Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INTERNET OF THINGS

Pada Bidang Perikanan


(Rancang Bangun Pengering Ikan Menggunakan Mikrokontroler )

Di susun oleh :

Hasnur S (D0218013)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2020/2021

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengeringan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengawetkan i


kan agar supaya ikan bisa bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama. Pro
ses pengawetan ikan dengan cara dikeringkan membutuhkan sinar matahari s
ehingga kadar air yang terdapat dalam daging ikan tersebut mengalami penur
unan. Proses pengeringan ini butuh waktu yang lama dan pada saat musim hu
jan proses pengeringan akan mengalami kesulitan. Penelitian ini merancang
dan membangun sistem pengering ikan berbasis internet of things (IOT) pada
Android, dengan menerapkan sensor suhu dan kelembapan pada alat pengeri
ng untuk memonitoring dan kontrol menggunakan mikrokontroler melalui s
martphone android. Pada metode pengujian yang dilakukan Sebanyak 1 kg ik
an Layang Biru yang dijadikan sampel berhasil diuji bahwa sistem pengering
ikan yang dirancang telah berhasil mengurangi kandungan air yang terdapat
pada daging ikan layang biru dengan lama pengeringan 8 jam, sedangkan pe
ngeringan dengan cara manual dengan penjemuran dibawah sinar matahari m
embutuhkan waktu pengeringan selama 27 jam.Pengeringan merupakan suat
u cara yang dilakukan untuk mengawetkan ikan agar supaya ikan bisa bertah
an dalam kurun waktu yang cukup lama. Proses pengawetan ikan dengan car
a dikeringkan membutuhkan sinar matahari sehingga kadar air yang terdapat
dalam daging ikan tersebut mengalami penurunan. Banyaknya kandungan air
yang terdapat didalam daging ikan akan menyebabkan daging ikan cepat me
mbusuk[1]. Pengeringan ikan secara manual dengan melakukan penjemuran
di bawah sinar matahari. Biasanya pengenalan kualitas ikan melalui pemerik
saan fisik dan bau oleh manusia. Ini bisa berbahaya karena ikan yang busuk
menghasilkan gas beracun dan bau yang menyengat dari proses metabolisme
mikroorganisme.

Cara ini akan menimbulkan bau busuk di area sekitar penjemuran dan ba
nyak debu atau udara kotor yang menempel pada ikan sehingga ikan menjadi
tidak higenis. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa pengeringan i
kan secara manual dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari membutu
hkan waktu antara 5 – 6 hari dalam keadaan kondisi cuaca normal untuk men
dapatkan tingkat kekeringan yang maksimal. Selain dampak diatas pengering
an ikan dengan cara manual akan memakan waktu yang lama, karena keterga
ntungan pada sinar matahari. Hal ini dapat dinyatakan bahwa lama
pengeringan sangat mempengaruhi jumlah kadar air.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia untuk kadar air bahwa
produk ikan selar asin yang dikeringkan dengan alat pengering buatan
(cabinet dryer) di atas 8 jam memiliki mutu yang baik. Dan pada saat kondisi
cuaca musim hujan maka proses pengeringan akan mengalami kesulitan dan
gangguan sehingga proses produksi akan terhambat.Pengolahan biji kopi
dengan pengeringan dilakukan menggunakan mesin pengering, dengan suhu
pada mesin pengering dengan suhu yang di seting pengaturan pemanas pada
mesin pengering menggunakan rangkaian mikrokontroler ATmega32 dengan
penambahan TCA785 sebagai rangkaian driver pemanas[5]. Pengeringan
dapat dilakukan denganSensor SHT 11 adalah sensor kelembaban dan suhu,
SHT 11 memiliki banyak kelebihan sehingga sangat cocok untuk aplikasi ini.
Sebagai otak mikrokontroler memiliki performa dan fleksibilitas serta ukuran
penyimpanan data yang besar menjadi pilihan yang baik untuk mengatur
sistem kerja alat.Embedded System dengan pendekatan praktis berbasis
Arduino dan Android menggunakan software MIT App inventor meliputi
akses I / O digital dan I / O analog melalui handphone android digunakan
denga pelaksanaannya untuk memberikan tugas-tugas dalam bentuk proyek.
Pengeringan dengan menggunakan oven memiliki keuntungan yaitu suhu
dan waktu pemanasan dapat diatur. Titik panas adalah daerah yang memiliki
suhu permukaan relatif lebih tinggi dibandingkan daerah di sekitarnya

Pada penelitian ini dirancang sistem pengering ikan berbasis internet of


things (IOT). Alat ini menggunakan sensor dht22 untuk mengukur suhu dan
kelembapan di dalam ruangan alat pengering ikan (fish dryer). Sensor
tersebut dihubungkan langsung dengan sebuah mikrokontroler yang
berfungsi sebagai kendali utama. Menerapkan sensor suhu dan kelembaban
pada alat pengering ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) untuk
monitoring dan kontrol dengan menggunakan mikrokontroler.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Membahas pengeringan ikan

2. Menjelaskan metode

C. Manfaat

1. Mengetahui pengerttian Pengeringan

2. Mengetahui bagaimna cara atau proses pengeringan ikan


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengering ikan

Pengering ikan merupakan salah satu cara pengawetan yang paling


mudah, murah, dan merupakan cara pengawetan. Pengawetan ikan dengan
cara pengeringan bertujuan mengurangi kadar air dalam daging ikan sampai
batas tertentu, sehingga perkembangan mikroorganisme akan terhambat atau
terhenti. Dengan pengeringan buatan, kadar air pada daging ikan dapat
dikurangi sampai batas tertentu dalam waktu yang bisa di program. Tubuh
ikan mengandung sebanyak 56–80% air. Pada kadar air 40%, bakteri sudah
tidak bisa aktif, akan tetapi sporanya masih tetap hidup. Batas kadar air yang
diperlukan kira-kira 30% atau setidak-tidaknya 40%, agar supaya
perkembangan jasad-jasad pembusuk dapat terhenti/terhambat[10]. Untuk di
daerah kepulauan atau perkampungan nelayan yang didirikan di atas air,
penjemuran biasanya dilakukan dengan meletakkan ikan di pelataran bambu
atau kayu yang relatif bersih.

2. Gambaran umum IoT


IoT merupakan penerapan dalam memperluas fungsi dari konektivitas
internet yang terhubung dengan perangkat periperial. Adapun kegunaan yang
dimiliki seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga
pada benda di dunia nyata.

Penerapan IoT pada dunia nyata dapat digunakan untuk memonitoring


atau control berbagai aspek bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa
saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan
global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif. IoT untuk industri dan
manfaat inovasi teknologi ini mengacu Standards Association IEEE (IEEE-
SA) memiliki standar utama WiFi dan Cellular[12]. WiFi yang paling umum
digunakan di rumah dan banyak bisnis adalah 802.11n, yang menawarkan
throughput dalam kisaran ratusan megabit per second, yang baik untuk
transfer file. Standard perangkat Based on 802.11n - Frequencies: 2.4GHz
and 5GHz bands - Range: Approximately 50m12 - Data Rates: 600 Mbps
maximum, but 150-200Mbps.

Cellular Setiap aplikasi IOT yang membutuhkan operasi jarak yang lebih
jauh dapat mengambil keuntungan dari kemampuan komunikasi seluler GSM
/ 3G / 4G. Wemos merupakan salah satu arduino compatible development
board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT (Internet of Thing).
Wemos menggunakan chip WiFi tipe ESP8266. Wemos memliki 11 I/O
digital, 1 analog input dengan tegangan maksimal 3.3V, dapat beroprasi
dengan pasokan tengangan 9-24V.

Sensor dht22 adalah sensor pengukur suhu dan kelembaban relatif


dengan output berupa sinyal digital dan mempunyai akurasi yang lebih baik
dengan galat relatif pengukuran suhu 4% dan kelembaban 18%. Elemen
pemanas terbuat dari logam nilai resistansinya yang tinggi. Jika arus
mengalir melalui elemen dengan resistan yang tinggi, aliran yang bekerja di
elemen ini akan menghasilkan panas. Jika arus mati, elemen secara perlahan
menjadi dingin.

Android merupakan sistem operasi mobile berbasis open source linux


termasuk dalam sistem operasi yang dirancang untuk digunakan secara
optimal dalam lingkungan mobile yang fleksibel. Pada awalnya, android
hanya untuk ponsel, namun sekarang dapat digunakan pada tablet, TV,
komputer, dan stereo mobil[12][14]. Arsitektur android terdiri dari
application, application framework, libraries, android runtime dan linux
kernel. Aktuar atau keluaran menggunakan relay memakai prinsip
Elektromagnetik untuk menyambungkan kontak saklar sehingga dengan arus
listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi.

3. Metode

Perancangan Hardware pada penelitian ini menggunakan mikrokontroler


wemos d1 sebagai kontroler utama yang berfungsi akan mengolah data.
Perangkat masukan dari sensor

DHT22 sensor suhu dan kelembaban. Adapun keluaran dari


mikrokontroler ini menampilkan pengukuran kadar air pada ikan dan suhu
pada ruangan. Data yang diperoleh dari sensor digunakan sebagai informasi
yang ditampilkan pada saat monitoring. Perancangan alat juga merupakan
bagian penting dalam perancangan sistem ini. Mikrokontroler pada sistem ini
menggnakan mikrokontroler wemose D1 dan elemen pemanas. Sensor suhu,
sensor kelembaban dan relay akan dihubungkan langsung dengan
mikrokontroler wemose D1. Susunan dari alat yang dirancang untuk
pengering ikan seperti terlihat gamar 1. Wemos berfungsi sebagai
mikrokontroler yang mengatur alur kerja alat dengan memasukkan perintah
ke dalam mikroprosesor. Sensor suhu untuk mendeteksi suhu didalam
ruangan sedangkan sensor kelembaban untuk mendeteksi kadar air pada
ikan, relay merupakan saklar remote listrik yang memungkinkan pengguna
arus kecil seperti wemos mengontrol arus yang lebih besar. Sedangkan
smartphone android sebagai perangkat untuk memonitoring suhu dan
mengontrol elemen pemanas.
Gambar 1. Susunan Alat yang digunakan.

Software yang dibutuhkan dalam pembuatan system ini adalah Arduino


IDE, Android Studio dan Bahasa pemrograman PHP serta PhpMyadmin
digunakan untuk membuat database.

Pada proses yang dimulai pertama user melakukan login pada aplikasi
yang digunakan untuk memonitoring suhu dan kelembaban pada alat
pengering ikan, user masuk ke halaman utama lalu memilih menu untuk
monitoring. Pada saat kontrol aktif alat akan melakukan pengujian
terhadapelemen pemanas apakah dalam kondisi menyala atau mati, jika
pemanas dala keadaan off maka tekan tombol On untuk menyalakan
pemanas jika elemen pemanas dalam keadaan On maka akan mengirimkan
data suhu dan kelembaban. Flowcart yang mana terdapat tombol monitoring
suhu dan kontrol alat elemen pemanas. Desain Interface Pada tahapan desain
interface merupakan prototype tampilan pada android yang akan digunakan
untuk mengontrol dan memonitoring suhu. Dimana user harus melakukan
login terlebih dahulu untuk mendapatkan akses supaya bisa memonitoring
dan mengontrol alat pengering ikan. Setelah melakukan login user akan
masuk ke dalam menu utama. Cara kerja dan pengembangan software
monitoring dan control.
terlihat gambar 2.

(a) (b)

Dalam merancang alat pengering ikan terdapat beberapa komponen


diantaranya terdapat rangkaian sensor dht22 dan elemen pemanas yang
tesambung pada relay dan semua rangkaian tersebut terhubung pada
mikrokontroller. Rancangan tempat pengering memiliki tinggi 70 cm, lebar
40 cm dan panjang 30 cm. Terdapat sebuah elemen pemanas dan sensor
dht22 yang terletak dibagian dalam alat serta relay dan mikrokontroller yang
ada pada bagian luar. Merupakan susunan tata letak komponen alat
pengering ikan. Terdapat sebuah relay untuk mengontrol elemen pemanas.
Terdapat 3 buah pin yaitu pin vcc dht22 tersambung ke pin wemos d1, pin
ground tersambung pada pin ground yang terdapat pada mikrokontroller dan
pin data pada dht22 tersambung ke pin D5 pada mikrokotroller wemos d1.
Rangkaian kabel antara wemos d1 r2 dengan relay Relay dapat berfungsi
seperti saklar yang dapat menghidupkan dan mematikan elemen pemanas
yang terdapat didalam alat pengering ikan namun relay dapat dikendalikan
oleh microcontroller wemos d1 r2 melalui tombol button on/off yang
terdapat pada aplikasi.Kemudian kabel elemen pemanas dihubungkan pada
portal NO2 dan COM2.
Dalam merancang sistem pengering ikan, digunakan perangkat
lunak.Arduino menjalankan fungsi pada microcontroller untuk
mengendalikan elemen pemanas dengan masukan sensor DHT22. Data
pengukuran suhu di kirimkan ke database oleh mikrokontroler menggunakan
komunikasi serial. Dalam menu terdapat monitoring suhu dan kelembapan
udara pada alat pengering ikan, kontrol untuk mematikan dan menghidupkan
elemen pemanas, tabel monitoring yang berisi identitas (ID), sesi, nilai suhu,
kelembapan, tanggal dan waktu serta status pengering untuk menentukan
ikan sudah kering atau belum. Dalam aplikasi android juga terdapat form
login untuk mengamankan keseluruhan data dari pihak yang tidak
berkepentingan.

Tampilan serial monitor dapat dilihat pada gambar 3.

(a) (b) (c)

Didalam menu utama terdapat tombol monitoring suhu & kelembapan


dan tombol Kontrol elemen pemanas.Di dalamhalaman ini terdapat beberapa
informasi untuk mengetahui suhu dan kelembapan udara yang terdapat dalam
alat pengering ikan, mulai dari waktu, tanggal, bulan dan tahun serta
menampilkan tingkatan nilai suhu dan kelembapan. Halaman kontrol alat
elemen untuk mengontrol elemen pemanas yang terdapat pada alat pengering
ikan. Apabila tombol button mati kita klik maka status elemen pemanas akan
berubah menjadi mati dan tombol button berubah menjadi hidup, sedangkan
sebaliknya apabila tombol button hidup kita klik maka status pemanas akan
berubah hidup dan tombol button menjadi mati. Apabila waktu pengeringan
ikan sudah mencapai 8 jam maka akan muncul status Kering dan akan
menonaktifkan elemen pemanas secara otomatis.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam memonitoring s


uhu dan kelembapan pada sistem pengering ikan didapat kesimpulan bahwa
Sensor dht22 dapat diaplikasikan sebagai pengukur suhu dan kelembapan rua
ngan pada alat pengering ikan. Korelasi antara hardware dan software berjala
n sesuai fungsinya. Sebanyak 1kg ikan layang biru yang dijadikan sampel ber
hasil diuji bahwa alat pengering ikan yang dirancang telah berhasil menguran
gi kandungan air yang terdapat pada daging ikan selama 8 jam dengan persen
tase air 13%.

Anda mungkin juga menyukai