Anda di halaman 1dari 14

4.3.

Penerapan Metode Transportasi


Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat
yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa,
karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke tempat-tempat tujuan
berbeda-beda, dan dari beberapa sumber ke suatu tempat tujuan juga berbeda-beda.
Ada beberapa macam metode transportasi, yang semuanya terarah pada
penyelesaian optimal dari masalah-masalah transportasi yang terjadi. Metode-metode
transportasi tersebut antara lain yaitu :
a. Metode Stepping Stone
b. Metode Modified Distribution (MODI)
c. Metode Vogel’s Approximation (VAM)

4.3.1 Metode Stepping-Stone


Untuk mempermudah penjelasan metode Stepping-Stone, berikut ini akan
dipergunakan contoh. Suatu perusahaan yang mempunyai 3 pabrik di W, H dan P.
Perusahaan menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik tersebut ke
gudang-gudang penjualan di A, B dan C. Kapasitas pabrik, kebutuhan gudang dan biaya
pengangkutan dari tiap pabrik ke tiap gudang dapat dilihat pada Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3.

Tabel 4.1 : Kapasitas Pabrik W,H dan P


Pabrik Kapasitas Produksi
tiap bulan
W 90 ton
H 60 ton
P 50 ton
Jumlah 200 ton
Tabel 4.2 : Kapasitas gudang A, B dan C
Gudang Kebutuhan tiap bulan
A 50 ton
B 110 ton
C 40 ton
Jumlah 200 ton

Tabel 4.3 : Biaya pengangkutan setiap ton dari pabrik W, H, P ke gudang A, B, C


Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp)
Dari
Ke gudang A Ke gudang B Ke gudang C
Pabrik W 20 5 8
Pabrik H 15 20 10
Pabrik P 25 10 19

a. Penyusunan Tabel Alokasi


Untuk bisa memahami dengan lebih mudah dan memecahkan masalah, maka data
di atas harus disusun ke dalam suatu tabel yang menunjukkan hubungan antara kapasitas
pabrik, kebutuhan gudang, dan biaya pengangkutan seperti terlihat pada tabel 4.4. Pada
tabel tersebut jumlah kebutuhan tiap-tiap gudang diletakkan pada baris terakhir dan
kapasitas tiap pabrik pada kolom terakhir.Sedang biaya pengangkutan diletakkan pada
segi empat kecil pada tabel itu. Misalnya biaya angkut 1 ton barang dari W ke A adalah
20, diletakkan di segi empat kecil di dalam segi empat AW, dan seterusnya. Adapun
Xijadalah banyaknya alokasi dari sumber i ke tujuan j, misalnya dari A ke B (sumber 1 ke
tujuan pertama) = X11. Nilai Xij inilah yang nanti akan kita cari.
Tabel 4.4. Tabel Transportasi
Ke / Dari Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas Pabrik
Pabrik W 𝑋11 𝑋12 𝑋13 90
Pabrik H 𝑋21 𝑋22 𝑋23 60
Pabrik P 𝑋31 𝑋32 𝑋33 50
Kebutuhan Gudang 50 110 40 200
b. Prosedur Alokasi
Setelah data tersusun dalam bentuk tabel, maka langkah selanjutnya adalah
mengalokasikan produk dari pabrik-pabrik ke gudang-gudang.Pedoman yang merupakan
prosedur alokasi sistematis pertama adalah pedoman sudut barat laut (northwest corner
rule).Mulai dari sudut kiri atas dari tabel 4.4.(𝑋11 ) dialokasikan sejumlah maksimum produk
dengan melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang. Kemudian setelah itu, bila 𝑋𝑖𝑗
merupakan kotak terakhir yang dipilih, dilanjutkan dengan mengalokasikan pada 𝑋𝑖𝑗 + 1 bila
baris 1 mempunyai kapasitas yang tersisa. Bila tidak, alokasikan ke 𝑋𝑖+1𝑗 , dan seterusnya
sehingga semua kebutuhan telah terpenuhi.
Dari contoh di atas, alokasi pertama adalah 𝑋11= 50, yang tepat memenuhi kebutuhan
Gudang A dalam kolom 1 (dan hilangkan kolom ini dari pertimbangan alokasi berikutnya).
Dalam hal ini ada kelebihan kapasitas pabrik W sebesar 40 dalam baris 1, sehingga alokasi
berikutnya 𝑋1,1+1= 𝑋12. Bila kapasitas pabrik tidak lebih besar dari kebutuhan Gudang B dalam
kolom 2, maka pada 𝑋12 dialokasikan sebesar 40, dan hilangkan baris 1 dari pertimbangan
berikutnya. Untuk selanjutnya alokasi yang dipilih 𝑋1+1,2= 𝑋22. Dari tabel terlihat bahwa
kebutuhan Gudang B masih lebih besar dari kapasitas pabrik H, sehingga pada 𝑋22 dialokasikan
sebesar 60, dan hilangkan baris 2, dan seterusnya sampai semua kapasitas yang tersedia telah
dialokasikan ke gudang-gudang yang membutuhkan seperti terlihat pada tabel 4.5.Segi empat
yang terisi alokasi biasanya disebut segi empat batu, dan yang kosong disebut segi empat air.
Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap pertama ini = 50 (20) + 40 (5) + 60 (20) + 10
(10) + 40 (19) = 3260.

Tabel 4.5. Alokasi Tahap Peertama dengan pedoman Sudut Barat Laut
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A B C Gudang
Pabrik 20 5 8 90
W 50 40

Pabrik 15 20 10 60
H 60
Pabrik 25 10 19 50
P 10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

c. Merubah Alokasi Secara Trial and Error


Untuk mengurangi biaya pengangkutan, alokasi pada Tabel 4.5.dirubah secara trial and
error. Misalnya, terlihat pada kolom “Gudang A”. Segi empat HA belum terisi, maka dicoba bila
diisi 1 satuan (ton) tentu saja perlu pemindahan dari segi empat yang lain, misalnya dari segi
empat WA agar jumlah kebutuhan gudang tetap 50; di samping itu juga akan mempengaruhi segi
empat WB dan segi empat HB, seperti terlihat pada Tabel 4.6. Perubahan biaya yang siakibatkan
adalah sebagai berikut :
Tambahan biaya : dari H ke A = 15
dari W ke B = 5
20
Pengurangan biaya : dari W ke A = 20
Dari M ke B = 20
40
Tambahan biaya 20 sedang pengurangan biaya 40 berarti ada penghematan 20 (= Rp 20.000,-)
untuk setiap perpindahan alokasi 1 unit (1 ton) barang ke segi empat HA dan WB dari WA dan
HB. Berdasarkan kenyataan ini, bila jumlah alokasi yang dilaksanakan lebih banyak (tidak hanya
1 unit saja), maka penghematannya akan lebih banyak. Jumlah yang bisa dirubah maksimum
sebesar isi terkecil dari 2 segi empat yang terdekat dengan yang akan diisi. Dalam hal ini isi segi
empat WA = 50, lebih kecil dari isi segi empat HB = 60. Jadi diisikan pada segi empat HA 50
unit dan ditambahkan pula isi segi empat WB (yang bertolak belakang dengan HA) sebesar 50
unit. Perubahan alokasi ini seperti terlihat pada Tabel 4.7, dengan menghasilkan biaya
pengangkutan yang lebih murah, yaitu 90 (5) + 50 (15) + 10 (20) + 10 (10) + 40 (19) = 2260
lebih murah dari alokasi pertama (Tabel 4.5.).
Tabel 4.6. Perbaikan pertama dengan trial and error
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A B C Gudang
Pabrik 20 5 8 90
W 50 40

Pabrik 15 20 10 60
H 60

Pabrik 25 10 19 50
P 10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

Tabel 4.7. Perbaikan kedua denfan trial and error


Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A B C Gudang
Pabrik 20 5 8 90
W 50 40
90

Pabrik 15 20 10 60
H 50 60
10

Pabrik 25 10 19 50
P 10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang
Perubahan alokasi ini dapat juga dilakukan dengan merubah alokasi pada segi empat
yang tidak berdekatan. Misalnya, akan diisi segi empat WC, maka segi empat lain yang ikut
berubah dapat berupa segi empat WB, PB, dan PC, seperti terlihat pada Tabel 4.8, dengan biaya
pengangkutan = 50(5) + 40(8) + 50(15) + 10(20) = 50(10) = 2020.
Demikian seterusnya diadakan perubahan bila dengan perubahan itu dapat mengurangi biaya,
sampai akhir diperoleh biaya pengangkutan yang terendah (optimal).

Tabel 4.8. Perbaikan dengan masalah alokasi segi empat yang tidak berdekatan
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A B C Gudang
Pabrik 20 5 8 90
90
W 50 40

Pabrik 15 20 10 60
H 50 10

Pabrik 25 10 19 50
10
P 50 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

4.3.2 Metode MODI


Metode MODI (Modified Distribution) merupakan perkembangan dari metode stepping-
stone, karena penentuan segi empat kosong yang bisa menghemat biaya dilakukan dengan
prosedur yang lebih pasti dan tepat serta motode ini dapat mencapai hasil optimal lebih cepat.
Cara untuk memilihnya digunakan persamaan 𝑅𝑖 + 𝐾𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 . 𝑅𝑖 adalah nilai baris i, 𝐾𝑗 nilai
kolom j, dan 𝐶𝑖𝑗 adalah biaya pengangkutan 1 satuan barang dari sumber i ke tujuan j. Adapun
langkah-langkah menghitungnya sebagai berikut :
a. Isilah tabel pertama dari sudut kiri atas ke kanan bawah
b. Menentukan nilai baris dan kolom
Nilai baris dan kolom ditentukan berdasarkan persamaan di atas (𝑅𝑖+ 𝐾𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 ). Baris pertama
selalu diberi nilai 0, dan nilai baris-baris yang lain dan nilai semua kolom ditentukan berdasarkan
hasil-hasil hitungan yang telah diperoleh. Bila nilai suatu baris sudah diperoleh, maka nilai
kolom yang dihubungkan dengan segi empat batu (sgi empat yang terisi) dapat dicari dengan
rumus 𝑅𝑖 + 𝐾𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 .
Nilai baris W = Rw = 0
Mencari nilai kolom A
𝑅𝑤+ 𝐾𝐴 = 𝐶𝑊𝐴 .
0 + 𝐾𝐴 = 20, nilai kolom A = 𝐾𝐴 = 20
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
𝑅𝑤+ 𝐾𝐵 = 𝐶𝑊𝐵 ; 0 + 𝐾𝐵 = 5 ; 𝐾𝐵 = 5
𝑅𝐻+ 𝐾𝐵 = 𝐶𝐻𝐵 ; 𝑅𝐻 + 5 = 20 ; 𝑅𝐻 = 15
𝑅𝑃+ 𝐾𝐵 = 𝐶𝑃𝐵 ; 5 = 10 ; 𝑅𝑃 = 5
𝑅𝑃+ 𝐾𝐶 = 𝐶𝑃𝐶 ; 5 + 𝐾𝐶 = 19 ; 𝐾𝐶 = 14
Nilai-nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang bersangkutan, seperti terlihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Tabel pertama
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A=20 B=5 C=14 Gudang
Pabrik 20 5 8 90
40
W=0 50 90

Pabrik 15 20 10 60
60
H = 15 50 10

Pabrik 25 10 19 50
P=5 10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang
c. Menghitung indeks perbaikan
Indeks perbaikan adalah nilai dari segi empat air (segi empat yang kosong).
Mencarinya dengan rumus.
𝐶𝑖𝑗 - 𝑅𝑖 - 𝐾𝑗 = index perbaikan

Tabel 4.10. Menghitung Indeks Perbaikan


Segi empat 𝐶𝑖𝑗 - 𝑅𝑖 - 𝐾𝑗 Indeks Perbaikan
HA 15 – 15 – 20 -20
PA 25 – 5 – 20 0
WC 8 – 0 – 14 -6
HC 10 – 15 – 14 -19

d. Memilih titik tolak perubahan


Segi empat yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi alokasi
(diisi) akan dapat mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila nilainya positif berarti
pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya pengangkutan. Segi empat yang merupakan
titik tolak perubahan adalah segi empat yang indexnya “bertanda negatif”, dan “angkanya
terbesar”.Dalam Tabel 4.10, ternyata yang memenuhi syarat adalah segi empat HA. Oleh
karena itu segi empat ini dipilih sebagai segi empat yang akan diisi.

e. Memperbaiki alokasi
Berilah tanda positif pada segi empat yang terpilih (HA).Pilihlah 1 segi empat
terdekat yang isi dan sebaris (HB), 1 segi empat yang isi terdekat dan sekolom (WA); berilah
tanda negatif pada 2 segi empat ini.Kemudian pilihlah satu segi empat yang sebaris atau
sekolom dengan 2 segi empat yang bertanda negative tadi (WB), dan berilah segi empat ini
tanda positif.Selanjutnya pindahkanlah alokasi dari segi empat yang bertanda negative ke
yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari segi empat yang bertanda positif (50).Jadi
segi empat HA kemudian berisi 50, segi empat HB berisi 60 - 50 = 10, segi empat WB berisi
40 + 50 = 90, dan segi empat WA menjadi tidak berisi. Lihat Tabel 4.9.
f. Ulangilah langkah-langkah tersebut di atas, mulai langkah nomer b sampai diperoleh
biaya rendah. Bila masih ada indeks perbaikan yang bernilai negatif berarti alokasi
tersebut masih dapat dirubah untuk mengurangi biaya pengangkutan. Bila sudah tidak ada
indeks yang negatif berarti sudah optimal.

Sebagai contoh perubahan pertama sampai mencapai tabel optimal dapat dilihat pada Tabel
4.11, a, b, c, d dan e.
Tabel 4.11. Perubahan alokasi untuk memperoleh alokasi optimal dengan Metode MODI
a)
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A=20 B=5 C=14 Gudang
Pabrik 20 5 8 90
W=0 90
50
40

Pabrik 15 20 10 60
H = 15 50 60 10

Pabrik 25 10 19 50
P=5 10 40

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

Biaya transportasi = 90(5) + 50(15) + 10(20) + 10(10) + 4(10) = 2260


b)
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A=0 B=5 C=14 Gudang
Pabrik 20 5 8 90
W=0 90

Pabrik 15 20 10 60
10
H = 15 50 10

Pabrik 25 10 19 50
10
P=5 40
20 30

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

Biaya transportasi = 90(5) + 50(15) + 10(10) + 20(10) + 30(19)


= 2070
c)
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A=0 B=5 C=14 Gudang
Pabrik 20 5 8 90
90
W=0
60 30

Pabrik 15 20 10 60
H = 15 50 10 10
Pabrik 25 10 19 50
20
P=5
50 30

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

Biaya transportasi = 60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10) + 50(10) = 1890

d)
Ke / Dari Gudang Gudang Gudang Kapasitas
A=13 B=5 C=8 Gudang
Pabrik 20 5 8 90
60 30
W=0

Pabrik 15 20 10 60
10
H=2 50

Pabrik 25 10 19 50
50
P=5

Kebutuhan 50 110 40 200


Gudang

Tabel d tidak bisa dioptimalkan lagi, karena indeks perbaikan pada setiap segi empat air sudah
tidak ada yang negative, seperti terlihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Indeks perbaikan dari Tabel 5.11e
Segi empat 𝐶𝑖 - 𝑅𝑖 - 𝐾𝑗 Indeks Perbaikan
WA 20– 0 – 5 15
HB 20 – 2 – 5 13
PA 25 – 5 – 13 7
PC 19 – 5 – 8 6

4.3.3 Metode Vogel’s Approximation


Metode Vogel’s atau Vogel’s Approximation Method (VAM) merupakan metoda yang lebih
mudah dan lebih cepat untuk dapat mengatur alokasi dari bebeapa sumber keberapa daerah
pemasaran. Adapun langkah-langkah untuk mengerjakannya adalah sebagai berikut :
a. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam
matriks seperti pada Tabel 4.4.
b. Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu biaya terkecil dan
terkecil kedua untuk tiap baris dan kolom pada matriks (𝐶𝑖𝑗 ). Misalnya pada baris W
biaya angkut terkecil = Rp 5,- dan nomor dua dari yang terkecil = Rp 8,-. Jadi nilai baris
W = 8 – 5 = 3. Demikian seterusnya nilai-nilai yang lain sebagai berikut :
Baris H = 15 – 10 = 5
Baris P = 19 – 10 = 9
Kolom A = 20 – 15 = 5
Kolom B =10 – 5 = 5
Kolom C = 10 – 8 = 2
c. Pilihlah 1 nilai perbedaan-perbedaan yang terbesar diantara semua nilai pada kolom dan
baris..Dalam hal ini bans P mempunyai nilai perbedaan terbesar, yaitu 9.
d. Isilah pada salah satu segl empat yang termasuk kolom atau baris terpilih, yaitu pada segi
empat yang biayanya terendah diantara segi empat pada kolom/baris itu. Isiannya
sebanyak mungkin, yang bisa dilakukan. Misalnya pada baris P, biaya angkut untuk segi
empat PA = 25, segi empat PB = 10, dan segi empat PC = 19. Yang terkecil adalah biaya
pada segi empat PB, maka kita isi segi empat PB dengan 50 satuan (lebih dari 50 satuan
tidak mungkin karena kapasitas pabrik P 50)
Tabel 4.13.Feasible Solution mula-mula dari metoda Vogel’s Approximation
Gudang Perbedaan
A B C Kapasitas Baris
Pabrik W 20 5 8 90 3
H 15 20 10 60 5
P 25 10 19 50 9
Kebutuhan 50 110 40 Pilihan XPB = 50
Perbedaan Kolom 5 5 2 Hilangnya baris P
i
e. Hilangnya baris P karena baris tersebut sudah diisi sepenuhnya (kapasIta spenuh)
sehingga tidak mungkin diisi lagi. Kemudian perhatikan kolom dan baris yang belum
terisi/teralokasi (baris W, H, dan kolom A, B, C).
f. Tentukan kembali perbedaan (selisih) biaya pada langkah ke 2 untuk kolom dan baris
yang belum terisi. Ulangi langkah 3 sampai dengan langkah 5,sampai semua baris dan
kolom sepenuhnya teralokasi lihat tabel 5.14.

Tabel 4.14.feasible Solution mula-mula dari metoda Vogel’s Approximation


Gudang Perbedaan
A B C Kapasitas Baris
Pabrik W 20 5 8 90 3
H 15 20 10 60 5
Kebutuhan 50 60 40 Pilihan XPB = 60
Perbedaan Kolom 5 15 2 Hilangnya B

Gudang Perbedaan
A C Kapasitas Baris
Pabrik W 20 8 30 12
H 15 10 60 5
Kebutuhan 50 40 Pilihan XPB = 30
Perbedaan Kolom 5 2 Hilangnya baris W
Gudang Perbedaan
A C Kapasitas Baris
Pabrik H 15 10 60 5
Kebutuhan 50 40 Pilihan XPB = 30
Hilangnya baris W

Jadi matriks alokasi dengan metode Vogel’s Approximation di atas adalah sebagai berikut :
Table 4.15 Matriks hasil alokasi dengan metode VAM
Kapasitas
Gudang Gudang Gudang
Pabrik
A B C

20 5 8
Pabrik W 90
60 30
15 20 10
Pabrik H 60
50 10
25 10 19
Pabrik P 50
50
Kebutuhan 200
50 110 40
Gudang

g. Setelah terisi semua, maka biaya transportasinya yang harus dibayar adalah 60(Rp 5,-) +
30(Rp 8,-) + 50(Rp 15,-) + 10(Rp 10,-) + 50(Rp 10,-) = Rp 1890,-.
h. Bila nilai perbedaan biaya ada 2 yang besarnya sama, misal yang satu terletak pada
kolom maka lihatlah segi empat yang masuk ke dalam kolom maupun baris yang
mempunyai nilai terbesar Bila segi empat ini mempunyai biaya terendah diantara segi
empat pada baris atau kolomnya, maka isikan alokasi maksimum pada segi empat ini.
Bila biayanya tidak terendah, yang akan diisi berdasar salah satu, baris terpilih atau
kolom terpilih, seperti pada langkah 4 dan 5.
Kebaikan darl metode Vogel ini adalah mudah menghitungnya. Tetapl hasil pemecahan dari
metode ini kadang-kadang masih dapat dioptimalkan dengan memakai metode lain, misalnya
metode SIMPLEX

Anda mungkin juga menyukai