Anda di halaman 1dari 35

Rancangan Bujur Sangkar Latin

(Latin Square Design)


Oleh:
Nofia Hardarani
Rancangan Bujur Sangkar Latin
• RBSL adalah rancangan pengendalian
keheterogenan bahan dan satuan percobaan yang
dikendalikan dalam dua arah.

Desainnya berbentuk bujur sangkar dan


perlakuannya di simbol huruf latin kapital (misal:
A,B,C,D) sehingga dinamakan bujur sangkar latin.

Pengendalian ketidakhomogenan dapat dilakukan


dengan pengelompokkan dua arah (blok baris dan
blok lajur).
• RBSL sangat luas penggunaannya, seperti dalam
industri, laboratorium, percobaan lapangan,
percobaan rumah kaca, pendidikan, kedokteran,
bidang peternakan dan lain-lain.
• Baris dan kolom bukan berarti ulangan seperti
pada RAL, tetapi berfungsi sebagai ulangan.
• Makna baris dan kolom adalah dalam konteks
pengendalian pengaruh-pengaruh dari sumber
keragaman yang kehadirannya tidak diinginkan
dan tidak dapat dihindari selain perlakuan.
Baris dan kolom dalam suatu percobaan dapat
berupa hari/waktu, metode, lokasi, tingkat
kesuburan tanah, intensitas naungan, kelerengan
lahan dan sebagainya. Contoh :
• Operator dan mesin traktor yang digunakan
dalam percobaan dengan perlakuan jenis mata
traktor.
• Posisi ban mobil dan jenis mobil yang digunakan
dalam percobaan dengan perlakuan merk ban.
Seperti halnya RAL dan RAK, berdasarkan
rancangan perlakuannya, RBSL dapat berupa:
a. RBSL faktor tunggal
b. RBSL faktorial

Karakteristik RBSL faktor tunggal:


• Perlakuan yang dicobakan merupakan taraf-taraf
dari satu faktor tertentu.
• Faktor-faktor di luar perlakuan dikondisikan
serbasama (homogen).
• Kondisi unit percobaan tidak homogen.
Sumber ketidakhomogenan unit percobaan
berasal dari dua arah.
Kelebihan RBSL
• Dengan pengelompokan dua arah dapat
mengendalikan keragaaman galat lebih baik
daripada RAK dan RAL. Pengeliminiran
keragaman dua arah seringkali menghasilkan
kuadrat tengah galat yang relatif kecil.
• Analisisnya relatif sederhana, hanya sedikit lebih
rumit daripada RAK.
• Jika ada data yang hilang masih dapat dilakukan
analisis dan prosedurnya tersedia.
• Memperbanyak kesimpulan (perlakuan, baris
dan kolom).
Kekurangan RBSL
• Banyak perlakuan terbatas pada banyak baris dan
kolom.
• Mensyaratkan tidak ada interaksi antara perlakuan,
baris dan kolom.
• Kurang efisien untuk perlakuan di bawah 5
perlakuan.
• Analisisnya akan lebih rumit apabila terjadi data
hilang. Cara untuk mengatasi data hilang maka
perlu diduga atau dengan cara menghapus data
percobaan yang hilang dalam analisis data.
• Teknik pengacakan perlakuan lebih rumit
dibandingkan RAL dan RAK.
RBSL hanya praktis untuk 5-12 perlakuan karena
banyaknya baris dan kolom sebanyak perlakuannya
Beberapa contoh design RBSL
Pengacakan dalam RBSL Faktor Tunggal
• Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan
dilakukan secara acak, dimana setiap perlakuan
hanya muncul sekali pada arah baris dan sekali
pada arah lajur.
Misal: Suatu penelitian
melibatkan 4 perlakuan
(A,B,C,D), diperlukan
empat posisi baris dan
empat posisi lajur. Oleh
karena posisi perlakuan
tersarang pada posisi baris
dan lajur maka banyak unit
percobaan yang diperlukan
adalah 4x4 unit percobaan.
Pengacakan dalam RBSL Faktor Tunggal
Salah satu cara untuk mendapatkan penempatan
perlakuan yang tepat maka dapat diambil tiga
langkah utama sebagai berikut: (i) Tempatkan
perlakuan pada arah diagonal, (ii) acaklah
penempatan baris dan (iii) acaklah penempatan
lajur/kolom.
(i) Penempatan perlakuan searah diagonal
No. baris
1 A C D B
2 B A C D
3 D B A C
4 C D B A
No. lajur 1 2 3 4
Pengacakan dalam RBSL Faktor Tunggal
(ii) Pengacakan penempatan baris
No. baris
3 D B A C
2 B A C D
4 C D B A
1 A C D B
No. lajur 1 2 3 4

(iii) Pengacakan penempatan lajur/kolom


No. baris
3 B C D A Bagan
2 A D B C percobaan
4 D A C B RAKL Faktor
1 C B A D Tunggal
No. lajur 2 4 1 3
Hipotesis RBSL Faktor Tunggal
Pengaruh perlakuan:
H0: (1) = …= (r)=0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap
respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu k dimana (k)  0

Pengaruh baris:
H0: 1 = …= r=0 (baris tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu i dimana i  0

Pengaruh lajur:
H0: 1 = …= r=0 (lajur tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu j dimana j  0
Model Linier Aditif RBSL Faktor Tunggal

Yij ( k )     i   j   ( k )   ij ( k )
Dimana: i = 1, 2, …, r , j = 1, 2,..,r dan k = 1,2, …,r
Yij(k) =Pengamatan pada perlakuan ke-k dalam baris ke-i,
lajur ke-j
 =Rataan umum
(k) =Pengaruh perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan lajur
ke-j
i =Pengaruh baris ke-i
j =Pengaruh lajur/kolom ke-j
ij(k) =Pengaruh acak pada perlakuan ke-k dalam baris ke-i
dan lajur ke-j
Struktur Tabel Sidik Ragam RBSL Faktor Tunggal
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F-hitung
keragaman bebas Kuadrat Tengah
(Db) (JK) (KT)
Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG

Baris r-1 JKB KTB KTB/KTG

Lajur r-1 JKL KTL KTL/KTG

Galat (r-1)(r-2) JKG KTG

Total r2-1 JKT


Tabulasi data percobaan RBSL Faktor Tunggal
Lajur Total baris
L1 L2 L3 L4
Baris (Yi.(.))
B C D A
B1 Y1.(.)
Y11(2) Y12(3) Y13(4) Y14(1)
A D B C
B2 Y2.(.)
Y21(1) Y22(4) Y23(2) Y24(3)
D A C B
B3 Y3.(.)
Y31(4) Y32(1) Y33(3) Y34(2)
C B A D
B4 Y4.(.)
Y41(3) Y42(2) Y43(1) Y44(4)
Total lajur
Y.1(.) Y.2(.) Y.3(.) Y.4(.) Total (Y..(.))
(Y.j(.))
Rumus Hitung RBSL Faktor Tunggal
Untuk mempermudah perhitungan jumlah kuadrat
dapat dilakukan langkah-langkah perhitungan
sebagai berikut:
2
Y..(.)
• Hitung Faktor Koreksi (FK) FK 
r2
• Hitung Jumlah Kuadrat Total
(JKT) JKT   Yij2( k )  FK
• Hitung Jumlah Kuadrat Y..(2k )
JKP    FK
Perlakuan (JKP) r
• Hitung Jumlah Kuadrat Baris 2
Yi.(.)
(JKB) JKB    FK
r
• Hitung Jumlah Kuadrat Baris Y. 2j (.)
(JKL) JKL    FK
r
• Hitung Jumlah Kuadrat Galat JKG  JKT  JKP  JKB  JKL
(JKG)
• Efisiensi relatif RBSL terhadap RAL
KTB + KTK + (r-1) KTG
ER (RAL/RBSL) = ------------------------------------- x 100 %
( r – 1) KTG
• Efisiensi relatif RBSL terhadap RAK
Jika baris dianggap sebagai kelompok maka :
E(RAK) KTK + (r – 1) KTG
ER = ------------ = ------------------------------ x 100 %
(RBSL) r.KTG
Jika kolom dianggap sebagai kelompok maka :

E(RAK) KTB + (r – 1) KTG


ER = ------------ = ------------------------------ x 100 %
(RBSL) r.KTG
Data Hilang dalam RBSL

Penduga data hilang untuk baris ke-i dan kolom ke-j adalah :
^ r(Bi + Kj + Pk) - 2 T
Y = --------------------------------
(r – 1) (r – 2)
dimana :
r = Banyak baris = kolom = perlakuan
B = Total pengamatan baris ke-i yang datanya hilang
K = Total pengamatan kolom ke-j yang datanya hilang
P = Total perlakuan ke-k dengan data yang hilang
T = Total seluruh satuan percobaan dengan data hilang
Data Hilang dalam RBSL
Karena merupakan penduga data yang hilang maka untuk JK
perlakuan dikoreksi dengan bias.
Derajat bebas perlakuan dan total masing-masing dikurangi 1 .
Penduga nilai bias adalah :
T - B – K - (r – 1) Y 2
Bias = -------------------------------
(r – 1)(r – 2)
dimana :
r = Banyak baris = kolom = perlakuan
T = Total seluruh satuan percobaan dengan data hilang
B = Total pengamatan baris ke-i yang datanya hilang
K = Total pengamatan kolom ke-j yang datanya hilang
Y = Nilai dugaan data yang hilang
Contoh Kasus RBSL Faktor Tunggal
Percobaan tentang pengaruh pemberian pupuk
dengan dosis yang berbeda (100, 200, 300, 400
kg/ha) dilakukan di daerah pegunungan. Sumber
keragaman unit percobaan secara garis besarnya
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu kemiringan
lahan dan arah irigasi yang masing-masing
dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Buatlah anova
dari percobaan di atas berdasarkan data produksi
gabah berikut.
Data yang terkumpul sebagai berikut:
Lajur
I1 I2 I3 I4 Total baris
Baris
M1 5.6 (P1) 4.3 (P3) 4.8 (P2) 5.3 (P4)
M2 5.9 (P2) 6.0 (P1) 5.8 (P4) 5.2 (P3)
M3 4.3 (P3) 4.9 (P4) 4.8 (P1) 5.2 (P2)
M4 3.9 (P4) 4.9 (P2) 3.8 (P3) 4.7 (P1)
Total lajur
2
Y..(.) FK =
FK 
r2
JKT   Yij2( k )  FK
Y..(2k )
JKP    FK
r
2
Yi.(.)
JKB    FK
r
Y. 2j (.)
JKL    FK
r
JKG  JKT  JKP  JKB  JKL
Tabel Anova RBSL Faktor Tunggal
Analysis of Variance
Source DF SS MS F
(SK) (DB) (JK) (KT) (Fhit)
Kemiringan (B)
Irigasi (K)
Perlakuan (P)
Error
Total
• Kesimpulan:
Baris (kemiringan):

Lajur/kolom (irigasi):

Perlakuan (pupuk):
_
• KK = (  KTG / Y… ) x 100 %
• Efisiensi relatif RBSL terhadap RAL

KTB + KTK + (r-1) KTG


ER (RAL/RBSL) = ------------------------------------- x 100 %
( r – 1) KTG
• Efisiensi relatif RBSL terhadap RAK
Jika baris dianggap sebagai kelompok maka :

E(RAK) KTK + (r – 1) KTG


ER = ------------ = ------------------------------ x 100 %
(RBSL) r.KTG
• Efisiensi relatif RBSL terhadap RAK
Jika kolom dianggap sebagai kelompok maka :

E(RAK) KTB + (r – 1) KTG


ER = ------------ = ------------------------------ x 100 %
(RBSL) r.KTG
Misal terdapat data hilang sebagai berikut:
Lajur
I1 I2 I3 I4 Total baris
Baris
M1 5.6 (P1) 4.3 (P3) 4.8 (P2) 5.3 (P4)
M2 5.9 (P2) 6.0 (P1) 5.8 (P4) 5.2 (P3)
M3 4.3 (P3) 4.8 (P1) 5.2 (P2)
M4 3.9 (P4) 4.9 (P2) 3.8 (P3) 4.7 (P1)
Total lajur
Data Hilang dalam RBSL

^ r(Bi + Kj + Pk) - 2 T
Y = --------------------------------
(r – 1) (r – 2)
Data untuk data yang hilang adalah:
Lajur
I1 I2 I3 I4 Total baris
Baris
M1 5.6 (P1) 4.3 (P3) 4.8 (P2) 5.3 (P4)
M2 5.9 (P2) 6.0 (P1) 5.8 (P4) 5.2 (P3)
M3 4.3 (P3) 4.8 (P1) 5.2 (P2)
M4 3.9 (P4) 4.9 (P2) 3.8 (P3) 4.7 (P1)
Total lajur
2
Y..(.) FK =
FK 
r2
JKT   Yij2( k )  FK
Y..(2k )
JKP    FK
r
2
Yi.(.)
JKB    FK
r
Y. 2j (.)
JKL    FK
r
JKG  JKT  JKP  JKB  JKL
Tabel Anova RBSL untuk data hilang
Analysis of Variance
Source DF SS MS F
(SK) (DB) (JK) (KT) (Fhit)
Kemiringan (B)
Irigasi (K)
Perlakuan (P)
Error
Total
• Kesimpulan:
Baris (kemiringan):

Lajur/kolom (irigasi):

Perlakuan (pupuk):

• KK = (  KTG / Y… ) x 100 %

Anda mungkin juga menyukai