Anda di halaman 1dari 8

183 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 2 September 2022

Penyebab Kebangkrutan PT Sariwangi dan Analisisnya dengan


menggunakan Teori Goal Setting

Rega Ramadhan1, Sam’un Jaja Raharja2, Herwan Abdul Muhyi3


Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia1
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia2
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia3

Abstract
The purpose of this study is to locate the cause of the bankruptcy of a company by using the Sariwangi tea company
as an object and to provide solutions and insights using goal setting theory so that other companies do not take the
same path. Data were taken from book literature, existing data, previous research and the internet. The method used
is using the vosviewer application to find research gaps, especially keywords that have not been used and using the
literature study/literature study method to explain them. The results and conclusions show that PT Sariwangi is too
focused on its goal to expand the company to a larger size without paying attention to the clarity of goals, challenges
to be faced, commitment to a product, feedback or criticism from consumers, and the complexity of the tasks carried,
besides that PT Sariwangi does not fully implement goal setting theory or goal setting, this has an impact on two
factors that cause bankruptcy.

Keywords: Sariwangi; Business strategy; Goal Setting; Bankruptcy

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari letak penyebab kebangkrutan suatu perusahaan dengan menggunakan
perusahaan teh Sariwangi sebagai objek dan memberikan solusi dan wawasan dengan menggunakan teori goal setting
agar perusahaan lain tidak menempuh jalan yang sama. Data diambil dari literatur buku, data yang sudah ada,
penelitian sebelumnya dan internet. Metode yang digunakan adalah menggunakan aplikasi vosviewer untuk mencari
gap penelitian terutama keyword yang belum digunakan dan menggunakan metode studi kepustakaan/studi literatur
untuk menjelaskannya. Hasil dan kesimpulan menunjukan bahwa PT Sariwangi terlalu fokus terhadap tujuannya
untuk mengekspansi perusahaan lebih besar tanpa memperhatikan kejelasan tujuan, tantangan yang akan dihadapi,
komitmen terhadap suatu produk, feedback atau kritikan dari konsumen, dan kompleksitas tugas yang dibawa, selain
itu PT Sariwangi tidak sepenuhnya menerapkan teori goal setting atau penetapan tujuan, hal ini berdampak kepada
dua faktor penyebab kebangkrutannya.

Kata Kunci: Sariwangi; Strategi Bisnis; Penentuan Tujuan; Kebangkrutan.

Corresponding author. regaramadhan777@gmail.com

History of article. Received: April 2022, Revision: Juni 2022, Published: September 2022

PENDAHULUAN minuman ini. Pada 1972 para pendiri


Teh merupakan minuman yang sering perusahaan memperkenalkan teh dengan
diminum oleh orang Indonesia. Cita rasa yang kemasan kantong. Produknya menjadi teh
agak pahit dari teh merupakan kenikmatan celup pertama yang ada di Indonesia. Produk
tersendiri dari teh dan minuman ini biasanya teh celup cukup diterima lantaran cara
disajikan bersamaan dengan sarapan maupun mengkonsumsi ternyata dinilai lebih praktis
saat di sore hari. Teh dengan campuran ketimbang teh tubruk. Salah satunya adalah
kuncup bunga melati yang disebut teh melati perusahaan teh terkenal seperti Sariwangi
atau teh wangi melati merupakan jenis teh misalnya. Perusahaan teh yang sudah berdiri
yang paling populer di Indonesia. sejak tahun 1973, bahkan pada 1985
Dengan banyaknya penggemar teh di Sariwangi mulai mengekspor produknya ke
seluruh Indonesia, maka banyak pula berbagai negara termasuk Amerika Serikat,
perusahaan yang memproduksi jenis Australia, Inggris, Timur Tengah dan Rusia.
Namun pada tahun 2018, Pengadilan Niaga
Rega Ramadhan1, Sam’un Jaja Raharja2, Herwan Abdul Muhyi3 184
Penyebab Kebangkrutan PT Sariwangi dan Analisisnya dengan menggunakan Teori Goal Setting\

Jakarta Pusat menyatakan kedua perusahaan terjadi? Apakah setiap perusahaan yang pailit
itu pailit. Perusahaan dianggap telah melalui hal yang sama?
melanggar perjanjian perdamaian soal utang Tujuan dari penelitian ini adalah mencari
utang dengan PT Bank ICBC Indonesia. letak penyebab kebangkrutan suatu
Pailitnya minuman teh yang dirasa bagus perusahaan dengan menggunakan perusahaan
untuk kesehatan ini terjadi lantaran mereka teh Sariwangi sebagai contoh dan
menanggung beban hutang yang cukup besar. memberikan solusi dan wawasan dengan
Sesuai dengan yang tertulis pada hukum menggunakan teori goal setting agar
pengadilan Niaga Jakarta Pusat, PT. perusahaan lain tidak menempuh jalan yang
Sariwangi Agricultural Estate Agency sama. Penelitian ini akan dibandingkan
dikabarkan mereka tidak mampu membayar dengan penelitian risiko kebangkrutan
hutang yang mencapai 1 triliun rupiah. Beban terhadap biaya utang pada perusahaan.
tersebut telah mereka pikul sejak tahun 2015
ke beberapa kreditur, salah satunya adalah METODE
PT. Bank ICBC Indonesia. Sariwangi Metode penelitian yang akan digunakan
bukanlah perusahaan yang bangkrut sendiri. adalah metode studi kepustakaan/studi
Karena, rekannya PT. Maskapai Perkebunan literatur. Studi Kepustakaan adalah teknik
Indorub Sumber Wadung juga mengalami hal pengumpulan data dengan cara menelaah
yang serupa. Perkebunan teh yang berada di berbagai buku, catatan, literatur, serta laporan
Bogor tersebut harus menanggung hutang yang berkaitan dengan topik yang ingin
yang besarnya mencapai 35,7 miliar. Hal ini dibahas (Nazir, 1988). Penulis perlu
disebabkan kedua perusahaan tersebut sudah membaca berbagai buku, artikel, dan jurnal
membayar cicilan bunga akan tetapi besaran yang mendukung dengan topik yang dibahas,
yang dibayarkan tidak sesuai dengan menganalisis, dan mengaitkannya dengan
ketetapan yang sudah dijanjikan. teori yang dijadikan landasan untuk
Hal ini Berawal dari Sariwangi dan membentuk sebuah jawaban baru dalam
Perkebunan Teh afiliasinya tersebut ingin jurnal ini.
mencoba melakukan ekspansi bisnis dengan Penelitian ini menggunakan studi
cara memperluas sistem drainase air dan juga literatur dari data sekunder yang didapat dari
teknologi penyiraman. Dan untuk melakukan website seperti informasi mengenai teori yang
dua kegiatan tersebut, PT. Sariwangi dan dipakai untuk penelitian ini, materi yang akan
afiliasinya harus melakukan peminjaman dibahas dan juga pencarian informasi
uang ke beberapa debitur hingga totalnya mengenai goal setting pada suatu perusahaan
mencapai 1,5 triliun. Dari jumlah uang yang dan kesalahan yang dilakukan perusahaan
dikeluarkan, hasil akhir tidak maksimal Sariwangi dalam penentuan tujuan (goal
sehingga PT. Sariwangi harus menanggung setting). Data hasil pencarian ini kemudian
beban yang cukup besar. Sejatinya, mereka dianalisis menggunakan software
sudah hampir dinyatakan bangkrut beberapa VosViewer. Ada dua analisis yang dilakukan,
tahun silam tapi mereka bisa mengajukan yaitu analisis Co-occurence. Hasil dari
permohonan homologasi. Secara berkala, PT. analisis ini adalah peta visualisasi
Sariwangi mampu membayar hutang dan bibliometrik. Saat ini VosViewer hanya
cicilan bunga terhadap beberapa kreditur mampu menganalisis kata dan istilah dalam
namun pada akhirnya perjanjian permohonan bahasa Inggris. Setelah itu akan dijabarkan
homologasi dibatalkan pihak pengadilan dengan metode studi kepustakaan/studi
niaga. Tidak ada cara lain untuk literatur untuk menjelaskannya sesuai teknik
menyelamatkan produsen teh celup analisis yang digunakan dan
terkemuka tersebut sehingga mereka harus mengidentifikasinya dengan perusahaan
gulung tikar. Lalu apa yang sebenarnya Sariwangi.
185 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 11 No 1 Maret 2020

atas 6 kata kunci, yaitu: commerce,


continuous improvements,
design/methodology/approach, information
HASIL DAN PEMBAHASAN management, structural equation modeling,
Analisis awal Vos Viewer Mengenai Goal sustainable development.
Setting Perusahaan yang Sustainability.
Berdasarkan Penjelasan mengenai
analisis co-occurance Gambar 1. tersebut
terdapat gap dimana kata kunci goal setting
atau penentuan tujuan tidak tersedia dalam
gambar tersebut. Oleh karena itu, penulis
akan membahas mengenai penentuan tujuan
mengenai perusahaan terutama pada
perusahaan PT Sariwangi.

Analisis Goal Setting pada PT. Sariwangi

Sumber: vosviewer Gambar 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor


Teh, 2014-2018
Gambar 2. Hasil analisis VosViewer menggunakan
metode Co-Occurance

Hasil analisis co-occurance pada Gambar


1. bahwa Hasil Pencarian didapatkan 318 kata
kunci. Batas ambang minimal publikasi setiap
penulis adalah 2 makalah. Terdapat 25 kata
kunci yang termasuk dalam batas ambang.
Dari analisis ini didapatkan empat kluster Sumber: https://www.bps.go.id/
dengan kode warna merah, biru, hijau, kuning
(Gambar 1). Dari Gambar 1 di atas, teramati Menurut paper.id dan finance.detik.com
2 kelompok besar, 1 kelompok satelit, dan 1 menjelaskan bahwa Pt. Sariwangi
kelompok yang menjauh satu sama lain. memfokuskan pada pembuatan daun teh dan
Kelompok pertama berwarna merah, terdiri mixing menjadi bubuk teh siap
atas 9 kata kunci; article, human, internet, didistribusikan. Namun beberapa tahun
interview, motivation, nursingstaff, setelahnya, Sariwangi memilih untuk ekspan
organization and management, patient ke tahap yang lebih serius. menurut Supit,
attitude dan united states. Kata kunci ini selaku pemilik Sariwangi memilih untuk
berfungsi untuk melihat pembahasan merubah perusahaanya menjadi Perseroan
mengenai goal setting dalam sebuah Terbatas dan memilih untuk membuat produk
organisasi yang berhubungan dengan teh celupnya sendiri yang dikenal sebagai Teh
sustainability. Kemudian kelompok Celup Sariwangi. Produk tersebut menjadi
satelitnya adalah kelompok berwarna kuning, sangat populer hingga saat ini. Karena hal itu,
dengan 3 keyword yaitu, goal setting, PT. Sariwangi pun mulai melakukan
leadership, power relations. Kemudian manajemen struktur dan memperkenalkan
kelompok berwarna hijau dengan 7 kata produk - produk terbaru, meskipun masih
kunci, yaitu business model, corporate social berada di ranah teh celup. Pada masanya, teh
responsibility, goals, stakeholders, strategic celup merupakan inovasi yang cukup baik.
management, strategic planning, dan PT. Sariwangi beradaptasi untuk
sustainability. Sementara kelompok yang menggunakan kantong sutra seperti apa yang
saling menjauh yang berwarna biru terdiri dilakukan para pedagang di Amerika Serikat
Rega Ramadhan1, Sam’un Jaja Raharja2, Herwan Abdul Muhyi3 186
Penyebab Kebangkrutan PT Sariwangi dan Analisisnya dengan menggunakan Teori Goal Setting\

pada awal tahun 1900-an. Saat itu, dengan makna sepenuhnya. Jika seorang
penggunaan sutra dinilai lebih murah karena individu berkomitmen untuk mencapai
meminimalisir ongkos produk. Sariwangi pun tujuannya, maka hal ini akan mempengaruhi
akhirnya berjaya, setidaknya hingga produk tindakannya dan mempengaruhi
andalannya tersebut diambil alih oleh PT konsenkuensi kinerjanya.
Unilever. Produk teh celup sariwangi dimiliki
oleh PT. Unilever dan penjualannya semakin Teori ini juga menjelaskan bahwa
meningkat drastis. Sementara itu, PT. penetapan tujuan yang menantang (sulit) dan
Sariwangi mencoba berinovasi dengan dapat diukur hasilnya akan dapat
mengeluarkan produk lainnya yang tidak jauh meningkatkan prestasi (kinerja), yang diikuti
dari teh celup, semisal Sarimurni Teh dengan kemampuan dan keterampilan kerja.
Kantong Bundar, Teh Wangi Melatih, Teh Sariwangi terlalu berfokus kepada ekspansi
Hijau Asli. Walaupun produk-produk itu besar besaran tanpa memperhatikan tantangan
dikeluarkan, hasil penjualannya tetap tidak yang dihadapi dan kinerjanya. Pertumbuhan
mampu menandingi sariwangi yang telah perkebunan yang lesu merupakan salah satu
diakuisisi oleh PT. Unilever. Pada tahun faktor penghambat dari sulitnya proses
1989, PT Unilever sempat bekerja sama bekerja.
dengan perusahaan Sariwangi untuk meminta
memproduksi teh. Unilever bertindak sebagai Pada tahun 1990, Locke dan Latham
distributor. Namun saat ini Unilever sudah tak mempublikasikan tulisannya dan
lagi bekerja sama dengan Sariwangi merumuskan lima prinsip goal setting.
Agricultural Estate Agency. PT Indorub Berdasarkan riset mereka, ternyata sebuah
sendiri anak usaha dari Sariwangi Group yang goal akan memotivasi dan meningkatkan
bergerak dalam pengelolaan kebun teh. Pada kinerja jika memenuhi unsur sebagai berikut:
tahun 2002 perusahaan itu mampu a. Clarity (Kejelasan)
memproduksi hingga 5 ribu ton teh. Tujuan yang disampaikan harus spesifik
sehingga mengarahkan seseorang pada hasil
Sariwangi memiliki pandangan dan tujuan yang lebih tinggi daripada tujuan yang masih
untuk mengekspansi perusahaannya lebih bersifat umum atau samar-samar. Tujuan
jauh, usaha yang tadinya hanya usaha yang spesifik adalah tujuan yang harus
pembuat teh bubuk menjadi perusahaan ditentukan dengan batasan yang jelas dan
perseroan terbatas itu mengindikasikan tepat sehingga tidak menimbulkan multi tafsir
bahwa Sariwangi memiliki visi yang jauh agar harapan dan tujuan dapat tercapai.
kedepan, akan tetapi lack mengenai Sariwangi juga tidak menerapkan
penetapan tujuan atau goal setting. Menurut penentuan tujuan yang dikemukakan oleh
Locke (1978) bahwa Goal setting theory Locke, setiap tujuan perusahaan atau
merupakan salah satu bagian dari teori organisasi memiliki aturan dan urutan kerja
motivasi yang didasarkan pada bukti yang agar tujuan tersebut tercapai. Seperti yang
berasumsi bahwa sasaran (ide- - ide akan dijelaskan berikut:
masa depan; keadaan yang diinginkan) 1. Specific, tujuan yang diinginkan harus
memainkan peran penting dalam bertindak. spesifik. Mengapa menginginkannya,
Teori penetapan tujuan yaitu model Bagaimana mendapatkannya, kapan
individual yang menginginkan untuk waktu untuk menjalankannya.
memiliki tujuan, memilih tujuan dan menjadi 2. Measurable, Tujuan yang diinginkan
termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan masih dalam batas kemampuan
(Birnberg dalam Mahennoko, 2011). 3. Achievable, Harus aktif untuk mencapai
Sariwangi sudah memiliki pandangan tujuan yang diharapkan.
mengenai teori goal setting tetapi tidak
187 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 11 No 1 Maret 2020

4. Realistic, Tujuan harus realistis, sesuai c. Commitment (komitmen)


dengan situasi dan kemampuan. Orang akan menunjukkan komitmen
5. Time, Rentang waktu yang jelas dalam mereka jika mereka merasa bahwa mereka
proses pencapaian keinginan tersebut. adalah bagian dari pencapaian suatu tujuan.
Locke & Latham (Schunk, dkk., 2012)
Kejelasan bagaimana tujuan yang dimiliki berpendapat bahwa komitmen dapat
perusahaan ini hanya mengekspansi tanpa menggambarkan seberapa kuat individu
kejelasan yang spesifik. Bagaimana melekat pada tujuan yang dimilikinya,
menempuh tujuan tersebut, kiat – kiat dalam seberapa antusias individu terhadap
mendapatkannya, hingga adanya batasan tujuannya, dan seberapa teguh individu untuk
yang jelas agar tidak ambigu. mencapainya.
Jika dilihat dari sistem bisnisnya sendiri,
b. Challenge (tantangan) mereka tidak berkomitmen dengan produknya
Tujuan yang sulit menghadirkan suatu sendiri. Sariwangi lebih memilih membuat
tantangan yang dapat membangkitkan produk baru dibandingkan mengembangkan
dorongan untuk mencapai tujuan dalam diri produk lama mereka yang pada saat itu masih
seseorang, tetapi target ini dalam batas masih disukai masyarakat.
dapat dicapai (Davis & Newstroom, 1989).
Tujuan harus memiliki tantangan yang sulit d. Feedback (umpan balik)
untuk memotivasi seseorang agar meletakkan Isi dari umpan balik harus terfokus pada
usaha yang lebih untuk menggapai tujuan pengontrolan kemajuan, menyadari rintangan
karena pada dasarnya seorang individu akan yang ada, usulan dan solusi. Umpan balik
lebih termotivasi untuk mencoba tujuan yang dapat menyuguhkan standar pengukuran yang
sulit daripada tujuan yang mudah (Latham & jelas untuk menuntun individu untuk evaluasi
Locke, 1991). Jika tantangan yang ada pada diri. Pencantuman pujian dan apresiasi dalam
tujuan tersebut terlalu sulit maka seseorang proses umpan balik akan disajikan sebagai
akan meninggalkan tujuannya tersebut dan hadiah untuk memotivasi individu supaya
tidak termotivasi untuk meraihnya (Locke, terus melanjutkan kerja kerasnya dalam
dkk., 1981). mengerjakan tugas. Melalui umpan balik,
Tantangan yang dihadapi Sariwangi seorang individu dapat mengetahui seberapa
sendiri adalah inovasi. Namun jika dilihat jauh standar/patokannya sudah terpenuhi
secara jelas, PT. Sariwangi terlihat kurang (Latham & Locke, 1991).
inovatif dalam mendeteksi target pasar di Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya
Indonesia. Bagaimana tidak, mereka tidak bahwa Sariwangi lebih memilih membuat
mencoba untuk mengeluarkan produk baru, produk baru yang walaupun inovasinya tidak
salah satunya adalah teh dalam bentuk lain, baru bahkan lebih mencontek dari perusahaan
misalnya botol ataupun gelas. Konsumsi teh lainnya seperti PT Sosro misalnya (produk
siap minum memang telah menjadi gaya botol). Padahal masyarakat lebih suka
hidup baru di Indonesia bahkan Teh Botol Sariwangi dengan produk teh celupnya,
Sosro dan Teh Pucuk Harum memperoleh sayangnya Sariwangi tidak menanggapi
laba besar dari produk mereka. Angka umpan balik yang diberikan masayarakat
penjualan minuman di dalam kemasan juga kemereka.
tidak kalah besar dari teh celup. Menurut
sebuah survei yang dibuat oleh Euromonitor e. Task Complexity (kerumitan tugas)
International, daya beli masyarakat terhadap Seseorang lebih baik diberikan tugas yang
teh botol meningkat pesat setiap tahunnya. Di sederhana dan mudah dimengerti daripada
tahun 2013, angka penjualan telah menyentuh diberikan tugas yang terlalu rumit karena hal
25 miliar rupiah dan selalu meningkat belasan ini akan mempengaruhi performa seseorang
persen per tahunnya. untuk mencapai tujuannya (Locke & Latham
Rega Ramadhan1, Sam’un Jaja Raharja2, Herwan Abdul Muhyi3 188
Penyebab Kebangkrutan PT Sariwangi dan Analisisnya dengan menggunakan Teori Goal Setting\

dalam Smith & Hitt, 2005). Untuk tujuan totalnya mencapai 1,5 triliun, Setelah tagihan
yang memiliki kerumitan tugas yang tinggi kredit utang bermasalah Bank ICBC
maka harus dipastikan bahwa seseorang tidak Indonesia sepakat dalam Penundaan
merasa terlalu diliputi oleh hal tersebut. Oleh Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
karena itu, waktu yang cukup, latihan dan Namun sejak perjanjian itu pihak Sariwangi
arahan harus diberikan agar berhasil untuk tidak memenuhi perjanjian dengan membayar
mencapai target yang telah ditentukan. cicilan utang. Hingga akhirnya PT Bank
Sariwangi Tentu memiliki kerumitan ICBC Indonesia mengajukan pembatalan
mengenai tugasnya, produk – produk teh perjanjian perdamaian dan Sariwangi pun
Sariwangi memiliki variasi dalam jenisnya, bangkrut.
akan tetapi tugas tersebut seperti tidak ada
gunanya, lagi – lagi Sariwangi lebih memilih Gambar 4. Perkembangan Volume dan Nilai
membuat produk baru yang tidak memiliki Impor Teh
inovasi yang cukup baik.
Berdasarkan penelitian menjelaskan
bahwa penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penghindaran pajak dan
risiko kebangkrutan terhadap biaya utang
pada perusahaan sub sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Hasil
dari penelitian ini menjelaskan bahwa Hasil Sumber: https://www.bps.go.id/
tersebut menunjukkan bahwa biaya utang
tidak dipengaruhi oleh penghindaran pajak KESIMPULAN
dalam penelitian ini, adanya risiko Penelitian ini bertujuan untuk
kebangkrutan disebabkan karena perusahaan mengetahui apakah penyebab kebangkrutan
dalam melakukan kegiatan operasionalnya PT Sariwangi adalah kurangnya penerapan
mengalami ketidakstabilan antara goal Setting. Berdasarkan hasil penelitian
pengeluaran dan pendapatan, Penghindaran yang dilakukan oleh penulis, maka dapat
pajak dan resiko kebangkrutan bersama-sama disimpulkan PT Sariwangi terlalu fokus
berpengaruh terhadap biaya utang. Namun terhadap tujuannya untuk mengekspansi
kelemahan dan gap dari penelitian ini adalah perusahaan lebih besar tanpa memperhatikan
tidak adanya pembahasan mengenai apakah kejelasan tujuan, tantangan yang akan
penetapan tujuan (goal setting) berpengaruh dihadapi, komitmen terhadap suatu produk,
terhadap laju perusahaan atau masa depan feedback atau kritikan dari konsumen, dan
perusahaan tersebut, apakah jika melakukan kompleksitas tugas yang dibawa.
kesalahan dalam penetapan tujuan dapat Kurangnya penetapan tujuan yang
menyebabkan pailitnya suatu perusahaan. terstruktur mengakibatkan PT Sariwangi
Pada penelitian ini, alasan mengapa mengalami kebangkrutan. Terdapat dua
Sariwangi mengalami kebangkrutan adalah faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu
kurangnya penerapan dan penentuan tujuan rendahnya perkembangan perkebunan dan
yang dituliskan secara rinci dan jelas. rendahnya kreativitas atau inovasi yang
Ada dua faktor mengapa hal tersebut dikembangkan.
terjadi Pertama yaitu lesunya pertumbuhan
pada perkebunan teh Sariwangi, hal tersebut DAFTAR PUSTAKA
merupakan alasan mengapa inovasi yang
dilakukan Sariwangi kurang berkembang. Abdallah, T., Diabat, A., Simchi-Levi, D.,
Dan yang kedua adalah kegagalan investasi, Sustainable Supply Chain Design: A
peminjaman uang ke beberapa debitur hingga Closed-Loop Formulation and
189 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 11 No 1 Maret 2020

Sensitivity Analysis (2012) Production Afanasyev, M., Cervantes, M., Meissner, D.,
Planning & Control, 23 (2-3), pp. 120- Towards FET concept: pathway to
133 evaluation of foresight effectiveness,
efficiency and validity (2014) Higher
Abdel-Kader, M.G., Dugdale, D., Investment School of Economics Research Paper
in advanced manufacturing technology: No. WP BRP 31
a study of practice in large U.K.
companies (1998) Management Agarwal, N., Gneiting, U., Mhlanga, R.,
Accounting Research, 9 (3), pp. 261- (2017), Raising the Bar: Rethinking the
284 Role of Business the Sustainable
Development Goals. Oxfam Discussion
Abidi, H., De Leeuw, S., Klumpp, M., Papers
Measuring success in humanitarian
supply chains (2013) International Akhter, A., Hossain, M. U., Asheq, A. A.,
Journal of Business and Management Influential factors of social
Invention, 2 (8), pp. 31-39 entrepreneurial intention in Bangladesh
(2020) The Journal of Asian Finance,
Abis, E., Garau, C., An assessment of the Economics, and Business, 7 (8), pp.
effectiveness of strategic spatial 645-651
planning: A study of Sardinian
municipalities (2016) European Amoah, S.T., Owusu-Sekyere, E., Angmor,
Planning Studies, 24 (1), pp. 139-162 E.N., Urban space renaissance of a
developing country city (2018) Urban
Abor, J., Quartey, P., Issues in SME Research and Practice, 12 (4), pp. 431-
development in Ghana and South Africa 447
(2010) International Research Journal
of Finance and Economics, 39, pp. 218- Anand, G., Chhajed, D., Delfin, L., Job
239 autonomy, trust in leadership, and
continuous improvement: an empirical
Adachi-Mejia, A.M., Drake, K.M., study in health care (2012) Operations
MacKenzie, T.A., Titus-Ernstoff, L., Management Research, 5 (3-4), pp. 70-
Longacre, M.R., Hendricks, K.M., 80
Dalton, M.A., Perceived intrinsic
barriers to physical activity among rural Anderies, J.M., Folke, C., Walker, B.,
mothers (2010) Journal of Women's Ostrom, E., Aligning key concepts for
Health, 19 (12), pp. 2197-2202 global change policy: Robustness,
resilience, and sustainability (2013)
Adams, M., Thornton, B., Sepehri, M., The Ecology and Society, 18 (2), pp. 8-16
impact of the pursuit of sustainability
on the financial performance of the firm Andonova, L.B., (2017) Governance
(2012) Journal of Sustainability and Entrepreneurs: International
Green Business, 1 (1), pp. 1-14 Organizations and the Rise of Global
Public-Private Partnerships, , New
Addison, P.F.E., Bull, J.W., Milner-Gulland, York: Cambridge University Press;
E.J., Using conservation science to Beisheim, M., Nils Simon, S.N., (2016)
advance corporate biodiversity Multi-stakeholder Partnerships for
accountability (2018) Conservation Implementing the 2030 Agenda
Biology, 33 (2), pp. 307-318
Andrews, R., Boyne, G.A., Walker, R.M.,
Dimensions of publicness and
Rega Ramadhan1, Sam’un Jaja Raharja2, Herwan Abdul Muhyi3 190
Penyebab Kebangkrutan PT Sariwangi dan Analisisnya dengan menggunakan Teori Goal Setting\

organizational performance: A review motivation: A 35-year odyssey.


of the evidence (2011) Journal of Public American Psychologist, 57, 705–717.
Administration Research and Theory,
21 (3), pp. 301-319 Locke, E. A., & Latham, G. P. (2005). Goal
setting theory: Theory building by
Banks, G.C., McCauley, K.D., Gardner, induction. In K. G. Smith & M. A. Hitt
W.L., Guler, C.E., A meta-analytic (Eds.), Great minds in management:
review of authentic and The process of theory development.
transformational leadership: A test for (pp. 128– 150). New York: Oxford
redundancy (2016) The Leadership University Press.
Quarterly, 27, pp. 634-652
Paper.id. 2018. Sariwangi Bangkrut, Bukti
Bass, F., A new product growth for model Usaha Besar Sedikit Inovasi Akan
consumer durables (1969) Management Nirprestasi. Diakses pada 19 Maret
Science, 15, pp. 215-227 2022, dari
https://www.paper.id/blog/berita-acara-
bps.go.id umkm/sariwangi-bangkrut-bukti-
usaha/
Cranor, C.W., Bunting, B.A., Christensen,
D.B., The Asheville Project: Long-term Puspitasari dkk. 2017. PENGARUH
clinical and economic outcomes of a PENGHINDARAN PAJAK DAN
community pharmacy diabetes care RISIKO KEBANGKRUTAN
program (2003) J Am Pharm Assoc TERHADAP BIAYA UTANG PADA
(Wash), 43, pp. 173-184 PERUSAHAAN SUB SEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN
Finance.detik.com. 2018. Sejarah Sariwangi: YANG TERDAFTAR DI BURSA
Dibuat Sejak 1973 hingga Pailit di EFEK INDONESIA PERIODE 2013-
2018. Diakses pada 19 Maret 2022, dari 2017
https://finance.detik.com/industri/d-
4262118/sejarah-sariwangi-dibuat- The materiality report: aligning strategy,
sejak-1973-hingga-pailit-di-2018 performance and reporting, ,
www.accountability.org/about-
Locke, E. A. (1996). Motivation through us/publications/materiality.html,
conscious goal setting. Applied & (accessed, February 17, 2014; (2008)
Preventative Psychology, 5, 117–124. AA1000 Accountability Principles
Locke, E. A., & Latham, G. P. (1984). Goal
setting: A motivational technique that
works. Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall.

Locke, E. A., & Latham, G. P. (1990). A


theory of goal setting and task
performance. Englewood Cliffs, NJ:
Prentice Hall.

Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002,


September). Building a practically
useful theory of goal setting and task

Anda mungkin juga menyukai