Anda di halaman 1dari 2

Roseola adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam selama beberapa hari

dan kemunculan ruam merah di kulit. Ruam merah yang muncul saat seseorang
mengalami roseola disebut dengan exanthema subitum.
Roseola sering menyerang bayi dan anak-anak usia 6–24 bulan sehingga dikenal juga dengan
sebutan roseola infantum. Roseola lebih sering dialami bayi dan anak-anak, tetapi remaja dan
orang dewasa yang belum pernah terinfeksi sebelumnya juga bisa terkena roseola.
Roseola umumnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun, kondisi ini sering menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya. Pada kasus yang
jarang terjadi, demam yang sangat tinggi akibat roseola juga dapat menimbulkan komplikasi.

Penyebab Roseola
Roseola disebabkan oleh virus Human Herpesvirus tipe 6 (HHV-6) atau Human Herpesvirus tipe
7 (HHV-7). Meski sama-sama dari golongan virus herpes, HHV-6 dan HHV-7 tidak sama
dengan jenis virus herpes yang menyebabkan penyakit menular seksual.
Penularan virus ini dapat terjadi bila seseorang tidak sengaja menghirup percikan air liur
penderita saat bersin atau batuk. Penyakit ini juga bisa menular secara tidak langsung melalui
perantaraan benda yang sudah terkontaminasi oleh virus, misalnya ketika berbagi pakai barang,
seperti gelas minuman, dengan penderita roseola.
Roseola juga dapat menular walaupun penderitanya tidak menunjukkan gejala ruam atau
diketahui hanya mengalami demam. Meski demikian, penularan roseola tidak secepat infeksi
virus lain dan jarang menyebabkan penyakit yang mewabah, seperti cacar air atau campak.

Faktor risiko roseola


Roseola paling sering terjadi pada anak usia 6–15 bulan. Hal ini karena pada usia tersebut, daya
tahan tubuh anak belum berkembang dengan baik dalam melawan virus. Selain itu, kekebalan
tubuh terhadap virus yang diperoleh anak dari antibodi ibunya ketika masih dalam kandungan
juga sudah berkurang.
Selain pada bayi dan anak-anak, roseola juga lebih mudah diderita oleh orang yang memiliki
daya tahan tubuh yang lemah, misalnya orang yang menjalani kemoterapi atau menderita
penyakit yang menyebabkan gangguan sistem imun, seperti HIV dan AIDS, leukemia,
atau multiple myeloma.

Gejala Roseola
Gejala roseola biasanya muncul 5–15 hari sejak virus masuk ke dalam tubuh. Beberapa gejala
yang muncul saat seseorang terkena roseola adalah:

 Demam tinggi dengan suhu >39,4°C selama 3–5 hari


 Batuk
 Pilek
 Sakit tenggorokan
 Sakit telinga
 Diare
 Hilang nafsu makan
 Kelopak mata bengkak
 Kelenjar getah bening di leher membesar
 Muncul ruam di kulit (eksantema subitum) setelah demam mereda

Selain itu, roseola pada bayi dapat menyebabkan bayi lebih rewel. Pada beberapa kasus, demam
akibat roseola dapat memicu kejang demam.
Ruam pada kulit (eksantema subitum) yang muncul setelah demam mereda biasanya berbentuk
titik-titik atau bercak berwarna merah muda atau merah. Ruam biasanya mulai muncul di area
dada, perut, dan punggung, kemudian menyebar ke lengan dan leher. Ruam juga terkadang
menyebar hingga ke kaki dan wajah.
Meski begitu, ruam tersebut tidak menimbulkan rasa gatal dan biasanya akan hilang sendirinya
dalam beberapa jam hingga beberapa hari.

Kapan harus ke dokter


Lakukan pemeriksaan ke dokter jika anak Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan
di atas. Deteksi dini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari keluhan yang dialami dan agar
bisa mendapat penanganan yang tepat.
Segera cari pertolongan medis ke IGD di rumah sakit terdekat jika anak Anda mengalami gejala-
gejala, seperti:

 Sesak napas
 Demam tinggi yang tidak kunjung mereda dalam 24 jam atau bahkan setelah
diberikan obat penurun panas
 Ruam terasa gatal atau nyeri
 Mual, muntah, atau diare parah
 Urine berwarna gelap
 Lemas
 Kejang

Diagnosis Roseola
Dokter akan menanyakan keluhan yang dialami, serta riwayat kesehatan pada pasien dan
keluarga. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk dengan mengukur suhu
tubuh dan memeriksa ruam di kulit.
Jika pasien mengalami demam, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lanjutan,
seperti tes darah untuk mengidentifikasi penyebab demam. Namun, pada sebagian besar kasus,
roseola dapat didiagnosis melalui tanya jawab dan pemeriksaan fisik oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai