pada saat amal-amal dihisab oleh
Allah k . Melalui ayat ini Allah memberitahukan,
bahwasanya amalan-amalan orang kafir dan musyrik tidak
menghasilkan apa-apa, berapapun banyaknya. Karena
amalan-amalan mereka itu tidak memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan Allah k . Belum cukupkah firman
Allah tersebut mendorong kita untuk mempelajari syarat
diterimanya amal?
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Amal ibadah akan diterima Allah, jika memenuhi dua
syarat. Pertama, ikhlas. Artinya, beribadah hanya
kepadaNya saja dan karena Allah k . Rasulullah n
bersabda,

Sesungguhnya Allah tidak menerima satu amalan, kecuali


amalan yang diikhlaskan untukNya dan untuk mencari
wajahNya. (HR An Nasa’i).
Rasulullah n juga bersabda,

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah, Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya


Dalam hadits yang lain,
Kita telah mengetahui, bahwa Allah
memerintahkan kepada kita untuk beribadah
kepadaNya. Setelah itu Allah akan membalas pahala
amal ibadah, sesuai dengan tingkatannya. Namun,
kita perlu menyadari, bahwa amal ibadah kita, tidak
semua akan diterima. Allah telah menetapkan Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Jika dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati
amal seseorang telah memenuhi pesyaratan itu, dan amal-amal kalian. (HR Muslim).

Bonus Khutbah Jum’at Edisi 03/VII/1424H/2003 2


Masalah keikhlasan ini berkait dengan hati. Dan Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
masalah hati tidak bisa dipisahkan dengan niat. Perkara kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan
ini terkadang banyak diremehkan oleh manusia, sehingga Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Al Mulk:2)
merasa tidak perlu lagi mengoreksi hati. Tidakkah kita
mengetahui, bahwa masalah ini dianggap besar oleh para Maksud kalimat ahsanu amalan, ialah yang paling ikhlas
ulama’ salaf? Tengoklah yang dikatakan oleh Sufyan dan paling benar amalnya. Orang-orang bertanya,”Wahai,
Tsauri,”Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat Abu Ali. Apa yang dimaksud dengan yang paling ikhlas
daripada niatku. Karena dia berbolak-balik.” dan paling benar amalnya?” Beliau
menjawab,”Sesungguhnya amal itu, jika dikerjakan ikhlas
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
karena Allah akan tetapi tidak sesuai dengan tuntunan
Itulah pandangan ulama salaf dalam masalah hati.
Rasulullah n , maka tidak akan diterima Allah k .
Masalah hati sangat mereka perhatikan ketika beramal.
Demikian juga jika amal itu benar sesuai dengan yang
Sehingga dalam sejarah perjalanan hidup mereka, kita
ajarkan Rasulullah n , akan tetapi tidak ikhlas, maka
mendapati berbagai macam usaha yang mereka lakukan
tidak diterima Allah sampai amal tersebut memenuhi dua
untuk menjaganya, dan menutup pintu masuk syetan yang
syarat, yaitu ikhlas dan benar sesuai dengan yang diajarkan
hendak membelokkannya. Ingatlah, syetan merupakan
oleh Rasulullah n . (Hujajul Qawiyyah, hlm. 12).
musuh orang-orang beriman. Dia tidak akan pernah tinggal
diam. Dia akan selalu berusaha dengan segala cara untuk
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
menggoda manusia, sehingga rusaklah amal.
Amalan-amalan yang telah memenuhi kedua syarat
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah, tersebut, dinamakan dengan amal shalih. Allah telah
Syarat kedua agar diterimanya amal seseorang, ialah menjelaskan dalam firmanNya,
ittiba’. Artinya, amal ibadah itu harus sesuai dengan
tuntunan Rasulullah n . Beliaulah utusan Allah yang
diperintahkan untuk menyampaikan risalahNya. Sebagai
utusanNya, beliau n merupakan manusia yang paling
mengetahui tentang risalahNya. Dan semuanya sudah Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya,
disampaikan oleh beliau n . Maka sudah seharusnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan
kaum muslimin mengikuti beliau n . Allah berfirman, janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi:110).

Juga dalam firmanNya,

Katakanlah,”Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,


ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha (Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang
Penyayang. (QS Ali Imran:31). menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
Demikian itulah dua syarat yang disimpulkan oleh para
mereka bersedih hati. (QS Al Baqarah:112).
ulama dari banyak dalil, baik dari Al Qur’an maupun Sunnah
Rasulullah n . Kedua syarat inilah yang akan menentukan
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
amal kita diterima ataukah ditolak. Jika salah satunya tidak
Sebagai seorang muslim, kita harus berusaha untuk
terpenuhi, maka tidak akan diterima. Jika persyaratan yang
mewujudkan kedua persyaratan tersebut ketika beramal.
tidak terpenuhi itu syarat yang pertama, maka si pelaku
Rasanya sulit bagi kita untuk mewujudkannya, kecuali
bisa terjerembab ke dalam lembah kesyirikan.
dengan senantiasa belajar dan belajar lagi. Dan
Wal’iyadzubillah. Sedangkan jika yang tidak terpenuhi itu
alhamdulillah, pada saat ini kita tidak terlalu kesulitan
syarat yang kedua, maka si pelaku masuk ke dalam
mempelajari agama kita. Berbagai media telah dimanfaat
perbuatan bid’ah yang sesat.
oleh para da’i untuk membantu kita dalam memahami
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah, ajaran Rasulullah n . Kemudian bagaimanakah kita
Imam Ibnul Qayyim t mengatakan,”Seseorang tidak sekarang. Maukah kita mempelajari agama ini untuk
akan mungkin bisa merealisasikan iyyaka na’budu memperbaiki amaliah kita ataukah tidak? Mudah-mudahan
(maksudnya peribadatan kepada Allah), kecuali dengan Allah memberikan kepada kita kemudahan untuk
dua dasar. Yaitu ikhlas dan mutaba’ah (mengikuti mempelajari, memahami dan selanjutnya mengamalkan
Rasulullah n ). Fudhail Bin Iyadh t , menjelaskan ilmu yang sudah kita terima.
makna ayat:

Bonus Khutbah Jum’at Edisi 03/VII/1424H/2003 3


KHUTBAH KEDUA - Orang yang beramal sesuai dengan tuntunan Rasulullah
n , akan tetapi tidak ikhlas karena Allah. Misalnya
seseorang beramal mengikuti tuntunan Rasul n agar
mendapatkan pujian, berjihad agar disebut sebagai
pemberani, berhaji agar dipanggil haji dan lain-lain.
Secara dhahir kelihatannya amal shalih, padahal
sesungguhnya bukan amal shalih. (Hujajul Qawiyyah
hlm. 13).

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,


Setelah mengetahui empat golongan manusia tadi,
maka marilah kita mawas diri, masuk ke dalam golongan
manakah kita ini? Barangsiapa yang memiliki ciri-ciri
Dalam khutbah pertama, telah saya jelaskan tentang golongan pertama, yaitu ikhlas dalam beramal dan
dua syarat diterimanya suatu amal. Maka dalam khutbah mengikuti sunnah Rasulullah n , maka hendaklah ia
yang kedua ini ingin kami sampaikan pembagian manusia bersyukur kepada Allah atas karuniaNya tersebut, serta
berdasarkan kedua syarat tersebut. berdo’a kepada Allah agar senantiasa diberikan kekuatan
Salah seorang ulama’ besar Ibnul Qayyim Al Jauzi t untuk istiqamah. Dan agar ditetapkan pendiriannya tetap
berkata: Berdasarkan kedua syarat yang agung ini, berada di atas agama yang benar ini. Sebaliknya
manusia terbagi menjadi empat golongan. barangsiapa yang mendapati pada dirinya ciri-ciri golongan
- Ahlul ikhlas dan muttaba’ah (orang yang ikhlas dan kedua dan seterusnya, maka hendaklah segera bertaubat
mengikuti). Merekalah ahlu iyyaka na’budu yang hakiki. kepada Allah dengan sebenar-benar taubat, sambil
Sehingga semua amal-amal mereka, pembicaraan, senantiasa berdo’a agar mendapat taufiq dan hidayahNya.
pemberian, pelarangan, kecintaan serta kebencian Demikianlah khutbah yang bisa kami sampaikan.
mereka, semuanya karena Allah l . Mu’amalah mereka Semoga bermanfaat bagi kita. Yang benar semuanya dari
lahir-batin ikhlas karena Allah semata. Demikian juga amal- Allah, dan yang salah semuanya dari diri saya dan syetan.
amal serta ibadah-ibadah mereka, sesuai dengan perintah
Allah, sesuai dengan apa yang dicintai dan diridhaiNya.
Inilah amalan yang akan diterima Allah k . Dan untuk
tujuan ini jualah Allah menguji hambanya dengan kematian
dan kehidupan. Allah tidak akan menerima suatu amal,
jika tidak dilandasi keikhlasan karena Allah dan sesuai
dengan ajaran Rasulullah n. Amal yang tidak sesuai dengan
kedua syarat tersebut akan dikembalikan kepada
pelakunya bagaikan debu yang berhamburan. Semua
amal yang tidak mengikuti sunnah Rasulullah n , tidak
akan menghasilkan kebaikan apa-apa, bahkan akan
menambah semakin jauh dari Allah.

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,


Itulah golongan pertama yang disebutkan oleh Ibnul
Qayyim t , sebuah golongan yang benar dalam beramal
dan akan mendapatkan balasan baik daari Allah. Semoga
Allah menjadikan kita termasuk golongan yang pertama
ini.
Kemudian beliau t menyebutkan tiga golongan
lainnya yang menyimpang yaitu,
- Orang yang tidak ikhlas dan juga tidak mengikuti tuntunan.
Mereka ini seperti orang-orang yang mencari nama
dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang
disyari’atkan. Mereka inilah sejelek-jelek makhluk dan
makhluk yang paling dimurkai.
- Orang yang beramal ikhlas karena Allah, tetapi tidak
sesuai dengan tuntunan Rasulullah n . Seperti ahli
ibadah yang tidak tahu apa-apa, atau siapa saja yang
beribadah kepada Allah dengan cara yang tidak pernah
disyari’atkan Allah k .

Bonus Khutbah Jum’at Edisi 03/VII/1424H/2003 4

Anda mungkin juga menyukai