TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
SYUKRON AL-FAJRI
17130063
BAB I
PENDAHULUAN
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era industri modern sekarang semakin pesat. Latar
belakang pengambilan judul ini karena saya melihat pengeringan ikan pada masyarakat
sekitar pantai dan tetangga dekat rumah masih dilakukan secara manual dengan cahaya
matahari.
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis bermaksud merancang tugas akhir
yang berjudul “Rancang Bangun Alat Pengering Ikan Dengan Memonitor Suhu Dan
Kelembaban Berbasis Internet of Things (IoT)”.
Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang masalah diatas, terdapat beberapa identifikasi masalah pada
tugas akhir yaitu.
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
1. Mengatasi proses pengeringan yang masih dilakukan dengan cara tradisional dengan
cahaya matahari.
2. Mengatasi kendala pengeringan akibat cuaca dan lama proses.
3. Proses pengawetan dengan manual membutuhkan waktu yang lama 3 sampai 4 hari
sedangkan dengan studi alat yang telah dibaca sampai 3 jam lebih pengeringan.
Batasan Masalah
Agar perancangan yang dibahas pada tugas akhir ini tidak terlalu luas dan
menyimpang pada topik yang ditentukan, maka dalam perancangan yang dapat dibahas
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
PROSES PENGERINGAN IKAN
Proses pengeringan ikan kering rata-rata dilakukan para
nelayan tradisional adalah dengan cara memanfaatkan sinar
matahari dan proses pembuatan dilakukan di tempat
terbuka sehingga higenitas ikan yang dihasilkan kurang
terjaga.
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
3. Sensor DHT22
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
4. Mikrokontroler ESP32
5. LCD
6. Buzzer
7. LED
8. Relay
9. Power Supply
Fungsi Komponen Alat
3. Mikrokontroler ESP32 = ESP32 digunakan untuk mengontrol rangkaian dengan memprogram yang dibekali
perangkat Wi-Fi
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
5. Buzzer = digunakan untuk menghasilkan suara untuk memberikan mulai alat serta peringatan
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
BLOK DIAGRAM
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk untuk mendapatkan hasil pengeringan
dengan pengaturan suhu. Alat ini bekerja yaitu : ketika tegangan dari power
suplay masuk ke alat pengering ikan maka alat aktif sehingga alat pemanas
(heater & blower) menghasilkan panas. Ketika suhu meningkat sensor suhu
TECHOLOGY
TECHOLOGY
Apabila suhu mengalami overheat (melewati batas) maka fan (kipas) untuk
menurunkan suhu dengan cepat. Agar suhu tidak overheat maka salah satu alat
pemanas yaitu blower dapat dimatikan sehingga tidak membuat ikan menjadi
kecoklatan. Penggunaan Blynk dapat memantau terjadinya proses pengeringan
dalam bentuk grafik.
Perancangan Box
Dalam pembuatan box ini diperlukan beberapa
aspek yang mendukung seperti ukuran, kokoh
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Inisialisasi
perangkat
Mendeteksi
nilai I, V,P, H,
C dengan
LCD & Blynk
NO NO
Suhu 28 °C Suhu 85 °C
YES YES
END
BAB IV
PENGUJIAN & ANALISA
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
INSTRUMENTASI PENGUJIAN
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
AC. Alat uji suhu yang digunakan adalah thermometer dengan skala 0-
150°C.
PENGUJIAN DAN ANALISA HARDWARE
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Pada gambar kiri sistem pengeringan dicat warna hitam kemudian dilapisi akrilik
dan plat alumunium agar lebih kokoh dan panas dari pengering dapat bekerja
dengan maksimal. Selanjutnya gambar kanan terdapat beberapa komponen
terpasang, komponen yang dipasang dibagian belakang ini agar komponen ditata
rapi dengan memiliki ruangan kontrol sendiri.
PENGUJIAN DAN ANALISA HARDWARE
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Lalu gambar kiri terdapat heater dan blower sebagai sistem pemanas yang terletak di dalam
ruangan pengering. Kemudian pada gambar kanan terdapat kipas sebagai sistem pendingin
yang terletak di bawah ruangan pengering. Secara keseluruhan sistem yang dibuat memiliki
dimensi ukuran panjang 30 cm dengan lebar 30 cm kemudian tinggi 35 cm. Tiap sisi sistem
yang dibuat telah diatur sedemikian rupa agar memudahkan menganalisa sistem yang dibuat.
Pada gambar (a) dan (b) merupakan ikan untuk percobaan pengeringan. Ikan
yang digunakan untuk pengujian sistem pengeringan berupa ikan basah. Jenis Ikan
yang dipilih yaitu ikan tongkol dan ikan aso-aso. Pada pengujian dilakukan dengan
memasukan ikan basah ke dalam sistem pengeringan.
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
(a) (b)
Pada gambar (c) dan (d) merupakan proses untuk pengeringan. Setelah
melakukan pengujian, dilakukan pengeringan dengan variasi berat
berbeda.
(c) (d)
Hasil pengeringan (a). ikan tongkol (b).Ikan aso-aso
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
(a). (b).
Tabel 1. Pengujian pengeringan ikan tongkol
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
30.6
200
Uji coba 3 85 300 240 36,1 coba 2 200
85
27.6
Uji coba 4 85 400 250 38,3 coba 1 100
180
85
Uji coba 5 85 500 270 41,4 0 100 200 300 400 500 600 700
Pada tabel 1 uji coba 1 dengan suhu 85°C berat 100 gram ikan pengeringan
dilakukan selama 180 menit, menunjukkan bahwa ikan tetap kering dengan
konsumsi energi sebesar 27,6 kWh. Pada gambar merupakan grafik hasil
pengeringan tabel 1 bisa dilihat bahwa semakin banyak ikan yang dikeringkan
maka mempengaruhi lama pengeringan. Pengeringan paling lama yaitu 290 menit
dengan berat ikan sebanyak 600 gram.
Tabel 2. Pengujian pengeringan ikan aso-aso
42.32
Parameter Suhu Berat Lama Energi yang coba 6 280
600
85
39.56
ikan pengeringan pengeringan coba 5 260
500
85
(gram) (menit) (Kwh) 34.96
coba 4 230
400
85
Uji coba 1 85 100 150 23 33.12
coba 3 220
300
Uji coba 2 85 200 180 27,6 85
27.6
coba 2 180
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
23
Uji coba 4 85 400 230 34,96 coba 1 150
100
85
Uji coba 5 85 500 260 39,56 0 100 200 300 400 500 600 700
Pada tabel 2 uji coba 1 dengan suhu 85°C berat 100 gram ikan dan durasi 150 menit dengan
kosumsi energi 23 kWh hasilnya ikan dalam kondisi kering. Pada gambar 29 bisa dilihat bahwa
semakin lama pengeringan maka semakin banyak energy yang dibutuhkan. Pengeringan paling lama
pada tabel 1 yaitu 290 menit dengan penggunaan energy sebanyak 44,5 kWh. Jadi semakin banyak
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Jadi pada gambar 30 dan 31 bisa dilihat perbedaan hasil percobaan dengan sistem pengeringan berbasis IoT bahwa
pengeringan membutuhkan waktu 3-5 jam sedangkan proses pengeringan dengan sinar matahari dapat mencapai 3 hari
pengeringan yang dipengaruhi kondisi seperti cuaca. Didalam proses tersebut pengeringan bisa mempermudah
monitoring pada jarak jauh menggunakan IoT. Oleh karena itu, sistem pengeringan berbasis IoT lebih baik daripada
proses pengeringan dengan cahaya matahari yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti cuaca.
Tabel 3. Pengujian Monitoring Sistem Pengering Ikan
180
Paramete Suhu Kelembapan Tegangan Arus Lama
160
r AC AC Pengeringan
140
(menit)
120
Uji coba 1 85 76 222 0.03 100
100
Uji coba 2 85 72 222 0.03 120
80
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
60
Pada Gambar bisa dilihat bahwa semakin lama proses pengeringan. Bisa
dilihat tabel 3 menunjukan selama 160 menit kelembapan yang didapatkan sebesar
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TAMPILAN BLYNK IOT YANG DIBUAT PC
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
Gambar Pengukuran suhu dengan termometer Gambar Pengukuran tegangan AC dengan multimeter
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
dengan lama waktu pengeringan yang berbeda, dimana saat suhu mesin pengering ikan berada pada suhu
85 celcius, maka proses pengeringan ikan akan lebih cepat karena hanya membutuhkan waktu 290 menit
dengan berat 600 gram. Hal ini karena proses pengeringan menggunakan sinar matahari dapat mencapai
waktu selama 3 hari. Dapat disimpulkan bahwa agar proses pengeringan lebih cepat pada suhu 85°C jika
dibandingkan menggunakan cahaya matahari
Dari pembuatan sistem pengeringan ikan berbasis IoT yang dibuat dapat ditarik saran pengembangan
lebih lanjut, sebaiknya ukuran sistem pengering dibuat lebih besar untuk mengeringkan dalam skala yang
besar dan juga untuk mempercepat pengeringan ditambah lagi pemanas seperti penambahan blower,
diharapkan dengan penggunaan energi sendiri seperti menggunakan panel atau baterai sebagai energy
alternative.
TECHNOLOGY
THANK YOU
TECHNOLOGY