PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan ciri – ciri dari bujur sangkar latin
1
5. Untuk mengetahui bagaimana interpretasi hasil dan langkah analisis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap baris, begitu pula setiap kolom, merupakan satu kelompok yang
lengkap, sehingga dalam rancangan bujursangkar latin dapat dipisahkan galat
keragaman yang disebabkan oleh perbedaan dalam baris maupun kolom.
3
2. Banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya ulangan.
3. Banyaknya satuan percobaan = kuadrat (square) perlakuan atau
ulangannya
4. Setiap perlakuan diberi lambang huruf latin besar → Misalnya: A, B, C, D
sehingga disebut Latin Square Design
5. Terdapat 3 sumber keragaman:
- baris (row) → misalnya: waktu pengamatan
- lajur (kolom) → misalnya: bahan percobaan
- perlakuan → misalnya: ransum
(disamping pengaruh acak)
Ke 3 keragaman tsb. jumlahnya sama besar = r
Syarat RBSL
• Jumlah perlakuan = jumlah baris = jumlah kolom
• Pengacakan, setiap perlakuan harus muncul sekali di
setiap baris dan sekali di setiap kolom
B. Keuntungan dan kerugian dari Rancangan Bujur Sangkar Latin
Adapun keuntungan dari rancangan bujur sangkar latin (RBSL) yaitu:
1. Mengurangi keragaman galat melalui penggunaan dua buah
pengelompokkan.
2. Pengaruh perlakuan dapat dilakukan untuk penelitian berskala kecil.
3. Analisis relatif mudah.
4. Baris atau kolom bisa juga digunakan untuk meningkatkan cakupan
dalam pengambilan kesimpulan.
4
4. Pengacakan yang dilakukan sedikit lebih rumit dari pengacakan
rancangan-rancangan yang sebelumnya (RAL dan RAK).
5. Derajat bebas galatnya yang lebih kecil dibandingkan rancangan yang
lain yang berukuran sama, akan menurunkan tingkat ketelitian,
terutama jika jumlah perlakuannya berukuran lebih kecil.
C. Waktu Penggunaan Rancangan Bujur Sangkar Latin
Rancangan bujur sangkar latin ini digunakan apabila unit percobaan tidak
homogen, dimana ketidak homogen tersebut diduga mengarah pada dua arah
sehingga pengelompokan perlakuannya berdasarkan dua kriteria yaitu
pengelompokan baris dan kolom.
Dalam rancangan bujur sangkar latin, blok-blok yang ada tegak lurus ke
arah kolom dan ke arah baris, karena itu banyaknya unit percobaan dalam
rancangan bujur sangkar latin harus sama dengan kuadrat dari banyaknya
perlakuan, atau banyaknya ulangan sama dengan banyaknya perlakuan.,
sehingga bila perlakuan lebih dari delapan buah akan sulit menyediakan tempat
percobaan yang sesuai untuk rancangan bujur sangkar latin.
Seperti yang diketahui bahwa pada rancangan bujur sangkar latin terdapat
dua faktor yang turut berperan dalam menentukan nilai respons selain
perlakuan yang diuji, menyebabkan model linier (matematis) lebih kompleks
bila dibandingkan model linier percobaan dengan rancangan acak lengkap
maupun rancangan acak kelompok.
Subu
Denah percobaan RBSL:
r
A B C D E F Br I
F A B C D E Br II
E F A B C D Br III
D E F A B C Br IV
Kurang
subur
C D E F A B Br V
B C D E F A Br VI
5
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Peralihan kesuburan
Y ij = µ + α i + β j + τ k + ε ij
Di mana simbol tersebut adalah
Y ij : nilai respons dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j dan lajur ke-k
yang teramati
µ : nilai rataan umum
αi : kontribusi perlakuan ke-i
βj : kontribusi perlakuan ke-j
τk : kontribusi lajur ke-k
ε ij : sisaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j, lajur ke-k
Hipotesis pengaruh perlakuan
6
4. Hitung jumlah kuadrat kolom
JKP = ∑ Y*j*2/r – FK
5. Hitung jumlah kuadrat kolom
JKP = ∑ Y**k2/r – FK
6. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP – JKK - JKB
7. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = r-1
db kolom = r-1
db baris = r-1
db galat = (r-1)(r-2)
db total = r2 – 1
8. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTK = JKK / db Kolom
KTB = JKB / db Baris
KTG = JK galat / db galat
9. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
F hit = KTK / KTG
F hit = KTB / KTG
10. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db kolom dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db baris dan baris =db galat.
11. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada
taraf kepercayaan .
12. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya
melakukan Uji pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan
perlakuan mana yang menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat
digunakan, seperti : LSD, Tukey, Duncan
7
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai
KK berarti semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti
tingkat ketelitian semakin rendah.
8
= 1290.246
9
KTB = JKB / r -1
= 5266.214 / 5-1
= 1316.55
8. Menghitung Kuadrat Tengah Kolom (KTK)
KTK = JKK / r – 1
= 5212.074 / 5-1
= 1303.02
9. Menghitung Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)
KTP = JKP / r – 1
= 5176.254 / 5-1
= 1294.06
10. Menghitung Kuadrat Tengah Galat (KTG)
KTG = JKG / (r - 1)(r – 2)
= 445.69 / (5-1) (5-2)
= 445.69 / 12
= 37.141
11. Menghitung F hitung:
Fhitung baris: = KTB/KTG
= 1316.55 / 37.141
= 35.447
Fhitung kolom: = KTK/KTG
= 1303.02 / 37.141
= 35.08
Fhitung perlakuan: = KTP/KTG
= 1294.06 / 37.141
= 34.84
TABEL ANOVA
Sumber Db Jk KT Fhitung Ftabel
5% 1%
keragama
n
Baris 4 5266.214 1316.55 35.447 3.26 8.41
10
Kolom 4 5212.074 1303.02 35.08 3.26 8.41
Perlakuan 4 5176.254 1294.06 34.84 3.26 8.41
Galat 12 445.69 37.141
Total 24 16100.234
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13