Disusun Oleh :
Sakti Pringgandani Pamungkas (26040122130065)
Ilmu Kelautan B
Bryozoa disebut juga Polyzoa atau Ectoprocta yang secara umum disebut sebagai hewan
lumut, adalah filum hewan invertebrata air. Biasanya panjangnya sekitar 0,5 milimeter (0,020 in),
mereka pengumpan filter yang menyaring partikel makanan dari air menggunakan lofofor yang
dapat ditarik sebuah mahkota dari tentakel yang dilapisi dengan silia. Kebanyakan spesies bryozoa
hidup di perairan tropis, tetapi beberapa hidup di palung samudera dan lainnya yang ditemukan di
perairan kutub. Satu dari kelas bryozoa hanya hidup di lingkungan air tawar yaitu kelas
Phylactolaemata, kelas Stenolaemata hidup di lingkungan air laut dan beberapa spesies dari kelas
Gymnolaemata sebagian lebih suka lingkungan air payau. Lebih dari 4.000 spesies yang masih
hidup telah diidentifikasi. Sebagian besar bryozoa hidup berkoloni kecuali satu genus yaitu
Monobryozoon yang hidup soliter.
II. PEMBAHASAN
2.1. Brachiopoda
Filum Brachiopoda berasal dari bahasa latin, yaitu bracchium yang memiliki arti lengan
(arm) dan poda yang berarti kaki (foot). Dapat diartikan bahwa, filum brachiopoda adalah hewan
yang merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan. Brachiopoda
adalah bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode Cambrian yang masih hidup hingga
sekarang. Filum ini seringkali disebut sebagai “lampu cangkang” yang merupakan komponen
penting organisme benthos pada zaman palaeozoic. Filum ini merupakan salah satu filum kecil
dari benthic invertebrates. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini yang
mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Phylum Brachiopoda mempunyai 2
buah cangkang yang mirip Pelecypoda, tetapi perbedaannya bahwa cangkang Brachiopoda tidak
sama satu dengan yang lain.
Brachiopoda mempunyai 2 jenis cangkang (valve), yaitu pedicle atau ventral valve dan
brachial atau dorsal valve. Tubuh brachiopoda tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan
yang satunya lagi ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang
brachiopoda dilapisi oleh mantel yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk
rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun dari senyawa karbonat, atau kitin dan kalsium
fosfat. Cangkangnya memiliki hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah
cangkang brachiopoda dihubungkan oleh gigi pertautan (pada brachiopoda artikulata) atau sistem
otot (brachipoda inartikulata). Pada pertangkupan kedua cangkang terdapat lubang tempat
keluarnya pedicle yang disebut pedicle opening atau forament. Pedicle merupakan juluran otot
yang berfungsi untuk menempelkan tubuh pada tempat hidupnya. Usus Brachiopoda berbentuk U
dan memiliki sistem peredaran darah yang terbuka.
Gambar 1. Anatomi Eksternal Brachiopora
Bagian lain pada cangkang brachiopora adalah lophophore, yang berupa dua buah tentakel
berbulu getar dan memiliki fungsi untuk menggerakkan air di sekitarnya. Lophophore mebentuk
kumparan dengan atau tanpa didukung oleh skeletal internal. Untuk memenuhi kebutuhan
makanan dan oksigen, brachiopoda mempunyai lophophore yang berfungsi menggerakkan air di
sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Sistem ini
juga berlangsung pada sirkulasi makanan.
Gambar 3. Lochopore
Brachiopoda memiliki beberapa karakteristik khusus yang dialami selama fase hidupnya,
yaitu :
1. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral.
2. Hidup soliter sebagai organisme bentik di laut.
3. Ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang.
4. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl.
5. Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis atau hangat dengan kedalaman
maksimal 40 m.
6. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari Brachiopoda.
7. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm.
8. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan
Thanathoconose.
9. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina.
10. Fertilisasi secara ekternal.
11. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate.
Klasifikasi filum brachiopoda dibagi menjadi dua, yaitu brachiopoda inartikulata dan
brachiopoda artikulata. Ciri-ciri dari brachiopoda inartikulata antara lain, tidak mempunyai gigi
pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line), cangkang atas dan bawah (valve) tidak
dihubungkan dengan otot, dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat.
Kemudian brachiopoda inartikulata juga memiliki pertautan kedua cangkang yang dihubungkan
oleh sistem otot, sehingga setelah mati cangkang langsung terpisah. Bentuk cangkang brachiopoda
inartikulata umumnya berbentuk membulat atau seperti lidah dan tersusun oleh senyawa fosfat
atau khitin. Sedangkan untuk brachiopoda artikulata memiiki ciri-ciri antara lain, cangkang
dipertautkan oleh gigi dan socket, umumnya tersusun oleh material karbonatan, dan tidak
mempunyai lubang anus.
a. Ordo Orthida
Ciri-ciri :
Umur Ordovician.
Bentuk ½ lingkaran, hinge line lurus, hiasan bersifat radial.
Contoh genus : Hebertella dan Platystrophia.
b. Ordo Strophomenida
Ciri-ciri :
Umur Ordovician.
Bentuk pipih, hinge line lurus, hiasan radial berupa costellae halus.
Contoh genus : Sowerbyella dan Rafinesquina.
c. Ordo Spiriferida
Ciri-ciri :
Umur Devon.
Bentuk sperti kumparan/spiral, tersusun oleh material gampingan mengelilingi
lophophore.
Contoh genus : Muscrospirifer dan Platyrachella.
d. Ordo Rhynchonellida
Ciri-ciri :
Cangkang berbentuk segitiga atau bulat, hinge line pendek, beak kuat disertai
lipatan bentuk accordeon.
Contoh genus : Pugnoides dan Rhynchotreta.
e. Ordo Terebratulida
Ciri-ciri :
Rentang hidup brachiopoda berkisar dari tiga sampai lebih dari tiga puluh tahun. Gamet
matang (ova atau sperma) mengapung dari gonad ke selom utama dan kemudian keluar ke dalam
rongga mantel. Larva brachiopoda inartikulata adalah metamorph bentuk dewasa, dengan lofofor
yang memungkinkan larva untuk mencari makan dan berenang selama berbulan-bulan sampai
hewan menjadi cukup berat hidup di dasar laut. Larva metamorpho spesies artikulata tidak
menyerupai bentuk dewasa, melainkan terlihat seperti gumpalan dengan kantung kuning telur,
dan tetap sebagai plankton hanya untuk beberapa hari sebelum meninggalkan kolom air ada
metamorphosis
2.2. Bryozoa
Bryozoa merupakan sekumpulan hewan yang berukuran mikroskopis yang hidup berkoloni
di perairan. Bryon : Lumut, Zoon : Hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan
hewan yang menyerupai lumut. Selain disebut dengan Bryozoa, hewan ini biasa disebut juga
Polyzoa yang berarti binatang laut atau air tawar yang membentuk koloni dari zooid dan
Ectroprocta yang berarti hewan dengan anus berada di luar. Bryozoa dapat ditemukan di laut dan
beberapa jenis dapat ditemukan di perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup dengan
cara menempelkan diri pada batu, benda, atau tumbuhan lain yang berada di Perairan.
Phylactolaemata (Lophophore tapal kuda, Lophophore lingkaran). Lophophore adalah lipatan
dinding tubuh dan calyx yang mengelilingi mulut dan mengandung tentakel yang bercilia.
Lophophore berfungsi dalam pengambilan makanan bersuspensi.
2.2.3. Anatomi
Bryozoa memiliki rongga tubuh yang sempurna, tetapi Bryozoa tidak memiliki pembuluh
darah dan organ pernapasan. Bryozoa dapat menggerakan mulut yang tertutup oleh tentakel dan
anus dengan menggunakan saraf ganglion. Letak anus berada di sebelah mulut sehingga Bryozoa
dikatakan hewan dengan pencernaan berbentuk “U”.
c. Sistem Syaraf
Syaraf yang mengendalikan segala aktivitas dari Bryozoa adalah saraf ganglion. Saraf
ganglion akan menggerakan tentakel yang akan mengambil makanan dan menggerakan otot
pencernaan yang ada dianus untuk mengeluarkan sisa makanan.
d. Sistem Ekskresi
Pada hewan Bryozoa proses eksresi sama seperti pada hewan lain yakni hasil sisa
pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut
anus, pada Bryozoa anus terletak di luar lophopore, sebagaimana telah disebutkan bahwa Bryozoa
bisa disebut juga Ectoprocta.
e. Sistem Respirasi
Bryozoa melakukan proses pernapasan dengan cara difusi.
f. Sistem Pertahanan
Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tidak memiliki duri
(spine) serta tidak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga organisme ini rawan
terhadap predator. Cara yang dilakukan untuk membebaskan diri dari serangan predator, secara
alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan diri dengan memproduksi
senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filum Brachiopoda berasal dari bahasa latin, yaitu bracchium yang memiliki arti lengan
(arm) dan poda yang berarti kaki (foot). Dapat diartikan bahwa, filum brachiopoda adalah hewan
yang merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan. Brachiopoda
mempunyai 2 jenis cangkang (valve), yaitu pedicle atau ventral valve dan brachial atau dorsal
valve. Bagian lain pada cangkang brachiopora adalah lophophore, yang berupa dua buah tentakel
berbulu getar dan memiliki fungsi untuk menggerakkan air di sekitarnya. Lophophore mebentuk
kumparan dengan atau tanpa didukung oleh skeletal internal. Klasifikasi filum brachiopoda dibagi
menjadi dua, yaitu brachiopoda inartikulata dan brachiopoda artikulata. Bryozoa merupakan
sekumpulan hewan yang berukuran mikroskopis yang hidup berkoloni di perairan. Bryozoa
merupakan hewan mikroskopis yang hidup berkoloni. Setiap koloni terdiri atas beberapa individu
disebut dengan zooid. Zooid memiliki bentuk yang bermacam – macam, seperti kotak, jembangan,
dan lonjong