Anda di halaman 1dari 26

Perwilayahan /

Regionalisasi
Perwilayahan / Regionalisasi
→ Proses penggambaran wilayah
→ Penentuan letak batas-batas suatu wilayah
→ Upaya membagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi
tertentu dengan memberikan batas
Tujuan :
 Membedakan karakteristik bagian permukaan bumi (contoh :
pewilayahan bentuk lahan volkanik dengan fluvial; DAS yang satu
dengan lainnya, permukiman padat dengan jarang, penggunaan
lahan)
 Membedakan kewenangan pengelolaan bagian permukaan
bumi ( contoh : pewilayahan administrasi)
❖Regionalisasi merupakan proses membagi kompleksitas
suatu wilayah ke dalam bentuk-bentuk sederhana yang dapat
dimengerti.
❖Inti dari regionalisasi adalah keseragaman/homogenitas
suatu wilayah sehingga wilayah yang dibuat, memiliki
perbedaan yang mencolok dengan wilayah tetangganya

Regionalisasi tergantung pada :


❑ Tujuan penggambaran daerah.
❑ Kriteria yang digunakan selama penggambaran mis. ukuran lahan,
tingkat pekerjaan, tingkat aktivitas, tren migrasi, dll.
❑ Ketersediaan data

Proses pewilayahan → proses penyusunan ruang dalam geografi


Metode pewilayahan
 Klasifikasi → Mengelompokkan obyek dalam suatu kesatuan
berdasarkan kriteria tertentu ( misal : klasifikasi bentuk lahan,
litologi, tanah dll.)
 Generalisasi → menghilangkan faktor tertentu yang
dianggap kurang relevan, sehingga menonjolkan karakter yang
diutamakan (misal : menghilangkan pekarangan menjadi bagian
dari permukiman dalam pewilayahan penggunaan lahan dll)
Langkah Pewilayahan
Investigasi → meliputi identifikasi variabel yang
investigasi memiliki pengaruh pada sejumlah besar variabel
lain yang ada di ruang tertentu. (Misalnya
variabel dalam populasi termasuk kepadatan
penduduk, usia, dll.)
survei Survei → Oleh lebih dari satu pengamat,
sehingga memberikan batas-batas yang tidak
sama untuk wilayah yang sama
Generalisasi → jumlah terbesar dari interaksi
generalisasi bertepatan diidentifikasi.
Pendekatan Pewilayahan
1. Empiris
2. Statistik
3. Kombinasi empiris dan statistik

1. Pendekatan empiris
o Didasarkan pada pengamatan dan penilaian untuk
tujuan penetapan batas suatu wilayah
o Dibatasi berdasarkan pengamatan orang-orang
o Kelemahan pendekatan ini terletak pada kenyataan
bahwa tidak ada demarkasi yang jelas dari suatu
wilayah berdasarkan metode ini
2. Pendekatan statistik
o Revolusi kuantitatif model gravitasi digunakan untuk
demarkasi yang tepat dari suatu wilayah.
o Teknik ilmiah secara tepat memisahkan suatu wilayah
dari wilayah tetangganya.
o Lingkup pengaruh suatu daerah dibatasi dengan
menggunakan hukum perdagangan eceran
Hukum perdagangan eceran →luas pengaruh suatu kota
atau daerah dalam menyediakan barang dan jasa
(perdagangan) kepada daerah-daerah yang berdekatan
dengan menggunakan metode statistik (rumus)

3. Pendekatan Empiris & Statistik (kombinasi)


Pembatasan wilayah

Naif Formal Fungsional

• Analisis aliran • Metode indek • Analisis aliran


• Analisis • Metode kluster • Analisis
intensitas gravitasi
relatif
Pembatasan wilayah Naif

→Didasarkan pada kenyataan apa adanya yang bisa terlihat


→kompleksitas dan sifat kontradiktif dari unsur-unsur yang
membentuk wilayah
→Batas yang kabur dan transisi yang luas
→Misalnya : sulit untuk menarik batas-batas linier wilayah budaya
karena sifat transisi dari zona wilayah budaya
1. Analisis aliran
▪ Dalam metode ini wilayah inti diidentifikasi terlebih dahulu
▪ Berdasarkan data primer, diperkirakan sejauh mana arus (barang / jasa / ciri-ciri
budaya) dapat diidentifikasi.
▪ Untuk wilayah budaya, unsur-unsur budaya diidentifikasi seperti bahasa, agama, rasa,
berpakaian, dll.
▪ Kemunculan di sekitar inti, batas-batas wilayah dapat ditarik secara samar.

2. Analisis intensitas relatif


▪ Suatu wilayah harus memiliki perbedaan jelas berdasarkan kriteria yang
ditentukan.
▪ Contoh : 2 wilayah dengan masing-masing pendapatan perkapita yang jelas berbeda
yaitu tinggi dan rendah sesuai kriteria. Bila perbedaannya tidak sesuai kriteria, maka
dianggap relative sama
Penentuan batas
 Penentuan batas formal → pengelompokan satuan
berdasarkan ciri yang sama menurut kriteria tertentu
Formal  Metode bilangan indeks berimbang → metode klaster
(statistik)
 Metode analisis faktor → indeks dari skor factor (statistik)

 Penentuan batas fungsional → pengelompokan satuan


berdasarkan tingkat interdependensi yang cukup besar
Fungsional
 Metode analisa arus
 Metode gravitasional
Pembatasan wilayah Formal Formal

➢ Wilayah formal memiliki batasan batas yang tepat.


Misalnya batas administratif, dll.
➢ Delineasi wilayah formal melibatkan pengelompokan
unit-unit lokal yang memiliki karakteristik serupa
menurut kriteria tertentu yang ditetapkan dengan
jelas, dan yang berbeda secara signifikan dari unit-
unit di luar wilayah berdasarkan kriteria tertentu
yang dipilih.
➢ Karakteristik harus berbeda secara signifikan dari unit
di luar daerah.
Penentuan batas formal Klaster Simbol Satuan Kerentanan Lahan Tingkat
→Metode cluster Nilai Ekonomi Lahan
Pertanian (Rp/ha/th)
Kerentanan

1. F1-Aw-I-AG-S (1) 44.036.061 Sangat tinggi


2. V2-At-I-AG-S (8) 38.868.421 Tinggi
V3-At-I-AG-S (17) 35.970.732
VD2-At-IV-ACL-S (29) 34.468.712
VD3-At-I-AG-S (32) 33.425.442
3. VD3-At-IV-ACL-T (33) 26.347.134 Sedang
4. F1-Aw-II-LCRK-T (2) 18.382.022 Rendah
Dendogram hasil V2-Pt-II-RC-T (14)
V3-Aw-III-ACRC-T (22)
16.465.517
17.404.580
analisis klaster di VD2-Am-IV-ACL-T (25) 17.230.769
SPSS 5.
VD2-At-IV-AG-T (31)
V1-Pt-IV-RC-T (7)
15.528.053
11.699.634 Sangat rendah
V2-At-IV-ACL-T (9) 13.217.726
V2-Aw-III-ACRC-T (10) 12.783.784
V2-Kb-IV-ACL-T (13) 13.874.172
V2-Pt-III-RC-T (15) 13.205.128
V3-Am-II-ACRC-T (16) 14.264.706
V3-Aw-II-ACRC-T (18) 12.426.471
V3-Aw-II-LCRK-T (19) 13.611.111
VD2-Am-IV-AG-H (26) 8.879.310
VD2-Am-IV-AG-T (27) 10.348.837
VD2-At-IV-ACL-T (30) 12.492.877
Unit yang
digunakan
No. Simbol Satuan Lahan Tingkat BahayaLongsorlahan Potensial

1 F1-Aw-I-AG-S (1)
Total Skor
-25,269
Tingkat Bahaya
rendah
Kelas
2 Penentuan batas formal
2
3
F1-Aw-II-LCRK-T (2)
V1-Aw-IV-RK-H (3)
-65,861
24,240
sangat rendah
tinggi
1
4
→Metode Faktor
4 V1-Kb-III-ACL-H (4) -8,005 sedang 3
5 V1-Kb-IV-ACL-H (5) -49,985 sangat rendah 1
6 V1-Kb-IV-ACL-T (6) 13,997 tinggi 4
7 V1-Pt-IV-RC-T (7) 1,076 sedang 3
8 V2-At-I-AG-S (8) -22,349 rendah 2
9 V2-At-IV-ACL-T (9) 7,126 sedang 3
Panjang kelas = data tertinggi – data terendah
10 V2-Aw-III-ACRC-T (10) -12,644 sedang 3 Jumlah kelas
11 V2-Aw-IV-ACRC-H (11) 20,442 tinggi 4
12 V2-Aw-IV-RK-H (12) -16,070 sedang 3
13 V2-Kb-IV-ACL-T (13) -0,083 sedang 3
14
15
V2-Pt-II-RC-T (14)
V2-Pt-III-RC-T (15)
-35,388
-29,600
rendah
rendah
2
2
26,805 = -71,172 - 62,852
16
17
V3-Am-II-ACRC-T (16)
V3-At-I-AG-S (17)
-7,011
3,199
sedang
sedang
3
3
5
18 V3-Aw-II-ACRC-T (18) -14,107 sedang 3
19 V3-Aw-II-LCRK-T (19) -71,172 sangat rendah 1 Kelas Bahaya Longsorlahan Potensial
20 V3-Aw-II-RC-P (20) -50,115 sangat rendah 1
21 V3-Aw-III-ACRC-H (21) 1,492 sedang 3 Total Skor Tingkat Bahaya
22 V3-Aw-III-ACRC-T (22) -18,388 rendah 2 1 -71,172 - -44,367 Sangat rendah
23 VD1-Am-IV-ACL-H (23) 62,852 sangat tinggi 5
24 VD2-Am-IV-ACL-H (24) 17,581 tinggi 4 2 -44,368 - -17,563 Rendah
25 VD2-Am-IV-ACL-T (25) 39,534 sangat tinggi 5 3 -17,564 - 9,242 Sedang
26 VD2-Am-IV-AG-H (26) 48,163 sangat tinggi 5
27 VD2-Am-IV-AG-T (27) 25,392 tinggi 4 4 9,243 - 36,047 Tinggi
28 VD2-At-IV-ACL-H (28) -8,289 sedang 3 5 36,048 - 62,852 Sangat tinggi
29 VD2-At-IV-ACL-S (29) 49,008 sangat tinggi 5
30 VD2-At-IV-ACL-T (30) 53,865 sangat tinggi 5
31 VD2-At-IV-AG-T (31) 28,630 tinggi 4
32 VD3-At-I-AG-S (32) 13,465 tinggi 4
33 VD3-At-IV-ACL-T (33) 24,272 tinggi 4
Peta hasil
analisis faktor

Unit yang
digunakan
Penentuan batas fungsional Fungsional
→Metode analisa arus

 Batas wilayah potensial ditentukan oleh


arah dan intensitas antara pusat yang
dominan dengan satelit-satelitnya
 Titiktengah area menjadi lokasi penentu
jarak (Untuk administrasi, kadang ibu kota
atau pusat keramaian menjadi titik
pengukur jarak)
Penentun
batas
fungsional
Metode
analisa
arus

Contoh
metode
analisis arus
:

Arus migrasi
Kabupaten
pesisir
selatan
Jatim ke
Surabaya
Contoh metode analisis arus
Arus migrasi Kabupaten pesisir selatan Jatim ke Surabaya
Pacitan Trenggalek Tulungagung Blitar Malang Lumajang Jember Banyuwangi
Surabaya 4139 6358 7988 9221 20153 7224 12268 7315

Nilai tertinggi – nilai terendah Tingkat Arus Migrasi Selisih Jumlah Kabupaten
= ----------------------------------------
Jumlah kelas Tinggi 20153 – 14815 20153 Malang
Sedang 14814 - 9476 12268 Jember
9221 Blitar
20153 – 4139
Rendah 9475 - 4139 7988 Tulungagung
= ----------------------
3 7315 Banyuwangi
7224 Lumajang
16014 6358 Trenggalek
= ------------
4139 Pacitan
3

= 5338
Tinggi

Sedang

Rendah
Penentuan batas fungsional
→Metode Gravitasional : titik henti

Batas fungsional antara 2 wilayah


Penentuan batas
→Metode SIG
Batas
berdasarkan
vektor melalui
proses digitasi

Batas
berdasarkan
raster melalui
penilaian pixel
Polygon
Tysen :
Posisi tengah
antara 2
stasiun hujan
menjadi batas

Diterapkan pada
sebaran stasiun
hujan di wilayah
topografi dataran
yang luas
Data titik
Peta isohiyet / kontur :
nilai curah hujan
dikelompokkan dalam
suatu kelas

Diterapkan pada sebaran stasiun


hujan di wilayah topografi
bergunung yang luas

Data titik
Buffer/buffering

Jangkauan
pengaruh suatu
objek (Proximity
Analysis / analisis
faktor kedekatan)

Potensi jangkauan
topik yang dikaji
berdasarkan lokasi
titik kejadian

Kusuma dan Sukendra, 2016 Data titik


Potensi
jangkauan
banjir
berdasarkan
garis sungai

Data garis

Aqli, 2010

Anda mungkin juga menyukai