Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sarta Wijaya

Kelas : X TKJ 3

1. BPUPKI yang diketuai oleh K.R.T Radjiman Widyodiningrat melaksanakan dua kali persidangan
sebagai upaya untuk mempersiapkan Indonesia merdeka. Persidangan pertama membahas
mengenai dasar negara Indonesia Merdeka. Tiga tokoh yang memberikan ide itu adalah Moh. Yamin,
Supomo, dan Sukarno. Diawali Moh. Yamin, ia berpandangan bahwa konsep untuk Indonesia
merdeka adalah 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan, 5)
Kesejahteraan rakyat. Selanjutnya padangan Supomo, ia mengemukakan pendapat mengenai
konsep Indonesia merdeka adalah 1) Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir dan batin,
4) Musyawarah, 5) Keadilan rakyat. Yang terakhir padangan Sukarno, yaitu 1) Kebangsaan Indonesia
atau Nasionalisme, 2) Peri Kemanusiaan (Internasionalisme), 3) Mufakat atau demokrasi, 4)
Kesejahteraan Sosial, 5) Ketuhanan yang Maha Esa. Tiga pendapat tokoh semua berbeda, Moh.
Yamin menekankan pada azas dan dasar negara, Supomo menekankan pada intgralistik, sedangkan
Sukarno menekankan pada nasionalisme.

2. Pemikiran para pendiri bangsa terhadap pengertian negara merdeka adalah Makna dari kata
merdeka, memiliki banyak sekali perbedaan pandangan dari masing - masing tokoh pendiri bangsa.
Kata Merdeka sangatlah bermakna bagi negara Indonesia. Karena bangsa Indonesia sendiri
mengalami kemerdekaan selepas penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, Inggris, Jepang, dan
negara - negara lainnya. Sedangkan negara merdeka merupakan Kemerdekaan dimana keadaan
suatu bangsa atau negara yang pemerintahannya diatur oleh bangsanya sendiri tanpa intervensi
pihak asing. Kemerdekaan suatu negara erat kaitannya dengan kedaulatan terhadap wilayah
teritorial negara. Dengan demikian kesamaan pemikiran dari pendiri bangsa mengenai negara
merdeka merupakan negara dimana suatu bangsa atau negara yag memiliki pemerintahan diatur
oleh bangsanya dan tanpa intervensi oleh negara lain.

3. Makna dari negara merdeka menurut pandangan saya sendiri adalah, suatu negara yang terbebas
dari suatu dekapan, paksaan, pengendalian, yang berasal dari negara lain.

- Pendahuluan

Merdeka memiliki arti sebagai "Bebas" dari suatu paksaan ataupun kendali yang dilakukan oleh
negara lain. Indonesia merupakan negara yang merdeka dengan perjuangan dalam mengusir para
penjajah. Dan karena sudah merdeka, bangsa Indonesia telah terbebas dari penjajahan yang pernah
terjadi sebelumnya.

- Pembahasan

Makna dari kata merdeka, memiliki banyak sekali perbedaan pandangan dari masing - masing orang.
Kata Merdeka sangatlah bermakna bagi negara Indonesia. Karena bangsa Indonesia sendiri
mengalami kemerdekaan selepas penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, Inggris, Jepang, dan
negara - negara lainnya.
4. Sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan isi Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta merupakan upaya untuk menjembatani antara pandangan dari golongan agamis
dengan kelompok nasionalis-kebangsaan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Piagam Jakarta atau Jakarta Charter disahkan pada 22 Juni 1945
dan disusun oleh Panitia Sembilan BPUPKI.

Berdasarkan pertimbangan mengenai kalimat dalam Piagam Jakarta yang bertuliskan kalimat
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang menjadi
salah satu isi Piagam Jakarta menimbulkan perdebatan. Menurut Hatta, Indonesia sebagai negara
kesatuan memiliki keragaman budaya dan agama beserta para pemeluknya. Maka itu, seluruh umat
beragama di Indonesia sebaiknya merasa terwakili dalam rumusan dasar negara.

Perundingan pun dilakukan meskipun berlangsung agak alot. Pada akhirnya, disepakati bahwa salah
satu isi Piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi
Pemeluk-pemeluknya" diganti. Sebagai gantinya adalah "Ketuhanan yang Maha Esa" yang kemudian
ditetapkan sebagai sila pertama Pancasila yang menjadi dasar negara sekaligus falsafah hidup bangsa
Indonesia.

Dengan demikian pembahasan mengenai dalam memaknai proses perancangan dan isi dari rumusan
dasar negara yang bernama Mukadimah Hukum Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta adalah
Menurut Hatta, Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki keragaman budaya dan agama beserta
para pemeluknya. Maka itu, seluruh umat beragama di Indonesia sebaiknya merasa terwakili dalam
rumusan dasar negara.

5. Dalam Piagam Jakarta itu terdapat rumusan sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Rumusan ini pada tanggal
18 Agustus 1945 berubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Kesepakatan ini terjadi setelah
adanya lobi dari Bung Hatta kepada kelompok Islam yang digawangi Ki Bagus Hadikusumo karena
ada utusan kelompok dari tokoh di Indonesia timur yang "mengancam" akan memisahkan diri dari
Indonesia bila rumusan sila pertama dalam Piagam Jakarta tetap menggunakan frase "kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Pada lobi yang berlangsung di sore hari pada
17 Agustus 1945 sempat terjadi kekhawatiran bila usaha itu akan mengalami kegagalan. Semua tahu
akan sikap keras Ki Bagus Hadikusumo yang menganggap rumusan di Piagam Jakarta sudah final dan
merupakan jalan kompromi terbaik. Namun, Hatta tak putus asa. Dia kemudian memilih Kasman
Singodimedjo untuk melunakkan hati Ki Bagus Hadikusumo. Penunjukan kepada Kasman dianggap
paing tepat karena dia juga merupakan teman dekat dari Ki Bagus Hadikusumo. Memang pada
awalnya Ki Bagus Hadikusumo menolak, bahkan dia merasa dikhianati. Namun, dia kemudian
berhasil dibujuk dengan mengingatkan adanya ancaman pemisahan diri dari beberapa tokoh wilayah
Indonesia timur tersebut. Akhirnya, dengan nada yang berat, kemudian Ki Bagus bisa menerimanya
dengan memberikan syarat dialah yang menentukan rumusan sila pertama Pancasila setelah tujuh
kalimat itu dihapus. Ki Bagus tidak memilih kata "ketuhanan" saja, tetapi menambahkannya dengan
"Yang Maha Esa" atau menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pada kemudian hari, yakni 70 tahun
kemudian, setelah melalui perjuangan yang alot dan berliku, pada 10 November 2015 kelapangan
hati Ki Bagus Hadikusumo tersebut baru mendapat pengakuan yang setimpal dari negara dengan
pemberian gelar sebagai pahlawan nasional kepadanya. Dengan demikian, semua tahu akan sikap
keras Ki Bagus Hadikusumo yang menganggap rumusan di Piagam Jakarta sudah final dan
merupakan jalan kompromi terbaik. Namun, Hatta tak putus asa. Dia kemudian memilih Kasman
Singodimedjo untuk melunakkan hati Ki Bagus Hadikusumo. Penunjukan kepada Kasman dianggap
paing tepat karena dia juga merupakan teman dekat dari Ki Bagus Hadikusumo. Sikap-sikap para
pendiri bangsa tetap terus melakukan loby-loby denganpara anggota PPKI agar dapat merubah Isi
dari Piagam jakarta.

Anda mungkin juga menyukai