Anda di halaman 1dari 17

KEL

O MP
OK
4

LAPORAN TELAAH JURNAL


1. Ajeng Lufitasari 6. Iffatun Nisa’
2. Anna Rohmatul Ula 7. Nia Nurmala
3. Eli Rismawati 8. Nita Diah Ayu
4. Fidia Safitri 9. Novia Lika Indriani
5. Ida Zulaikah
POLA ASUH ORANGTUA
MEMPENGARUHI STATUS GIZI

Dosen Pembimbing
Mariyatul Qiftiyah., SST., M.Keb.,MM
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (2010), 35,7 persen anak
Indonesia pertumbuhan tingginya tidak sesuai dengan umur atau dalam kategori pendek.
Riskesdas (2010) juga menemukan tingkat prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 17,9
persen atau diperkirakan sekitar 3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi kurang dan gizi
buruk.
Menurut UNICEF (1988), faktor - faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita dan
penyebab kurang gizi pada balita di masyarakat yaitu penyebab langsung dan tidak langsung,
makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Sedangkan
penyebab tidak langsung ada tiga yaitu ketahanan pangan, pola pengasuhan anak, pelayanan
kesehatan dan lingkungan.
1.2 Tujuan

Mengidentifikasi pola asuh orangtua mempengaruhi status gizi balita dan bermanfaat
sebagai data atau informasi tambahan mengenai status gizi balita.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penelaah


Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menelaah jurnal serta sebagai
terapan untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama proses pendidikan.

1.3.2 Bagi Masyarakat


Diharapkan masyarakat dapat mengerti pentingnya pengasuhan anak dalam
menyediakan menu makanan yang seimbang, sehingga orang tua akan
mempertimbangkan kembali untuk mengontrol status gizi anaknya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pola Asuh Orangtua

Menurut Sri Lestari (2013), pola asuh orang tua adalah serangkaian sikap yang
ditunjukan oleh orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang meliputi
interaksi orang tua dan anak.
Menurut Soekirman (2000), pola asuh gizi merupakan perubahan sikap dan perilaku
ibu atau pengasuh lain dalam hal member makan, kebersihan, memberi kasih sayang
dan sebagainya dan semuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan
fisik dan mental.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua
adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi kegiatan seperti
memelihara, mendidik, membimbing serta mendisiplinkan dalam mencapai proses
kedewasaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2 Definisi Status Gizi Balita

Status gizi balita adalah keadaan gizi anak balita umur 0-59 bulan yang ditentukan dengan
metode Antropometri, berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan
mrnurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). (Izwardi, 2018).

Golden period merupakan masa dimana kemampuan otak anak untuk menyerap segala
bentuk informasi sangatlah tinggi, karena sekitar 80% otak anak berkembang pada periode
emas tersebut (Ambarwati & Handoko, 2011).

Masa emas ini sekaligus merupakan periode kritis bagi anak karena
pada masa ini lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan anak,
khususnya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat, tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, serta kurangnya stimulasi, akan
berdampak buruk pada perkembangan anak (Kemenkes RI, 2011).
BAB 3 PEMAPARAN HASIL
ARTIKEL JURNAL

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di wilayah


Puskesmas Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Penelitian
ini diperoleh dari pengumpulan data yang telah
dilakukan dengan ibu yang mengasuh anaknya sendiri,
balita yang mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat),
datang ke Posyandu saat penelitian
3.1 Distribusi Data Demografi kteristik Responden Frekuensi Prosentase Hasil Uji Homogenitas
Responde
Usia (tahun)
20 – 30 18 35,3
31 40 23 45,1 Chi-Square Test
41 – 50 9 17,6 P=0,092
>50 1 2,0

Pendidikan
SD 7 33,3
SMP 8 15,7
Chi-Square Test
SMA 24 47,1
P=0,366
PT 2 3,9
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi
data demografi responden Pekerjaan Ibu

berdasarkan usia, pendidikan IRT 32 62,7


TANI 4 7,8 Chi-Square Test
dan pekerjaan
SWASTA 6 11,8 P=0,70
WIRASWASTA 7 13,7
PNS 2 3,9

Pekerjaan Ayah
TANI 14 27,5
Chi-Square Test
SWASTA 19 37,2
P=0,016
WIRASWASTA 16 31,4
PNS 2 3,9
Hasil uji homogenitas dengan
Tabel 3.1 Hasil uji homogenitas menggunakan analisis Chi-Square
dengan menggunakan analisis Chi- Test p=0,366 (p>0,050) sehingga
Square Test p=0,092 (p>0,050) dapat disimpulkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak ada hubungan
tidak ada hubungan usia ibu dengan pendidikan ibu dengan status gizi
status gizi balita. balita.

Hasil uji homogenitas dengan Hasil uji homogenitas dengan


menggunakan analisis Chi-Square menggunakan analisis Chi-Square Test
Test p=0,016 (p<0,050) sehingga p=0,070 (p>0,050) sehingga dapat
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
disimpulkan bahwa tada hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi balita.
pekerjaan ayah dengan status gizi
balita.
3.2 Distribusi Pola Asuh Orangtua

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pola


asuh
No. Pola Asuh Orangtua N %
1. Baik 32 62,7 Tabel 3.2 Menunjukkan bahwa
2. Kurang Baik 19 37,3 pola asuh orang tua sebagian
Jumlah 51 100 besar (62,7%) adalah baik dan
(37,3%) kurang baik.

3.3 Distribusi Status Gizi Balita

Tabel 3.3 Distribusi frekuensi status gizi balita


N
o.
Status Gizi N % Tabel 3.3 Menunjukkan
1. Kurus 40 78,4 bahwa sebagian besar balita (78,
2. Sangat Kurus 11 21,6 4%) adalah kurus dan (21,6%)
Jumlah 51 100 sangat kurus.
3.4 Hubungan Pola Asuh Orangtua
Dengan Status Gizi Balita

Tabel 3.4 Distribusi frekuensi hubungan pola asuh


orangtua dengan status gizi balita

Status Gizi
Pola Asuh P value
Sangat Kurus Kurus Total
N % N % N %
Baik 3 9,4 29 90,6 32 100
0,012
Kurang Baik 8 42,1 11 47,9 19 100

Tabel 3.4 Menunjukkan bahwa ibu yang


memberikan pola asuh baik dan status gizi kurus ada
sebanyak 29 (90,6%), sedangkan ibu yang mempunyai
pola asuh kurang baik dan status gizi kurus ada
sebanyak 11 (47,9%).

Hasil uji statistik pada jurnal ini dengan menggunakan


uji chi-square tentang pola asuh orang tua mempengaruhi
status gizi balita, dapat diketahui bahwa nilai pvalue 0,012
yang berarti ada hubungan pola asuh dengan balita
BAB 4
4.1 Telaah Jurnal
PEMBAHASA
Pengambilan Artikel Jurnal penelitian ini diambil dari
N
database https://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/
article/download/2851/3504/8110 dengan kata kunci
pencarian yaitu “ Jurnal Pola Asuh, status gizi, balita ”.

1) Judul Jurnal
Pada jurnal ini penulis nama sudah sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal yang baik karena sudah mencamtumkan alamat
penulis utama, dan nama dibuat tanpa menggunakan gelar.
2) Abstrak
Abstrak dalam penelitian jurnal setidaknya memuat lima hal
pokok yaitu pendahuluan yang terdiri dari: metode penelitian,
hasil, Analisis, pembahasan, dan kesimpulan berserta saran.
Pada jurnal ini sudah sesuai karena sudah terdapat lima hal
pokok dalam abstrak.

3) Pendahuluan
Pendahuluan pada jurnal ini melebihi 2 halaman ketik sehingga
belum sesuai dengan penulisan jurnal yang baik.

4) Tujuan dan Manfaat Penelitian


Pada jurnal ini juga peneliti tidak menjelaskan secara terpisah
antara tujuan khusus dan tujuan umum dari penelitian yang
dilakukan.
5) Metode penelitian
Pada jurnal ini sudah sesuai karena pada metode penelitian sudah
mencakup poin - poin tersebut

6) Hasil penelitian
Pada jurnal tersebut sudah sesuai dengan kaidah penulisan jurnal
yaitu adanya penjelasan singkat tentang tabel yang ditampilkan.

7) Pembahasan
Dalam jurnal ini telah dijelaskan secara detail hasil dari penilitian
yang telah dilakukan berdasarkan variabel yang telah ditentukan.

8) Kesimpulan dan saran


Pada jurnal ini kesimpulan yang ditulis sudah sesuai yaitu di tulis di
bagian akhir dan hanya satu paragraf. Isi kesimpulan peneliti ini menjadi
jawaban dari tujuan penelitian. Dapat dilihat bahwa kesimpulan nyang
dituliskan cukup jelas dan singkat karena memuat sebab akibat dari hasil
yang didapat.
BAB 5
PENUTUP

Berdasarkan hasil telaah jurnal yang dilakukan dapat


disimpulkan bahwa semakin baik pola asuh yang diberikan orang
5.1 Kesimpulan tua, maka semakin baik status gizi balita dan sebaliknya apabila
orang tua memberikan pola asuh yang kurang baik dalam
memberikan makanan pada balita maka status gizi pada balita
juga akan terganggu.
1) Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna
mengembangkan dan menyebarluaskan kepada orangtua terutama
ibu untuk menambah pengetahuan mengenai pola asuh orangtua
5. 2 Saran dalam menyediakan menu seimbang yang dapat mempengaruhi
status gizi balita.
2) Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau acuan
bagi tenaga kesehatan khusunya Bidan untuk memotivasi ibu yang
memiliki balita supaya rutin mengikuti kegiatan posyandu agar dapat
memantau status gizi balita tersebut, dan juga dapat memberikan
penyuluhan tentang pola asuh yang tepat untuk menyediakan menu
makanan seimbang dan juga bisa memberikan makanan tambahan
balita untuk memperbaiki status gizi balita.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai