Anda di halaman 1dari 2

SYARAT DITERIMANYA AMAL Kriteria diterimanya Ibadah

Allah berfirman QS Adz Dzariyat (51): 56 Secara umum, ibadah akan diterima oleh Allah SWT
apabila memenuhi dua syarat utama, yaitu :
1. Niat yang ikhlas (mencari ridha Allah) dan benar
2. Amalnya sesuai dengan sunah Nabi dan syariat
Islam.
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia Aspek pertama berkenaan dengan aspek hati dan aspek
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. kedua berkenaan dengan aspek aktivitas lahiriah.

Allah berfirman QS Al An’am 126-163 Dua syarat ini mutlak harus dipenuhi, dan apabila salah
satu dari dua syarat ini tidak terpenuhi maka perbuatan
itu tidak bernilai ibadah di mata Allah SWT.

Jika ada orang yang dengan ikhlas melakukan sholat


subuh empat rakaat karena menganggap dua rakaat
terlalu sedikit, maka sholatnya tidak bernilai ibadah di
sisi Allah karena tidak memenuhi syarat kedua.

162. Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, Sebaliknya, ada orang yang melaksanakan ibadah sudah
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan sesuai dengan yang diajarkan Rasululloh SAW, ternyata
semesta alam, ditolak oleh Allah SWT karena niatnya tidak dalam
163. tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang rangka mencari ridho Allah.
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". Aspek pertama sesuai dengan sabda Nabi SAW:
“Sesungguhnya amal-amal itu hanya bergantung pada
Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan satu tujuan, niat, dan setiap orang hanya memperoleh menurut apa
yaitu untuk ibadah kepada-Nya. yang diniatkan. Barang siapa hijrahnya menuju ALLAH
DAN Rasul-Nya, ia akan sampai kepada Allah dan
Hakikat ibadah adalah ketaatan dan ketundukkan yang Rasul-Nya. Barang siapa hijrahnya menuju dunia yang
mutlak kepada Allah. Oleh karena itu segala sesuatu Aakan diperolehnya atau menuju yang akan dinikahinya,
yang diperbuat seseorang karena ketaatan dan ia akan mendapatkan apa yang dituju” (HR Bukhori dan
ketundukkannya kepada Allah adalah ibadah. Muslim).
Ibadah dalam terminologi Islam mengandung
makna yang sangat luas. Ia meliputi seluruh perbuatan Aspek kedua sesuai sabda Nabi SAW:
positif yang dilakukan oleh manusia untuk kemaslahatan “Barang siapa mengerjakan suatu amal yang tidak
diri, keluarga, masyarakat dan alam semesta. menurut perintah kami maka ia tertolak” (HR Muslim).
Yang dimaksud dengan positif di sini adalah positif Allah berfirman QS Lukman 22
menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya, karena
pandangan kita tentang baik dan buruk terhadap sesuatu
belum tentu sesuai dengan pandangan Allah dan Rasul-
Nya.
Allah memerintahkan seluruh manusia untuk
beribadah dengan mengikhlaskan niat hanya untuk-Nya.
Setiap hari kita keluar rumah dengan tujuan mencari “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada
nafkah untuk kebutuhan diri dan keluarga agar dapat Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka
membeli makanan yang halal dan thayyib, pakaian yang sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
layak , memiliki tempat tinggal yang memadai, kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala
memenuhi biaya pendidikan untuk anak-anak dll, Jika urusan”.
niat kita mencari nafkah agar makanan yang kita makan
dapat membuat tubuh kita sehat dan kuat untuk Allah berfirman QS An-Nisaa’ 125
melaksanakan perintah Allah, pakaian yang kita beli
untuk menutup aurat yang diperintahkan Allah, tempat
tinggal yang kita miliki untuk melaksanakan perintah
Allah,maka setiap usaha kita tersebut akan bernilai di sisi
Allah.
Tetapi kalau kita bekerja hanya sekedar sebuah
rutinitas untuk memenuhi kebutuhan duniawi, maka kita
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada
hanya mendapatkan dunia, dan tidak mendapatkan
orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah,
ganjaran di sisi Allah.
sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
Niat di dalam Islam menempati posisi kunci.
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Sebuah kerja yang sama yang dilakukan oleh dua orang
Ibrahim menjadi kesayanganNya”.
yang berbeda akan membuahkan hasil yang bertolak
belakang gara-gara niat, meskipun di mata manusia
Yang dimaksud dengan “menyerahkan diri kepada
mungkin hasilnya sama.
Allah” dalam ayat tersebut adalah mengikhlaskan niat
dan amal perbuatan hanya karena Allah semata,
sedangkan yang dimaksud dengan “mengerjakan
kebaikan’ dalam ayat tersebut adalah mengerjakan
kebaikan dengan serius dan sesuai dengan sunnah
Rasulullah SAW.
1
Abu Ali berkata “sesungguhnya amal yang dilandasi
keikhlasan tetapi tidak benar, tidak diterima Allah.
Sebaliknya amal yang benar tetapi tidak dilandasi
keikhlasan juga tidak diterima Allah SWT.

Amal perbuatan baru diterima Allah jika didasari


keikhlasan dan dilaksanakan dengan benar.
Yang dimaksud “ikhlas” adalah amal perbuatan itu
dikerjakan semata-mata karena Allah dan yang dimaksud
“benar’ adalah amal perbuatan itu sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW.

Hadis riwayat muslim dalam hadits qudsi:


Nabi SAW bersabda, “Allah SWT berfirman: Shalat itu
Kubagi dua antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku
ialah apa yang dimintanya.
Apabila ia mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin,
Aku menjawab: “Hamba-Ku memuji-Ku”.
Apabila ia mengucapkan Arrahmaanirrahiim,
maka Aku menjawab: “Hamba-Ku menyanjung-Ku”.
Apabila ia mengucapkan Maaliki yaumiddiin,
maka Aku menjawab: “Hamba-Ku mengagungkan-Ku”.
Apabila ia mengucapkan Iyyaka nabudu waiyyaaka
nastaiin,
maka Aku menjawab: “Inilah bagian-Ku dan bagian
hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”.
Apabila ia mengucapkan Ihdinashirratal mustaqim,
shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi
alaihim waladhaalin, maka Aku menjawab:
“Inilah bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang
dimintanya” (HR Muslim).

Tujuan penciptaan manusia:


1. Untuk beribadah pada Allah SWT (QS Adz Dzariyat
(51): 56)

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

2. Sebagai kholifah dimuka bumi


(QS Al baqarah (2): 30)

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para


Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."

Anda mungkin juga menyukai